Anda di halaman 1dari 61

KLIMAKTERIUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
Aldi Heldi Prayoga C.0105.20.103
Caesar Susanto C.0105.20.109
Fenianti Kulsum C.0105.20.119
Putri Sofianie Sativa C.0105.20.138

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2021
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah keperawatan maternitas dalam program S1 keperawatan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budi Luhur Cimahi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
sekali kekurangan, baik dalam tata bahasa maupun penulisan. Penyusun berusaha
untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Namun demikian
penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
menyempurnakan tugas makalah ini.

Bandung, April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi 3
B. Manifestasi Klinis 6
C. Etiologi dan Faktor Predisposisi 7
D. Patofisiologi 10
E. Penatalaksanaan Pengobatan dan Implikasi Keperawatan 12
F. Asuhan Keperawatan Kemungkinan data focus 15
G. Analisa Data 17
H. Diagnosa Keperawatan 19
I. Intervensi 20
BAB III PENUTUP 25
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
PENUTUP 25
DAFTAR PUSTAKA 26
ANALISA JURNAL 27
SAP KEPERAWATAN 35
LAMPIRAN 38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal
seorang wanita sebelum senium ( masa lanjut usia ), yaitu mulai dan aktif
masa reproduksi dan kehidupan sampai masa non-reproduksi. Masa
klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimkaterium yang terjadi pada
wanita umur kurang dari 40 tahun. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun
sebelum menopause, keluhan klimakterium sudah mulai timbul, hormone
estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi
perdarahan tak teratur.
Menopause adalah henti darah haid yang terakhir yang terjadi
dalam masa klimakterium dan hormone estrogen tidak dibentuk lagi jadi
merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada
umur 45-55 tahun. Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah
menopause, dijumpai hiper-gonadotropin ( FSH dan LH ) dan kadang-
kadang hipertiroid. Sindrom klimakterium klinis adalah keluhan-keluhan
yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pasca menopause.
Sindrom klimakterium endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen,
peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH )
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, sosial, dan buakn hanya bebas
dari penyakit yang berkaitan dengan system reproduksi dan fungsinya.
Kesehatan reproduksi bukan hanya membahas masalah kehamilan atau
persalinan, tetapi mencakup seluruh siklus kehidupan wanita yang salah
satunya adalah masa menopause, yaitu suatu masa yang dimulai pada
1
akhir masa reproduksi dan berakhir pada masa senium (lanjut usia), yaitu
pada usia 4-45 tahun (pakasi, 2000). Pada saat ini akan banyak muncul
masalah kesehatan karena masalah kesehatan sangat erat kaitannya dengan
peningkatan usia (Curtis, Glade B, 2000)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan umur harapan
hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun. Umur harapan hidup
wanita adalah 67 tahun dan pria 63 tahun (yminti online, 2007).

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami memaparkan masalah mengenai :
1. Penegertian klimaterium.
2. Tanda- tanda dan gejala klimakterium.
3. Bagaimana kondisi fisik pada masa klimakterium.
4. Apa saja gangguan prilaku pasa fase klimakterium.
5. Bagaimana kehidupan seks pada masa klimakterium.

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui dari pengertian klimakterium.
2. Mengetahui tanda-tanda dan gejala klimaterium.
3. Mengetahui kondisi fisik klimakterium.
4. Mengetahui beberapa gangguan perilaku pada fase klimakterium.
5. Mengetahui kehidupan seks pada masa klimakterium.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif
menjadi tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormon, dan
menimbulkan gejala klinis. Klimakterium merupakan mata rantai dari
meopause sampai pascamenopause (Manuaba, 2004).
Klimakterium menggambarkan suatu periode waktu penurunan
aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Pada sebagian besar
wanita, klimakterium terjadi antara usia pertengahan empat puluhan
dan pertengahan lima puluhan. Menopause adalah berakhirnya
menstruasi dan merupakan peristiwa tunggal yang terjadi setelah
klimakterium (Brooker, 2008).
Masa – Masa Klimakterium adalah sebagai berikut :
1. Pramenopause adalah waktu sebelum periode menstruasi berakhir,
pramenopause terjadi pada umur 40 tahun, keluhan klimakterik
sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk, tetapi bila
kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
2. Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam
masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
3. Pascamenopause atau postmenopause adalah waktu dalam
kehidupan wanita setelah periode berhenti haid paling tidak satu
tahun.
Perubahan Fisik Pada Masa Klimakterium :
1. Perubahan pada organ reproduksi
a) Uterus
Ukuran panggul mengecil karena :
- Menciutnya selaput rahim (atropi endometrium)
3
- Hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar
sel
b) Tuba fallopi
Lipatan-lipatan menjadi lebih pendek, menipis, mengkerut,
endotalping, adanya serabut getar dalam tuba (sillia) kemudian
menghilang.
c) Ovarium
- Makin bertambah umur, maka jumlahnya makin berkurang.
- Usia 45-50 tahun, rata-rata sel primordial menurun s.d. 00
buah karena adanya ovulasi pada sel hala dan proses
terhentinya pertumbuhan folikel primordial.
d) Serviks
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding
vagina atropi lapitan servikal, kanalis servikalir memendek,
menyerupai ukuran serviks fundus pada masa adolesent.
e) Vagina
- Terdapat penipisan dinding vagina sehingga menyebabkan
hilangnya rugae (lipatan-lipatan vagina).
- Berkurangnya pembuluh darah
- Penurunan elastisitas
- Sekret vagina encer, indeks korio, piknotik menurun
- Pri vagina (basa bonderline) oleh karena peningkatan
cadangan gula dalam sel → mudah infeksi.
f) Vulva
- Menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan
lemak, jaringan elastis.
- Kulit menipis, pembuluh darah berkurang → pengerutan
lipatan vulva
- Rambut di mons pubis berkurang tebalnya
- Nyeri saat senggama (dispareunia), mengkerutnya introitus
2. Perubahan pada organ non reproduksi
4
a. Dasar panggul
Kekuatan dan elastisitasnya menurun karena penciutan (atropi,
melemahnya daya sokong akibat prolapsus utero vaginal)
turunnya alat-alat kelamin bagian dalam,
b. Anus dan perineum
Lemak dibawah kulit berkurang, atropi otot sekitarnya,
menyebabkan otot tonus spingter melemah, dan menghilang,
sering terjadi inkontinensia akut vagina.

c. Vesika urinaria (Blodder)


