Rianto Setiabudy
Tim Komite FORNAS
Jakarta, 2 Mei 2019
Latar Belakang
Jumlah jenis obat yang beredar di Indonesia
banyak sekali
Jumlah pabrik farmasi sekitar 250
Persaingan tidak sehat
Harga sebagian obat yang tidak terjangkau,
sebagian lagi tidak masuk akal murahnya
Cara promosi obat yang tidak etis
Penggunaan obat berlebihan
Penggunaan obat mahal, sering tidak
bermanfaat
Penggunaan obat toksik yang tidak
diperlukan
Penggunaan obat berkepanjangan
Dokter kurang memahami EBM
Dana BPJS amat terbatas → tiap tahun harus
disubsidi
Himbauan/edukasi/persuasi untuk untuk
menggunakan obat secara rasional biasanya
tidak berhasil
Bagaimana mengatasi kemelut ini? Andalkan
kekuatan sistem
Pendahuluan
Kualitas layanan pengobatan suatu sistem
pelayanan kesehatan sangat tergantung dari
kemampuannya melaksanakan Penggunaan
Obat Rasional (Rational Drug Use, RDU)
RDU tergantung dari:
1. Standar daftar obat (Formularium)
2. Cara penggunaannya
RDU menjamin tercapainya pengobatan yang
aman dan efektif, serta pengendalian biaya
pembelian obat yang tidak sedikit
Miskonsepsi tentang Fornas
Obat generik itu produk murahan dan mutunya
rendah
Obat originator adalah yang terbaik, namun tidak
tersedia
Yang ada di Fornas itu adalah kumpulan obat
kuno, dan pilihannya terlalu sedikit
Vitamin, suplemen makan, obat herbal sangat
diperlukan untuk menjaga kesehatan rakyat
Terlalu banyak restriksi dalam Fornas
Kami, dari perhimpunan profesi, paling tahu obat apa
yang paling diperlukan oleh pasien
Kerangka Bahasan
Penggunaan Obat Rasional (POR)
Evidence-based medicine (EBM)
Manfaat Formularium Nasional
Kendali Mutu dan Kendali Biaya
Obat Generik
Suplemen Makanan
Peran Formularium Nasional dalam
Menunjang POR
Penggunaan Obat Rasional
Apa itu Penggunaan Obat yang
Rasional (POR)?
Definisi:
Evidence-based medicine ialah penggunaan
bukti terkini dan terbaik secara teliti, tegas, dan
bijaksana untuk membuat keputusan bagi pasien
individual dengan menggabungkan ekspertis
klinik dengan bukti klinik yang diperleh dengan
pencarian informasi yang sistematik (Sackett D,
1996)
EBM merupakan integrasi dari ekspertis klinik +
nilai bagi pasien + bukti klinik terbaik
Tiga unsur dalam Evidence-based
medicine
1. Bukti penelitian yang terbaik ialah penelitian yang
relevan dengan klinik (terutama uji klinik,
walaupun penelitian dasar juga bisa) untuk
perbaikan terapi maupun diagnostik
2. Keahlian klinik (clinical expertise) ialah kemampuan
dokter menggunakan keterampilan klinik dan
pengalaman lampaunya untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien individual dan
intervensinya
3. Nilai bagi pasien (patient value) berarti keputusan-
keputusan klinik yang memberi manfaat kepada
pasien
Menilai pembuktian (evidence)
Ada 2 jenis :
Obat Generik Berlogo (OGB): misalnya amoksisilin
OGB
Obat generik bermerek (branded generics): Mis.
Kalmoksilin®, Lapimox®, dll
Beberapa fakta
Di negara maju obat generik menjadi favorit
dokter dan pasien
Obat generik diproduksi dengan standar
CPOB, sebagian malah dengan studi BA/BE
Banyak pabrik originator juga menggunakan
bahan baku dari Cina, India, dll. Ketika masa
patennya sudah berakhir
Pabrik originator selalu berusaha
menjelek2kan obat generik untuk
mempertahankan pangsa pasarnya
Mengapa harga obat generik begitu
murah?
1. tidak dibebani biaya riset
2. tidak dibebani biaya promosi
3. tidak perlu membayar royalti
4. pembelian bahan baku dalam jumlah besar
5. volume penjualan yang besar
6. harga eceran tertingginya dipatok oleh
pemerintah
Jadi murahnya bukan karena mutunya yang
rendah
Contoh selisih harga OGB, branded
generics, dan originator
Obat Harga Harga Harga
OGB branded originator
generics
Diklofenak Rp. 280,- Rp 1.500,- Rp. 4.100,-
tablet 50 mg (14 x lipat)
Siprofloksasin Rp.. 300,- Rp 10.000,- Rp. 18.000,-
tablet 500 mg (60 x lipat)
Levofloksasin Rp. 1.100,- Rp. 21.000,- Rp 36.000,-
tablet 500 mg (32 x lipat)
Amlodipin 5 mg Rp. 100,- Rp. 1.300,- Rp. 10.000,-
tablet (100 x lipat)
Suplemen Makanan
Beberapa fakta mengenai Food
Supplements (FS) (1)
Tidak termasuk obat, tapi makanan
Jumlah dan jenisnya banyak sekali
Pemasaran sangat agresif, sering mahal dan
menghabiskan banyak dana
Tidak punya EBM
Safety dan efficacy tidak jelas
Produsen boleh mengklaim apa saja tanpa
harus membuktikan kebenarannya sepanjang
tidak mengatakan menyembuhkan suatu
penyakit
Pembeliannya tidak memerlukan resep dokter
Pelajaran mengenai FS tidak masuk dalam
kurikulum pendidikan dokter di Indonesia
Tidak masuk dalam buku2 ajar standar ilmu
kedokteran
Jadi : FS dengan demikian tidak memenuhi
syarat aman dan efektif dan dengan demikian
juga tidak boleh masuk dalam Fornas
Peran Formularium Nasional
dalam Menunjang
Penggunaan Obat Rasional
Definisi Penggunaan Obat Rasional
(Rational Drug Use, RDU)
Penggunaan Obat Rasional ialah
penggunaan obat yang:
1. sesuai dengan kebutuhan pasien (jenis,
dosis, interval, lama terapi)
2. menggunakan obat berkualitas baik dan
tersedia
3. terjangkau serta termurah untuk pasien
yang bersangkutan dan komunitasnya
(WHO, 2003)
Manifestasi penggunaan obat yang tidak
rasional
Menggunakan dosis terlalu tinggi/rendah
Memberikan obat terlalu lama atau singkat
Menggunakan obat toksik yang tidak diperlukan
Meresepkan obat mahal yang tidak diperlukan
Praktik polifarmasi
Meresepkan yang menimbulkan interaksi yang
membahayakan pasien
Meresepkan obat tanpa basis EBM a.l. Food
supplement, obat herbal, dll
Kesimpulan
1. Pemilihan dan penggunaan obat yang aman dan efektif
harus berdasarkan EBM
2. Fornas memilih obat-obat dengan basis EBM yang
dilengkapi dengan sistem restriksi dan disesuaikan
dengan tingkat fasyankes
3. Penggunaan obat yang berlebihan bukan saja
memboroskan biaya, tapi membahayakan pasien
4. Fornas membantu terlaksananya keadilan dalam
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
5. Fornas adalah acuan yang baik untuk menggunakan
obat dengan aman, efektif, disertai kendali mutu dan
kendali biaya
TERIMA KASIH