Farmakologi:
Gruo farmakoteraoeutik
Cairan yang berpengaruh pada keseimbangan elekh1414a14041Pfih: elektrolit.
Indikasi:
Pengobatan defisiensi calcium dan hipokalsemia.
- Hipokalsemia pada dasarnya merupakan manifestasi hipotiroidisme dan kondisi defisiensi vitamin D.
- Hipokalsemia muncul pada kondisi malnutrisi atau defisiensi asupan nutrisi, steatorea, pankreafitis
akut atau defisiensi ginjal, setelah pemberian fluoride yang disebabkan oleh kondisi alkalosis.
- Antidotum untuk pemberian magnesium sulfate parenteral.
Kontraindikasi:
Calcium gluconate tidak boleh diberikan pada kondisi-kondisi sebagai berikut:
- Aluminium dapat teriarut dad kemasan ampul galas karena adanya reaksi dengan calcium
gluconate. Untuk membatasi paparan aluminium, terutama pada pasien gangguan fungsi ginjal dan
anak (di bawah 18 tahun), calcium gluconate tidak ditujukan untuk digunakan sebagai total nutrisi
parenteral (TPN).
- Akibat adanya risiko paparan aluminium, obat ini tidak ditujukan untuk penggunaan berulang atau
terapi jangka panjang, termasuk melalui rute infus intravena pada pasien anak (di bawah 18 tahun)
dan pasien gangguan fungsi ginjal (Iihat bagian "Peringatan dan perhatian").
- Hipersensitif terhadap calcium gluconate dan komponen lain dalam sediaan.
- Meningkatnya kadar calcium dalam darah (hiperkalsemia) seperti pada pasien hiperparatiroid,
hipervitaminosis D, keganasan dekalsifikasi, insufisiensi ginjal, osteoporosis akibat imobilisasi,
sarkoidosis, sindrom
- Meningkatnya ekskresi calcium dalam urin (hiperkalsiuria).
- Intoksikasi glikosida jantung.
- Sedang menjalani terapi glikosida jantung.
Satu-satunya pengecualian yang mungkin dapat dilakukan adalah pemberian calcium secara intravena
pada kasus hipokalsemia berat darurat yang mengancam kondisi vital pasien, tidak tersedianya
alternatif terapi lain yang lebih aman dan pemberian calcium melalui rute oral tidak memungkinkan
(Iihat bagian "Peringatan dan perhatian" dan "Interaksi obat").
Cara oemberian
Dewasa:
Intravena lambat atau injeksi intramuskular yang dalam.
Anak-anak dan remaja:
Calcium gluconate diberikan hanya melalui injeksi intravena lambat atau larutan infus intravena,
dengan tujuan untuk mencapai kecepatan pemberian yang cukup rendah dan untuk menghindari
terjadinya iritasi/nekrosis jika terjadi ekstravasasi yang tidak disengaja. Untuk penggunaan infus
intravena, calcium gluconate 10% dapat dilarutkan dengan rasio 1:10 dengan konsentrasi 10 mg/ml
dengan 2 cairan infus: infus sodium chloride 0,9% w/v intravena atau infus glukosa 5% w/v intravena.
Injeksi intramuskular tidak boleh diberikan pada pasien anak.
Kecepatan pemberian intravena calcium gluconate tidak boleh melebihi 50 mg per mend. Pasien
harus dalam posisi berbaring dan selama proses injeksi berlangsung harus diawasi dengan ketat.
Pengawasan jugs dilakukan terhadap detak jantung atau EKG.
Injeksi intramuskular hanya diberikan jika rute intravena tidak dapat diberikan karena adanya risiko
iritasi lokal. Hati-hati saat pemberian suntikan intramuskular khususnya IM yang cukup dalam,
disarankan untuk memilih area gluteal. Lihat pada bagian "Peringatan dan perhatian" dan "Efek
samping". Pads kasus pasien dengan jaringan adiposa berlebih pemifihan jarum suntik yang lebih
panjang ditujukan untuk keamanan posisi saat penyuntikan agar jarum tepat menuju otot bukan ke
jaringan adiposa. Apabila dibutuhkan injeksi berulang, penyuntikan hendaknya dilakukan pada area
yang berbeda.
Me yusui
Calcium dapat diekskresikan melalui air sass ibu. Hati-hati pemberian calcium
pada ibu yang sedang
menyusui.
Efek samping:
Efek samping kardiovaskular dan sistemik lainnya dapat terjadi sebagai gejala hiperkalsemia akut
yang disebabkan oleh penyuntikan IV yang overdosis atau terlalu cepat. Frekuensi dan kejadian efek
samping secara langsung berkaitan dengan rute pemberian dan dosis. Apabila telah sesuai prosedur,
kejadian tersebut jarang terjadi (<1:1.000).
Gangguan gastrointestinal
Mual, muntah.
Gam/guan umum
Sensasi rasa panas, berkeringat.
Interaksi obat:
- Efek digoxin dan glikosida jantung lain dapat ditingkatkan dengan adanya calcium,
yang
dapat menyebabkan toksisitas series. Oleh karena itu, pemberian calcium secara intravena
dikontraindikasikan pada pasien yang sedang diterapi dengan glikosida jantung. Pengecualian
mungkin dapat dilakukan jika pemberian calcium secara intravena dianggap panting untuk mengobati
gejala hipokalsemia berat yang menempatkan pasien pada kondisi darurat dan mengancam kondisi
vital pasien, jika alternatif terapi lain yang lebih aman tidak tersedia dan pemberian calcium melalui
rate oral tidak memungkinkan (that bagian "Kontraindikasi" dan "Peringatan dan perhatian").
- Penggunaan bersama calcium dengan epinephrine dapat mengakibatkan aritmia.
- Calcium dan magnesium memiliki efek yang sating bedawanan.
- Calcium memiliki efek behawanan dengan obat golongan antagonis calcium (calcium channel
blocker).
- Kombinasi dengan diuretic thiazide dapat menyebabkan terjadinya hiperkalsemia karena dapat
mengurangi ekskresi calcium melalui ginjal.
- Disarankan agar tidak mengombinasikan obat apapun kecuali jika kompatibilitas kedua obat sudah
dapat dipastikan.
- Garam calcium dapat membentuk kompleks dengan banyak obat dan hal ini dapat menimbulkan
terjadinya endapan.
- Garam calcium tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi, citrate, carbonate terlarut,
bicarbonate,
oxalate, phosphate, tartrate, dan sulfate.
- Inkompatibilitas fisik pemah dilaporkan dengan amphotericin, cephalothin sodium, cephazolin
sodium, cephamandole nafate, novobiocin sodium, dobutamine hydrochloride, prochlorperazine dan
tetracyclines.
Overdosis:
Geiala
Gejala hiperkalsemia seperti: anoreksia, mual, muntah, konstipasi, nyeri abdominal, poliuria, polidipsia,
dehidrasi, lemah otot, nyeh tulang, kalsifikasi ginjal, mengantuk, somnolence, konfusi, hipertensi dan
pada kasus berat, aritmia jantung hingga gagal jantung, dan koma.
Jika injeksi intravena diberikan terlalu cepat, gejala hiperkalsemia yang mungkin terjadi diantaranya
pucat, hot flushes dan hipotensi.
Instruksi penggunaan/penanganan:
Obat ini merupakan produk sekali pakai. Larutan yang tidak terpakai hams dibuang segera setelah
digunakan.
Lakukan pemeriksaan visual larutan steril terhadap keberadaan partikel, perubahan wama dan kondisi
kemasan sebelum digunakan.
Obat hanya boleh digunakan apabila kondisi larutan jernih dan kemasan masih dalam kondisi baik.
Kemasan dan nomor registrasi:
Kotak, 24 ampul x 10 ml; GKL1605054043A1
Diproduksi oleh
PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS
Cikarang-Indonesia
Untuk
PT DEXA MEDICA
Palembang-Indonesia