Aktivitas kendali, spingter dan otot-otot detrussor (otot-otot
blodder) hilang.
d. Lemak subkutan diserap, atropi parenxim, lobulur menciut,
stroma jaringan dan ikat fibrosa menebal, puting susu
mengecil, kulit erektill, pigmentasi sehingga mendatar dan
mengendor.
3. Perubahan pada susunan ekstrogenital
a. Adipostiosir (penimbunan lemak).
Diduga berhubungan dengan penurunan estrogen dan gangguan
pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
b. Hiperkolesterolania
c. Arteriosklerosis
d. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah selama masa klimakterium terjadi
secara bertahap kemudian menetap dan lebih tinggi dari
tekanan darah sebelumnya.
e. Virilasasi (tumbuhnya rambut)
Penurunan t2 dan peningkatan pembentukan sistron (t2).
f. Osteopenin, pengurangan kadar mineral tulang → osteoporosis
(pengeroposan tulang).
5
B. Manifestasi klinis
1. Gangguan Fisik
a. Kelainan mestruasi
- Dismenorea
- Polimenorea (siklus menstruasi yang panjang)
- Hipomenorea (menstruasi yang sedikit)
- Hipermenorea (menstruasi yang banyak)
b. Keluhan konstitusional
Papitasi, sakit kepala (migrain), kelelahan, nyeri otot/sendi,
nyeri punggung, peningkatan BB.
c. Keluhan vasomotorik
- Hot flusher (panas pada kulit) karena ketidakstabilan
vasomotor ditandai dengan kulit merah dan hangat terutama
daerah kepala, dan leher yang dapat terjadi kapan saja
selama beberapa detik s.d. 2 menit, lebih sering terjadi pada
malam hari dan biasanya disertai dengan yang berlebihan.
- Vertigo
- Keringat banyak
- Rasa kedinginan
d. Perubahan fisiologis lain misalnya denyut jantung meningkat,
vasodilatasi perifer, temperatur kulit meningkat.
e. Kulit genetalia dan dinding vagina dan uretra menipis dan lebih
kering sehingga mudah iritasi, infeksi, dispareunia, labia,
klitoris, uterus dan ovarium mengecil : elastisitas dan efek
androgen dalam sirkulasi yang tidak seimbang.
f. Atropi jaringan payudara : ukuran mengecil.
g. Libido berkurang
h. Gangguan kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
i. Penurunan kekuatan dan klasifikasi tulang diseluruh tubuh
(osteoporosis) beresiko fraktur vertebrae dan femur.
2. Gangguan psikososial
6
a. Gugup
b. Mudah tersinggung/iritabilitas/agitasi
c. Depresi
d. Pelupa
e. Cemas dan takut kehilangan kebanggan sebagai wanita
f. Insomnia
g. Keluhan psikiostenik dan neurotic
Merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa
ketakutan, konflik keluarga gangguan di tempat kerja.
h. Gangguan libido atau gangguan hasrat seksual yang bisa turun
atau naik.
i. Orgasme yang terhambat
j. Dispareunia (nyeri saat bersenggama)

C. Etiologi dan Faktor Predisposisi


Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi
berbagai perubahan dan penurunan fungsi pada ovarium seperti,
berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks,
penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan fungsi seksual wanita
secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-
gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks
yang dibutuhkan.
Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing
hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan
mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat
secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk
menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong
telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang
siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan
7
ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di
ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii
(saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan
terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu
seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi
ovarium semakin menurun.
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai
dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi
selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause.
Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium
seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan
menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium
menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab
rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara
hipotalamus- hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami
kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid
ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif
terhadap hipotalamus.
Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi
FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal
yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik. Secara
endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan
meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa
reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa
pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada
pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen
mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa
gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik,
metabolik dan gangguan siklus haid.
Faktor yang berpengaruh terhadap klimakterium :

8
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi
menopause yaitu:
1. Usia saat haid pertama kali :
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin
tua atau lama ia memasuki masa menopause artinya wanita yang
mendapatkan menstruasi pada usia 16 atau 17 tahun akan
mengalami menopase lebih dini.
2. Faktor Psikis :
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi
perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian
mereka akan mengalami masa menopause lebih muda,
dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
3. Jumlah anak :
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang
wanita melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause.
Hal ini dikarenakan kehamilan dan persalinan akan memperlambat
sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga memperlambat
penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan :
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai
memasuki usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi.
Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.
5. Pemakaian kontrasepsi :
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada
wanita yang menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua
memasuki usia menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja
kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak
memproduksi sel telur.
6. Merokok :

9
Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa
menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak
merokok.
7. Genetik :
Menopause dikarenakan adanya Terapi Kanker seperti radiasi dan
kemoterapi
8. Infeksi seperti TB, gondok
9. Menopause akibat pembedahan seperti pembedahan karena
endometriosis, kanker ovarium, kanker rahim, polip.

D. Patofisiologi
Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang
wanita memasuki usia 40 tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita
memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan jumlah ini akan
terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal
beberapa ribu buah saja ketika mengalami menopause. Semakin
bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa perimenopause,
folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap
rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel,
ovulasi, dan pembentukan korpus luteum dalam siklus ovarium
berhenti secara perlahan lahan. Pada wanita diatas 40 tahun, 25%
diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar.
Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan
penurunan peroduksi estrogen dan peningkatan kadar hormon
gonadotropin. Tingginya kadar gonadotropin ini disebabkan rendahnya
estrogen sehingga tidak ada umpan balik negatif dalam poros
hipotalamus dan hipofisis. Walaupun secara endrokinologi terjadi
perubahan hormonal, namun tidak ada kriteria khusus pengukuran
kadar hormon untuk menentukan fase awal atau akhir dari masa
transisi menopause.

10
Masa klimakterium memiliki tiga tahap, tahap pertama adalah
premenopause yaitu masa sebelum berlangsungnya perimenopause,
sejak fungsi reproduktif mulai menurun, sampai timbulnya keluhan
atau tanda-tanda menopause. Tahap kedua adalah perimenopause yaitu
periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan
1-2 tahun sesudah menopause. Kusumawardhani (2006)
mendefinisikan bahwa perimenopause adalah masa dimana menstruasi
tidak lagi terjadi setiap bulan pada mereka yang berada pada usia- usia
menjelang menopause. Tahap ketiga adalah postmenopause yaitu masa
setelah perimenopause sampai senilis. Wanita pada umumnya
menyebut fase klimakterium ini sebagai menopause. Pengetahuan
bahwa klimakterium adalah suatu proses dan bukan suatu peristiwa
adalah penting agar secara efektif dapat menangani permasalahan yang
dihadapi wanita dalam masa-masa ini (Gebbie, 2005 ; Kasdu , 2004 ;
Llewellyn, 2001 ; Rayburn , 2001).
Pada masa premenopause, hormon estrogen dan progesteron masih
tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa perimenopause
dan postmenopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi ovarium
yang terus menurun. Semakin meningkat usia seorang wanita, semakin
menurun jumlah sel-sel telur pada kedua ovarium. Hal ini disebabkan
adanya ovulasi pada setiap siklus haid, dimana pada setiap siklus,
antara 20 hingga 1.000 sel telur tumbuh dan berkembang, tetapi hanya
satu atau kadang-kadang lebih yang berkembang sampai matang yang
kemudian mengalami ovulasi, sel-sel telur yang tidak berhasil tumbuh
menjadi matang akan mati, juga karena proses atresia, yaitu proses
awal pertumbuhan sel telur yang segera berhenti dalam beberapa hari
atau tidak berkembang. Oosit pada usia menjelang 40 tahun, lebih sulit
untuk menjadi matang, yang kemudian menjadi anovulasi dan haid
yang tidak teratur.
Proses ini terus menurun selama kehidupan wanita hingga sekitar
50 tahun karena produksi ovarium menjadi sangat berkurang dan
11
akhirnya berhenti bekerja (Brooker, 2008 ; Goldfien, 2000 ; Kasdu,
2004 ; Rayburn , 2001).Penurunan fungsi ovarium menyebabkan
berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan
gonadotropin, keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi
antara hipotalamus – hipofisis. Pertama terjadi kegagalan fungsi
korpus luteum. Kemudian turunnya produksi steroid ovarium
menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap
hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Sel-sel stroma
ovarium berespon terhadap stimulasi LH yang meningkat dengan
memproduksi lebih banyak androstenedion tetapi hanya sejumlah kecil
estrogen. Dari kedua gonadotropin itu yang paling tinggi
peningkatannya adalah FSH. Kadar FSH pada masa menopause adalah
30-40 mIu/ml. Rata-rata kecepatan produksi estradiol turun menjadi 12
µg/24 jam (44 nmol/24 jam). Laju produksi estron adalah 55µg/24 jam
(202 nmol/24 jam). Dan kadar progesteron kira-kira merupakan 30%
konsentrasi yang terlihat pada wanita muda selama fase folikuler
(Goldfien , 2000 ; Llewellyn, 2001 ; Sarwono , 2002 ; Shimp dan
Smith, 2000).

