Anda di halaman 1dari 16

RANCANGAN PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG MANAJEMEN NYERI TEKNIK NON-FARMAKOLOGIS


(EFFELEURAGE, RUBBING, DAN COUNTER PRESSURE)

Dosen Pembimbing :

Ellya Netty SKp, M.Kes

Disusun Oleh :

Faradilah Shafa (P17120019015)

Tania Sri Ramadayanti (P17120019034)

Tingkat IIA

PROGRAM STUDI D. III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1

2020/2021

RANCANGAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN NYERI


TEKNIK NON FARMAKOLOGIS

(EFFELEURAGE, RUBBING, DAN COUNTER PRESSURE)

1. PENGKAJIAN
1.1 FAKTOR PREDISPOSISI
a. Riwayat keperawatan
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa pasien atas nama Ny. D (24 tahun) dengan
kehamilan pertama dan usia kehamilan 36 minggu. Ny. D mengalami keluhan akibat
nyeri kontraksi yang dialaminya akhir-akhir ini. Ny. D mengatakan, bahwa kontraksi
selalu terasa saat sedang melakukan aktivitas, meskipun hanya aktivitas ringan. Ny. D
mengatakan bahwa, kontraksi-kontraksi kecilnya masih bisa ia tahan. Namun seiring
dengan usia kehamilannya yang semakin tua, terkadang nyerinya membuat ia merasa
sedikit terganggu. Untuk mengatasi rasa nyerinya, klien mengatakan hanya
melakukan istirahat, menarik napas dalam dan mengelus-ngelus perutnya. Klien
mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai cara manajemen nyeri
nonfarmakologi untuk mengurangi rasa kontraksi yang klien rasakan.
b. Keadaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik klien, TD : 130/80 mmHg, N: 108 x/menit, RR: 21x/menit.
Klien tampak meringis saat nyeri mulai datang. Klien tampak gelisah.
c. Kesiapan belajar
Klien tampak antusias dan mengatakan siap diberikan pendidikan kesehatan
mengenai manajemen nyeri teknik non farmakologis (effeleurage, rubbing, dan
counter pressure) untuk mengurangi nyeri saat terjadi kontraksi. Klien bersedia jika
penyuluhan diberikan pada waktu yang telah ditentukan.
d. Motivasi belajar
Klien mengatakan sangat ingin mengetahui cara meredakan nyeri dengan cara non
farmakologis (effeleurage, rubbing, dan counter pressure).
e. Kemampuan membaca
Ny. D dapat membaca dengan baik, dan tidak menggunakan alat bantu baca.

2.1 PENGKAJIAN FAKTOR PEMUNGKIN


Ny. D mengatakan bahwa lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari fasilitas kesehatan
puskesmas. Lokasi ke puskesmas dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor 10-15
menit. Klien mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan nyeri nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa sakit saat kontraksi dan belum pernah mencari tahu tentang cara
tersebut.
3.1 PENGKAJIAN FAKTOR PENGUAT
Di lingkungan rumah klien, tokoh masyarakat seperti kader kesehatan belum ada yang
memberikan penyuluhan mengenai manajemen nyeri nonfarmakologi, sehingga klien
belum memiliki pengetahuan terkait manajemen nyeri dengan teknik nonfarmakologi.

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan, perawat berusaha merumuskan
diagnose keperawatan, adapun diagnose keperawatan tersebut dirumuskan sebagai berikut:
“ Defisit Pengetahuan tentang Manajemen Nyeri Nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
saat kontraksi berhubungan dengan kurang terpapar informasi.”

3. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Tindakan Keperawatan ditetapkan untuk menyelesaikan diagnose keperawatan tersebut
adalah berupa pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri akibat kontraksi, serta cara mempraktikannya.

SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI


TEKNIK NON FARMAKOLOGIS

EFFELEURAGE, RUBBING, DAN COUNTER PRESSURE

Pokok Bahasan : Manajemen nyeri non farmakologi Effeleurage, Rubbing dan Counter
Pressure

Sasaran : Ny. D (umur 24 tahun)

Hari/tanggal :

Alokasi waktu : 50 menit

Tempat : Lingkungan Rumah

Penyaji : Perawat Faradilah dan Tania

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 50 menit, diharapkan klien dan keluarga
mampu melakukan Manajemen nyeri non farmakologi Effeleurage, Rubbing, dan
Counter Pressure
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
a. Klien mampu menjelaskan definisi Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
b. Klien mampu menyebutkan manfaat Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
c. Klien mampu menyebutkan prinsip pemberian Effeleurage, Rubbing, dan Counter
Pressure
d. Klien mampu melakukan prosedur Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure.

B. MEDIA & ALAT


1. Lembar balik
2. Leaflet

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demontrasi

D. MATERI (Lampiran)
1. Definisi Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
2. Manfaat Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
3. Prinsip pemberian Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
4. Prosedur Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure

E. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


.
1. 5 menit Pembukaan : Mendengarkan dan
1. Mengucapkan salam
menyimak dengan baik
2. Memperkenalkan diri
pembukaan yang
3. Menyampaikan kontrak
disampaikan
waktu
4. Menyampaikan tujuan
5. Menyampaikan topik
pembelajaran: Manajemen
nyeri non farmakologi
Effeleurage, Rubbing, dan
Counter Pressure
2. 30 menit Pelaksanaan : Mendengarkan dan memberi
1. Definisi Effeleurage, umpan balik terhadap materi
Rubbing, dan Counter yang disampaikan
Pressure
2. Manfaat Effeleurage,
Rubbing, dan Counter
Pressure
3. Prinsip pemberian
Effeleurage, Rubbing, dan
Counter Pressure
4. Prosedur Effeleurage,
Rubbing, dan Counter
Pressure
3. 15 menit Evaluasi: 1. Mengajukan pertanyaan
1. Menyimpulkan isi pokok mengenai materi yang
materi pembelajaran belum dipahami
2. Memberikan kesempatan 2. Menjawab pertanyaan
untuk bertanya yang telah diajukan
3. Mengevaluasi hasil 3. Mendengarkan degan
pembelajaran dengan baik dan membalas
mengajukan pertanyaan salam
sesuai materi pembelajaran
4. Memberikan saran kepada
peserta pembelajaran dalam
melakukan saran-saran yang
harus diperhatikan.
5. Menyampaikan salam

F. EVALUASI
 Prosedur : diberikan pada akhir penyuluhan
 Waktu : 15 menit
 Bentuk soal : Uraian
 Jenis evaluasi : Tanya jawab lisan
 Jumlah soal : 4 pertanyaan
 Jenis soal : essay
Soal evaluasi :
1. Jelaskan definisi Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
2. Sebutkan manfaat Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
3. Sebutkan prinsip Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure
4. Jelaskan prosedur Effeleurage, Rubbing, dan Counter Pressure

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN NYERI

TEKNIK NON FARMAKOLOGIS

(EFFELEURAGE, RUBBING, DAN COUNTER PRESSURE)


A. Konsep Nyeri
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Mohammad, 2012 dalam Lestari, 2014).
Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang
berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas
besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitkan bagi
ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke
kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kejadian itu
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam
rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Adriana, 2012, hal. 14).

2. Penyebab Nyeri Persalinan


Faktor penyebab nyeri persalinan adalah :
a. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan menjadi lebih hebat
jika interval antara kontraksi singkat, sehingga pasokan oksigen ke otot rahim belum
sepenuhnya pulih),
b. Meregangnya leher rahim (effacement dan pelebaran),
c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina,
d. Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul
selama kontraksi dan turunnya bayi,
e. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus,
f. Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina,
g. Ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan dikeluarkannya hormon stress
dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan lainlain) yang mengakibatkan
timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat (Simkin, P., Whalley, J., dan
Keppler, A., 2007, hal. 150).
3. Tingkat Nyeri Persalinan
Tingkat nyeri persalinan digambarkan dengan intensitas nyei yang dipersepsikan oleh
ibu saat proses persalinan. Intensitas nyeri tergantung dari sensasi keparahan nyeri itu
sendiri. (Kozer, 2000)
Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I fase aktif digambarkan dengan skala VAS
sebesar 6,7 sejajar dengan intensitas berat pada skala deskriptif. (Ocviyanti, 2002)

