Anda di halaman 1dari 9

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANI DAN NELAYAN


KABUPATEN BOALEMO
2014
PEDOMAN KEWASPADAAN HIGH ALERT MEDICATION

I. PENDAHULUAN
Medication error adalah masalah yang kesehatan yang sering terjadi namun
kejadian yang sebenarnya dapat dicegah. Meskipun kebanyakan Medication error
yang mungkin tidak menimbulkan dampak negatif yang besar kepada pasien, beberapa
obat yang diketahui membawa risiko yang berbahaya daripada obat lainnya dan
kesalahan pemberian obat ini dapat menyebabkan akibat yang sangat fatal bagi pasien.
Dalam upaya mencegah kejadian kesalahan pengobatan ini, RSUD Tani dan
Nelayan melakukan pengawasan yang tinggi terhadap obat-obat yang dinilai berisiko
tinggi kepada pasien jika terjadi kesalahan pengobatan, mulai dari identifikasi obat
yang perlu diwaspadai, kesiagaan dalam penggunaan obat yang perlu diwaspadai dan
mengembangkan proses untuk meningkatkan keselamatan pasien yang berkaitan
dengan medication error. Untuk itu pihak RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo
menyusun pedoman kewaspadaan obat yang perlu diwaspadai (High-Alert
Medications)
Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan Obat untuk
meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (high-alert
medication). High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena
sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan
Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan
(ROTD). Kelompok Obat high-alert diantaranya:
a. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
b. Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan
magnesium sulfat =50% atau lebih pekat).
c. Obat-Obat sitostatika.
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 58 TAHUN 2014
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
BAB II
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
II. PENGERTIAN
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-
obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat (drugs that bear a heightened risk of causing significant
patient harm when they are used in error (ISMP - Institute for Safe Medication
Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA), termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.
III. TUJUAN
1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai
(high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
4. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

IV. DAFTAR OBAT YANG PERLU DIWASPADAI


Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)
Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)
Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi

V. KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB


1. Seluruh Staf Rumah Sakit
a. Memahami, memperhatikan dan menerapkan pedoman pengawasan High Alert
Medication
b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap obat-obat yang termasuk dalam High Alert
Medication
c. Melaporkan jika terdapat kejadian yang tidak sesuai dengan pedoman
pengawasan ini
2. SDM yang bertugas
Apoteker, asisten apoteker, staf farmasi, dokter, perawat, bidan :
a. Memastikan bahwa semua obat yang tergolong dalam High Alert Medication
telah teridentifikasi
b. Melakukan manajemen High Alert Medication
c. Dokter, perawat, bidan memastikan ketepatan peresepan dan pemberian obat
yang perlu diwaspadai
d. Apoteker dan asisten memastikan pelaksanaan identifikasi dan pemberian label
High Alert Medication telah dilakukan dengan baik.
Kepala Instalasi / KepalaRuang
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami pedoman pengawasan High
Alert Medication
b. Memastikan ketepatan identifikasi dan lokasi penyimpanan High Alert
Medication
c. Menyelidiki semua insiden karena medication error
Kepala Bidang
a. Memantau dan memastikan pedoman pengawasan High Alert Medication
dikelola dengan baik oleh Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan pedoman pengawasan High Alert
Medication
VI. IDENTIFIKASI AREA YANG MEMBUTUHKAN ELEKTROLIT
KONSENTRAT
1. Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang
dinilai membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi tinggi di unit pelayanan
hanya berada di Intensive Care Unit (ICU) dan kamar bersalin (VK)
2. Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan, kecuali di ruang
tersebut di atas, dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah
terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak
disengaja.
3. Peresepan, penyimpanan, penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di ruangan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications).
VII. PERESEPAN DAN INSTRUKSI MEDIS
1. Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu diwaspadai
(High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang
baku serta beberapa hal penting berikut :
a. Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep,
indikasi, ketepatan obat, dosis, rute pemberian
b. Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA / NORUM harus
menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan dengan jelas dosis
dan satuan obat,
Contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan IR 15 International Unit
c. Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan
dalam keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan pedoman komunikasi
efektif dengan tekhnik SBAR
d. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan,
satuan, dll)
2. Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan
terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
a. Ditulis dengan huruf kapital
b. Satuan tertentu harus ditulis lengkap
c. Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
d. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberiannya
e. Satuan obat yang harus ditulis lengkap
Misalnya :
IU HARUS DITULIS International Unit
Berikut daftar minimum singkatan satuan obat yang harus diwaspadai :