E. Penatalaksanaan Pengobatan dan Implikasi Keperawatan


1. Farmakologi
a. Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan
pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan
atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan
postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti
keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada
saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon
12
estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan
pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti
hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan
kesehatan wanita yang bertambah tua (Kasdu, 2002).
b. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi, yoga, homeopati
c. Pengobatan Alternatif :
- Vitamin B6 dalam dosis kurang dari 200 mg dapat
meredakan beberapa gejala yang menegangkan.
- Vitamin E efektif mengurangi rasa panas.
- Androgen digunakan bersama estrogen
pada beberapa wanita untuk meningkatkan libido,
mengurangi nyeri payudara, dan mengurangi migrain.
2. Non Farmakologi
a. Olahraga :
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan
seseorang, biasanya ini juga membawa dampak positif, seperti :
- Menguatkan tulang
- Meningkatkan kebugaran
- Menstabilkan berat badan
- Mengurangi keluhan menopause
- Mengurangi stres akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu
saja berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif
karena biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak
berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah
dideritanya.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain
menjaga kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati
penyakit. Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita
usia menopause yaitu jalan cepat, senam, dan berenang.
Gerakan yang dilarang:
13
- Melompat
- Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan
mengambil sesuatu di lantai
- Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
b. Nutrisi (Diet) :
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak
melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya
masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Selain itu,
semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat
dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga
kalori yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh juga menurun
dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga
berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan
bergizi seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat – zat gizi
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
(Kasdu, 2002).
c. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa
yang akan mendatang. Perubahan gaya hidup untuk
pencegahan jantung koroner pada wanita, salah satu dgn
mengurangi atau kalau mungkin menghentikan merokok
termasuk minum minuman beralkohol. Hal penting yang juga
perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan olahraga, pola
makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi usia
tersebut serta aktivitas.
d. Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa
klimakterium adalah faktor psikis, wanita biasanya mempunyai
rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya diri dan khawatir
bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi. Alasan
bahwa badan lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk
14
menutupi ketakutan dan kekhawatiran tersebut. Banyak wanita
yang mengalami gejala-gejala akibat perubahan tersebut dan
biasanya menghilang perlahan dan tidak mengakibatkan
kematian. Namun tak jarang mengakibatkan rasa tidak nyaman
dan terkadang menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-
hari.
Konseling yang diberikan pada wanita yang memasuki
masa klimakterium meliputi penjelasan dan pemahaman
kesehatan reproduksi wanita yang mencakup perubahan-
perubahan fisik dan psikologis serta berbagai permasalahan
yang terjadi dalam berbagai masa kehidupan wanita. Perubahan
itu dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, pubertas, masa
reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-
masing masa mempunyai kekhususan yang memerlukan
pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya dalam
menghadapi masa tersebut. Perubahan-perubahan tersebut
adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam siklus kehidupan
wanita. Pada masa sekarang ini tanggung jawab kesehatan
reproduksi wanita bukan saja berada pada istri, namun
melibatkan peran suami. Oleh karena itu maslah kesehatan
reproduksi wanita sudah merupakan tanggung jawab bersama
antara suami dan istri.

F. Asuhan Keperawatan Kemungkinan data focus

1. Wawancara

a. Keluahan utama : riwayat klimak terium


Apakah mengalami hot flusher (panas dikulit). Banyak keringat, sakit
kepala pernah mengalami kekeringan pada vagina, nyeri selama
berhubungan seks, bagaimana perasaan klien jika mengalami

15
menopause ? Apakah mengalami masalah dalam mengenali tanda dan
gejala menopause
b. Riwayat penyakit sekarang seberapa berat keluhan menggangu
apa yang menanyakan keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
1) Kapan menarche : makin dini menarche, makin lambat
menopause
2) Sejak kapan mentruasi berakhir
3) Obat-obatan yang dikonsumsi
4) Apakah klien mengalami siklus mentruasi tidak teratur
5) Adakah keluhan lain yang menyertai saat mentruasi
6) Apakah klien merokok
7) Apakah klien pernah mengalami (ruktur, jatuh)
8) P keluarga : apakah riwayat keluarga yang mengalami
kanker, osteoporosis

2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
1) Tekan darah normal atau 140 mmHg
2) Suhu meningkat dan bila terjadi menggigil suhu menurun
3) Nadi batas normal 80 – 100 x / menit
4) Respirasi batas normal 20 – 24 / menit
b. Instrumen
Terjadi kemerahan (flasher) terutama daerah dada, leher, kepala dan
sensasi paha, banyak keringat, kadang terjadi kedinginan
c. Resproduksi
Ovarium mengecil mati vagina lebih kecil dan dinding tipis, kering,
elastisitas menurun mentruasi berhenti.
d. Muskuloskeletal
Terjadi osteoporosis, frektur, nyeri punggung, penurunan tinggi badan,
persoalan tulang belakang.
16
e. Fandiouskuler
Terjadi peningkatan LDL
3. Data penunjang
a. Pemeriksaan fungsi jantung : HDL menurun LDL meningkat
b. Pemeriksaan hormon : peningkatan KSH serum
c. Pemeriksaan radiologi rotgen sinar x 30 – 50 % masa tulang hilang
4. Pengobatan / penatalaksanaan perawatan
a. Terapi penggantian hormon : ERT (estrogen replasemen terapi)
b. Efek heoplasik – sadari
c. Metode alternatif
1) Tablet bellengair : sedarium
2) Vitamin E
3) Latihan kegel exenrice
4) Pelumas larutan dalam air
5) Psikoterapi
6) Penggantian diet

G. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. Do: Wanita umur lebih dari 45 Gangguan
0
suhu 37,5 C tahun keseimbangan
Tampak warna merah ↓ suhu tubuh
pada muka, leher pada Guarium mengecil mati hipoternia
dada (hot flase) ↓
Ds : Estrogen menurun
klien mengeluh rasa ↓
paha terumata pada Ketidakstabilan vosomoter
kepala, leher dada dan Vasolidilitasi dan

17
kemerahan pada kulit vasokontruksi

Rasa panas, kemerahan pada
kulit peningkat suhu tubuh

gangguan keseimbangan suhu
tubuh hipotesmuia

2. Do : klien menghalami Reproduksi wanita antropi Gangguan rasa


pareunia ↓ nyaman nyeri
Pemeriksaan dalam Penuruna kadar estrogen dispareunia
vagina tipis, kecil dan ↓
kering. Vagina lebih kecil, dinding
Ds : klien mengeluh vagina tipis, elastisitas
sakit dan panas saat menurun
melakukan hubungan ↓
seksual Aktifitas senggema
Ada pendarahan pada Lubrikasi lebih lama
coitus ↓
Dispareunia
3. Do : saat pada vagina Produksi estrogen Gangguan
lebih kecil, kering dan Tdk terjadi Epitelisasi pemenuhan keb
tipis peningkatan FSH seksual
Dan Lh ovulasi kulit
Ovulasi (-) kering dan
Progesterom - elastisternal
Sekret vagina - antropi
vagina
Vagina kering - klitoris
mengecil

18
nyeri sakit bersenggama libido
menurun

4. Do : disuria vagina Penurunan estrogen Resko infeksi


mengecil dan tipis Atropi vagina Ph vagina saluran kencing
c. PH vagina Kering berkemih kekeringan
meningkat disuria
d. Vagina kurang Iritasi
elastis bakteriusia
asimtromatik pesti infeksi
sel kencing
5. Ds: klien mengatakan Masa menopause Gangguan peran
merasa pasangannya Perubahan fisik diri
tidak lagi tertarik Perubahan pada pasangan
padanya Persepsi indentor tidak
e. Rasa takut menolak
ditolak klien Bbn peran diri
membutuhkan waktu
lebih lama untuk
orgasme

H. Diagnosa keperaatan
1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh : hipertemia
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri dispereunia
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual
4. Gangguan konsep diri : peran diri
5. Resiko terjadi infeksi saluran kencing
19
I. Intervensi
1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh : hipertemia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh akibat
disfungsi termoregulasi
Tindakan
Observasi
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan incubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longggarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan eksternal
- Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri dispereunia
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau
20
fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakterisrik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi keyakinan dan pengetahuan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
- Berikan Teknik nonfarmakologis, untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolabrasi
- Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual
21
Definisi
Mengidentifkasi dan mengelola perilaku seksual yang tidak
diterima secara social
Tindakan
Observasi
- Observasi penyimpangan perilaku seksual
- Identifikasi harapan perilaku atau verbalisasi seksual kepada
orangtua atau objek lain
- Identifikasi perasaaan tentang situasi krisis atau trauma masa
lalu
- Monitor perilaku seksual yang sesuai
Terapeutik
- Hindari menempatkan teman sekamar dengan kesulitan
komunikasi, riwayat penyimpangan aktivitas seksual, atau
resiko tinggi
- Tempatkan ada ruang tersendiri jika sangat beresiko perilaku
seksual menyimpang
- Batasi mobilitas fisik
- Gunakan pendekatan tenang dan mudah dipahami saat
merespon verbalisasi dan perilaku seksual menyimpang
- Berikan kegiatan pengalihan
- Berikan konsekuesi jika melakukan penyimpangan perilaku
seksual
- Diskusikan tentang cara memenuhi kebutuhan seksual yang
sesuai
- Anjurkan tidak berhubungan seksual atau intim saat stress
berat, jika perlu
- Konseling pelecehan/penyimpangan seksual, jika perlu
Edukasi
- Informasikan konsekuensi periku dan verbalisasi seksual yang
menyimpang
22
- Ajarkan keterampilan social yang sesuai
- Edukasi seks sesuai tingkat perkembangan
4. Gangguan konsep diri : peran diri
Definisi
Memfasilitasi oasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan
dengan mengklarifikasi dan memenuhi perilaku peran tertentu.
Tindakan
Observasi
- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat
perkembangan
- Identiikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
Terapeutik
- Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran
yang tidak diinginkan
- Fasilitasi bermain peran dalam mengantifikasi reaksi orang lain
terhadap perilaku
- Fasilitasi diksusi perubahan peran anak terhadap bayi baru
lahir, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saaat anak
meninggalkan rumah, jika perlu
- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal
balik
Edukasi
- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan
peran
- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit
atau ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan
orang tua
23
- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua
untuk memenuhi peran
Kolaborasi
- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru
5. Resiko terjadi infeksi saluran kencing
Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme
patogenik
Tindakan
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistematik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelakan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memerikasa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisai, jika perlu

24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif menjadi
tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormone, Sebelum haid berhenti,
sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan penurunan
fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya
sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan
fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros
hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi
hormon-hormon seks yang dibutuhkan.

B. SARAN
Sebagai tenaga Kesehatan yang professional, perawat hendaknya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang benar pada penderita klimaterium
untuk mengetahui masalah pnya yang di alami penderitanya dan untuk
mencegah terjadinya komplikasi lainya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2017. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Klimakterium


Lestari T. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Jogjakarta: Nuha Medika: 2015
http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php.jsm
https://promkes.kemkes.go.id/tanda-gejala-klimakterium-yang-harus-
diketahui.
http://www.academia.edu/3718199/tanda_tanda_pada menopause

26
ANALISA JURNAL

JUDUL : TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG


PREMENOPOUSE DAN MENOPOUSE PADA MASA
KLIMAKTERIUM
PENULIS :
1. Rima Widiastuti
2. Tuti Rohani
TAHUN PENERBIT : Juni, 2020
SUMBER : Jurnal Ilmu Kebidanan, Akademi Kebidanan Ummi
Khasanah Bantul Yogyakarta
KATA KUNCI : Pengetahuan, perimenopouse, menopause, klimakterium
ISI JURNAL :
1. Latar Belakang Penelitian
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap
reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita umur 40-65
tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan. Klimakterium
bukan suatu keadaan yang patologis, melainkan suatu masa peralihan yang
normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopouse
(Sarwono, 2008). Menopouse merupakan akhir proses biologis dari siklus
menstruasi,yang dikarenakan karena perubahan hormon yaitu
penurunanproduksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Penurunan hormon estrogen menyebabkan siklus menstruasi
menjadi tidak teratur. Menopouse juga dapat diartikan sebagai haid
terakhir. Terjadinya menopouse ada hubungannya dengan menarche
(pertama haid), makin dini menarche terjadi maka makin lambat atau lama
menopouse timbul (Mulyani, 2013). Seiring dengan peningkatan usia,
banyak terjadi perkembangan dan pertumbuhan manusia. Namun pada
suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu
tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan seperti fungsi
tubuh pada manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses
27
menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun
psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena
pada proses menua terjadi fase menopouse yaitu berakhirnya haid pada
wanita (Proverawati, 2010). Sesuatu yang berlebihan atau kurang, akan
mengakibatkan timbulnya suatu reaksi.
Pada masa menopouse reaksi nyata adalah berkurangnya hormon
estrogen. Meskipun perubahan terjadi pada hormon progesteron, tetapi
yang berpengaruh langsung adalah hormon estrogen. Gejala psikologis
yang dialami wanita menjelang menopouse meliputi mudah tersinggung,
depresi, cemas, suasana hati (mood) tidak menentu, sering lupa, susah
berkonsentrasi, keringat pada malam hari. Gejala fisik yang timbul pada
masa menopouse adalah keriput, sakit kepala, insomnia, rasa panas (hot
flushes), vagina terasa kering, ketidaknyamanan dalam buang air kecil dan
ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil (Proverawati, 2010
; Sibagaring, 2010) Akibat tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan pada
organ reproduksi wanita dan muncul berbagai keluhan fisik maupun
psikologi, ada baiknya jika seorang wanita sudah mempersiapkan diri
menghadapi menopouse dengan pengetahuan yang memadai.
Menopouse tidak bisa dihindari, namun terjadinya resiko keluhan
bisa menurun jika mempersiapkan diri secara fisik maupun psikis sejak
jauhjauh hari. Dengan demikian masa menopouse dapat dijalani dengan
lebih baik, secara fisik maupun psikis (Proverawati, 2010). Pada tahun
2030, jumlah perempuan diseluruh dunia yang memasuki masa
menopouse diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang.Di indonisia , pada
tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopouse.
Pada tahun 2016 saat ini di Indonesia baru mencapai 14 juta
perempuan menopouse atau 7,4% dari total populasi yang ada (Dinas
kesehatan RI, 2014 ; WHO, 2014). Jumlah penduduk di provinsi DIY
tahun 2014 mencapai 3637,1 juta penduduk yaitu laki-laki sebanyak
1797,4 juta penduduk sedangkan perempuan sebanyak 1839,7 juta
penduduk. Jumlah penduduk perempuan berusia 40-44 tahun (134,3 juta
28
penduduk) usia 45-49 tahun (132,3 juta penduduk) dan usia 50-54 tahun
(119,8 juta penduduk) (BPS DIY, 2014). Bantul merupakan kabupaten
dengan jumlah penduduk tertinggi di DIY pada tahun 2014 sebanyak
955.015 ribu penduduk yaitu laki-laki 475.872 ribu penduduk dan
perempuan mencapai 479.143 ribu penduduk. Untuk usia 40-44 tahun
(laki-laki 36.227 ribu penduduk dan perempuan 35.837 ribu penduduk ),
usia 50- 54 tahun (laki-laki 29.560 ribu penduduk dan perempuan 29.845
ribu penduduk).
Sehingga dari data tersebut jumlah penduduk bantul lebih banyak
perempuan_dari_pada_laki-laki (Badan Pusat Statistika DIY, 2014).
Sebagian wanita dihantui dengan istilah menopouse, berfikir jika suatu
saat nanti menopouse menghampirinya. Seorang wanita ditengah-tengah
tahun kehidupan dikelilingi oleh mitos-mitos yang berkembang dikalangan
wanita tentang menopouse. Mitos-mitos ini dapat menimbulkan banyak
ketakutan dan kecemasan dalam kehidupan wanita. Terutama wanita paruh
baya ketika mereka mendekati masa menopouse padahal belum tentu
mitos itu benar (Mulyani, 2013). Hasil studi pendahuluan melalui
kuesioner pada 10 orang ibu yang pramenopouse di desa srandakan
didapatkan hasil 6 orang berpengetahuan kurang tentang menopouse dan 4
orang berpengetahuan cukup tentang menopouse.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu menopouse di Dusun Nengahan,
Srandakan sebanyak 107. Besar sampel dihitung menggunakan rumus
slovin didapatkan sampel dengan jumlah 84. Teknik sampling
menggunakan metode simple random sampling. Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti dengan
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria Insklusi 1. Ibu-ibu yang
bertempat tinggal di Desa Trimurti, Nengahan, Srandakan 2. Sehat jasmani
dan rohani 3. Dapat membaca dan menulis Kriteria Ekslusi 1. Tidak
29
bersedia menjadi responden 2. Tidak bisa membaca dan menulis
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner.
Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah mengenai
pengetahuan tentang menopouse. Peneliti membagikan kuesioner kepada
responden berjumlah 30 pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban
sesuai dengan keyakinan. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2
pilihan jawaban yaitu benar atau salah. Jawaban benar dengan pernyataan
positif (favorable) mendapat nilai 1 dan jawaban salah jika pertanyaan
negatif (unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut
dengan memberi tanda (√ ) pada jawaban yang dianggap benar.
3. Hasil dan Pembahasan Penelitian
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa umur ibu
pramenopouse dan menopouse umur 50 tahun sebanyak 24 Orang
(44,4%). Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa ibu
pramenopouse dan menopouse dengan tingkat pendidikan SD
sebanyak 12 (22,2%), SMP sebanyak 13 orang (24,1%), SMA
sebanyak 28 orang (51,9%), PT sebanyak 1 orang (1,9%), sehingga
mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA. Berdasarkan
table 4.2 dapat diketahui bahwa ibu pramenopouse dan menopouse
pekerjaan IRT sebanyak 40 orang (74,1%), dan Swasta sebanyak 14
orang (25,9%). Berdasarkan table 1 karakteristik responden
berdasarkan umur 46-48 sebanyak 30 responden (55,6%).
Penelitian ini sejalan dengan Ratna Setyo Ningsih (2015) umur
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin
membaik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umur
akan mempengaruhi kematangan berfikir seseorang. Berdasarkan tabel

30
1 karakteristik responden berdasarkan pendidikan mayoritas
pendidikan SMA sebanyak 28 responden (51,9%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Meilina Estiani (2015) dan Citra Dhohana menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesehatan. Ibu
yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung akan
mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan orang dengan
tingkat pendidikan formal yang lebih rendah, karena akan lebih
mampu dan mudah memahami arti kesehatan serta pentingnya
kesehatan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengalaman diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperoleh
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pola hidup terutama motivasi untuk berperan
serta dalam pembangunan kesehatan.
Tingkat pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal - hal yang menunjang kesehatan. Tingkat pendidikan
yang rendah mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga respon
yang berpendidikan rendah akan berkorelasi dengan rendahnya
pengetahuan responden tentang menopouse. Berdasarkan tabel 1
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan IRT sebanyak 40
responden (74,1%). Hasil penelitian menunjukan sehagian besar
responden IRT. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sasitorn Rakkuea (2016) pekerjaan seseorang berhubungan
dengan usia menopouse.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi menopouse yaitu umur
waktu mendapatkan haid pertama kali (menarche), kondisi kejiwaan
dan pekerjaan, jumlah anak, penggunaan obat - obatan keluarga
berencana (KB), merokok, sosial ekonomi, menopouse yang terlalu
31
dini dan menopouse yang terlambat salah satu faktor yang
mempengaruhi menopouse yaitu pekerjaan, wanita yang bekerja akan
mengalami menopouse lebih cepat dibandingkan wanita tidak bekerja.
Hal ini berpengaruh ke perkembangan psikis seseoang wanita.
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Pramenopouse dan Menopouse Pada Masa
Klimakterium
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan
pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (40,7%). Hasil penelitian
ini menunjukan sebagian beras responden berpengetahuan cukup.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nur Fitriana Sari (2012)
dikarenakan sosial ekonomi dimana sosial ekonomi akan
mempengaruhi pendidikan dan pengalaman terutama dalam
memperoleh informasi. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang
banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai
wawasan yang lebih luas. Dengan mengetahui tentang menopouse,
masa tersebut apat dijalani dengan lebih baik, secara fisik maupun
psikis sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan
kualitas hidup yang lebih baik. Menurut Notoadmodjo (2010),
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan
pengalaman. Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan
tinggi, diiringi oleh peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan karena informasi yang baru akan
disaring dan disesuaikan dengan budaya yang ada serta agama yang
dianut. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-
hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut.
32
Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu.
Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua
umur seseorang maka pengalaman akan bertambah. Klimakterium
adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada
awal senium dan terjadi pada wanitaumur 40-65 tahun sedangkan
Menopouse merupakan akhir proses biologis dari siklus menstruasi,
yang dikarenakan karena perubahan hormon yaitu penurunan produksi
hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Penurunan hormon estrogen menyebabkan siklus menstruasi
menjadi tidak teratur. Menopouse juga dapat diartikan sebagai haid
terakhir (Mulyani, 2013). Gejala psikologis yang dialami wanita
menjelang menopouse meliputi mudah tersinggung, depresi, cemas,
suasana hati (mood) tidak menentu, sering lupa, susah berkonsentrasi,
keringat pada malam hari. Gejala fisik yang timbul pada masa
menopouse adalah keriput, sakit kepala, insomnia, rasa panas (hot
flushes), vagina terasa kering, ketidaknyamanan dalam buang air kecil
dan ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil
(Proverawati, 2010).
4. Kelebihan Jurnal, Kekurangan Jurnal, Manfaat untuk Bidang
Keperawatan
a. Kelebihan Jurnal :
1) Sistematis penulisan penelitian berurutan.
2) Penulis menjelaskan dengan rinci tehnik pengumpulan data.
3) Tingkat pengetahuan ibu tentang premenopouse dan menopause
pada masa klimakterium dijelaskan secara terperinci.

b. Kekuranga Jurnal
1) Penulis tidak menyantumkan waktu penelitian.
2) Penulis tidak menyantumka lama waktu penelitian yang dilakukan.

c. Manfaat untuk Bidang Keperawatan


33
1) Memberikan sumber referensi bagi para peneliti berikutnya dalam
masalah keperawatannya.
2) Sebagai landasan untuk asuhan keperawatan dalam memberikan
edukasi kepada wanita khusunya ibu – ibu mengenai klimakterium.

34
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Klimakterium


Sub Pokok Bahasan : Pengenalan Masa Klimakterium
Hari / Tanggal : Sabtu / 24 – April – 2021
Waktu : 09.00 WIB, 40 Menit
Tempat : Balai RW09 Desa Suka Senang, Wilayah Kerja
Puskesmas Suka Senang
Sasaran : Ibu – Ibu RW 09 Desa Suka Senang
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Ibu – ibu RW 09 mampu
memahami mengenai klimakterium.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan Ibu – ibu
RW09 dapat :
a. Mampu memahami pengertian klimakterium.
b. Mampu memahami masa - masa klimakterium.
c. Mampu memahami tanda gejala klimakterium.
d. Mampu memahami cara penanganan gejala umum klimakterium

B. Materi ( Terlampir) :
a. Pengertian Klimakterium.
b. Masa – masa Klimakterium.
c. Tanda Gejala Klimakterium
d. Cara Penanganan Gejala Umum Klimakterium.

C. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
35
D. Media ( Terlampir ) :
1. Leaflet
2. Power Point

E. Pelaksanaan Kegiatan
NO. TAHAPAN WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN AUDIENS

1. Pra kegiatan 10 menit 1. Menyiapkan tempat. .


penyuluhan 2. Menyiapkan peralatan.
3. Menyiapkan media.
4. Menyiapkan sasaran.

2. Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam


perkenalan.
2. Menjelaskan tujuan. 2. Menyimak
3. Menjelaskan pokok bahasan 3. Mendengarkan
yang akan disampaikan.
4. Melakukan kontrak waktu. 4. Menyetujui waktu
yang ditentukan

3. Penyajian 20 menit 1. Penyuluh menjelaskan 1. Menyimak


materi mengenai :
a. Pengertian
Klimakterium.
b. Masa - masa
Klimakterium.
c. Tanda Gejala
Klimakterium
d. Cara
Penanganan Gejala

36
Umum Klimakterium.

2. Penyuluh memberikan 2. Menyimak


kesempatan pada sasaran
untuk bertanya.
3. Penyuluh menjawab 3. Bertanya
pertanyaan yang diajukan oleh
sasaran.
4. Penutup 5 menit 1. Memberikan 1. Sasaran menjawab
pertanyaan lisan sebagai pertanyan yang diajukan
evaluasi.
2. Menyimpulkan materi 2. Menyimak
yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
penutupan

F. Evaluasi
1. Bentuk
Pada evaluasi menggunakan bentuk lisan yang dilaksanakan
langsung pada kegiatan diskusi untuk menilai apakah tujuan pendidikan
kesehatan dapat berhasil atau tidak.

2. Jenis
Jenis evaluasi bentuk lisan berupa tanya jawab yang berjumlah 3
soal dan harus dijawab langsung oleh audiens pada saat itu juga.
Pertanyaan evaluasi antara lain:
1) Jelaskan pengertian klimakterium !
2) Sebutkan tanda gejala klimakterium !
3) Sebutkan cara penangan gejala umum klimakterium !

37
Lampiran

Materi Penyuluhan
Klimakterium

1. Pengertian Klimakterium

Klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif


menjadi tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormon, dan
menimbulkan gejala klinis. Klimakterium merupakan mata rantai dari
meopause sampai pascamenopause (Manuaba, 2004).
Klimakterium menggambarkan suatu periode waktu penurunan
aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Pada sebagian besar
wanita, klimakterium terjadi antara usia pertengahan empat puluhan dan
pertengahan lima puluhan. Menopause adalah berakhirnya menstruasi dan
merupakan peristiwa tunggal yang terjadi setelah klimakterium (Brooker,
2008).
2. Masa – Masa Klimakterium adalah sebagai berikut :
1) Pramenopause adalah waktu sebelum periode menstruasi berakhir,
pramenopause terjadi pada umur 40 tahun, keluhan klimakterik
sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk, tetapi bila
kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
2) Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam
masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi.
Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
3) Pascamenopause atau postmenopause adalah waktu dalam
kehidupan wanita setelah periode berhenti haid paling tidak satu
tahun.

3. Tanda Gejala Klimakterium

38
1) Gangguan Fisik
a. Kelainan mestruasi
- Dismenorea
- Polimenorea (siklus menstruasi yang panjang)
- Hipomenorea (menstruasi yang sedikit)
- Hipermenorea (menstruasi yang banyak)
b. Keluhan konstitusional
Papitasi, sakit kepala (migrain), kelelahan, nyeri otot/sendi, nyeri
punggung, peningkatan BB.

c. Keluhan vasomotorik
- Hot flusher (panas pada kulit) karena ketidakstabilan
vasomotor ditandai dengan kulit merah dan hangat terutama
daerah kepala, dan leher yang dapat terjadi kapan saja
selama beberapa detik s.d. 2 menit, lebih sering terjadi pada
malam hari dan biasanya disertai dengan yang berlebihan.
- Vertigo
- Keringat banyak
- Rasa kedinginan
d. Perubahan fisiologis lain misalnya denyut jantung meningkat,
vasodilatasi perifer, temperatur kulit meningkat.
e. Kulit genetalia dan dinding vagina dan uretra menipis dan lebih
kering sehingga mudah iritasi, infeksi, dispareunia, labia,
klitoris, uterus dan ovarium mengecil : elastisitas dan efek
androgen dalam sirkulasi yang tidak seimbang.
f. Atropi jaringan payudara : ukuran mengecil.
g. Libido berkurang
h. Gangguan kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
i. Penurunan kekuatan dan klasifikasi tulang diseluruh tubuh
(osteoporosis) beresiko fraktur vertebrae dan femur.
2) Gangguan psikososial
39
a. Gugup
b. Mudah tersinggung/iritabilitas/agitasi
c. Depresi
d. Pelupa
e. Cemas dan takut kehilangan kebanggan sebagai wanita
f. Insomnia
g. Keluhan psikiostenik dan neurotik
Merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa
ketakutan, konflik keluarga gangguan di tempat kerja.
h. Gangguan libido atau gangguan hasrat seksual yang bisa turun
atau naik.
i. Orgasme yang terhambat
j. Dispareunia (nyeri saat bersenggama)

4. Cara Penanganan Gejala Umum Klimakterium


a. Olahraga :
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja
berbeda dengan wanita yang masih dalam usia reproduktif karena
biasanya beberapa organ tubuhnya sudah tidak berfungsi sempurna,
selain itu beberapa penyakit sudah dideritanya.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga
kebugaran juga untuk mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-jenis
olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan
cepat, senam, dan berenang.
Gerakan yang dilarang:
- Melompat
- Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan
mengambil sesuatu di lantai
- Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
b. Nutrisi (Diet) :

40
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan
proses perbaikan (remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak
melakukan pembentukan kembali. Selain itu, semakin tua aktivitas
gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang
dikeluarkan juga berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh juga menurun dengan demikian, asupan makanan
yang dibutuhkan juga berkurang. Sehingga setiap orang tetap
membutuhkan makanan bergizi seimbang yang berfungsi untuk
memenuhi zat – zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral (Kasdu, 2002).
c. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang
akan mendatang. Perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung
koroner pada wanita, salah satu dgn mengurangi atau kalau mungkin
menghentikan merokok termasuk minum minuman beralkohol. Hal
penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah makanan dan
olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi
usia tersebut serta aktivitas.

41
Tanda dan Gejala
Klimakterium : APA ITU
KLIMAKTERIUM
KLIMAKTERIUM ?

1) Gangguan Fisik
a. Kelainan mestruasi Klimakterium adalah perubahan aktivitas
- Siklus menstruasi yang panjang reproduksi dari aktif menjadi tidak aktif,
- Menstruasi yang sedikit
makin menurunnya estrogen hormon, dan
- Menstruasi yang banyak
menimbulkan gejala klinis. Klimakterium
b. Sakit kepala (migrain), kelelahan,
merupakan mata rantai dari meopause
nyeri otot/sendi, nyeri punggung,
peningkatan BB.
sampai pascamenopause (Manuaba, 2004).
c. Hot flusher (panas pada kulit) ditandai
dengan kulit merah dan hangat terutama
daerah kepala, dan leher yang dapat terjadi
kapan saja selama beberapa detik s.d. 2
menit, lebih sering terjadi pada malam hari
Masa – Masa Klimakterium adalah
dan biasanya disertai dengan yang
sebagai berikut : DISUSUN OLEH :
berlebihan.
- Vertigo
- Keringat banyak 1) Pramenopause adalah waktu ➢ ALDI HELDI C.0105.20.103
- Rasa kedinginan sebelum periode menstruasi berakhir, ➢ CAESAR SUSANTO C.0105.20.109
e. Kulit genetalia dan dinding vagina pramenopause terjadi pada umur 40 ➢ PUTRI SOFIANIE S C.0105.20.138
dan uretra menipis dan lebih kering sehingga ➢ FENIANTI K C.0105.20.119
tahun, keluhan klimakterik sudah mulai
mudah iritasi, infeksi, dispareunia, labia, timbul, hormon estrogen masih dibentuk,
klitoris, uterus dan ovarium mengecil : tetapi bila kadar estrogen menurun maka
elastisitas dan efek androgen dalam sirkulasi
akan terjadi perdarahan tak teratur.
yang tidak seimbang.
f. Atropi jaringan payudara : ukuran
2) Menopause adalah henti haid yang
mengecil.
terakhir yang terjadi dalam masa
g. Libido berkurang
h. Gangguan kardiovaskuler dan klimakterium dan hormon estrogen tidak
dibentuk lagi. Umumnya terjadi pada KEPERAWATAN MARTENITAS
serebrovaskuler.
umur 45-55 tahun. S1 KEPERAWATAN
i. Penurunan kekuatan dan klasifikasi
SEKOLAH TINGGI ILMU
tulang diseluruh tubuh (osteoporosis)
beresiko fraktur vertebrae dan femur. 3) Pascamenopause atau KESEHATAN
postmenopause adalah waktu dalam BUDI LUHUR CIMAHI
kehidupan wanita setelah periode
berhenti haid paling tidak satu tahun.
` Gerakan yang dilarang:
2) Gangguan psikososial
- Melompat
a. Gugup - Membungkuk dengan punggung ke
b. Mudah depan seperti gerakan mengambil sesuatu
tersinggung/iritabilitas/agitasi di lantai
c. Depresi - Menggerakkan kaki ke samping atau
d. Pelupa ke depan melawan beban
e. Cemas dan takut kehilangan
kebanggan sebagai wanita b. Nutrisi (Diet) :
f. Insomnia Bertambahnya usia menyebabkan beberapa
g. Keluhan psikiostenik dan neurotik organ tidak melakukan proses perbaikan
(remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang
Merasa tertekan, lelah psikis, lelah
tidak melakukan pembentukan kembali.
somatik, susah tidur, merasa ketakutan, Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang
konflik keluarga gangguan di tempat dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga
kerja. kalori yang dikeluarkan juga berkurang
h. Title or Heading
Gangguan libido atauHere
gangguan sehingga kalori yang dibutuhkan untuk
hasrat seksual yang bisa turun atau naik. metabolisme tubuh juga menurun dengan
i. Orgasme yang terhambat demikian, asupan makanan yang
j. Dispareunia (nyeri saat dibutuhkan juga berkurang. Sehingga setiap
bersenggama) orang tetap membutuhkan makanan bergizi
seimbang yang berfungsi untuk memenuhi
zat – zat gizi seperti karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral (Kasdu, 2002).
c. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan
Cara Penanganan Gejala Umum kesehatannya di masa yang akan
Klimakterium : mendatang. Perubahan gaya hidup untuk
pencegahan jantung koroner pada wanita,
a. Olahraga :
salah satu dgn mengurangi atau kalau
Olahraga bagi wanita yang mengalami
mungkin menghentikan merokok termasuk
menopause tentu saja berbeda dengan
minum minuman beralkohol. Hal penting
wanita yang masih dalam usia reproduktif
yang juga perlu diperhatikan adalah
karena biasanya beberapa organ tubuhnya
masalah makanan dan olahraga, pola
sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu
makanan yang baik, disesuaikan dengan
beberapa penyakit sudah dideritanya.
kebutuhan gizi usia tersebut serta aktivitas.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause
adalah selain menjaga kebugaran juga untuk
mengurangi atau mengobati penyakit. Jenis-
jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk
wanita usia menopause yaitu jala n cepat,
senam, dan berenang.
KLIMAKTERIUM

Disusun Oleh
Aldy Heldi Prayoga
Caesar Susanto
Fenianti K
Putri Sofianie

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI


PROGRAM STUDI S1 KPERAWATAN
2021
LATAR BELAKANG
Masa klimakterium yaitu masa peralihan dalam kehidupan normal
seorang wanita sebelum senium ( masa lanjut usia ), yaitu mulai dan aktif masa
reproduksi dan kehidupan sampai masa non-reproduksi. Masa klimakterium
meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi
antara umur 40-65 tahun.
Klimakterium prekoks adalah klimkaterium yang terjadi pada wanita
umur kurang dari 40 tahun. Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum
menopause, keluhan klimakterium sudah mulai timbul, hormone estrogen masih
dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.
DEFINISI

Klimakterium adalah perubahan aktivitas reproduksi dari aktif


menjadi tidak aktif, makin menurunnya estrogen hormon, dan menimbulkan
gejala klinis. Klimakterium merupakan mata rantai dari meopause sampai
pascamenopause (Manuaba, 2004).
Klimakterium menggambarkan suatu periode waktu penurunan
aktivitas ovarium yang pada akhirnya berhenti. Pada sebagian besar wanita,
klimakterium terjadi antara usia pertengahan empat puluhan dan
pertengahan lima puluhan. Menopause adalah berakhirnya menstruasi dan
merupakan peristiwa tunggal yang terjadi setelah klimakterium (Brooker,
2008).
Masa – Masa Klimakterium adalah sebagai berikut :
● Pramenopause adalah waktu sebelum periode menstruasi
berakhir, pramenopause terjadi pada umur 40 tahun,
keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen
masih dibentuk, tetapi bila kadar estrogen menurun maka
akan terjadi perdarahan tak teratur.
● Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi
dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak
dibentuk lagi. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.
● Pascamenopause atau postmenopause adalah waktu
dalam kehidupan wanita setelah periode berhenti haid
paling tidak satu tahun.
Perubahan Fisik Pada Masa
Klimakterium :

 Perubahan Pada Organ Reproduksi


 Perubahan Pada Organ Non Reproduksi
 Perubahan Pada Susunan Ekstrogenital
Manifestasi Klinis
1. GANGGUAN FISIK
a. Kelainan mestruasi

b. Keluhan konstitusional

c. Keluhan vasomotorik

d. Perubahan fisiologis lain misalnya denyut jantung meningkat, vasodilatasi perifer, temperatur kulit meningkat.

e. Kulit genetalia dan dinding vagina dan uretra menipis dan lebih kering sehingga mudah iritasi, infeksi, dispareunia,
labia, klitoris, uterus dan ovarium mengecil

f. Atropi jaringan payudara : ukuran mengecil.

g. Libido berkurang

h. Gangguan kardiovaskuler dan serebrovaskuler.

i. Penurunan kekuatan dan klasifikasi tulang diseluruh tubuh (osteoporosis) beresiko fraktur vertebrae dan femur.
2. Gangguan psikososial
a. Gugup
b. Mudah tersinggung/iritabilitas/agitasi
c. Depresi
d. Pelupa
e. Cemas dan takut kehilangan kebanggan sebagai wanita
f. Insomnia
g. Keluhan psikiostenik dan neurotic
h. Merasa tertekan, lelah psikis, lelah somatik, susah tidur, merasa ketakutan, konflik
keluarga gangguan di tempat kerja.
i. Gangguan libido atau gangguan hasrat seksual yang bisa turun atau naik.
j. Orgasme yang terhambat
k. Dispareunia (nyeri saat bersenggama)
Etiologi dan Faktor Predisposisi

Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan dan
penurunan fungsi pada ovarium seperti, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis
steroid seks, penurunan sekresi estrogen. Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara
normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan
mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan.
Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan
merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur
pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang
ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur).
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid
yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun
sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium
seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran
hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin.
Faktor yang berpengaruh terhadap klimakterium

Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:


1. Usia saat haid pertama kali
2. Faktor Psikis
3. Jumlah anak
4. Usia melahirkan
5. Pemakaian kontrasepsi
6. Merokok
7. Genetik
8. Infeksi seperti TB, gondok
9. Menopause akibat pembedahan seperti pembedahan karena
endometriosis, kanker ovarium, kanker rahim, polip.
Patofisologi

Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika sorang wanita memasuki usia 40
tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah folikel sebanyak ± 750.000 buah dan
jumlah ini akan terus berkurang seiring berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu
buah saja ketika mengalami menopause. Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki
masa perimenopause, folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap
rangsangan gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan
korpus luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan lahan. Pada wanita diatas 40 tahun,
25% diantaranya mengalami siklus haid yang anovulatoar.
Masa klimakterium memiliki tiga tahap, tahap pertama adalah premenopause yaitu masa
sebelum berlangsungnya perimenopause, sejak fungsi reproduktif mulai menurun, sampai
timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Tahap kedua adalah perimenopause yaitu
periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah
menopause. Tahap ketiga adalah postmenopause yaitu masa setelah perimenopause sampai
senilis. Wanita pada umumnya menyebut fase klimakterium ini sebagai menopause.
Penatalaksanaan Pengobatan dan Implikasi Keperawatan

Famakologi Non Farmakologi


a. Terapi sulih hormon (TSH)
a. Olahraga
b. Terapi komplementer : arklimakteriumterapi,
b. Nutrisi (Diet)
yoga, homeopati
c. Gaya Hidup
c. Pengobatan Alternatif
d. Pemberian Konseling
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Keluahan utama : riwayat klimakterium, Apakah mengalami hot flusher (panas dikulit). Banyak
keringat, sakit kepala pernah mengalami kekeringan pada vagina, nyeri selama berhubungan
seks, bagaimana perasaan klien jika mengalami menopause ? Apakah mengalami masalah
dalam mengenali tanda dan gejala menopause
b. Riwayat penyakit sekarang seberapa berat keluhan menggangu apa yang menanyakan
keluhan utama
c. Riwayat penyakit dahulu
 Kapan menarche : makin dini menarche, makin lambat menopause
 Sejak kapan mentruasi berakhir
 Obat-obatan yang dikonsumsi
 Apakah klien mengalami siklus mentruasi tidak teratur
 Adakah keluhan lain yang menyertai saat mentruasi
 Apakah klien merokok
 Apakah klien pernah mengalami (ruktur, jatuh)
 P keluarga : apakah riwayat keluarga yang mengalami kanker, osteoporosis
Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital
b. Instrumen : Terjadi kemerahan (flasher) terutama daerah dada,
leher, kepala dan sensasi paha, banyak keringat, kadang terjadi
kedinginan
c. Resproduksi : Ovarium mengecil mati vagina lebih kecil dan dinding
tipis, kering, elastisitas menurun mentruasi berhenti.
d. Muskuloskeletal : Terjadi osteoporosis, frektur, nyeri punggung,
penurunan tinggi badan, persoalan tulang belakang
e. Fandiouskuler : Terjadi peningkatan LDL
Diagnosa Keperawatan

 Gangguan keseimbangan suhu tubuh : hipertemia


 Gangguan rasa nyaman : nyeri dispereunia
 Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual
 Gangguan konsep diri : peran diri
 Resiko terjadi infeksi saluran kencing

Anda mungkin juga menyukai