Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Trias penyebab kematian ibu dan janin salah satunya adalah hipertensi.
Kejadian hipertensi dalam kehamilan erat kaitannya dengan frekuensi makan
seseorang dan jenis makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang
mengandung bahan pengawet, natrium, lemak, konsumsi alkohol dan kopi
berlebihan dapat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
B. Rumusan Masalah
3
D. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan penyakit Hipertensi pada kehamilan, keluarga
mampu:
1. Menjelaskan dengan tepat pengertian Hipertensi pada kehamilan
2. Menjelaskan dengan tepat gejala dan penyebab Hipertensi pada kehamilan
3. Menjelaskan dengan tepat makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien
dengan penyakit Hipertensi pada kehamilan
4. Menjelaskan dengan tepat penatalaksanaan Hipertensi pada kehamilan
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Hipertensi merupakan kondisi di mana aliran darah dari jantung yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) terjadi sangat kuat. Seseorang didiagnosa memiliki
hipertensi bila tekanan darahnya terukur tinggi, yang mencapai 140/90 mmHg atau lebih.
Sementara tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg.
Hipertensi adalah masalah medis yang paling umum ditemui pada saat kehamilan.
Sekitar 10% dari ibu hamil disebut telah mengalami tekanan darah tinggi selama
kehamilannya. Lalu, apa saja jenis hipertensi pada kehamilan? Berikut ini adalah
penjelasannya:
1. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi saat hamil.
Hipertensi gestasional biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan hipertensi
ini bisa hilang setelah melahirkan.
Pada kondisi ini, tidak ada kelebihan protein di dalam urine atau tanda-tanda lain
dari kerusakan organ penderitanya.
Bila Anda pernah mengalami tekanan darah tinggi sebelum hamil atau saat kehamilan
sebelumnya
Anda memiliki penyakit ginjal atau diabetes
Usia Anda kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun saat hamil
Kehamilan kembar
Hamil anak pertama
2. Hipertensi kronis
Hipertensi kronis adalah kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi sejak sebelum
kehamilan dan berlanjut dalam masa kehamilan.
Oleh karena itu, dokter menganggap ibu hamil yang mengalami tekanan darah
tinggi sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu disebut dengan hipertensi kronis.
5
Berbeda dengan hipertensi gestasional, biasanya hipertensi kronis tidak akan hilang
walaupun ibu sudah melahirkan bayinya.
Kondisi ini terjadi pada wanita dengan hipertensi kronis yang mengalami tekanan
darah tinggi saat hamil disertai dengan tingginya kadar protein di dalam urine atau
komplikasi terkait tekanan darah lainnya.
4. Preeklampsia
Biasanya hal ini terjadi pada usia kehamilan ke-20 minggu dan akan menghilang
setelah Anda melahirkan bayi Anda.
Anda pun berisiko tinggi mengalami hipertensi jenis ini bila pernah mengalami
preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.
6
Selain itu, preeklampsia juga dapat memengaruhi kesehatan organ, seperti
hati, ginjal, paru-paru, mata dan otak ibu. Preeklampsia kemudian dapat berkembang
menjadi eklampsia.
5. Eklampsia
Meski demikian, eklampsia merupakan kondisi kesehatan yang serius. Pada kondisi
ini, hipertensi atau tekanan darah tinggi yang terjadi dapat memengaruhi otak dan
menyebabkan kejang atau koma dalam kehamilan.
Ini merupakan tanda bahwa preeklampsia yang dialami sudah berkembang menjadi
eklampsia.
Eklampsia dapat berdampak serius dan berakibat fatal bagi ibu dan janin dalam
kandungan.
B. Faktor Risiko
Usia
Peningkatan risiko preeklampsia hampir dua kali lipat pada wanita hamil berusia
40 tahun
Kehamilan pertama
Wanita dengan jarak kehamilan sebelumnya lebih dari 10 tahun memiliki risiko
hampir sama dengan kehamilan pertama. Risiko preeklampsia semakin
meningkat sesuai dengan lamanya interval dengan kehamilan pertama.
