Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugrah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga buku Panduan Obat
Hight Alert RS Kramat 128 ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait
dalam memberikan pelayanan kepada pasien RS Kramat 128.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
1. DIFENISI ................................................................................................................. 1
4. DOKUMENTASI .................................................................................................... 13
iv
1. DIFENISI
Obat high alert adalah obat-obat yang memiliki risiko lebih tinggi untuk
menyebabkan / menimbulkan adanya komplikasi/membahayakan pasien secara
signifikan jika terdapat kesalahan penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya).
1
Obat untuk keperluan Emergency, yaitu obat-obatan yang sering digunakan
dalam keadaan kedaruratan, yang berkaitan dengan keselamatan pasien.
2. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup untuk obat-obat high alert :
Obat-obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan,
seperti obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (LASA)
Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), merupakan obat yang
sering menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event),
obat yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome)
Obat-obat yang sering digunakan dalam keadaan darurat karena berkaitan
dengan keselamatan pasien
Obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan daftar dari Institute for Safe
Medication Practices (ISMP) adalah sebagai berikut:
1. Agonis adrenergic IV, seperti epinephrine, phenylephrine, norepinephrine
2. Antagonis adrenergic IV, seperti propranolol, metoprolol, labetalol
3. Agen anestesi umum, sedasi, dan IV, seperti propofol, ketamine
4. Antiaritmia IV, seperti lidokain, amiodarone
5. Agen antitrombotik, termasuk:
a. Antikoagulan, seperti warfarin, heparin berberat molekul rendah, heparin
tidak terfraksinasi IV
b. Inhibitor factor Xa, seperti fondaparinux
c. Inhibitor thrombin langsung, seperti argatroban, bivalirudin, dabigatran
etexilate, lepirudin
d. Trombolitik, seperti alteplase, reteplase, tenecteplase
e. Inhibitor glikoprotein IIb/IIa, seperti eptifibatide
6. Larutan kardioplegik
7. Agen kemoterapeutik oral dan parenteral
8. Dekstros hipertonik 20% atau lebih
9. Larutan dialisis, peritoneal, hemodialisis
10. Obat-obatan epidural atau intratecal
11. Obat-obatan hipoglikemia oral
2
12. Obat-obatan inotropik IV, seperti digoksin, milrinone
13. Insulin subkutan dan IV
14. Obat-obatan berbentuk liposomal, seperti liposomal amfoterisin B, amfoterisin
B desoxyxholate
15. Agen sedasi moderat IV, seperti dexmedetomidine, midazolam
16. Agen sedasi moderat oral atau untuk anak, seperti kloral hidrat
17. Narkotik/opioid IV, transdermal, oral
18. Agen pemblok neuromuscular, seperti succinylcholine, rocuronium, vecuronium
19. Nutrisi parenteral
20. Agen radiokontras IV
21. Air steril untuk injeksi, inhalasi, dan irigasi (tidak termasuk botol tuang) dalam
wadah 100 mL atau lebih
22. Natrium/sodium klorida untuk injeksi hipertonik dengan konsentrasi lebih besar
dari 0,9%
23. Epoprostenol (Flolan) IV
24. Injeksi magnesium sulfat
25. Methotrexat oral yang digunakan untuk nononcologic
26. Tinctur opium
27. Oxytocin IV
28. Injeksi natrium nitroprusida
29. Injeksi konsentrat potassium/kalium klorida
30. Injeksi potassium/kalium fosfat
31. Promethazine IV
32. Vasopressin IV atau intraosseous
Tahapan Proses :
Membuat daftar obat-obatan, baik yang aman maupun obat yang harus
diwaspadai
Memberi label yang jelas pada obat-obat yang perlu diwaspadai
Membatasi akses masuk, dimana hanya orang tertentu yang boleh masuk ke
dalam tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati
Obat/larutan konsentrat tinggi tidak boleh diletakkan di dalam ruang pelayanan
3
Tempat obat - obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip tidak boleh
diletakkan berdekatan
Tanggung Jawab
Tanggung jawab tahapan proses di atas dipegang oleh kepala instalasi farmasi dan
setiap unit yang terkait. Apabila yang bersangkutan tidak ada, maka tanggung jawab
dialihkan ke wakil kepala masing - masing instansi atau staf pengganti yang telah
ditunjuk
3. TATA LAKSANA
A. Tatalaksana Penanganan Hight Alert
1) Setiap outlet, depo dan gudang farmasi, ruang rawat, poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan obat high alert.
2) Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh
Rumah Sakit
3) Setiap outlet, depo dan gudang farmasi, ruang rawat, poliklinik harus
memiliki daftar obat high alert dan buku panduan penanganan obat high alert.
4) Jenis obat yang dimasukkan dalam kategori obat high alert ditetapkan oleh
Rumah Sakit
5) Obat - obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan
ditinjau ulang dalam audit dan revisi obat high alertoleh Panitia Farmakoterapi
6) Vial yang mengandung konsentrat elektrolit (misalnya KCl) tidak boleh
disimpan dilingkup atau area perawatan pasien.
7) Obat - obatan yang digunakan dalam emergency medis (misalnya: kondisi
mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan untuk
mengikuti Pedoman dan Prosedur Penggunaan high alert medications
8) Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk obat
high alert.
9) Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses terbatas, diberi label
yang jelas.
10) Obat - obatan yang digunakan dalam keadaan emergency medis (misalnya:
kondisi mengancam nyawa yang bersifat gawat darurat) tidak diwajibkan
mengikuti Pedoman dan Prosedur Obat High Alert
11) Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan
4
a. Mengurangi jumlah obat high alert yang disimpan di suatu unit
b. Hindarkan penggunaan obat high alert sebisa mungkin
12) Lakukan pengecekan ganda
13) Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a) Pisahkan obat – obat dengan nama atau kemasan yang mirip
b) Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
c) Batasi akses terhadap obat high alert
d) Gunakan tabel dosis standart (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdasarkan berat badan / fungsi ginjal, dimana rentan terjadi kesalahan).
5
6) Pada saat menyerahkan obat - obat high alert kepada perawat, petugas
farmasi mengisi formulir distribusi obat high alert dan menandatanganinya.
E. Tata Laksana untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien
1. Perawat Pertama menyerah-terimakan pemberian obat-obatan pada perawat
shift berikutnya. Perawat kedua akan memastikan hal – hal berikut ini:
6
a) Obat yang diberikan harus memenuhi tujuh benar
b) Perawat pertama (shift sebelumnya) membacakan daftar obat termasuk
obat hight alert yang diberikan kepada pasien pada shift sebelumnya
serta menunjukan catatan pemberian obat.
c) Perawatan berikutnya akan membaca ulang obat - obat high alert dengan
lantang kepada perawat sebelumnya untuk memverifikasi tujuh benar
(seperti yang telah disebutkan di atas)
2. Pada situasi emergency, di mana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda
dapat menghambat / menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif
terhadap pasien, perawat atau dokter pertama - tama harus menentukan dan
memastikan bahwa kondisi klinis pasien benar – benar bersifat emergency
dan perlu ditatalaksana segera sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda
dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat harus menyebutkan dengan
lantang semua terapi obat yang diberikan sebelum memberikannya kepada
pasien.
7
3) Kalsium Intravena (sebagai gluconate)
a) CaCl tidak boleh diberikan melalui IM karena bersifat sangat iritatif
terhadap jaringan
b) Faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi kalsium dalam darah
adalah kadar fosfor serum dan albumin serum
c) Efek samping yang dapat terjadi:
(1). Interaksi obat dengan digoksin (injeksi cepat kalsium dapat
menyebabkan bradiaritmia, terutama pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin)
(2). Antagonis terhadap CCB (calcium – chanel blocker) dan peningkatan
tekanan darah
(3). Hipokalsemia atau hiperkalesemia akibat pemantauan kadar kalsium
yang tidak efisien
(4). Rasio kalsium fosfor yang tidak tepat dalam larutan IV dan
menyebabkan presipitasi dan kerusakan organ
(5). Nekrosis jaringan akibat ekstravasasi kalsium klorida
d) Instruksikan pemberian kalsium dalam satuan milligram
e) Lakukan pengecekan ganda.
8
g) Pastikan tersedia nalokson atau sejenisnya disemua area yang terdapat
kemungkinan menggunakan morfin
h) Tanyakan kepada semua pasien yang menerima opiate mengenai riwayat
alergi
i) Hanya menggunakan nama generik
j) Jalur pemberian epidural:
(1).Semua pemberian infuse narkose / opiate harus diberikan dengan
pompa infus yang terprogram dan diberikan label pada alat pompa
(2).Gunakan tabungan infuse yang spesifik (misalnya: warna kuning
bergaris) tanpa portal injeksi
(3).Berikan label pada ujung distal selang infuse epidural dan selang infus
IV untuk membedakan
k) Jika diperlukan perubahan dosis, hubungi dokter yang bertanggung jawab
l) Lakukan pengecekan ganda
9
Tabel Konsentrasi Standar Obat - obatan untukPediatric.
Konsentrasi
Obat Konsentrasi 1 Konsentrasi 2
3
KCl 0,1 mEq/ml 0,2 mEq/ml
(10 mEq/100 ml) (20 mEq/100ml)
hanya untuk infus vena
sentral
Spesifik untuk Pediatric
Epinefrin 16 mcg/ml 64 mcg/ml
(4 mg/250 ml) 16 mg/250 ml
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan unsur utama yang harus diberikan
dalam pelayanan kefarmasian. Untuk mewujudkan hal tersebut instalasi farmasi
harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan terus melakukan
pengembangan dan evaluasi.
Dalam rencana pengobatan pasien sebagian besar menggunakan obat, oleh karena
itu peningkatan kewaspadaan dan keamanan terhadap obat perlu ditingkatkan
terutama untuk obat High alert yaitu obat-obatan yang sering menyebabkan
terjadinya kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat yang
terlihat mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip : NORUM atau Look Alike Sound
Alike (LASA), dan larutan/elektrolit konsentrat.
10
harga perbekalan farmasi disesuaikan dengan anggaran dan hasil evaluasi
dengan metode konsumsi.
b) Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi
berkolaborasi dengan unit layanan pengadaan barang berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan.
c) Pemasok yang dipilih harus memenuhi standar mutu dan diutamakan sole
distributor atau distributor yang ditunjuk oleh pabrik/produsen/importir obat dan
alat kesehatan.
d) Kepala Instalasi Farmasi dapat melakukan pengadaan obat diluar formularium
atau di luar perencanaan apabila dalam keadaan urgent / cito atau apabila terjadi
keterlambatan suplai dari pemasok resmi melalui pemasok lain atau apotek
rekanan atau apotek/rumah sakit lain yang memiliki izin resmi. Instalasi Farmasi
tidak diperkenankan membeli perbekalan farmasi di jalur nonformal
e) Dilakukan evaluasi proses perencanaan setiap tahun
11
3. Obat Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari khusus dengan kunci
selalu terpasang. Satu kunci disimpan oleh apoteker.
4. Obat - obat LASA/NORUM Ditempatkan tidak berdekatan satu sama lain dan
diberi penandaan.
5. Obat Emergency
Perbekalan Farmasi emergency disimpan dalam tempat berupa troli atau
kit atau lemari emergency
Tempat penyimpanan harus terkunci,
Perbekalan farmasi emergency harus selalu dimonitor agar selalu tersedia
sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditetapkan
Perbekalan farmasi emergency harus segera diganti jika ada pemakaian
agar selalu tersedia sesuai dengan jenis dan jumlah yang ditetapkan
Tempat penyimpanan perbekalan farmasi emergency tidak boleh diisi atau
bercampur dengan perbekalan farmasi lain.
12
e. Obat diserahkan kepada perawat (untuk pasien rawat inap)/pasien (untuk
pasien rawat jalan) disertai dengan informasi yang memadai
f. Untuk pasien rawat inap :
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien, maka perawat
lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara independen.
- Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksi dokter
- Ketepatan perhitungan dosis obat
- Identitas pasien
1) Untuk obat high alert infuse harus diperhatikan :
- Ketepatan kecepatan pompa infuse
- Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat di setiap ujung jalur selang
2) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert.
4. DOKUMENTASI
A. Kebijakan Tentang Obat-Obatan yang Perlu Diwaspadai
Kebijakan tentang obat-obat yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
1. Obat-obat yang perlu diwaspadai terdapat dalam daftar obat-obat yang perlu
diwaspadai (sebagaimana terlampir dalam panduan ini), daftar ini hendaknya terus
diperbaharui secara berkala ketika terdapat obat baru yang digunakan di rumah
sakit yang termasuk ke dalam daftar obat yang perlu diwaspadai
2. Setiap obat-obat yang perlu diwaspadai harus diberi identitas yang jelas yang
membedakannya dengan obat-obat lainnya.
3. Identitas untuk obat-obat yang perlu diwaspadai mencakup nama obat, kekuatan
sediaan, lokasi penyimpanan, dan kondisi penyimpanan yang sesuai.
4. Pelabelan obat-obat yang perlu diwaspadai mengikuti contoh seperti berikut:
HIGH
Tulisan High Alertberwarna hitam
ALERT
Dasar berwarna merah
Label tersebut akan memudahkan petugas medis dalam penggunaan obat-obat
yang perlu diwaspadai dan mengharuskan adanya cek ganda ketika
pengambilannya dan pemberiannya ke pasien sehingga penggunaannya kepada
pasien dapat menjamin keamanan dan manfaatnya.
13
5. Tempat penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai harus terpisah dari tempat
penyimpanan obat-obat lainnya, diberi label merah yang membedakannya dari
tempat penyimpanan lainnya serta pada kondisi yang sesuai penyimpanannya.
Penyimpanan yang terpisah ini juga akan meningkatkan kewaspadaan petugas
medis dalam menggunakannya. Penyimpanan obat tersebut sesuai dengan unit
yang membutuhkan berdasarkan lampiran daftar obat yang diwaspadai.
6. Setiap tenaga medis yang akan menggunakan obat-obat yang perlu diwaspadai
harus memastikan kebenaran obat yang akan digunakannya dengan terlebih
dahulu mengecek nama obat, kekuatan sediaan, dan dosis obat, serta identifikasi
pasien yang akan diberikan obat tersebut.
7. Hanya petugas medis yang berkompeten yang memberikan obat-obat yang perlu
diwaspadai.
8. Penggunaan elektrolit konsentrat (contohnya kalium/potassium klorida [sama
dengan 2 mEq/mL atau yang lebih pekat], kalium/potassium fosfat [sama dengan
atau lebih besar dari 3 mmol/mL], natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0,9%],
dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]) tidak berada di unit
pelayanan pasien. Penyimpanan elektrolit konsentrat hanya berada di Instalasi
Farmasi.
9. Setiap obat-obatan yang termasuk ke dalam NORUM/LASA diberi tanda yang
sesuai pada kemasan obat seperti berikut:
14
Daftar Obat yang Perlu Diwaspadai yang ada di lingkungan RS Kramat 128 :
Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication), merupakan obat yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang
beresiko tinggi menyebabkan terjadinya dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome)
15
28 MST Continous 10 mg (tablet)
29 NaCl 3% Elektrolit pekat
30 Norephinefrine 1 mg/mL Raivas, Vascon
34 Oxytosin ij
35 Paclitaxel 6mg/ml Anzatax
36 Pethidin 2 mg/mL im/sc
37 Propofol 10 mg/ml iv Recofol
33 Radiokontras injeksi Iopamiro, Visipaque,
Omnipaque
38 Recuronium bromida 10 mg/mL Noveron
21 Sediaan Insulin injeksi Novorapid, Novomix, Levemir
39 Sevoflurane 250 mg
40 Uromitexan 100 mg/mL Mesna
41 Vecuronium bromida 10 mg/mL Ecron
PENANDAAN :
HIGH
ALERT
16
Daftar Obat-obat LASA/NORUM RS Kramat 128
Obat-obatan Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa Ucapan Mirip
(NORUM) adalah Obat-obatan dengan nama obat, rupa/bentuk, serta pengucapan
yang mirip, sehingga sering berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pelayanan obat.
No Nama Obat
1 Acyclovir 200 dan Acyclovir 400
2 Allopurinol 100 dan Allopurinol 300
3 Amlodipine 5 dan Amlodipin 10
4 Amoxan DROP Paediatrik, Amoxan FORTE Syrup, Amoxan Syrup
5 azTRIN FORTE dan ashTHIN FORCE
6 Betason Cream dan Betason-N Cream
7 Bisolvon ELIXIR dan Bisolvon SIRUP
8 Candesartan 8 dan Candesartan 16
9 Captopril 12,5 dan Captopril 25
10 CARBOplatin IJ dan CISplatin IJ
11 cefOTAXime , cefTAZIDime dan cefTRIAxone
12 CelesTAMIN Sirup dan ClaRITIN Sirup
13 Clabat FORTE Syrup dan Clabat Syrup
14 Clindamycin 150 dan Clyndamycin 300
15 curLIV TABLET dan curVIT TABLET
16 doPAmine IJ dan doBUTAmine IJ
17 epheDRIN IJ dan ephiNEFin IJ
18 Erithromycin 250 dan Erithromycin 500
19 Histrine DROP dan Histrine SYRUP
20 HYTrine tablet dan HIStrine tablet
21 LIVAmin dan VALAmin
22 Meloxicam 15 dan Meloxicam 7,5
23 metRONIdaZOLE dan metFORmin
24 Natrium Diclofenak 25 dan Natrium Diklofenak 50
25 proVITAL dan proLIVA
26 rimacTANE dan rimacTAZID
27 rimCURE dan rimacTAZID paediatric
17
PENANDAAN
18
RUMAH SAKIT KRAMAT 128
Jl. Kramat Raya no. 128 jakartapusat – 10430
Telp. :3909513,3909514,3918287,3918288
Fax :(021) 3909125
E-mail :info@rskramat128.com
Website :www.rskramat128.com
19
B. Formulir Monitoring Kepatuhan Penyimpanan Obat-Obatan High Alert
Ruangan :
Bulan :
Tanggal
Indikator 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
N
D
(%
Kepatuhan )
Penyimpan 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 Tot
an Obat- 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 al
Obatan N
High Alert D
(%
)
Keterangan :
20