B. Jenis Kontraksi
1. Kontraksi dini
Kontraksi dini merupakan kontraksi yang terjadi pada trimester awal karena terjadi
penyesuaian otot-otot Rahim terhadap janin. Kontraksi ini biasa diiringi dengan perut
kembung, sembelit, dan dehidrasi (Khaerani, 2017)
2. Kontraksi saat berhubungan intim (Khaerani, 2017)
3. Kontraksi palsu (Braxton Hicks) (Rahmatulah, 2019)
a. Rasa mulas (kencang-kencang), kadang tanpa rasa nyeri, dimulai dari bagian atas
rahim kemudian turun, dan terkadang terasa seperti kram perut.
b. Muncul pada akhir trimester kedua (7 bulan) dan terkadang baru muncul pada usia
kehamilan 37-40 minggu kehamilan
c. Kontraksi berlangsung sekitar 20 detik dan tidak teratur.
d. Biasanya terjadi 1-2 kali sehari, dan tidak bertambah sering seiring bertambahnya
waktu. Bila ibu hamil istirahat, terkadang kontraksi akan hilang.
4. Kontraksi asli (Rahmatulah, 2019)
a. Rasa mulas (kencang-kencang), disertai nyeri di bagian perut bawah menjalar
sampai ke belakang pinggang belakang.
b. Normalnya baru muncul setelah usia kehamilan cukup bulan (37-40 minggu)
c. Lama kontraksi 30-60 detik, dan berulang secara teratur, 10 menit bisa 2 sampai 3
kali kontraksi. Kontraksi makin lama makin kuat.
d. Makin lama kontraksi makin sering (awalnya setiap 10 menit sekali), dan biasanya
makin kuat, terkadang disertai keluarnya lendir darah atau bercak kecoklatan
(seperti bercak ketika akan datang bulan)

C. Tahap Persalinan
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). persalinan kala 1 berlangsung 18-24 jam
dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap
 Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
 Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maksimal, dan deselerasi
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung 40 detik atau lebih
 Serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam hingga pembukaan lengkap (10cm)
 Terjadi penurunan bagian terendah janin
(Legawati, 2018)
2. Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah :
a. Perineum menonjol
b. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
c. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat / pecah, ditandai dengan keluarnya
cairan kekuningan dan pasien mulai mengejan
d. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, datangnya tiap 2-3 menit
e. Pembukaan lengkap (10cm)
f. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam
(Legawati, 2018)
3. Kala III
Fase ini disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Setelah bayi
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusar. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah (Mutoharoh, 2019).
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum (Mutoharoh,
2019).

D. Pengertian Counter-Pressure, Effeleurage, dan Rubbing


1. Counter-Pressure
Massage counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan memberikan tekanan
yang terus menerus pada tulang sakrum pasien dengan pangkal atau kepalan salah satu
telapak tangan. Pijatan counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau
lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung pada persalinan.
(Danuatmaja, 2014).
Counterpresurre adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan
atau bagian-bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis pada daerah
lumbal dimana ia sedang mengalami sakit punggung (Marmi, 2016).
2. Effeleurage
Efflurage massage yaitu suatu gerakan dengan mempergunakan seluruh permukaan
tangan melekat pada bagian- bagian tubuh yang digosok dengan ringan dan
menenangkan. Massage effleurage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
menghangatkan otot abdomen, dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental.
3. Rubbing
Rubbing adalah teknik pijatan yang dilakukan pada punggung diantara kontraksi
(Indah Lestari, 2015).
Massase Rubbing punggung merupakan metode menurunkan nyeri dengan teknik
massase dan penggosokan (rubbing) pada daerah punggung yaitu pada thoracic, 10, 11,
12 dan lumbal 1. Impuls nyeri selama persalinan kala I di transmisikan oleh segmen
saraf spinal (thoracic 11 dan thoracic 12) dan asesoris thoracic bawah simpatis lumbalis.
Nervus ini berasal dari uterus dan serviks (Bobak, 2005, dalam Riska & Mariza, 2016).

E. Manfaat Counter-Pressure, Effeleurage, dan Rubbing


1. Counter-Pressure
Counter-Pressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan
menuju medulla spinalis dan otak, selain itu tekanan kuat pada teknik ini dapat
mengaktifkan senyawa endhorpine yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang
dan otak, sehingga tranmisi dari pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan status
penurunan sensasi nyeri. Counter-pressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan
sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi ataupun di
antara kontraksi.
Pijatan tersebut akan merangsang tubuh untuk melepaskan endorphin yang
berfungsi sebagai pereda rasa sakit dan menciptakan perasaan nyaman. Pijat secara
lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman dalam persalinan. (Pillitteri,
2010).
2. Effeleurage
Teknik pijat effleurage dapat menimbulkan efek distraksi dan relaksasi, sehingga
membantu ibu menjadi lebih rileks, menciptakan perasan nyaman, enak dan respon nyeri
akan menurun. Di Indonesia teknik ini masih belum popular dan masih jarang dilakukan
(Danuatmaja, 2004:67).
3. Rubbing
Rubbing dapat meningkatkan endorphin yang berfungsi neurotransmiter dan
neuromodulator untuk menghambat atau menurunkan sensasi nyeri. Massase rubbing
juga berfungsi untuk melancarkan peredaran darah (Riska & Mariza, 2016).
F. Prinsip Pemberian Counter-Pressure, Effeleurage, dan Rubbing
1. Counter-Pressure
Counter pressure efektif diberikan terhadap pengurangan nyeri ibu ketika fase aktif kala 1
persalinan
2. Effeleurage
Pada kala I fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas
yang bisa dilakukan oleh pasien persalinan adalah Effleurage. (Bem & Nyeri, 2010)
3. Rubbing
Dilakukan pada proses persalinan kala I fase aktif dengan pembukaan 4-7cm Dilakukan
pada saat aktivitas rahim dalam fase relaksasi .

G. Prosedur Pemberian Counter-Pressure, Effeleurage, dan Rubbing


1. Counter-Pressure
Langkah-langkah melakukan Massage counterpressure yaitu, menurut (Yuliatun, dkk
2013).
a. Memberitahu ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya
b. Menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke
kiri ataupun duduk
c. Mencuci tangan
d. Menekan daerah sacrum secara mantap dengan pangkal atau kepalan salah satu
telapak tangan setiap kontraksi selama 20 menit, lepaskan dan tekan lagi, begitu
seterusnya selama kontraksi.
e. Mengevaluasi teknik Massage counterpressure tersebut.
2. Effeleurage
a. Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur telentang rileks dengan menggunakan 1 atau
2 bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut fleksi dengan membentuk sudut
45°
b. Pada waktu timbulnya kontraksi, kaji respon fisiologis dan psikososial ibu lalu
tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.
c. Pada waktu timbul kontraksi berikutnya, letakkan kedua telapak ujung-ujung jari
tangan diatas simpisis pubis bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujungujung jari
tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke samping abdomen,
mengelilingi samping.
d. Abdomen menuju kearah fundus uteri, setelah sampai fundus uteri seiring dengan
ekspirasi pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut
bagian bawah di atas simpisis pubis melalui umbilicus.Lakukan gerakan ini berulang-
ulang selama ada kontraksi.
e. Sesudah dilakukan perlakuan, kaji respon fisiologis dan psikologis ibu dan tanyakan
kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.

3. Rubbing
Cara rubbing bisa dilakukan dengan bantuan penolong persalinan atau keluarga yang
mendampingi dengan cara pemijatan dengan gerakan melingkar pada punggung sekitar
torakal 10, 11, 12, lumbal 1 dan sakral 2, 3, 4 selama kontraksi uterus dan ulangi kembali
bila ada kontraksi ((Maryunani, 2010), dalam Riska & Mariza, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Rilyani, dkk. 2017. Pengaruh Counter Pressure terhadap Skala Nyeri Persalinan di Rumah
Sakit Daerah May Jend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara Tahun 2017.
Lampung: Universitas Malahayati.

Juniartati, Emi, dkk. 2018. Literature Review : Penerapan Counter Pressure untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I. diakses melalui http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/article/view/3740 pada tanggal 20 Januari 2021 pukul
20.01 WIB

Murniati, Sri. 2018. Efektifitas Teknik Counter-Pressure untuk Mengurangi Rasa Nyeri
Persalinan Kala I di Klinik Prtama Rahma Kec. Wampu Kab. Langkat. Diakses melalui
http://repo.poltekkes-medan.ac.id pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 20.10 WIB

Herinawati, dkk. 2019. Pengaruh Effleurage Massage terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif di Praktik Mandiri Bidan Nuriman Rafida dan Praktik Mandiri Bidan Latifa Kota
Jambi. Diakses melalui http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/764 pada
tanggal 21 January 2021 pukul 21.01 WIB

Indah Lestari, N. (2015). Pengaruh Deep Back Massage Terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Kala I Fase Aktif Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin
Primigravida. Jurnal Keperawatan Bina Sehat, 3(1), 37–50.

Riska, A., & Mariza, A. (2016). Pengaruh Massase terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Ibu Inpartu Kala I di BPS Nurhasanah Kecamatan Teluk Betung Bandar Lampung.
Jurnal Kesehatan, 7(3), 407. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.223

Legawati. 2018. ASUHAN PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR. Malang : Wineka
Media.
Mutoharoh, Siti., dkk. 2019. Efektivitas Birth Ball Selama Kehamilan Terhadap Lama
Persalinan. Yogyakarta: LeutikaPrio.
Rahmatulah, Irfan. 2019. Menjalani Kehamilan & Persalinan yang Sehat.. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai