Anda di halaman 1dari 23

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........…………………………………………………………….………... i

Daftar Isi ........…………………………………………………………………….………... ii

BAB I. Pendahuluan ........…………………………………………….…………….... 1

1. Pengertian ……………………………………………………………….......... 1

2. Tujuan ………………………………………………………………………….. 1

BAB II. Ruang Lingkup ........………………………………….….…………………… 4

BAB III. Tata Laksana ……………………………………………….…….…………… 5

1. Penyediaan ……………………………………………………………………. 5

2. Pemberian Label ……………………………………………………………... 5

3. Identifikasi Ruangan yang Membutuhkan Elektrolit Pekat ……………… 6

4. Peresepan dan Instruksi Medis ……………………………………………... 6

5. Penyimpanan ………………………………………………………………… 7

6. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai ………………………………….. 9

7. Hal – hal yang Perlu Diperhatikan ………………………………………….. 11

BAB IV. Dokumentasi ……………………………………...…………..………………. 13

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………….. 14

ii
PANDUAN OBAT HIGH-ALERT
(OBAT YANG PERLU DIWASPADAI)

BAB I
PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN
Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medications) adalah sejumlah obat yang
memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak
digunakan secara tepat.
Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan/atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM atau Look Alike Sound Alike /LASA),
serta elektrolit dengan konsentrasi tinggi.
Jadi obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan
tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera
serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.
Berdasarkan laporan kesalahan yang dikirimkan ke USP-ISMP Medication Errors
Reporting Programs, laporan kesalahan berbahaya dari literatur dan masukan dari
praktisi dan safety experts, berikut adalah daftar Obat yang Perlu Diwaspadai (High
Alert Medications) :

Tabel Obat yang Perlu Diwaspadai


Kategori/kelas Obat-obatan Jenis Obat
Agonis adnergik IV Epinefrin, fenilefrin, norepinefrin, isoproter
Antagonis adrenergik IV Propanolol, metoprolol, labetalol
Agen anestesi (umum, inhalasi, dan IV) Propofol, ketamin
Antiaritmia IV Lidokain, amiodaron
Antitrombotik, termasuk:
a. Antikoagulan  Warfarin, LMWH (low-molecular weight
heparin), unfactionated heparin
b. Inhibitor faktor Xa  Fondaparinux

1
c. Direct thrombin inhibitors  Argatroban, bivalrudin, dabigatran
 Etexilate, lepirudin
d. Trombolitik  Alteplase, reteplase, tenecteplase
e. Inhibitor glikoprotein Iib  Eptifibatide, abciximab, tirofiban

Larutan/solusio kardioplegik
Agen kemoterapi (parenteral dan oral)
Dekstrosa hipertonik ( ≥ 20%)
Larutan dialisis (peritoneal dan hemodialysis)
Obat- obatan epidural atau intratekal
Obat hipoglikemik (oral)
Obat inotropik IV Digoksin, milrinon
Insulin (SC dan IV) Insulin regular, aspart, NPH, glargin
Obat obatan dengan bentuk liposomal Amfoterisin B liposomal
Agen sedasi moderat/sedang IV Dexmedetomidine, midazolam
Agen sedasi moderat/sedang oral untuk anak Chloral hydrate, ketamin, midazolam
Opioid/ narkose
a. IV
b. Transdermal
c. Oral (termasuk konsentrat cair,
formula rapid dan lepas lambat )
Agen blok neuromuscular Suksinilkolin, rokuronium, vekuronium,
atrakurium, pankuronium
Preparat nutrisi parenteral
Agen radiokontras IV
Akua bi destilata, inhalasi, dan irigasi (dalam
kemasan > 100 ml
NaCl untuk injeksi, hipertonik, dengan
konsentrasi > 0,9 %.
Konsentrat KCL untuk injeksi
Epoprostenol IV
Injeksi Magnesium Sulfat (MgSO4)
Metotreksat oral (penggunaan nononkologi)
Opium tincture
Oksitosin IV
Injeksi natrium nitropruside
Injeksi kalium fosfat

2
Prometazin IV
Kalsium intravena
Vasopressin (IV atau intraoseus)
Cholchisin injeksi

2. TUJUAN :
1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
4. Mencegah terjadinya kesalahan/error dalam pelayanan obat yang perlu
diwaspadai kepada pasien.
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini ditetapkan untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang


perlu diwaspadai di RSU Mutia Sari.
2. Seluruh kegiatan yang terkait dengan Obat yang Perlu Diwaspadai harus mengikuti
panduan ini.
3. Panduan ini mencakup seluruh tata kelola obat yang perlu diwaspadai di RSU Mutia
sari mulai dari penyediaan, pendistribusian, penyimpanan, penataan, penyimpanan,
penyiapan dan penggunaan obat, pengawasan dan dokumentasi.
4. Obat yang perlu diwaspadai di RSU Mutia sari mencakup elektrolit konsentrat, obat
resiko tinggi, obat dengan Nama, Rupa, Ucapan Mirip (NORUM)/Look Alike Sound
Alike (LASA).

