Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

OBAT HIGH ALERT

MANDAYA ROYAL HOSPITAL PURI

DISUSUN OLEH:

DEPARTEMEN FARMASI

TAHUN TERBIT

2021
BAB 1
DEFINISI

1. Obat Kewaspadaan Tinggi (High-Alert Medication) adalah Obat yang


harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan atau
kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan
Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD).
2. Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) / Look Alike Sound Alike
(LASA) adalah obat-obatan yang sebagian besar memiliki nama dan tampilan
kemasan yang hampir sama.
3. Metode Tall Man adalah metode yang dilakukan dengan memberi huruf
kapital, maka petugas akan lebih berhati-hati dengan obat yang LASA.
Contohnya: metFORmin dan metRONIdaZOL, ePINEFrin dan efeDRIN,
AlloPURINOL dan HaloPERIDOL.
4. Elektrolit Konsentrasi Tinggi (Konsentrat/Pekat) adalah sediaan obat yang
mengandung ion elektrolit yang sebelum digunakan terlebih dahulu
diencerkan.
5. Obat Emergensi adalah obat-obat yang bersifat life saving (obat yang
digunakan untuk kondisi kegawatdaruratan) atau life threatening.
BAB II
RUANG LINGKUP

Obat kewaspadaan tinggi merupakan sejumlah obat yang memiliki risiko yang
dapat membahayakan pasien jika obat tersebut digunakan secara keliru. Obat yang
tergolong kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike
Sound Alike/LASA), elektrolit konsentrasi tinggi, obat-obat sitostatika atau obat yang
digunakan di UGD dan ICU.
Atas dasar tersebut pengelolaan (Pengadaan, Penyimpanan, Peresepan,
Dispensing/Distribusi, Administraasi, Pemantauan, Informasi, Edukasi Pasien, dan
Evaluasi) obat-obat kewaspadaan tinggi (High-Alert Medication) perlu diperhatikan
terkait dengan keselamatan pasien.
BAB III
KEBIJAKAN

KEBIJAKAN PENGADAAN
Dalam pengadaan obat LASA/NORUM sebaiknya seorang tenaga farmasi
melakukan hal-hal seperti berikut ini, yaitu:
1. Minimalkan ketersediaan beberapa kekuatan obat.
2. Bila memungkinkan, hindari pembelian obat dengan obat serupa kemasan
dan penampilan. Misalnya, saat mengadakan produk atau paket yang baru
diperkenalkan. Jika ini terjadi sebaiknya Anda harus membandingkan dengan
kemasan yang ada.

KEBIJAKAN PENYIMPANAN
Dalam melakukan penyimpanan terhadap obat jenis ini sebaiknya
menggunakan huruf pada penulisan obat kategori LASA/NORUM yang berbeda.
Jika memungkinkan diberi warna agar supaya terlihat berbeda dengan obat jenis
yang lain dan dapat menggunakan Metode Tall Man serta Obat disimpan pada
tempat yang jelas perbedaannya, terpisah/diantarai dengan 1 (satu) item/obat lain.
Khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan,
yaitu ICU dan kamar bersalin dalam jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai
dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan
jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem FIFO dan
FEFO, serta ditempatkan sesuai ketentuan obat dengan kewaspadaan tinggi (High
Alert). Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting.
Sementara itu, elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan
pasien dilengkapi dengan pengaman. Dalam mengamankannya harus diberi label
yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-hati. Label untuk obat untuk elektrolit konsentrasi
tinggi diberikan penandaan “HIGH ALERT” jenis injeksi atau infuse tertentu.
Penandaan obat High Alert juga dilakukan dengan stiker “ High Alert Double Check”
pada obat.
KEBIJAKAN PERESEPAN
Dalam melakukan peresepan terhadap Obat Kewaaspadaan Tinggi (High-
Alert Medication) sebaiknya seseorang yang membuat resep harus memperhatikan
hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Tulisan dalam resep harus jelas.
2. Resep harus secara jelas menyebutkan nama obat, bentuk sediaan, dan lama
penggunaan obat.
3. Sertakan diagnosis atau indikasi pengobatan. Informasi ini membantu untuk
membedakan pilihan obat yang diinginkan.
4. Bila memungkinkan, nama obat ada dalam daftar pesanan atau pedoman
pengobatan.
5. Komunikasi dengan jelas, edukasi dengan pasien.
Petugas farmasi harus membaca resep yang mengandung obat LASA
dengan cermat dan jika tidak jelas harus dikonfirmasi kembali kepada penulis resep,
dalam hal ini yang dimaksud dokter. Petugas farmasi harus menyiapkan obat sesuai
dengan yang tertulis pada resep

KEBIJAKAN DISPENSING/DISTRIBUSI
Dalam melakukan dispensing atau pendistribusian obat, hendaklah
mempertimbangkan hal-hal berikut ini untuk dijadikan acuan, yaitu:
1. Identifikasi obat berdasarkan nama dan kekuatannya serta tempat
penyimpannya.
2. Periksa kesesuaian dosis dan label obat dengan saksama.
3. Sebelum menyerahkan obat, petugas farmasi disarankan mengecek ulang
atau membaca kembali kebenaran resep dengan obat yang akan diserahkan.
4. Petugas farmasi yang menyiapkan (dispensing) dan menyerahkan,
membubuhkan tanda tangan dan nama jelas di bagian belakang resep
sebagai bukti telah dilakukan double check.
5. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.

