Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN

OBAT HIGHT ALERT

RS. KRAMAT 128


Jl. Kramat Raya No.128
 021 – 3918287, 3918288, 3909513, 3909514
 021 – 3909458
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga buku Panduan Obat
Hight Alert RS Kramat 128 ini dapat selesai disusun.

Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan kepada pasien RS Kramat 128.

Tidak lupa tim penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam - dalamnya


atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesikan Panduan Obat
Hight Alert RS Kramat 128.

Jakarta, Oktober 2018

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

SK DIREKTUR ............................................................... Error! Bookmark not defined.I

KATA PENGANTAR...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

1. DIFENISI ................................................................................................................. 1

2. RUANG LINGKUP ................................................................................................... 2

3. TATA LAKSANA ...................................................................................................... 4

4. DOKUMENTASI .................................................................................................... 13

iv
1. DIFENISI
Obat high alert adalah obat-obat yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang


persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan/error dan atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/LASA),
termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.

Akhir-akhir ini issue tentang keselamatan pasien berkembang pesat dalam


pengobatan pasien. Salah satu hal yang berperan dalam issue keselamatan pasien
adalah obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), dimana obat ini
merupakan obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius
(sentinel event),obat yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya dampak yang
tidak diinginkan (adverse outcome).Untuk itu perlu adanya peningkatan
kewaspadaan terhadap obat-obat yang diwaspadai untuk dapat tercapainya salah
satu sasaran keselamatan pasien.

Termasuk di dalam kelompok obat High Alertadalah :


 Elektrolit pekat (larutan konsentrat), yaitu elektrolit dengan kadar/konsentrasi
tertentu, yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius.Contoh:
Larutan KCl 7,46%, NaCl 3%, Dex 40%, MGSO4
 Obat sitostatika, yaitu obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan kanker
 Obat narkotika/psikotropika, yaitu obat-obatan yang sering menyebabkan
terjadinya ketergantungan
 Obat LASA/NORUM; Obat-obatan Look Alike Sound Alike(LASA) atau Nama
Obat Rupa Ucapan Mirip (NORUM) adalah Obat-obatan dengan nama obat,
rupa/bentuk, serta pengucapan yang mirip, sehingga sering berpotensi
menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat. Ditempatkan tidak
berdekatan satu sama lain dan diberi penandaan.

1
 Obat untuk keperluan Emergency, yaitu obat-obatan yang sering digunakan
dalam keadaan kedaruratan, yang berkaitan dengan keselamatan pasien.

2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup untuk obat-obat high alert :
 Obat-obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan,
seperti obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (LASA)
 Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), merupakan obat yang
sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event),
obat yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome)
 Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena berkaitan
dengan keselamatan pasien

Obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan daftar dari Institute for Safe
Medication Practices (ISMP) adalah sebagai berikut:
1. Agonis adrenergic IV, seperti epinephrine, phenylephrine, norepinephrine
2. Antagonis adrenergic IV, seperti propranolol, metoprolol, labetalol
3. Agen anestesi umum, sedasi, dan IV, seperti propofol, ketamine
4. Antiaritmia IV, seperti lidokain, amiodarone
5. Agen antitrombotik, termasuk:
a. Antikoagulan, seperti warfarin, heparin berberat molekul rendah, heparin
tidak terfraksinasi IV
b. Inhibitor factor Xa, seperti fondaparinux
c. Inhibitor thrombin langsung, seperti argatroban, bivalirudin, dabigatran
etexilate, lepirudin
d. Trombolitik, seperti alteplase, reteplase, tenecteplase
e. Inhibitor glikoprotein IIb/IIa, seperti eptifibatide
6. Larutan kardioplegik
7. Agen kemoterapeutik oral dan parenteral
8. Dekstros hipertonik 20% atau lebih
9. Larutan dialisis, peritoneal, hemodialisis
10. Obat-obatan epidural atau intratecal
11. Obat-obatan hipoglikemia oral
2
12. Obat-obatan inotropik IV, seperti digoksin, milrinone
13. Insulin subkutan dan IV
14. Obat-obatan berbentuk liposomal, seperti liposomal amfoterisin B, amfoterisin
B desoxyxholate
15. Agen sedasi moderat IV, seperti dexmedetomidine, midazolam
16. Agen sedasi moderat oral atau untuk anak, seperti kloral hidrat
17. Narkotik/opioid IV, transdermal, oral
18. Agen pemblok neuromuscular, seperti succinylcholine, rocuronium, vecuronium
19. Nutrisi parenteral
20. Agen radiokontras IV
21. Air steril untuk injeksi, inhalasi, dan irigasi (tidak termasuk botol tuang) dalam
wadah 100 mL atau lebih
22. Natrium/sodium klorida untuk injeksi hipertonik dengan konsentrasi lebih besar
dari 0,9%
23. Epoprostenol (Flolan) IV
24. Injeksi magnesium sulfat
25. Methotrexat oral yang digunakan untuk nononcologic
26. Tinctur opium
27. Oxytocin IV
28. Injeksi natrium nitroprusida
29. Injeksi konsentrat potassium/kalium klorida
30. Injeksi potassium/kalium fosfat
31. Promethazine IV
32. Vasopressin IV atau intraosseous

Tahapan Proses :
 Membuat daftar obat-obatan, baik yang aman maupun obat yang harus
diwaspadai
 Memberi label yang jelas pada obat-obat yang perlu diwaspadai
 Membatasi akses masuk, dimana hanya orang tertentu yang boleh masuk ke
dalam tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati
 Obat/larutan konsentrat tinggi tidak boleh diletakkan di dalam ruang pelayanan

3
 Tempat obat - obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip tidak boleh
diletakkan berdekatan

Tanggung Jawab
Tanggung jawab tahapan proses di atas dipegang oleh kepala instalasi farmasi dan
setiap unit yang terkait. Apabila yang bersangkutan tidak ada, maka tanggung jawab
dialihkan ke wakil kepala masing - masing instansi atau staf pengganti yang telah
ditunjuk

3. TATA LAKSANA
A. Tatalaksana Penanganan Hight Alert
1) Setiap outlet, depo dan gudang farmasi, ruang rawat, poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan obat high alert.
2) Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh
Rumah Sakit
3) Setiap outlet, depo dan gudang farmasi, ruang rawat, poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan obat high alert.
4) Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh
Rumah Sakit
5) Obat - obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan
ditinjau ulang dalam audit dan revisi obat high alertoleh Panitia Farmakoterapi
6) Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak boleh
disimpan dilingkup atau area perawatan pasien.
7) Obat - obatan yang digunakan dalam emergency medis (misalnya: kondisi
mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk
mengikuti Pedoman dan Prosedur Penggunaan high alert medications
8) Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
high alert.
9) Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, diberi label
yang jelas.
10) Obat - obatan yang digunakan dalam keadaan emergency medis (misalnya:
kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan
mengikuti Pedoman dan Prosedur Obat High Alert
11) Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
4
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Hindarkan penggunaan obat high alert sebisa mungkin
12) Lakukan pengecekan ganda
13) Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a) Pisahkan obat – obat dengan nama atau kemasan yang mirip
b) Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c) Batasi akses terhadap obat high alert
d) Gunakan tabel dosis standart (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdasarkan berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan).