4
BAB III
TATA LAKSANA

1. PENYEDIAAN :
Setiap obat yang tersedia di RSU Mutia Sari harus melalui Instalasi Farmasi. Setiap
obat yang diadakan oleh Instalasi Farmasi termasuk obat-obat yang perlu diwaspadai
selalu melalui proses pengadaan dan pemesanan yang sesuai peraturan dan berasal dari
distributor resmi sehingga kualitas barang terjamin.

2. PEMBERIAN LABEL :
Pada saat penerimaan obat yang datang dari distributor ke bagian gudang farmasi,
dilakukan pemeriksaan jenis, jumlah dan kualitas lalu disimpan ditempatnya masing-
masing-masing sesaui golongan obat.
Khusus obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medications), sebelum obat disimpan
dilakukan pelabelan. Pelabelan dilakukan di gudang farmasi oleh asisten apoteker
dibantu oleh petugas gudang. Label obat high alert di RSU Mutia Sari berupa stiker dan
ditempelkan sampai satuan terkecil obat. Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat
dibedakan menjadi dua jenis :
1. Label obat high alert :

“HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus tertentu,
mis. Heparin, Insulin, dll.
Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “High Alert Double Check”
pada obat.

2. Label obat LASA :

LASA
5
“LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA/NORUM
 Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan
stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.
 Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka
diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.
Asisten apoteker bertanggung jawab memastikan bahwa semua obat yang termasuk
dalam daftar obat high alert telah diberi stiker sebelum didistribusikan ke unit layanan.
Untuk obat LASA peroral yang tidak termasuk obat resiko tinggi, label cukup ditempel
pada kotak obat.

3. IDENTIFIKASI AREA YANG MEMBUTUHKAN ELEKTROLIT KONSENTRAT :


Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan, kecuali di ruang
tersebut di atas, dengan syarat disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, jumlah
terbatas dan diberi label yang jelas untuk menghindari penggunaan yang tidak disengaja.
Peresepan, penyimpanan, penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di ruangan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat yang perlu
diwaspadai (high alert medications).
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka unit yang dinilai
membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi tinggi hanya berada di unit pelayanan :
Kamar Bedah dan Pemulihan (OK), Instalasi Gawat Darurat (IGD), Perinatologi dan Troli
Emergensi.

4. PERESEPAN DAN INSTRUKSI MEDIS :


Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
diwaspadai (High Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan penulisan resep yang
baku serta beberapa hal penting berikut :
Dokter membuat resep dengan lengkap dan benar sedangkan apoteker memeriksa
kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep, indikasi, ketepatan obat, dosis, rute
pemberian.
 Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA/NORUM harus menggunakan
Tall Man Letter serta mencantumkan dengan jelas dosis dan satuan obat.
Contoh : Efedrin Injeksi 50 mg seharusnya dituliskan EFEDrin 50 mg.

6
 Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa diperbolehkan dalam
keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan regulasi komunikasi efektif dengan
teknik SBAR/TBAK.
 Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan, satuan,
dan lainnya).
Contoh :
R/ METFORMIN XR 500 no. XV harus jelas BEDA penulisannya dengan
R/ METFORMIN 500
Ş………….
__________________________ §
Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien (catatan
terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
 Ditulis dengan huruf kapital/Tall Man Letter jika ada obat LASA.
 Satuan tertentu harus ditulis lengkap.
 Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas.
 Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberian.

5. PENYIMPANAN :
A. Lokasi Penyimpanan :
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik farmasi
dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi tinggi terdapat juga
di unit pelayanan IGD dan troli emergency dalam jumlah yang terbatas. Obat
high alert non opioid/narkotika dalam jumlah terbatas terdapat juga di OK, IGD,
Perinatologi dan Troli Emergensi.
Obat yang perlu diwaspadai ini disimpan di tempat yang terpisah dengan
obat lainnya sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi disertai
buku/form pemantauan.

7
Terutama dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan,
lemari pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta diberi penanda berupa garis
merah disekeliling tempat dan label “High Alert Double Check”.

B. Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi :


1. Asisten apoteker (logistik farmasi/pelayanan farmasi) yang menerima obat
segera memisahkan obat yang termasuk kelompok obat yang “ High Alert”
sesuai Daftar Obat High Alert RSU Mutia Sari.
2. Tempelkan stiker bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan obat high
alert.
3. Obat high alert disimpan terpisah dari obat lain.
4. Setiap obat yang masuk, disimpan, dan dikeluarkan dilakukan pencatatan
dibuku pemantauan obat high alert.