KEBIJAKAN ADMINISTRASI
Dalam melakukan pengadministrasian terhadap obat-obatan, hendaklah
mempertimbangkan hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Baca label obat secara hati-hati selama proses melakukan dispensing obat.
2. Cek secara rutin penggunaan obat dengan resep yang pernah masuk.
3. Klarifikasi permintaan pesanan obat dengan cara membaca kembali pesanan
tersebut.
4. Perawat hendaknya membaca etiket obat sebelum memberikan kepada
pasien.
Penggunaan elektrolit konsentrat di rumah sakit sesuai standar operasional
prosedur penggunaan adalah:
1. Sebelum digunakan harus terlebih dahulu diencerkan.
2. Harus dicek berulang penggunaannya dengan orang yang berbeda.
3. Dibuang di tempat sampah khusus.
4. Disimpan di lemari terkunci dalam kotak hitam.
5. Diberikan label obat dengan kewaspadaan tinggi dan elektrolit konsentrat.
Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR, yaitu:
1. Benar obat.
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian.
3. Benar dosis.
4. Benar rute pemberian.
5. Benar identitas pasien yang meliputi kebenaran nama pasien; nomor rekan
medis pasien; umur/tanggal lahir pasien; dan alamat rumah pasien.
6. Benar informasi.
7. Benar dokumentasi.

KEBIJAKAN PEMANTAUAN
Saat melakukan pemantauan terhadap obat-obatan, pastikan bahwa:
1. Semua fasilitas yang diperlukan untuk penataan penyimpanan obat kategori
LASA harus senantiasa di organisir dengan baik untuk menghindari
kesalahan.
2. Mekanisme umpan balik berkaitan informasi obat kategori LASA.

KEBIJAKAN INFOMASI DAN EDUKASI PASIEN


Mengacu pada ketentuan yang berlaku, pastikanlah bahwa penyampaian
informasi hendaklah mempertimbangkan hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Semua personil yang bekerja di unit pelayanan kefarmasian dapat
mengakses daftar obat-obat kategori LASA.
2. Staf yang bekerja di unit pelayanan kefarmasian dapat memberikan informasi
berkaitan dengan obat baru dan obat kategori LASA.
Sedangkan saat melakukan edukasi tentang obat-obatan kepada pasien
hendaklah disampaikan secara baik dan lakukan hal-hal seperti berikut ini, yaitu:
a. Informasikan kepada pasien tentang perubahan penampilan obat.
b. Mendidik pasien untuk memberi tahu petugas kesehatan setiap kali obat
muncul bervariasi dari apa yang biasanya.
c. Motivasi pasien untuk mempelajari nama obat-obatan.

KEBIJAKAN EVALUASI
Lakukan evaluasi jika mengalami kesalahan dalam pemberian obat terutama
yang terkait dengan obat kategori LASA.
BAB IV
TATA LAKSANA

4.1 High Alert Elektrolit Konsentrat


Obat Kewaspadaan Tinggi (High-Alert Medication) disimpan terpisah dari
sediaan farmasi lainnya. Khusus elektrolit konstentraasi tinggi disimpan pada lokasi
akses yang terbataaas di dalam lemari khusus yang diberi kunci. Berikan penanda
khusus berupa garis merah pada bagian penyimpanan. Pastikan setiap kemasan
satuan terkecil obat (contoh: vial, ampul) diberikan label High Alert.
Beri label berbentuk persegi panjang bertulisan “HIGH ALERT HARUS
DIENCERKAN” pada obat injeksi elektrolit konsentrat dan beri label berbentuk
persegi panjang bertulisan “HIGH ALERT” pada obat injeksi High Alert non elektrolit
konsentrat.

HIGH ALERT
HARUS DIENCERKAN

Gambar 1. Label Obat High Alert Elektrolit Konsentrat

HIGH ALERT
Gambar 2. Label Obat High Alert Non Elektrolit Konsentrat

Pastikan setiap kemasan unit terkecil obat High Alert diberi label. Penempelan
label obat High Alert dilakukan oleh petugas pharmacy warehouse setelah menerima
barang dari distributor. Penempelan label high alert harus jelas terbaca, tidak
menutup nama dan tanggal expired date obat. Label di check kembali oleh petugas
pharmacy unit sebelum diberikan kepada perawat atau pasien.
Untuk obat high alert yang diserahkan ke pasien rawat jalan tidak perlu
ditempelkan label high alert disetiap satuan terkecil (contoh: tablet warfarin) namun
perlu ditekankan pada saat pemberian edukasi kepada pasien tentang cara
penggunaan obat yang benar dan apa yang harus dilakukan jika terjadi efek yang
tidak diharapkan.
Simpan obat High Alert yang diterima sesuai dengan sistem penyimpanan
yang berlaku (FIFO, FEFO, abjad, bentuk sediaan, suhu penyimpanan, dan
kelembaban). Pastikan penyimpanan obat High Alert di ruang perawatan sesuai
kebutuhan klinis yang penting, dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label
sesuai Gambar 1 dan Gambar 2, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted).

Untuk obat elektrolit konsentrat yang telah diencerkan diberi label yang
memuat:
4.1.1.1 Nama pasien
4.1.1.2 Nomor rekam medis
4.1.1.3 Tanggal penyiapan
4.1.1.4 Nama obat atau infus dan konsentrasi obat High Alert terlarut
4.1.1.5 Dosis pemakaian
4.1.1.6 Stabilitas sediaan setelah diencerkan
4.2. Look Alike Sound Alike (LASA)
Pisahkan obat yang termasuk dalam daftar LASA dan ikuti prosedur umum
penyimpanan perbekalan farmasi pada SPO Pengelolaan Perbekalan Farmasi di
Pharmacy Warehouse (bentuk sediaan, abjad, FEFO, FIFO, suhu penyimpanan,
dan kelembaban).
Beri label berbentuk lingkaran warna kuning dengan tulisan ‘LASA’ warna
merah yang mencolok, baik pada kemasan besar (box) maupun pada label nama
obat di rak obat. Beri jarak 1 (satu) kotak dari pasangan LASA nya. Ikuti semua
prosedur penyimpanan obat dalam daftar LASA pada semua tempat atau lokasi
penyimpanan obat.
BAB V
DOKUMENTASI

1. Seluruh dokumen regulasi berupa Surat Keputusan, Kebijakan, Pedoman,


Panduan, Program, dan SPO asli disimpan oleh CEO.
2. Seluruh dokumen regulasi berupa Surat Keputusan, Kebijakan, Pedoman,
Panduan, Program, dan SPO salinan disimpan oleh QR, dengan marking ‘Copy’
3. Seluruh dokumen pelaksanaan berupa laporan, internal memo, notulen dan
sebagainya disimpan oleh pembuat dokumen.
4. Setiap departemen wajib melakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan
indikator mutu yang berlaku di departemennya
5. Setiap staf dan pihak ketiga wajib melakukan pelaporan insiden / kejadian terkait
dengan keselamatan pasien dalam waktu 2x24 jam, kecuali Sentinel
disampaikan sesegera mungkin kepadaCEO.
6. Pencatatan menggunakan formulir Informasi Kejadian/Insiden atau kertas kerja
lainnya yang dikeluarkan oleh QR.
7. Pelaporan indikator mutu dan keselamatan pasien departemen dilaporkan
kepada QR setiap 1 (satu) bulan sekali pada tanggal 2 dibulan berikutnya.
DAFTAR PUSAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Permenkes No. 72 tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Permenkes No. 1691 tahun 2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018, Farmasi Klinik, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Indonesia
LAMPIRAN

DAFTAR OBAT-OBAT DENGAN KEWASPADAAN TINGGI MANDAYA ROYAL


HOSPITAL PURI

Category Generic Drugs Brand Name

Codein Tablet 10 mg
Codipront Capsul
Codipront Expect Capsul
Codeine
Narcotics/Opioids Codipront Syrup 60 mL
* Intravenous Codipront Expect Syrup
* Transdermal
Coditam Tablet
* Oral (including concentrated
solution, immediate and Durogesic Patch 12.5 Mcg
sustained-release) Fentanyl Durogesic Patch 25 Mcg
Fentanyl Injeksi 0.05 mg/mL - 2 mL
Morphine Morfina Injeksi 10 mg/mL - 1 mL
Pethidin Pethidin Injeksi 50 mg/mL - 2 mL
Magnesium Sulfate Injeksi 20% - 25 mL
Magnesium Sulphate
Magnesium Sulfate Injeksi 40 % - 25 mL
High Consentrated
Electrolytes KCL 7.46 % Potassium Chloride Injeksi - 25
Potassium Chloride
mL
Sodium Chloride 3% Otsu-Salin 3% Infusion 500 mL
Lantus SoloStar 100 IU/mL
Insulin Subcutaneous and Levemir Flexpen 100 Unit/mL - 3 mL
Insulin
Intravenous Novomix-30 Flexpen 100 Unit/mL - 3 mL
Novorapid Flexpen 100 Unit/mL - 3 mL
Ketalar Injeksi 100 mg/mL - 10 mL
Ketamine Ketamine-Hameln Injeksi 50mg/1 mL - 10
Anesthetics Agents General,
Inhaled and Intravenous mL
Midazolam Dormicum Injeksi 15 mg/3 mL
Glyceril Trinitrate NTG injeksi 1 mg/ mL - 10 mL
Digoxin Tablet 0.25 mg
Digoxin
Cardiac Drugs Fargoxin Injeksi 0.25 mg/mL – 2 mL
Warfarin Simarc-2 Tablet
Chemotherapeutic Agents, Parenteral and Oral
Look Alike/Sound Alike (LASA) Drugs

Anda mungkin juga menyukai