Hiperkalemia Keracunan Magnesium Overdose CCB Aksi Kalsium sangat diperlukan untuk memelihari integritas fungsi dari saraf, otot dan system skeletal serta membrane sel dan permeabilitas kapiler. Sediaan Calsium Gluconas 10% 10 ml berisi 0,22 mmol/ml elemen kalsium Maksimum dose 4.5 mmol/kg/day (BNF, 2018) Dosis Hiperkalemia Neonatus: 0.11 mmol/kg untuk 1 dosis, berikan lebih dari 5-10 menit, dosis lain 0.46 mmol/kg (2 ml/kg ca gluconas 10%). Anak-anak: 0.11 mmol/kg, berikan 5-10 menit, maksimum 4.5 mmol (20 ml ca gluconas 10%) (BNF, 2018) Pemberian Ca gluconas biasanya diberikans ecara intravena dengan injeksi secara perlahan, kontinu, atau dengan infus intermiten lebih dari 10- 15 menit. Pemberian secara IM atau SC tidak dianjurkan, karena memungkinkan terjadinya nekrosis pada jaringan, dan pemberian dengan rute tersebut tidak boleh diberikan pada anak-anak. Variasi kecepatan maksimum pemberian yang direkomendasikan untuk injeksi intravena secara langsung antara lain 2 ml/menit, 1,5 hingga 3 ml/menit, dan 5 ml/menit. Dengan infus intermittent, kecepatan maksimum 2 ml/menit. Selama pemberian calcium secara IV, monitoring calcium serum sangat penting. Monitoring Pemantauan EKG berkelanjutan untuk memantau detak jantung dan irama (hentikan infus jika HR <100 bpm). Pengukuran kalsium terionisasi lebih disukai daripada kalsium total. Kontraindikasi Calcium glukonas tidak boleh dihentikan bersamaan dengan terapi digitalis atau glikosida jantung. Tidak boleh digunakan pada kasus hiperkalsemia, hiperkalsuria, penyakit ginjal berat, penyakit jantung dan kehilangan calcium akibat mobilisasi. Dikontraindikasikan ketika konsentrasi calcium serum di atas batas normal (4.5-5.2 mEq/L). Interkasi Obat Glikosida jantung: efek inotropic dan toksik pada pemberian glikosida jantung dan calcium adalah efek sinergis, dan dapat terjadi aritmia jika obat diberikan bersamaan.
Tetrasiklin: Calcium membentuk kompleks dengan antibiotic
tetrasiklin sehingga menyebabkan inaktif. Pemberian calcium dapat menurunkan respon terhadap verapamil dan kemungkinan juga terhadap calcium channel bloker lainnya. Garam calcium dapat bersifat antagonis dengan efek calcitonin pada terapi hiperkalemia. Penggunaan bersamaan dengan diuretik Thiazid dapat menyebabkan hiperkalemia. Garam calcium dapat meningkatkan dan memperpanjang aksi neuromuscular blocking dari tubocurarine. Penggunaan garam calcium bersamaan dengan preparasi