Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Panduan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai.
Panduan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan panduan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
panduan ini.
Perlu disadari bahwa masih banyak kurangnya kualitas dan kuantitas
keamanan obat yang perlu diwaspadai di RS sangat terkait komitmen pimpinan
RS serta memerlukan dukungan dari para klinisi di RS. Untuk itu telah disusun
Panduan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai sehingga diharapkan
penyelenggaraan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai di RS dapat dilakukan
lebih optimal.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki panduan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Panduan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tangerang, 16 Juli 2018


Direktur RS Aqidah

dr. Adlan Fariz


BAB I
DEFINISI

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah


obat-obatan yang memiliki resiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat (drugs that bear a heightened risk of
causing significant patient harm when they are used in error ISMP - Institute for
Safe Medication Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat
yang persentasinya tinggi dapat menyebabkan terjadinya kesalahan atau error
dan atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-
obat yang tampak mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip atau NORUM,
atau Look-Alike Sound-Alike / LASA), termasuk pula obat dengan konsentrasi
tinggi.
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dan tidak merusak mutu obat.
Label adalah tulisan pada wadah/kemasan suatu produk dengan cara
ditempelkan/dicetak.
Obat LASA (look alike sound alike) merupakan obat dengan rupa dan
nama yang mirip.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI


1. Penyimpanan harus dapat menjamin stabilitas, keamanan, dan mutu
sediaan farmasi.
2. Apoteker perlu melakukan pengawasan mutu terhadap sediaan farmasi
yang diterima dan disimpan.
3. Penyimpanan obat keras harus dilakukan diluar jangkauan pasien.
4. Obat yang perlu penanganan khusus seperti Narkotika, Psikotropika, obat
yang memerlukan suhu tertentu, obat yang mudah
terbakar,Sitostatika,disimpan pada tempat yang khusus.
5. Jika ada obat yang expired/rusak disimpan terpisah dengan obat lainnya.
6. Obat dengan kemasan,nama dan penyebutan yang mirip (Look alike,
sound alike, LASA) harus diberi penandaan khusus.

B. KEBIJAKAN PELABELAN OBAT HIGHT ALERT DI INSTALASI FARMASI


1. Tempelkan stiker obat Hight Alert pada setiap dus obat.
2. Beri stiker Hight Alert pada setiap ampul obat Hight Alert yang akan
diserahkan kepada Perawat.
3. Pisahkan obat Hight Alert dengan obat lain dalam tempat khusus.
4. Simpan Obat Narkotika dan psikotropika secara terpisah dalam lemari
terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui penanggung
jawabnya dan dicatat, setiap ganti sift dalam buku dan serah terima
lengkap dengan jumlahnya serta di tanda tangani.
5. Sebelum perawat memberikan obat Hight Alert cek kepada perawat lain
untuk memastikan tidak ada salah pasien dan kesalahan pada pemberian
dosis (double check).
6. Obat Hight Alert dalam infuse : cek selalu kecepatan dan ketepatan
pompa infuse, tempel stiker label dengan nama obat pada botol infuse
dan di tulis dengan catatan sesuai ketentuan.

C. OBAT YANG PERLU DIWASPADAI DAPAT DIBEDAKAN MENJADI:


1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)
2. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)
3. Kelompok obat konsentrasi tinggi (Elektrolit Konsentrat)
BAB III
TATA LAKSANA

A. IDENTIFIKASI OBAT HIGH ALERT


Identifikasi obat high alert dilakukan pada terutama pada :
1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike).
2. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike).
3. Kelompok obat konsentrasi tinggi (Elektrolit Konsentrat).
Setelah dilakukan identifikasi kemudian obat yang tergolong High Alert diberi
label untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien.

B. PELABELAN OBAT HIGH ALERT


Pelabelan pada kemasan sedemikian rupa dibuat sehingga tidak mudah lepas
dari kemasannya,tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian
kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca dengan jelas.
1. Ketentuan umum pelabelan
a. Harap digunakan huruf latin dalam tulisan label.
b. Semua persyaratan atau peringatan yang memuat ketentuan yang
ditetapkan wajib menggunakan huruf latin.
c. Seluruh peringatan atau keterangan harus ditulis dengan lengkap
dan mudah dibaca.
d. Pada label tidak boleh dicantumkan gambar atau apapun yang
dapat mengakibatkan salah penafsiran pada produk itu sendiri.
e. Pada label dilarang mencantumkan referensi.
2. Pada label informasi yang harus dan wajib dicantumkan adalah :
a. Label identitas pasien
b. Cairan infuse
c. Botol ke……..
d. Ruang perawatan……….
e. Obat yang ditambahkan dan jumlah………
f. Tanggal pemberian per-jam
g. Diberikan oleh ………. atau dicek oleh ……….
3. Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua
jenis :
a. “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau
infuse tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
 Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien,
maka diberikan tanda HIGH ALERT pada kemasan primer obat.
b. “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA atau
NORUM.
 Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda
dengan stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.

C. PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT.


1. Tujuan penyimpanan obat :
a. Untuk memelihara mutu obat.
b. Menghindari penggunaan yg tidak bertanggung jawab.
c. Menjaga kelangsungan persediaan.
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.
2. Pengaturan penyimpanan obat :
a. Penyimpanan harus dapat menjamin stabilitas, keamanan dan mutu
sediaan Farmasi.
b. Apoteker perlu melakukan pengawasan mutu terhadap sediaan farmasi
yang diterima dan disimpan.
c. Penyimpanan obat keras harus dilakukan diluar jangkauan pasien
d. Obat yang perlu penanganan khusus seperti narkotika, psikotropika,
obat yang memerlukan suhu tertentu, obat yang mudah terbakar,
sitostatika disimpan pada tempat khusus.
e. Obat yg expired atau rusak disimpan terpisah dengan obat lainnya.
f. Obat dengan kemasan, nama dan penyebutan yg mirip (Look Alike,
Sound Alike, LASA) harus diberi penandaan khusus.
g. Menurut bentuk sediaan dan alphabet.
h. Menerapkan sistem First In First Out dan First Expired First Out.
i. Menggunakan lemari, rak dan pallet.
j. Menggunakan lemari khusus untuk menyimpan obat narkotika dan obat
psikotropika.
k. Menggunakan lemari khusus untuk perbekalan farmasi yang
memerlukan penyimpanan pada suhu tertentu.
l. Dilengkapi dengan kartu stok obat.
3. Penyimpanan obat dengan Konsentrasi Tinggi
a. Petugas farmasi yang menerima obat segera memisahkan obat yang
termasuk kelompok obat yang “High Alert” sesuai Daftar Obat High
Alert.
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada
setiap kemasan obat dan obatnya.
4. Penyimpanan Obat LASA (Look Alike Sound Alike)
a. LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan
(warning) untuk keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang
bentuk / rupanya mirip dan pengucapannya atau namanya mirip TIDAK
BOLEH diletakkan berdekatan.
b. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi
dengan minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau
ditengahnya.
c. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi
atau menerima instruksi.

D. PEMBERIAN OBAT
1. Pemberian Obat Perlu Diwaspadai
a. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah
berikut :
1) Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR.
2) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
3) Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang berkompeten.
4) Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat
LASA atau NORUM (Look Alike Sound Alike = Nama Obat Rupa
Mirip), saat memberi atau menerima instruksi.
b. Cek 7 (Tujuh) Benar Obat Pasien
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh)
benar untuk mencapai medication safety :
1) Benar nama pasien.
2) Benar obat.
3) Benar tidak kadaluarsa.
4) Benar dosis.
5) Benar waktu pemberian.
6) Benar cara pemberian.
7) Benar dokumentasi.
c. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang
Perawatan
1) Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double
check) secara independen :
a) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
b) Ketepatan perhitungan dosis obat.
c) Identitas pasien.
2) Obat high alert infus harus dipastikan :
a) Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
b) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada
syringe pump dan disetiap ujung jalur selang.
3) Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang
perawatan.
4) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert, dan menyerahkan formulir pencatatan
obat.
5) Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan
tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat
mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan memberikan
dampak yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus
memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang
membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat tidak
dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus
menyebutkan secara lantang semua jenis obat yang diberikan
kepada pasien sehingga diketahui dan didokumentasikan dengan
baik oleh perawat yang lainnya.
d. Pengecekan Ganda terhadap High Alert Medications
Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada
pasien.
1) Tujuan:
Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan
ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua)
sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan akurasi.
2) Kebijakan :
Pengecekan ganda atau diperlukan sebelum memberikan high alert
medicationstertentu atau spesifik dan di saat pelaporan pergantian
jaga atau saat melakukan transfer pasien. Pengecekan ganda ini
akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada catatan pemberian
medikasi pasien.
3) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang
untuk menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-
obatan, antara lain: perawat, ahli farmasi, dan dokter.
4) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang,
atau perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan pengecek
pertama).
5) Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda /verifikasi
oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
a) Setiap akan memberikan injeksi obat
b) Untuk infuse :
- Saat terapi inisial.
- Saat terdapat perubahan konsentrasi obat.
- Saat pemberian bolus.
- Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien.
c) Setiap terjadi perubahan dosis obat.
d) Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dari dokter.
6) Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini
untuk menjalani pengecekan ganda oleh petugas kedua :
a) Obat-obatan pasien dengan label yang masih baru.
b) Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep / instruksi tertulis dokter.
c) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya.
7) Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini :
a) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi.
b) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa obat yang hendak
diberikan telah sesuai dengan instruksi dokter.
c) Obat memenuhi 7 persyaratan.
- Obat tepat.
- Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk pengecekan ganda
mengenai penghitungan dan verifikasi pompa infuse.
- Rute pemberian tepat.
- Frekuensi / interval tepat.
- Diberikan kepada pasien yang tepat.
- Informasi tepat.
- Benar dokumentasi.
d) Membaca label dengan suara jelas.
e) Perawat untuk memverifikasi ketujuh persyaratan

E. PENYIAPAN OBAT HIGH ALERT


1. Apoteker atau Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai
pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert.
2. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
3. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada perawat.
4. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan
nama jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double
check.
5. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap

F. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Instalasi farmasi, ruang perawatan, poliklinik harus memiliki daftar
obat High alert
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk
obat high alert
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan
mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang
perawatan dan pemberian obat
4. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, diberi label High alert
5. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan
BAB IV
DOKUMENTASI

- Daftar Obat High Alert


- Bukti Pelabelan Obat High Alert
- Bukti Penyimpanan Obat High Alert
- Kartu Stok Obat High Alert
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AQIDAH
NOMOR: 142/SK-DIR/RSAQD/VII/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN KEWASPADAAN OBAT HIGH ALERT

Menimbang : a. Bahwa Untuk Memastikan Keselamatan Pasien Penerapan


Manajemen atau Pengelola Obat Harus Dilaksanakan
Dengan Benar Dan Optimal.
b. Bahwa Obat – Obatan Yang Perlu Di Waspadai (High Alert
Medications) Adalah Obat Yang Persentasenya Tinggi
Dalam Menyebabkan Kesalahan / Error Dan / Atau Kejadian
Sentinel.
c. Bahwa Obat – Obatan Yang Beresiko Tinggi Dan Obat –
Obatan Yang Tampak Mirip atau Ucapan Mirip (Nama Obat,
Rupa Dan Ucapan Mirip atau NORUM Atau Look–Alike
Sound–Alike / LASA) dapat menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (adverse outcome).
d. Bahwa World Health Organization (WHO) telah membuat
daftar obat yang perlu diwaspadai yang dapat mengganggu
keamanan pasien (seperti larutan konsentrat). Bila perawat
tidak mendapatkan orientasi atau diklat yang baik akan
berdampak buruk pada pasien.
e. Bahwa untuk mengeleminasi kejadian tersebut diatas, di
perlukan suatu keputusan direktur melalui kebijakan tentang
Pemberlakuan Paduan Kewaspadaan Obat High Alert.
Mengingat : 1. Undang-undang RI No. 3 Tahun 2015 tentang peredaran,
penyimpanan, pemusnahan dan pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi
2. Undang-undang RI No. 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit
3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
5. PP RI No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi Dan Alkes.
6. PP RI No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaaan Kefarmasian
7. Permenkes RI No. 889/MENKES/PER/V/2011.
8. Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien.
9. Permenkes RI No. 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang
Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
10. Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : PEMBERLAKUAN PANDUAN KEWASPADAAN OBAT HIGH
ALERT RUMAH SAKIT AQIDAH .
KEDUA : Panduan kewaspadaan obat high alert sebagaimana dimaksud
Diktum Pertama agar digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan identifikasi pasien di Rumah Sakit Aqidah .
KETIGA : Direksi beserta jajarannya di lingkungan Rumah Sakit Aqidah
melakukan pembinaan dan pengawasan tentang pelaksanaan
kewaspadaan obat high alert dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien rumah sakit.
KEEMPAT : Panduan kewaspadaan obat high alert ini akan dievaluasi
secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga tahun.
KELIMA : Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
KEENAM : Apabila dikemudian hari terjadi kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini maka akan diadakan perubahan atau perbaikan
seperlunya.
Ditetapkan di : TANGERANG
Tanggal : 16 Juli 2018
DIREKTUR RS AQIDAH

dr. Adlan Fariz

Anda mungkin juga menyukai