B. Tata Laksana Peresepan Obat High Alert


1) Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai obathigh alert.
2) Instruksi ini mencakup minimal:
a) Nama pasien dan nomor rekam medis
b) Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c) Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian
setiap obat
d) Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
3) Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap
obat high alert secara tertulis
4) Jika memungkinkan, peresepan obat high alert haruslah terstandarisasi
dengan menggunakan instruksi tercetak

C. Tata Laksana Pesiapan dan Penyimpanan Obat High Alert


1) Obat high alert disimpan di apotek farmasi
2) Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat – obatan rutin lainnya.
3) Setiap kotak / tempat yang berisi obat high alert harus diberi label agar
petugas farmasi dan perawat pasien menjadi waspada dan berhati – hati
4) Resep obat high alert yang diterima oleh petugas farmasi di beri garis bawah
dengan menggunakan ballpoint berwarna merah dan dipisahkan dari resep
lainnya
5) Infus intravena obat high alert harus diberikan label khusus yang jelas
dengan menggunakan huruf / tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.

5
6) Pada saat menyerahkan obat - obat high alert kepada perawat, petugas
farmasi mengisi formulir distribusi obat high alert dan menandatanganinya.

D. Tata Laksana Pemberian Obat High Alert


1) Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double – check)
terhadap semua obat high alert sebelum diberikan kepada pasien
2) Perawat yang mengambil obat high alert di apotek farmasi harus
menandatangani formulir distribusi obat high alert di farmasi sebagai langkah
pengecekan pertama dan perawat mencatat ke dalam buku pengambilan
obat, diberi tanda stabilo merah, dan petugas farmasi.
3) Perawat penerima obat diatas (2) mencatat dalam formulir catatan
pemberian obat dan memberi tanda dengan stabilo warna merah
4) Perawat yang akan memberikan obat high alert ke pasien melakukan proses
7 benar (benar pasien, benar indikasi, benar obat, benar dosis, benar waktu
pemberian, benar cara pemberian, benar dokumentasi). Sesaat sebelum
memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis, dan tujuan
(pasien dapat juga berperan sebagai pengecek, jika dimungkinkan)
5) Untuk obat-obat tertentu dilakukan verifikasi oleh perawat yang akan
memberikan terapi, pada kondisi – kondisi seperti berikut:
(a). Setiap akan memberikan injeksi obat
(b). Untuk infus:
 Saat terapi inisial
 Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
 Saat pemberian bolus
 Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
 Setiap terjadi perubahan dosis obat
(c). Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter

E. Tata Laksana untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien
1. Perawat Pertama menyerah-terimakan pemberian obat-obatan pada perawat
shift berikutnya. Perawat kedua akan memastikan hal – hal berikut ini:

6
a) Obat yang diberikan harus memenuhi tujuh benar
b) Perawat pertama (shift sebelumnya) membacakan daftar obat termasuk
obat hight alert yang diberikan kepada pasien pada shift sebelumnya
serta menunjukan catatan pemberian obat.
c) Perawatan berikutnya akan membaca ulang obat - obat high alert dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi tujuh benar
(seperti yang telah disebutkan di atas)
2. Pada situasi emergency, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter pertama - tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar – benar bersifat emergency
dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan
lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada
pasien.

F. Tata Laksana Terapi untuk Obat High Alert


1) Agonis Adrenergik IV (epinefrin)
a) Instruksi medikasi harus meliputi ‘kecepatan awal’
b) Saat titrasi obat, harus meliputi parameternya
c) Konsentrasi standar untuk infus kontinu:
Epinefrin: 4 mg/250ml
d) Pada kondisi klinis di mana diperlukan konsentrasi infus yang tidak sesuai
standar, spuit atau botol infus harus diberi label ‘konsentrasi yang
digunakan adalah….’
e) Gunakan monitor kardiovaskular pada semua pasien dengan
pemasangan vena sentral

2) Dopamine dan Dobutamin


a) Sering terjadi kesalahan berupa obat tertukar karena namanya yang mirip,
dan indikasinya yang serupa. Gunakan label yang dapat membedakan
nama obat (misalnya: DOBUTamin, DOPamin)
b) Gunakan konsentrasi standar
c) Beri label pada pompa dan botol infus berupa nama obat dan dosisnya

7
3) Kalsium Intravena (sebagai gluconate)
a) CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif
terhadap jaringan
b) Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah
adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
c) Efek samping yang dapat terjadi:
(1). Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat
menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin)
(2). Antagonis terhadap CCB (calcium – chanel blocker) dan peningkatan
tekanan darah
(3). Hipokalsemia atau hiperkalesemia akibat pemantauan kadar kalsium
yang tidak efisien
(4). Rasio kalsium fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
(5). Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
d) Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram
e) Lakukan pengecekan ganda.

4) Infus narkose / opiat, termasuk infus narkose epidural


a) Penyimpanan obat narkotika di farmasi harus dalam lemari yang terkunci
berpintu ganda di farmasi dan diruang Kamar Bedah dan IGD harus dalam
lemari berkunci
b) Kapanpun memungkinkan, instruksi yang di cetak (print) sebaiknya
tersedia dalam meresepkan obat
c) Berikan label “high alert”: untuk obat narkotika injeksi yang didstribusikan
ke Kamar Bedah dan IGD
d) Konsentrasi standar:
(1). Morfin: 1 mg/ml
e) Konsentrasi tinggi (berikan label ‘konsentrasi tinggi’):
(1). Morfin: 5 mg/ml
f) Instruksi penggunaan narkose harus mengikuti kebijakan titrasi

8
g) Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin
h) Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat
alergi
i) Hanya menggunakan nama generik
j) Jalur pemberian epidural:
(1).Semua pemberian infuse narkose / opiate harus diberikan dengan
pompa infus yang terprogram dan diberikan label pada alat pompa
(2).Gunakan tabungan infuse yang spesifik (misalnya: warna kuning
bergaris) tanpa portal injeksi
(3).Berikan label pada ujung distal selang infuse epidural dan selang infus
IV untuk membedakan
k) Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab
l) Lakukan pengecekan ganda

5) Agen sedasi IV (midazolam, propofol)


a) Setiap infus obat sedasi kontinu memiliki standar dosis, yaitu:
(1). Midazolam: 1 mg/ml, efek puncak: 5 – 10 menit
(2). Propofol: 10 mg/ml
b) Lakukan monitor selama pemberian obat (oksimetri denyut, tanda vital,
tersedia peralatan resusitasi)

6) Pemberian Obat High Alert Pada Pediatrik Dan Neonatus


a) Obat high alert pada neonatus dan pediatric serupa dengan obat – obatan
pada dewasa dan obat – obatan dibawah ini:
(1). Infus dopamine, dobutamine, epinephrine.
(2). Tidak boleh untuk penggunaan di rumah
b) Prosedur pemberian obat:
(1). Lakukan pengecekan ganda oleh dua 2 orang petugas kesehatan
yang berkualitas (perawat, dokter, ahli farmasi)
(2). Berikut adalah konsentrasi standar obat – obatan untuk penggunaan
secara kontinu infuse intravena untuk semua pasien pediatrik yang
dirawat. Berikan label “konsentrasi ………” untuk spuit atau botol infus
dengan konsentrasi modifikasi.

9
Tabel Konsentrasi Standar Obat - obatan untukPediatric.

Konsentrasi
Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2
3
KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100 ml) (20 mEq/100ml)
hanya untuk infus vena
sentral
Spesifik untuk Pediatric
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250 ml) 16 mg/250 ml

Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan unsur utama yang harus diberikan
dalam pelayanan kefarmasian. Untuk mewujudkan hal tersebut instalasi farmasi
harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan terus melakukan
pengembangan dan evaluasi.

Dalam rencana pengobatan pasien sebagian besar menggunakan obat, oleh karena
itu peningkatan kewaspadaan dan keamanan terhadap obat perlu ditingkatkan
terutama untuk obat High alert yaitu obat-obatan yang sering menyebabkan
terjadinya kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat yang
terlihat mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip : NORUM atau Look Alike Sound
Alike (LASA), dan larutan/elektrolit konsentrat.