C. Penyimpanan Obat Golongan Narkotika/Opioid :


1. Obat ini disimpan dirak khusus dengan pintu dan kunci ganda yang tidak
dapat dipidah/digeser (rak gantung yang kuat) dan kunci dipegang oleh
apoteker.
2. Rak diberi garis merah disekelilingnya dan label “High Alert Double Check”.
3. Setiap pemasukan dan pengeluaran di catat dan harus di sertai resep.
Permintaan tanpa resep tidak diizinkan.

D. Penyimpanan Obat LASA ( Look Alike Sound Alike)


1. LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan
(warning) untuk keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang
bentuk/rupanya mirip dan pengucapannya/namanya mirip TIDAK BOLEH
diletakkan berdekatan.
2. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
3. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi/menerima
instruksi.

8
6. PENYIAPAN OBAT HIGH ALERT :
1. Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert.
2. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta hijau.
3. Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert dapat
didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
4. Obat yang dikeluarkan harus di catat pada Form Pengeluaran Obat High Alert
lengkap dengan nama pasien/unit yang meminta.
5. Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda sebelum
obat diserahkan kepada perawat.
6. Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan double check.
7. Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.

7. PEMBERIAN OBAT PERLU DIWASPADAI :


A. Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan :
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk
elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR.
2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label
khusus.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
4. Setelah dilakukan pengenceran (admixture), harus dicatat tanggal dan jam
dilakukannya pengenceran (admixtures) beserta nama pasien yang akan
menggunakan.
5. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
6. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.

9
7. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM (Look Alike
Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip) saat memberi/menerima instruksi
B. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan :
1. KCl 7.46% injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1 mEq = 1 mL) harus
diencerkan sebelum digunakan dengan perbandingan 1mL KCL : 10 mL pelarut
(WFI/NaCl 0.9%). Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10
mEQ/100mL. Pemberian KCl melalui perifer diberikan secara perlahan-lahan
dengan kecepatan infuse 10 mEQ/jam (atau 10 mEq KCl dalam 100 mL
pelarut/jam). Pemberian obat KCL melalui central line (vena sentral)
konsentrasi maksimum adalah 20 mEq/100mL, kecepatan infus maksimum
20mEq KCl dalam 100 mL pelarut/jam).
2. NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan
infuse tidak lebih dari 100 mL/jam.
3. Natrium Bikarbonat (Meylon vial 8.4%) injeksi harus diencerkan sebelum
digunakan. Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1 mL
Na. Bicarbonat : 1 mL pelarut WFI, untuk pemberian bolus dengan kecepatan
maksimum 10 mEq/menit. Untuk penggunaan infus drip, diencerkan dengan
perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1 mL Dextrose 5%, pemberian drip infus
dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg BB/jam.

C. Cek 5 (Lima) Benar Obat Pasien :


Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 5 (lima) benar untuk
mencapai medication safety :
1. Benar obat.
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian.
3. Benar dosis.
4. Benar rute pemberian.
5. Benar identitas pasien:
 Kebenaran nama pasien.
 Kebenaran nomor rekam medis pasien.

10
 Kebenaran umur/tanggal lahir pasien.
 Nama DPJP
D. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan :
1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara
independen :
 Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
 Ketepatan perhitungan dosis obat.
 Identitas pasien.
2. Obat high alert infus harus dipastikan :
 Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
 Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
pump dan disetiap ujung jalur selang.
3. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan.
4. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert dan menyerahkan formulir pencatatan obat.
5. Dalam keadaan emergency pelabelan dan tindakan pencegahan kesalahan
obat high alert, dapat mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan
memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter dan perawat harus
memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang membutuhkan terapi
segera (cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan, namun sesaat
sebelum memberikan obat, perawat harus menyebutkan secara lantang
semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.

8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat high
alert.

11
2. Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk
obat high alert.
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan mulai dari
peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang perawatan dan
pemberian obat.
4. Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label High Alert
5. Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan.
6. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien tanpa
pengawasan.
7. Selalu melakukan pencatatan pada buku/form pemantauan obat high alert.

12
BAB 4
DOKUMENTASI

1. DAFTAR OBAT HIGH ALERT BESERTA LOKASINYA DI RSU MUTIA SARI.


2. DAFTAR OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE).
3. DAFTAR KOMPATIBILTAS SEDIAAN INJEKSI HIGH ALERT.
4. FORM PENGELUARAN OBAT HIGH ALERT.

13
14
15
16
17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai