Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI

(HIGH-ALERT MEDICATIONS)

Dosen Koordinator Mata Kuliah:

Rospa Hethariat, SST., MA. Kes

Dosen Pengampu :

Diky Julianto, S.Kep., Ns.

Disusun Oleh :

Aji Muminun (P17120019001)


Anisa Rosa Novita (P17120019007)
Destika Anggita Yuniar (P17120019010)
Ellyza Filzah Zildahani (P17120019012)
Febriyanti Nurcahya Lestari (P17120019016)
Ibni Syardha Sabillah (P17120019018)
Syifa Aini Salam (P17120019033)

Tingkat 1A Keperawatan

JURUSAN DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini mengenai
“peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert medications)”. Kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam makalah ini masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, kami sangat
menerima segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Jakarta, 05 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai.........................................5
B. Tujuan peningkatan keamanan obat.....................................................................................5
C. Peresepan dan Instruksi Medis...............................................................................................6
D. Lokasi penyimpanan Obat......................................................................................................7
E. Cara Pencegahan Obat yang Perlu diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan...........8
BAB III...............................................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................................................10
B. SARAN...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang


sering menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-
obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Obat-obatan yang
sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien adalah pemberian elektrolit
konsentrat secara tidak sengaja misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium
sulfat =50% atau lebih pekat. Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila perawat
kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada keadaan
gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi kejadian tersebut
adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan obat-obatan yang perlu diwaspadai
termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
Sejumlah obat memiliki batas keamanan yang sangat tipis dan berpotensi
menyebabkan bahaya yang tinggi, sehingga diimplikasikan sebagai kejadian yang
tidak diinginkan dari sebuah obat. Konsekuensi kesalahan terkait dengan obat-obat ini
bisa mengarah terhadap kejadian cedera pada pasien dan harus diawasi pengelolaan
secara ketat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai?
2. Apakah tujuan dari peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai?
3. Apa saja jenis obat yang perlu diwaspadai (High Alert) dan cairan elektrolit
berkonsentrasi tinggi?
4. Dimana lokasi peyimpanan obat yang perlu diwaspadai?
5. Bagaimana prosedur pemberian obat yang perlu diwaspadai (High Alert)?
6. Bagaimana cara peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspdai di ruang
perawatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan menjelaskan pengertian peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai.
2. Mengetahui dan memahami tujuan dari peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai.
3. Mengetahui apa saja jenis obat yang perlu diwaspadai (high alert) dan cairan
elektrolit berkonsentrasi tinggi
4. Mengetahui lokasi peyimpanan obat yang perlu diwaspadai (High alert).
5. Mengetahui cara pemberian obat yang perlu diwaspadai (High alert)
6. Mengetahui cara peningkatan obat yang perlu diwaspdai (High alert) di ruang
perawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

High-alert medication atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang
secara signifikan beresiko membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau
pengelolaan yang kurang tepat. Obat yang perlu diwaspadai yaitu obat yang memiliki
rupa mirip (Look-Alike), obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike) dan obat elektrolit
konsentrasi tinggi.

Di Indonesia, pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014


tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit mengharuskan rumah sakit untuk
mengembangkan kebijakan pengelolaan obat untuk meningkatkan keamanan khususnya
obat yang perlu diwaspadai terutama obat yang berisiko tinggi yang dapat menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan termasuk obat-obat yang tampak mirip (nama Obat, rupa
dan ucapan mirip), termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang perlu
diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam
kategori obat berisiko tinggi yang dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika
terjadi kesalahan dalam penggunaan.

Berdasarkan study yang dilakukan oleh institute for save medication practice (ISMP)
di US, obat yang paling sering menyebabkan ROTD dan sentinel event adalah insulin,
opium dan narkotik, injeksi potasium, chloride (Phospate) concentrate, intravenous
antikoagulans (hepari) dan sodium chloride solution lebih besar dari 0,9%.

B. Tujuan peningkatan keamanan obat

1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya suatu kejadian tidak dinginkan (KTD) yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius.
4. Mencegah terjadinya kesalahan/error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien.
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

C. Jenis Obat yang perlu diwaspadai (High Alert) dan cairan elektrolit
berkonsentrasi tinggi

1. Elektrolit pekat: Kalium klorida injeksi, Natrium klorida infus


2. Obat anastesi: Bupivacaine HCL injeksi, Ketamine injeksi, Propovol injeksi,
Cevoflurane inhalasi, Isosurane inhalasi, Midazolam injeksi
3. Vasokontriksi: Epinefrin injeksi, Norepinefrin injeksi
4. Anti aritma: Lidocain injeksi, Amiodaron injeksi
5. Anti trombosit: Wafarin tab, Heparin tab, Cilostazole tab, Cloipidograle tab,
Pentoxifylline tab, Fondaparinux injeksi, Streptokinase injeksi
6. Dextrose hyper tonik 40%: Dextrose injeksi
7. Anti diabetes oral: Glimepirid tab, Metformin tab
8. Insulin: Insulin aspart injeksi, insulin glargine injeksi
9. Obat jantung: Digoxine injeksi, Dopamin injeksi, Dobutamin injeksi
10. Obat sedative: Chloralhydra pulvis
11. Obat relaksasi otot: atrakurium besilat injeksi
12. Obat hormon: Oxytocin injeksi
Contoh obat LASA (Look Alike Sound Alike)

Obat Mirip

NO NAMA OBAT MIRIP (SOUND ALIKE)

1. Colistine (antibiotic) Kolcisin (anti reumatik)


2. Histrine (anti alergi) Hytrin (prostat)

3. Gluchopage (anti diabetic tunggal) Glucovance (anti diabetic kombinasi)


4. Ethapilin (bronchodilator) Euphylin (bronchodilator index terapi
sempit)
5. Dramamine (anti histamine) Dextamin (antihistamin+ kortikosteroid
6. Provera (hormone progestseron) Provula (infertilitas)
7. Recofol (anastesi umum) Recolfar (anti reumatik)
8. Lycoxi (antioksidan) Liproqi (enzim pencernaan)
9. Ranivel (H1 bloker-obat pengurang Rivel (anti histamine
asam lambung)
10. Amoxcicilin Amytriptilin
11. Irvel Ryvel
Kemasan mirip

NO KEMASAN MIRIP (LOOK ALIKE)


1. Mefinal 500 mg tab Erysanbe 500 mg tab
2. Baquinor forte tab Pumpitor cap
3. Rhinofed sirup Rhinos Jr syrup
4. Rifamtibi tab Samprina forte tab
5. Santibi tab Samprina tab
6. Amoxsan dry sirup Cefat dry syrup
7. Colcancetin sirup Biothicol syrup
8. Prolic 300 mg cap Mefinal 500 mg tab
9. Monuril sachet Fluimucil
10. Cendo tobroson Cendo xytrol, cendo polydex
11. Bisolvon solution Bisolvon elixir
12. Tradosik cap Colsancetin
13. Cinolon Cinolon-N
14. Betason Betason-N
Obat sama kekuatan beda

NO NAMA OBAT SAMA, KEKUATAN BEDA


1. Proris forte sirup Proris sirup
2. Mucopect 30 mg/5 ml sirup Mucopect 15 mg/5 ml sirup
3. Acyclovir 200 mg tab Acyclovir 400 mg
4. Adalat 10 mg tab Adalat 30 mg oros tab
5. Amlodipine 5 mg tab Amlodipine 10 mg tab
6. Benzolac Benzolac cl
7. Apialys sirup Apialys drop
8. Cataflam 25 mg Cataflam 50 mg
9. Cefixim 100 mg Cefixim 200 mg
10. Imboost tab Imboost force tab
11. Neurobion tab Neurobion 5000 tab
12. Ondancetron 4 mg tab Ondancetron 8 mg tab
13. Simvastatin 10 mg Simvastatin 20 mg
14. Thyamicin sirup Thymicin forte sirup

Lokasi penyimpanan Obat

1. Lokasi penyimpanan elektrolit konsentrat tinggi

Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai khusus untuk elektrolit


konsentrasi tinggi terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU, UGD, dan kamar
operasi dalam jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai dengan kriteria
penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan
obat (rak/kotak penyimpanan,lemari pendingin), sistem FIFO (First In First Out)
dan FEFO (First Expired First Out) serta ditempatkan sesuai ketentuan obat
“High Alert”. Sistem FIFO itu sendiri adalah penyimpanan obat berdasarkan obat
yang datang lebih dulu dan dikeluarkan lebih dulu. Sedangkan sistem FEFO
adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang memiliki tanggal kadaluwarsa
lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.

Cara penyimpanan obat elektrolit konsentrat tinggi :

a. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang menerima obat,


harus segera memisahkan obat high alert yang sesuai daftar obat high alert.
b. Tempelkan stiker/label merah bertuliskan (High Alert) pada setiap kemasan
obat high alert. Misalnya epinefrin, heparin, insulin, dll.
c. Berikan solatip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat high alert yang
terpisah dari obat lain.

2. Lokasi penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike)

Look Alike Sound Alike merupakan sebuah peringatan (warning) untuk


keselamatan pasien (patient safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip
dan pengucapannya/ namanya mirip tidak boleh diletakkan
berdekatan.Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi
dengan minimal (dua) obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
Label untuk obat kategori LASA diberikan penanda dengan stiker LASA pada
tempat penyimpanan obat. Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan
pasien, maka diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.

D. Cara pemberian obat yang perlu diwaspadai (High Alert)

1. Petugas pertama mempersiapkan obat dan hal-hal dibawah ini untuk menjalani
pengecekan ganda oleh petugas kedua:
a. Obat-obatan pasien dengan label yang masih ada
b. Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau resep/instruksi
tertulis dokter
c. Obat yang hendak diberikan lengkap dengan labelnya
2. Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut:
a. Perawat harus memverifikasi bahwa obat yang hendak diberikan telah sesuai
dengan instruksi dokter
b. Obat telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
c. Obat harus memenuhi 5 persyaratan
d. Perawat untuk memverifikasi kelima perstaratan ini :
1) Tepat Obat
2) Tepat Dosis atau Kecepatannya
3) Tepat Rute Pemberian
4) Tepat Frekuensi/Interval
5) Tepat Pasien
3. Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan/vial obat untuk memastikan
bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang benar, misalnya : dosis insulin
4. Ketika petugas kedua telah selesai melakukan pengecekan ganda dan kedua petugas
yakin bahwa obat telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam medis/catatan
pemberian medikasi pasien
5. Petugas kedua harus menulis “ dicek oleh…” dan diisi dengan nama pengecek
6. Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien
7. Pastikan infuse obat berada pada jalur/selang yang benar dan lakukan pengecekan
selang infuse mulai dari larutan/cairan infuse, pompa hingga tempat insersi selang
8. Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan pemberian yang tepat,
termasuk ketetapan data berat badan pasien
9. Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien, Petugas kedua
akan memastikan hal-hal berikut :
a. Obat yang diberikan harus memenuhi kelima persyaratan
b. Perawat berikutnya akan membaca label dengan lantang kepada perawat
sebelumnya untuk memverifikasi kelima persyaratan (seperti yang telah
disebutkan di atas)
10. Saat pengecekan telah selesai dan kedua perawat yakin bahwa obat telah sesuai,
lakukanlah pencatatan pada bagian pengecekan oleh perawat di rekam medis
pasien
11. Sesaat sebelum pemberian obat, perawat mengecek nama pasien, memberitahukan
kepada pasien mengenai obat yang diberikan, dosis, dan tujuannnya (pasien dapat
juga berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan)
12. Semua pemberian High Alert Medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien risiko
tinggi mengalami kelebihan cairan (volume over-load). Setiap selang infus harus
diberi label dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan pada pintu
masuk pompa ( untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan)
13. Pada situasi emergendi, dimana pelabelan dan prosedur pengecekan ganda dapat
menghambat/meunda penatalaksanaan dan berdampak negative pada pasien.
Perawat atau Dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergensi dan perlu ditatalaksana segera
sedemikian rupa sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang
memberikan obat harus menyebutkan dengan langsung semua terapi obat yang
diberikan sebelum memberikannya kepada pasien
14. Obat yang telah digunakan dikembalikan kepada farmasi/apotek, dan dilakukan
peninjauan ulang oleh Ahli Farmasi atau Apoteker apakah terjadi kesalahan obat
yang belum diberikan
15. Dosis ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh Apoteker untuk mengetahui
indikasi penggunaan dosis ekstra
E. Cara Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu diwaspadai (High Alert) di
Ruang Perawatan
1. Nacl 3% injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infuse
tidak lebih dari 100mL/jam.
2. Natrium Bicarbonat (Meylone vial 8,4%) injeksi harus diencerkan sebelum
digunakan.
3. Cek 7 benar obat pasien :
a. Benar obat
b. Benar waktu dan frekuensi pemberian
c. Benar dosis
d. Benar rute pemberian

e. Benar identitas pasien


1) Nama
2) Nomor rekam medis
3) Umur, tanggal lahir pasien
4) Alamat rumah
5) DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
f. benar informasi
g. benar dokumentasi
4. Pemberian obat yang perlu diwaspadai (high Alert) di ruang perawatan
a. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain
harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara independen
1) Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
2) Ketepatan perhitungan dosis obat.
3) Identitas pasien.
b. Obat high alert infus harus dipastikan
1) ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
2) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan
disetiap ujung selang.
c. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan
standar yang telah berlaku, yang berlaku disemua ruang perawatan
d. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan
menyerahkan formulir pencatatan obat.
e. Dalam keadaan emergency yang dapat menyababkan pelabelan dan tindak
pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan tertundanya
pemberian terapi dan memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter
dan perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang
membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan,
namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus menyebut secara lantang
semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang paling penting.
Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. Perawat
bertanggung jawab pada obat itu diberikan dan memastikan bahwa obat tersebut benar.
Obat yang diberikan kepada pasien, menjadi bagian integral dari rencana keperawatan,
Tugas seorang perawat adalah harus mengembalikan ke bagian farmasi. Setelah obat
diberikan, tugas seorang perawat adalah mendokumentasikan, dosis, cara/rute, waktu oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak diberikan obat , atau obat itu tidak dapat
diberikan karena alasan tertentu, perawat harus mencatat alasannya dan dilaporkan
kepada dokter untuk tindakan selnajutnya.

B. SARAN

Sebagai seorang perawat kiranya harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya


tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain. Perawat harus memahami betul apa saja peran yang harus dimilikinya termasuk
dalam peningkatan keaman obat yang perlu diwaspadai berkaitan dalam pemberian obat
kepada pasien, agar tidak terjadi kesalahan.

Meningkatkan motivasi dan kinerja perawat dengan pengawasan, karena sebenarnya


perawat sudah mendapatkan pengathuan tentang bagaimana prinsip peningkatan kemanan
obat yang perlu diwaspadai pada pasien yang benar. Dan jika terjadi kesalahan, perawat
yang bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau
perawat yang senior agar segera setelah kesalahan itu diketahuinya, agar segera diatasi.

LAMPIRAN

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA I Nomor :

FORMULIR PENILAIAN KETERAMPILAN


Tanggal
PROSEDUR PENGECEKAN THREE CHECK DALAM terbit :

PEMBERIAN OBAT YANG PERLU DI WASPADAI (HIGHT


ALERT)
Revisi ke- :
Nama Mahasiswa :

Dilakukan

ASPEK KETRAMPILAN YANG DINILAI Mhs : Mhs : Mhs :

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Assessment (A) : Pengkajian

1. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui


diagnose medis pasien, indikasi pemberian obat dan
efek samping. Kaji adanya kebutuhan klien terhadap
pemberian obat hight alert
2. Review catatan dokter dan pastikan 7 benar dalam
pemberian obat (nama pasien, nama obat, dosis, rute,
waktu pemberian, dokumentasi, informasi)
3. Kaji kesiapan psikologis klien untuk dilakukan
pemberian obat hight alert
4. Kaji riwayat alergi dan kemungkinan efek samping
pemberian obat IV

Planning (P) : Perencanaan

5. PERSIAPAN ALAT (* = wajib ada)


 Spuit disposable (ukuran sesuai kebutuhan)*
 Kapas alcohol /swab*
 Obat (dalam vial/ampul)*
 Sarung tangan bersih*
 Bak spuit*
 Bengkok*
 Aquadest/NaCl
 Safety box
 Perlak pengalas
 Catatan pemberian obat

PERSIAPAN PASIEN

6. Beri salam terapeutik, perkenalkan diri, dan cek


identitas klien
7. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
terkait pemberian obat
8. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dari pakaian dan apabila tertutup buka

PERSIAPAN LINGKUNGAN

9. Jaga privasi klien dan tutup tirai

Implementation (I) : Implementasi

10. Cuci tangan


11. Pasang sarung tangan
12. Tentukan lokasi penyuntikan yang tepat: obat diberikan
melalui botol infus (untuk pemberian secara drip) atau
melalui injection port pada selang infuse

13. Prosedur Three check,


Check 1.
 Perawat pertama (Memegang obat) menyebutkan
identitas dan Dosis pemberian obat dan rute
pemberian

 Perawwat kedua menjawab (sesuai) dan


memegang kardek sambil membaca ulang identitas
dan Dosis pemberian obat dan rute pemberian

 Perawat pertama menjawab (sesuai)

Check 2
 Perawat pertama (Mengambil obat dalam plastik)
menyebutkan identitas dan Dosis pemberian obat
serta rute dan sisa obat dalam plastic wadah obat

 Perawat kedua menjawab (sesuai) Dan memegang


kardek sambil membaca ulang identitas dan Dosis
pemberian obat serta rute dan sisa obat dalam
plastic wadah obat

 Perawat pertama menjawab (sesuai)

Check 3
 Perawat pertama (Mengambil obat yang sudah
disiapkan dalam spuit) mengecek identitas gelang
pasien dan Dosis pemberian obat dan rute
pemberian (prinsip 7 benar pemberian obat: Benar
identitas, Benar obat, benar dosis, benar waktu,
benar rute pemberian, Benar informasi, benar
dokumentasi)

 Perawat kedua menjawab (sesuai) Dan memegang


kardek sambil membaca ulang identitas dan Dosis
pemberian obat serta rute pemberian obat

 Perawat pertama menjawab (sesuai)

14. Setelah semua sesuai dan tepat, perawat memberikan


obat hight alert pada pasien dengan hati-hati
15. Perawat memastikan obat hight alert diberikan dengan
tepat
16. Rapikan alat dan klien
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Berikan reinforcement positif
20. Dokumentasi tindakan : hasil pemberian obat/ test
obat, tanggal waktu dan jenis obat, nama dan paraf
perawat yang memberikan

Evaluation (E) : Evaluasi

21. Observasi respon klien setelah pemberian obat hight


alert secara berkala

Sikap

22. Menerapkan prinsip “hand hyigene / hand wash”


sebelum dan sesudah tindakan
23. Melakukan tindakan dengan sistematis
24. Komunikatif dengan klien
25. Percaya diri

Keterangan:

 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)


 Tdk= 0 (tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak/ kurang benar)
KriteriaPenilaian:

 Baik sekali : 100


 Baik : 81 - 99
 Kurang/ TL : < 80

JumlahTindakan yang dilakukan (Ya)

Nilai = ---------------------------------------------------- x 100 = ………………………….

25

Tanggal: Tanggal: Tanggal:

Nilai : Nilai : Nilai :

Pembimbing: Pembimbing: Pembimbing:

Mahasiswa: Mahasiswa: Mahasiswa:


ROLEPLAY

“PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPDAI”

Di sebuah rumah sakit Wijaya Kusuma terdapat salah satu ruang perawatan yaitu
ruang ICU (Intensive Care Unit). Pada suatu hari seorang dokter menginstruksikan
perawat untuk memberikan Ny.R obat Dobutamin. Ketika perawat ingin memberikan
obat Dobutamin kepada pasien Ny.R tetapi obat yang tersimpan di lemari obat pasien
hanya tersisa 1 amp, sedangkan pasien akan diberikan obat Dobutamin, perawat pun
memberikan Ny.R dengan menggunakan obat pasien lain dan akan digantikan kembali
bila obat telah tersedia di Instalasi Farmasi. Lalu dokter pun membuat peresepan order
obat ke Instalasi Farmasi dan perawat juga mengetahui resep yang diorder untuk ditulis
dibuku catatan apoteker. Ketika obat tersebut diorder dan ditulis dicatatan apoteker ada
seorang apoteker yang menerima instruksi pengorderan obat tersebut. Setelah obat
diorder oleh Instalasi Farmasi, seorang pekarya membawakan resep untuk diserahkan ke
Instalasi Farmasi, obat tersebut kemudian diterima oleh seorang apoteker. Salah satu jenis
dari obat yang diorder adalah obat Hight Alert yaitu obat Dobutamin sehingga obat
diberikan kepada perawat melalui asisten apoteker. Kemudian perawat melakukan serah
terima obat dari asisten apoteker dan menyimpan obat tersebut di dalam lemari obat
pasien (double lock) dengan catatan obat yang sama dikeluarkan terlebih dahulu agar
tidak kadaluwarsa (First In First Out). Setelah obat tersedia perawat mengoplos obat yang
akan diberikan ke Ny.R yaitu obat Dobutamin (High Alert) dimeja pengoplosan,
kemudian obat tersebut diberikan melalui syringe pump sesuai dengan prosedur three
check.

Pemeran : Dokter : Febriyanti Nurcahya Lestari

Perawat 1 : Ibni Syardha Sabillah

Perawat 2 : Ellyza Fildzah Zildahani

Apoteker : Anisa Rosa Novita

Asisten apoteker : Syifa Aini Salam

Pekarya : Aji Muminun

Narator : Destika Anggita Yuniar

Disuatu rumah sakit Wijaya Kusuma terdapat salah satu ruang perawatan yaitu
ruang ICU (Intensive Care Unit). Pada suatu hari seorang dokter menginstruksikan
perawat A untuk memberikan Ny.R obat Dobutamin.

Dokter : “Suster, Pasien Ny.R obat Dobutamin dilanjut pemberiannya ya”


Perawat A : “Baik, dok. Saya akan memberikan obatnya. Tapi dok, obatnya hanya
tersisa 1 amp di lemari obat Ny.R untuk diberikan pagi ini.”

Dokter : “Ya, ini sudah saya resepkan untuk 2 hari”

Perawat A : “Baik, dok”

Kemudian perawat A pun menulis status pasien dan menulis jadwal obat pasien
dibuku
catatan obat. Tiba-tiba ada seorang pekarya datang keruang perawat (nurse
station)
untuk mengambil resep obat.
Pekarya : “Permisi, apakah ada resep tambahan?”
Perawat A : “Oh iya, tunggu sebentar ya masih saya rekap.

Setelah beberapa menit kemudian.

Perawat A : “Ini sudah selesai saya rekap semua resep obat pasien”

Pekarya : “Terima kasih, saya permisi”

Perawat A : “sama-sama”

Setelah perawat memberikan beberapa resep yang telah direkap dan sudah ditanda
tangani oleh dokter, kemudian diserahkan kepada pekarya untuk dibawa ke
Instalasi
Farmasi dan diterima oleh apoteker untuk diracik. Sementara perawat tetap
melanjutkan tugasnya diruangan. Setelah beberapa jam, perawat pun ditelfon oleh
apoteker.
Apoteker : “Hallo, selamat siang suster.”

Perawat B : “Selamat siang”

Apoteker : “Obat orderan untuk pasien a/n Ny.R kelolaan dokter Febri sudah siap
akan segera diantarkan oleh asisten apoteker.

Perawat B : “Oh iya, terima kasih”

Kemudian datanglah seorang asisten apoteker ke nurse station diruang ICU untuk
memberikan obat yang telah diracik oleh apoteker dan diserahkan kepada perawat.

Asisten apoteker : “ permisi, ini obat dari apoteker farmasi”

Perawat dan asisten apoteker pun melakukan serah terima obat dan melakukan
operan untuk menyesuaikan obat yang diterima dengan data obat pasien yang ada
diruangan setelah sesuai kemudian dicatat dibuku obat pasien dan ditanda tangani
oleh asisten apoteker dan perawat menandatangani list penerimaan bahwa obat
telah diterima sebagai tanda serah terima. Setelah obat diterima, perawat
memasukkannya kedalam box/lemari obat sebagai stok dengan catatan obat yang
sama dikeluarkan terlebih dahulu agar tidak kadaluawarsa (First In First Out).
(penjelasan oleh narator mengenai First In First Out). Setelah itu perawat
memberikan Ny.R obat dobutamin melalui syringe pump sesuai dengan prosedur
three check.

Prosedur three check :

Check 1.
 Perawat pertama (Memegang obat) menyebutkan identitas dan Dosis pemberian
obat dan rute pemberian
 Perawat kedua menjawab (sesuai) dan memegang kardek sambil membaca ulang
identitas dan Dosis pemberian obat dan rute pemberian
 Perawat pertama menjawab (sesuai)

Check 2
 Perawat pertama (Mengambil obat dalam plastik) menyebutkan identitas dan Dosis
pemberian obat serta rute dan sisa obat dalam plastic wadah obat
 Perawat kedua menjawab (sesuai) Dan memegang kardek sambil membaca ulang
identitas dan Dosis pemberian obat serta rute dan sisa obat dalam plastic wadah
obat
 Perawat pertama menjawab (sesuai)

Check 3
 Perawat pertama (Mengambil obat yang sudah disiapkan dalam spuit) mengecek
identitas gelang pasien dan Dosis pemberian obat dan rute pemberian (prinsip 7
benar pemberian obat: Benar identitas, Benar obat, benar dosis, benar waktu,
benar rute pemberian, Benar informasi, benar dokumentasi)
 Perawat kedua menjawab (sesuai) Dan memegang kardek sambil membaca ulang
identitas dan Dosis pemberian obat serta rute pemberian obat.
 Perawat pertama menjawab (sesuai)
DAFTAR PUSTAKA

Sofiani, I. (2016, Juni). Efektivitas pelatihan high alert medication terhadap pengetahuan
dan sikap petugas di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Pku Muhammadiyah Ktogede,
5(2), 120-123, 2016, Juli.

Nabila Salsabila Panggabean. (2012), Pelatihan dan peningkatan tentang obat-obatan


yang perlu diwaspadai, 6(2).
Johariyah, S. (2009), Pengaruh pelatihan high alert medication terhadap kepatuhan
perawat dalam penerapan prinsip benar pemberian obat di RSU Muhammadiyah
Gamping Yogyakarta, Yogyakarta : Universitas Aisyiyah.

http://www.ismp.org/tools/highalertmedications.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/113867-ID-efektifitas-pelatihan-high-alert-
medicat.pdf

Anda mungkin juga menyukai