VIII. PENYIMPANAN
1. Lokasi Penyimpanan
a. Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi
dan pelayanan farmasi.
b. Khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan,
yaitu ICU dan kamar bersalin (VK) dalam jumlah yang terbatas.
c. Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi,
utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak
penyimpanan, lemari pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta ditempatkan
sesuai ketentuan obat “High Alert”.
2. Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi
a. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang menerima obat
segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “High Alert”
sesuai Daftar Obat High Alert RSUD Tani dan Nelayan Kab. Boalemo.
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat
high alert
c. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert
yang terpisah dari obat lain
3. Penyimpanan obat Look Alike Sound Alike
a. LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan (warning)
untuk keselamatan pasien (patient safety).
b. Obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip dan pengucapannya / namanya
mirip TIDAK BOLEH diletakkan berdekatan. Walaupun terletak pada
kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan minimal 2 (dua) obat
dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
c. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat
memberi/menerima instruksi
IX. PEMBERIAN LABEL
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
a. “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infuse
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan
stiker “ High Alert Double Check” pada obat.
b. “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM. Obat
kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker LASA
pada tempat penyimpanan obat. Apabila obat dikemas dalam paket untuk
kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.
X. PENYIAPAN OBAT HIGH ALERT
1. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai Pedoman
Pelayanan Farmasi penanganan High Alert
2. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah.
3. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
4. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada perawat.
5. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama jelas di
bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
6. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang memadai
dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap
XI. PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT
1. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk
elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
a. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
b. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label
khusus.
c. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
d. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
e. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.
f. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM (Look
Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat memberi / menerima
instruksi.
2. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
a. KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq = 1 mL) harus
diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL : 10mL
pelarut (WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10
mEQ/100mL. Pemberian KCl melalui perifer diberikan secara perlahan-lahan
dengan kecepatan infuse 10mEQ/Jam (atau 10mEqKCl dalam 100mL
pelarut/jam) Pemberian obat KCL melalui central line (vena sentral)
konsentrasi maksimum adalah 20mEq/100mL, kecepatan infuse maksimum
20mEq KCl dalam 100mL pelarut/jam)
b. NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan
infuse tidak lebih dari 100mL/jam
c. Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi, harus diencerkan sebelum
digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1 mL
Na.
d. Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk pemberian bolus dengan kecepatan
maksimum 10 mEq/Menit. Untuk penggunaan infuse drip, diencerkan dengan
perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip
infuse dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg BB/jam
3. Cek 7 (Tujuh) Benar Obat Pasien
Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar untuk
mencapai medication safety :
1) Benar obat
2) Benar waktu dan frekuensi pemberian
3) Benar dosis
4) Benar rute pemberian
5) Benar identitas pasien
a. Kebenaran nama pasien
b. Kebenaran nomor rekam medis pasien
c. Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
d. Kebenaran alamat rumah pasien
e. Kebenaran nama DPJP
6) Benar informasi
7) Benar dokumentasi
4. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang Perawatan
a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain
harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara independen :
1) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
2) Ketepatan perhitungan dosis obat.
3) Identitas pasien
b. Obat high alert infus harus dipastikan :
1) Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
2) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan
di setiap ujung jalur selang
c. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan
standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan.
d. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan
menyerahkan formulir pencatatan obat.
e. Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan
pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan
tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak yang buruk pada pasien,
maka dokter dan perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis
pasien yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat
tidak dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus
menyebutkan secara lantang semua jenis obat yang diberikan kepada pasien
sehingga diketahui dan didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang
lainnya.
XII. PELAPORAN INSIDEN/KESALAHAN DALAM KOMUNIKASI YANG
EFEKTIF
1. Setiap petugas yang menemukan keadaan yang tidak sesuai atau penyimpangan
terhadap pedoman pengawasan obat high alert harus segera melapor kepada
petugas yang berwenang di ruang rawat /unit/intstalasi tersebut, kemudian
melengkapi laporan insidens.
2. Kepala Instalasi atau Manajer menindaklanjuti laporan insiden dan melakukan
perbaikan sesuai dengan pedoman.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Penulisan resep yang tidak jelas atau tidak dapat dibaca
b. Prosedur pengenceran / dilusi obat yang salah
c. Ketidaktepatan cara pemberian IM, IV, intratekal, persiapan epidural
d. Kecepatan infus tidak sesuai
e. Pelabelan tidak dilakukan
f. Obat LASA disimpan ditempat yang sama
XIII. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat High
alert
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat high
alert
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai
dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan
pemberian obat
4. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High alert
5. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan
6. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan
XIV. REVISI DAN AUDIT
1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun
2. Rencana audit akan disusun dengan bantuan audit komite farmaso dan akan
dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah implementasi kebijakan.
3. Setiap pelaporan insidens akan dipantau dan ditindaklanjuti saat dilakukan revisi
kebijakan

Alur komunikasi efektif

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai