Anda di halaman 1dari 3

MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN

TINGGI (HIGH ALERT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

Ditetapkan oleh
Sasaran Tanggal Terbit Direktur RSU Semara Ratih
Keselamatan Pasien 1 Juni 2017
(SPO)
dr. I Wayan Buana,Sp.B, Finacs, MM
Pengertian Obat dengan kewaspadaan tinggi “ High Alert” adalah obat-obatan yang secara
signifikan beresiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau
pengelolaan yang kurang tepat.
Tujuan 1. Mencegah keslahan pemberian obat akibat nama obat yang membingungkan
(Look Alike and Sound Alike Drugs) LASA/SALAD
2. Mengurangi/meghilangkan kejadiaan kesalahan pemberian elektrolit
konsentrat.
3. Mengurangi resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain dalam
container yang tidak berlabel.
4. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat
penggunaan dan pengelolaan “high alert medication” analisa data dan rencana
tindak lanjut dari kecendrungan kejadian.
Kebijakan 1. PMK 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. SK Direktur RSU Semara Ratih Nomor: 050/RSSR/SK/V/2017 tentang Obat
High Alert
Prosedur 1. Penempatan dan penanganan obat SALAD/LASA
a. Semua obat yang masuk dalam daftar SALAD/LASA tidak ditempatkan
di area yang berdekatan. Tempat obat diberi label khusus dengan huruf
cetak, warna jelas dan label cetakan.
b. Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
c. Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang berbeda pada setiap
melakukan dispensing obat.
d. Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label obat dengan
membandingkan label pada resep/catatan obat pasien.
e. Bubuhkan tanda tangan petugas yang menyiapkan dan saksi.
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN
TINGGI (HIGH ALERT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

f. Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi, benar obat,


benar dosis, benar waktu, dan benar rute setiap kali akan memberikan obat
kepada pasien.
g. Khusus obat injeksi dan narkotika double cek bersama satu orang perawat
lainnnya mulai sejak menyiapkan obat sampai pemberian kepada pasien.
h. Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan
pengobatan pasien.
2. Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentrat
a. Resep elektrolit konsentrat (potassium chloride) dikirimkan ke farmasi
untuk disiapkan.
b. Petugas farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat potassium chloride,
yang sudah dilarutkan dalam cairan infuse dengan volume sesuai resep
dokter untuk sekali pakai.
c. Menerapkan tekhnik aseptic pada setiap menyiapkan cairan.
d. Beri label nama obat, jumlah, kekuatan, dan label kadaluarsa.
e. Potassium chloride dikirimkan segera keruangan untuk diberikan kepada
pasien yang membutuhkan.
f. Tidak direkomendasikan menyimpan potassium chloride yang sudah
dilarutkan.
g. Potassium chloride disiampakn hanya untuk sekali pakai.
3. Pelabelan obat dan container
a. Segera diberi label pada setiap obat dan cairan yang sudah disiapkan
dalam syringe atau container, termasuk container steril.
b. Label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah, tanggal kadaluarsa
dan waktu kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi dalam waktu <24 jam.
c. Gunakan label cetakan dengan huruf dan warna yang jelas.
d. Label pada container steril segara lepaskan/buang pada setiap selesai
suatu prosedur/ tindakan.
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN
TINGGI (HIGH ALERT)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/1

4. Pemantauan dan pengumpulan data insiden medication error


a. Menentukan definisi kejadian medication error yang harus dilaporkan dan
menetapkan alat pemantauan harian.
b. Melakukan pengumpulan data insiden medication error harian.
c. Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan parameter
penghitungan:
Numenator X 100%
Denominator
Numerator adalah total insiden dalam periode waktu tertentu denominator adalah
total hari rawat pada periode waktu tertentu.
Unit Kerja Terkait Inthalasi Farmasi Rumah Sakit, UGD, Rawat Inap, ICU/HCU, OK, Poliklinik

Anda mungkin juga menyukai