Salah satu program peningkatan keamanan obat adalah melalui peningkatan


pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai, yang mencakup pengadaan
(procurement), penyimpanan (storage), peresepan (prescribing), penyiapan
(dispensing), pemberian (administration) dan pemantauan (monitoring).

1.1 Pengadaan / Procurement (Perencanaan, Pengadaan)


a) Perencanaan pengadaan perbekalan farmasi untuk obat-obat high alertdilakukan
oleh Kepala Instalasi Farmasi berupa kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,

10
harga perbekalan farmasi disesuaikan dengan anggaran dan hasil evaluasi
dengan metode konsumsi.
b) Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi
berkolaborasi dengan unit layanan pengadaan barang berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan.
c) Pemasok yang dipilih harus memenuhi standar mutu dan diutamakan sole
distributor atau distributor yang ditunjuk oleh pabrik/produsen/importir obat dan
alat kesehatan.
d) Kepala Instalasi Farmasi dapat melakukan pengadaan obat diluar formularium
atau di luar perencanaan apabila dalam keadaan urgent / cito atau apabila terjadi
keterlambatan suplai dari pemasok resmi melalui pemasok lain atau apotek
rekanan atau apotek/rumah sakit lain yang memiliki izin resmi. Instalasi Farmasi
tidak diperkenankan membeli perbekalan farmasi di jalur nonformal
e) Dilakukan evaluasi proses perencanaan setiap tahun

1.2 Penyimpanan (Storage)


Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan yang
ditetapkan untuk menjamin mutunya.Perbekalan farmasi disimpan di tempat
penyimpanan yang sesuai baik di dalam instalasi farmasi atau di luar instalasi
farmasi dengan memperhatikan :
1) Kondisi yang sesuai untuk stabilitas obat high alert. Diperhatikan faktor suhu,
kelembaban, cahaya, mudah tidaknya terbakar
2) Sistem penyimpanan menggunakan kategori :
a) FEFO (first expired first out)
b) FIFO (first in first out)
3) Dilakukan monitoring suhu dan kelembaban untuk menjamin mutu perbekalan
farmasi.

Untuk sediaan obat high alert :


1. Obat sitostatika ditempatkan terpisah dan diberi penandaan dan diperlakukan
dengan hati-hati karena resiko tumpahan.
2. Obat high alert berupa elektrolit pekat hanya disimpan di instalasi farmasi,
UGD, ruang bedah dan ICU. Ditempatkan terpisah dan diberi penandaan.
Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui cara penanganan obat high alert.

11
3. Obat Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari khusus dengan kunci
selalu terpasang. Satu kunci disimpan oleh apoteker.
4. Obat - obat LASA/NORUM Ditempatkan tidak berdekatan satu sama lain dan
diberi penandaan.
5. Obat Emergency
 Perbekalan Farmasi emergency disimpan dalam tempat berupa troli atau
kit atau lemari emergency
 Tempat penyimpanan harus terkunci,
 Perbekalan farmasi emergency harus selalu dimonitor agar selalu tersedia
sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditetapkan
 Perbekalan farmasi emergency harus segera diganti jika ada pemakaian
agar selalu tersedia sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditetapkan
 Tempat penyimpanan perbekalan farmasi emergency tidak boleh diisi atau
bercampur dengan perbekalan farmasi lain.

1.3. Peresepan dan pencatatan


Di dalam resep harus tercantum data yang digunakan untuk identifikasi pasien
secara akurat meliputi : nama jelas, umur, berat badan pasien khususnya untuk
pasien anak, alergi dan nomor rekam medik. Nama obat dilengkapi dengan bentuk
sediaan dan kekuatannya.Obat-obat golongan High Alert dan LASA harus ditulis
dengan huruf tegak.Aturan pakai harus ditulis jelas per obat, meliputi
frekuensi,dosis, rute pemberian. Untuk aturan pakai bila perlu / prn / pro renata
harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.

1.4. Penyiapan dan pemberian dan pendokumentasian


a. Apoteker / Asisten Apoteker selalu memverifikasi resep obat high alert
b. Setiap obat high alert digaris bawahi dengan tinta merah pada lembar resep
c. Penyiapan obat dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkan obat jadi,
meracik obat, memberikan label / etiket / penandaan, penyerahan obat dengan
memberikan informasi yang memadai disertai sistem dokumentasi
d. Pengecekan yang dilakukan meliputi kesesuaian nomor resep, nama pasien,
umur, alamat, nama obat, dosis, aturan pakai, rute pemakaian dan pelabelan
dengan resep/order dokter

12
e. Obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap)/pasien (untuk
pasien rawat jalan) disertai dengan informasi yang memadai
f. Untuk pasien rawat inap :
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien, maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara independen.
- Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksi dokter
- Ketepatan perhitungan dosis obat
- Identitas pasien
1) Untuk obat high alert infuse harus diperhatikan :
- Ketepatan kecepatan pompa infuse
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat di setiap ujung jalur selang
2) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert.

4. DOKUMENTASI
A. Kebijakan Tentang Obat-Obatan yang Perlu Diwaspadai
Kebijakan tentang obat-obat yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
1. Obat-obat yang perlu diwaspadai terdapat dalam daftar obat-obat yang perlu
diwaspadai (sebagaimana terlampir dalam panduan ini), daftar ini hendaknya terus
diperbaharui secara berkala ketika terdapat obat baru yang digunakan di rumah
sakit yang termasuk ke dalam daftar obat yang perlu diwaspadai
2. Setiap obat-obat yang perlu diwaspadai harus diberi identitas yang jelas yang
membedakannya dengan obat-obat lainnya.
3. Identitas untuk obat-obat yang perlu diwaspadai mencakup nama obat, kekuatan
sediaan, lokasi penyimpanan, dan kondisi penyimpanan yang sesuai.
4. Pelabelan obat-obat yang perlu diwaspadai mengikuti contoh seperti berikut:

HIGH
Tulisan High Alertberwarna hitam
ALERT
Dasar berwarna merah
Label tersebut akan memudahkan petugas medis dalam penggunaan obat-obat
yang perlu diwaspadai dan mengharuskan adanya cek ganda ketika
pengambilannya dan pemberiannya ke pasien sehingga penggunaannya kepada
pasien dapat menjamin keamanan dan manfaatnya.

13
5. Tempat penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai harus terpisah dari tempat
penyimpanan obat-obat lainnya, diberi label merah yang membedakannya dari
tempat penyimpanan lainnya serta pada kondisi yang sesuai penyimpanannya.
Penyimpanan yang terpisah ini juga akan meningkatkan kewaspadaan petugas
medis dalam menggunakannya. Penyimpanan obat tersebut sesuai dengan unit
yang membutuhkan berdasarkan lampiran daftar obat yang diwaspadai.
6. Setiap tenaga medis yang akan menggunakan obat-obat yang perlu diwaspadai
harus memastikan kebenaran obat yang akan digunakannya dengan terlebih
dahulu mengecek nama obat, kekuatan sediaan, dan dosis obat, serta identifikasi
pasien yang akan diberikan obat tersebut.
7. Hanya petugas medis yang berkompeten yang memberikan obat-obat yang perlu
diwaspadai.
8. Penggunaan elektrolit konsentrat (contohnya kalium/potassium klorida [sama
dengan 2 mEq/mL atau yang lebih pekat], kalium/potassium fosfat [sama dengan
atau lebih besar dari 3 mmol/mL], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0,9%],
dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]) tidak berada di unit
pelayanan pasien. Penyimpanan elektrolit konsentrat hanya berada di Instalasi
Farmasi.
9. Setiap obat-obatan yang termasuk ke dalam NORUM/LASA diberi tanda yang
sesuai pada kemasan obat seperti berikut:

LASA Tulisan LASA berwarna hitam

Dasar berwarna kuning


10. Penyimpanan obat-obatan yang termasuk NORUM/LASA dilakukan tidak
bersebelahan dengan maksud mencegah kesalahan pengambilan obat tersebut
11. Saat pengambilan obat-obatan NORUM/LASA tersebut dilakukan triple check yaitu
dengan memeriksa nama obat dan kekuatan sediaan saat membaca resep,
mengambil dari box obat, dan menyimpan dalam keranjang obat, juga dilakukan
cek kembali saat pemberian etiket obat dan penyerahan obat kepada pasien.

14
Daftar Obat yang Perlu Diwaspadai yang ada di lingkungan RS Kramat 128 :
Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), merupakan obat yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang
beresiko tinggi menyebabkan terjadinya dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome)

No. Nama Obat Keterangan


1 Amiodaron 130 mg/3mL Kendaron inj
2 Aqua Irigasi 1000 mL
3 Arixtra 5 mg/mL
4 Atracurium besilat 50 mg/5 mL iv Notrixum inj, Tractrium inj.
5 Bleocin vial 15 mg
6 Bupivacaine HCl 5 mg/mL Marcain inj, Decain inj.
7 Carboplatin injeksi 150 mg, 450 mg
8 Cisplatin
9 Codein tablet 10 mg, 20 mg
10 Codipront Tablet, Sirup
11 Dextrose 40%
12 Ephinefrine injeksi 1 mg/mL
13 Fargoxin injeksi
14 Fentanyl dihidrogen sitrat 0,0785 mg/mL
15 Halothane 250 mL
16 Iressa 250 mg tablet (tablet)
17 Isoflurane
18 Kalium Klorida 7,46%
19 Ketamin injeksi 50 mg/mL
20 Ketamin vial 50 mg/mL KTM inj.
22 Lidocain HCl 20 mg/mL
23 Lovenox 0,4 mL dan 0,6 mL
24 Magnesium Sulfat 40%
25 Methotrexate
26 Midazolam 5mg/mL Miloz, Sedacum, Dormicum
27 Morphine HCl 10 mg/ml injeksi

15
28 MST Continous 10 mg (tablet)
29 NaCl 3% Elektrolit pekat
30 Norephinefrine 1 mg/mL Raivas, Vascon
34 Oxytosin ij
35 Paclitaxel 6mg/ml Anzatax
36 Pethidin 2 mg/mL im/sc
37 Propofol 10 mg/ml iv Recofol
33 Radiokontras injeksi Iopamiro, Visipaque,
Omnipaque
38 Recuronium bromida 10 mg/mL Noveron
21 Sediaan Insulin injeksi Novorapid, Novomix, Levemir
39 Sevoflurane 250 mg
40 Uromitexan 100 mg/mL Mesna
41 Vecuronium bromida 10 mg/mL Ecron

PENANDAAN :
HIGH
ALERT

Tulisan High Alert berwarna hitam

Dasar berwarna merah

16
Daftar Obat-obat LASA/NORUM RS Kramat 128
Obat-obatan Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa Ucapan Mirip
(NORUM) adalah Obat-obatan dengan nama obat, rupa/bentuk, serta pengucapan
yang mirip, sehingga sering berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pelayanan obat.

No Nama Obat
1 Acyclovir 200 dan Acyclovir 400
2 Allopurinol 100 dan Allopurinol 300
3 Amlodipine 5 dan Amlodipin 10
4 Amoxan DROP Paediatrik, Amoxan FORTE Syrup, Amoxan Syrup
5 azTRIN FORTE dan ashTHIN FORCE
6 Betason Cream dan Betason-N Cream
7 Bisolvon ELIXIR dan Bisolvon SIRUP
8 Candesartan 8 dan Candesartan 16
9 Captopril 12,5 dan Captopril 25
10 CARBOplatin IJ dan CISplatin IJ
11 cefOTAXime , cefTAZIDime dan cefTRIAxone
12 CelesTAMIN Sirup dan ClaRITIN Sirup
13 Clabat FORTE Syrup dan Clabat Syrup
14 Clindamycin 150 dan Clyndamycin 300
15 curLIV TABLET dan curVIT TABLET
16 doPAmine IJ dan doBUTAmine IJ
17 epheDRIN IJ dan ephiNEFin IJ
18 Erithromycin 250 dan Erithromycin 500
19 Histrine DROP dan Histrine SYRUP
20 HYTrine tablet dan HIStrine tablet
21 LIVAmin dan VALAmin
22 Meloxicam 15 dan Meloxicam 7,5
23 metRONIdaZOLE dan metFORmin
24 Natrium Diclofenak 25 dan Natrium Diklofenak 50
25 proVITAL dan proLIVA
26 rimacTANE dan rimacTAZID
27 rimCURE dan rimacTAZID paediatric
17
PENANDAAN

Tulisan LASA berwarna hitam


LASA

Dasar berwarna kuning

DAFTAR ELEKTROLIT PEKAT

Elektrolit pekat (high concentrate), yaitu elektrolit dengan kadar/konsentrasi tertentu


yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius.

NO NAMA GENERIK BENTUK NAMA DAGANG KEKUATAN


SEDIAAN
1 KALIUM INJEKSI OTSU-KCL 7.46 7.46%
KLORIDA (7.46% 25 ML
POTASSIUM
CHLORIDE
INJECTION)
2 NATRIUM INJEKSI OTSU SALIN 3 3%
KLORIDA (3% SODIUM 500 ML
CHLORIDE)
3 NATRIUM INJEKSI OTSU- BicNat 25 ML
BICARBONAT
4 MAGNESIUM INJEKSI OTSU-MgSO4 25 ML
SULFAT
5 DEXTROSE 40% INJEKSI OTSU –D40 25 ML

18
RUMAH SAKIT KRAMAT 128
Jl. Kramat Raya no. 128 jakartapusat – 10430
Telp. :3909513,3909514,3918287,3918288
Fax :(021) 3909125
E-mail :info@rskramat128.com
Website :www.rskramat128.com

FORMULIR KEPATUHAN PENYIMPANAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT

Nama Ruangan: Periode :


CARA MENGISI:
1. Nama Ruangan diisi ruangan masing-masing
2. Periode diisi tanggal awal sampai dengan akhir pengumpulan data
3. Kepatuhan Penyimpanan Obat-Obatan High Alert adalah proses penyimpanan
obat-obatan yang perlu diwaspadai disimpan secara tepat pada tempat yang tepat
4. Isi kolom formulir ini sesuai kolom
5. Tepat = Jika jumlah obat-obatan high alert medications yang disimpan secara tepat
pada tempat yang telah ditetapkan (NUM)
6. Tidak Tepat = Jika jumlah obat-obatanhigh alert medications tidak tersedia
diruangan tersebut saat dilakukan inspeksi (DENUM)
Penyimpanan Obat- Pengumpul
Nama Tanggal Daftar Nama Obat- obatan High Alert Data
No
Ruangan obatan High Alert Tidak
Tepat Nama TTD
Tepat

19
B. Formulir Monitoring Kepatuhan Penyimpanan Obat-Obatan High Alert

MONITORING KEPATUHAN PENYIMPANAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT

Ruangan :
Bulan :

Tanggal
Indikator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
N
D
(%
Kepatuhan )
Penyimpan 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 Tot
an Obat- 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 al
Obatan N
High Alert D

(%
)

Keterangan :

N : Nomurator (Pembilang)  Jumlah obat-obat high alert yang disimpan secara


tepat pada tempat yang telah ditetapkan
D : Denominator (Pembagi)  Jumlah obat-obat high alert yang tersedia di
ruang tersebut pada saat dilakukan inspeksi
% : Presentase (%)  Jumlah hasil Pembilang dibagi Pembagi dalam
presentase (%)

20

Anda mungkin juga menyukai