7
Riwayat preeklampsia sebelumnya
Kehamilan kembar
Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia. Semakin besar nilai Indeks Masa
Tubuh, semakin meningkatkan risiko. Obesitas sangat berhubungan dengan
resistensi insulin yang juga merupakan faktor risiko preeklampsia
Resiko preeklapsia meningkat hampir 4 kali lipat pada wanita dengan diabetes
sebelum hamil
Penyakit ginjal
Sindrom antifosfolipid
Hipertensi kronik
Gejala
Peningkatan tekanan darah akan terjadi perlahan-lahan atau dengan onset yang
tiba-tiba. Pemantauan tekanan darah merupakan bagian penting dari perawatan
kehamilan karena tanda pertama dari preeklampsia biasanya terjadi peningkatan
darah. Tanda dan gejala lain termasuk:
Sakit kepala
Nyeri ulu hati
Mual dan/atau muntah
8
Bengkak
Gangguan penglihatan
Penurunan volume berkemih
Mudah marah dan mudah lelah
Sulit tidur
Diagnosis
1. Perdarahan
2. Demam atau panas tinggi
3. Keluar air ketuban sebelum waktunya
4. Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
5. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
6. Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Komplikasi
9
Sindrom ini lebih berat dan dapat dengan cepat mengancam jiwa ibu dan
janin. Gejalaya berupa mual, muntah, nyeri kepala, nyeri ulu hati, dan dapat
merusak organ tubuh
Pencegahan
1. Skrining risiko preeklampsia untuk setiap wanita hamil sejak awal kehamilan
2. Pola makan seimbang dengan nutrisi terpenuhi
3. Aktivitas fisik rutin
4. Manajemen stres
5. Kontrol kehamilan rutin
1. Aspirin 75mg/hari untuk mecegah preeklampsia pada wanita dengan risiko tinggi
dan sebaiknya diberikan sebelum usia kehamilan 20 minggu
2. Kalsium 1.000 -2.000 mg/hari
3. Zinc 200 mg/hari
4. Magnesium 365 mg/hari
Penanganan
1. Pengobatan antihipertensi.
2. Pengobatan magnesium sulfat untuk mencegah kejang pada preeklampsia dan
mengontrol kejang pada eklampsia.
3. Pemantauan tekanan darah.
4. Pemantauan detak jantung janin.
5. Pertimbangan persalinan
6. Tetap terhidrasi
Cara menurunkan hipertensi saat hamil dengan makan berbagai sayuran penurun darah
tinggi untuk ibu hamil nyatanya bukan tanpa alasan. Pasalnya, sayuran penurun darah tinggi
kaya akan berbagai mineral, seperti kalium dan magnesium, serta menjadi sumber serat yang
baik. Selain itu, sayuran penurun darah tinggi memiliki kandungan natrium yang rendah.Fungsi
kalium dapat membantu kerja ginjal untuk menyingkirkan lebih banyak natrium melalui urine.
Dengan ini, tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat menurun yang bisa mengurangi risiko
hipertensi.Beberapa jenis sayuran penurun darah tinggi untuk ibu hamil yang mengandung
tinggi magnesium sebagian besar berasal dari sayur-sayuran hijau. Misalnya:
Bayam
Brokoli
Kale
10
Sawi hijau
Bit hijau
Wortel
Bawang putih
Bawang bombay
Asparagus
Seledri
Labu
Sementara buah penurun darah tinggi untuk ibu hamil yang bisa dikonsumsi adalah:
Tomat
Ceri
Buah bit
Delima
Lemon
Jambu merah
Buah beri
Kiwi
Pisang
Alpukat
Semangka
Melon
Mangga
Anggur
Apel
11
BAB III
RENCANA KEGIATAN
A. Kegiatanpenyuluhan
Tanya Jawab
C. Media
Leaflet penyakit Hipertensi pada kehamilan
Meja
Kursi 3
Food model
D. Evaluasi
Daftar pertanyaan evaluasi :
1. Aspek Kognitif
c. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien Hipertensi pada
kehamilan ?
2. Aspek Afektif
Setelah dilakukan penyuluhan ini, apa yang akan dilakukan terhadap Ny. T?
3. Aspek Psikomotor
13
E. Anggaran
a. Persiapan
1. Pembuatan proposal Rp. 100.000
2. Transportasi Rp. 50.000
14
F. Susunan Kepanitiaan
Adapun susunan kepanitiaan dalam kegiatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan
1 Ns. Wulan N. Ambarsari., MAN Pengarah promosi kesehatan
2 Adi Krisnawa Ketua panitia
3 Arlin Wakil ketua panitia
4 Arlin Sekretaris I
5 Dedi W Sekretaris II
6 Entus R Benda hara I
7 Floremtina Benda hara II
8 Juju Seksi acara
9 Kristianti Seksi konsumsi
10 Lusiana P Seksi dokumentasi I
11 M. Susan Seksi dokumentasi II
12 Nenden S.R Seksi peralatan I
13 Nurleni Seksi peralatan II
14 Rivandi F Seksi keamanan
15 Utari P Seksi transportasi
16 Witirian N Seksi kebersihan
15
BAB IV
PENUTUP
Untuk melakukan pencegahan, Anda perlu mengetahui apakah Anda mempunyai faktor
risiko untuk mengembangkan hipertensi gestasional dan preeklampsia atau tidak. Jika sudah
mengetahuinya, Anda bisa mengambil langkah untuk mengatasi faktor risiko tersebut.
Kuncinya adalah selalu periksakan kondisi Anda sebelum dan selama kehamilan. Jika
Anda mempunyai kelebihan berat badan sebelum hamil, ada baiknya Anda melakukan penurunan
berat badan sebelum hamil agar kondisi kehamilan Anda lebih sehat.
Apabila mulai mengalami gejala preeklampsia di tengah usia kehamilan, Anda harus
menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Mungkin dokter akan memberikan obat untuk membantu
menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah kejang, agar preeklampsia tidak berkembang
menjadi eklampsia. Jika preeklampsia terjadi selama kehamilan, mungkin dokter akan
mempertimbangkan untuk melahirkan bayi Anda segera ketika perkembangan bayi sudah cukup
siap untuk lahir. Terkadang, bayi harus dilahirkan secara prematur untuk melindungi kesehatan
ibu dan bayi.
16
REFERENSI
Hyun, K. (2016). Diagnostic status of hypertension on the adherence to the Dietary Approaches to
Indonesia KKR. (2017). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Kementrian Kesehatan Republik
Kurtz, Theodore W, DiCarlo SE, Pravence M, M. R. (2018). Functional foods for augmenting
nitric oxide activity reducing the risk for salt-induced hypertension and cardiovascular disease in
Magee Laura A, Pels A, Helewa M, et al. (2014). Diagnosis, Evaluation, and Management of the
Muliarini, P. (2010). Pola Makan dan Gaya Hidup Sehat Selama Kehamilan. EGC.
was associated with a lower risk of developing hypertensive Disorders of Pregnancy : results from
17
LAMPIRAN 1 : Leaflet
18
Skrining risiko preeklampsia untuk
setiap wanita hamil sejak awal ke-
hamilan
Pola makan seimbang dengan nutrisi
terpenuhi
Aktivitas fisik rutin
Manajemen stress
Kontrol kehamilan rutiN
Pengobatan antihipertensi.
Pengobatan magnesium sulfat untuk mencegah HIPERTENSI
kejang pada preeklampsia dan mengontrol kejang PADA
pada eklampsia.
Pemantauan tekanan darah.
KEHAMILAN
Pemantauan detak jantung janin.
Pertimbangan persalinan
Tetap terhidrasi
Hipertensi Kronik
1. Primigravida : Kehamilan pertama kali
Yaitu kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi sejak 2. Hiperplasentosis, mola hidatidosa , kehamilan gan-
sebelum hamil dan berlanjut dalam masa kehamilan. da, bayi besar.
3. Usia > 35 tahun
Hipertensi dengan Superimposed
4. Obesitas (BMI ≥30)
preeklampsia 5. Interval antar kehamilan < 2 tahun atau > 10 tahun
Disusun Oleh :
2021
Judul Penelitian : Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Banyumas
Penulis : Juniarti, Erni ; Marsita, Elma.
Sumber : Jurnal Kebidanan Khatulistiwa Poltekkes Kemenkes Pontianak.
B. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Survei Analitik dengan pendekatan
Cross Sectional yang digunakan untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap
kejadian hipertensi pada ibu hamil. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
instrument formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ).
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Banyumas pada
Januari sampai Maret 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode
Purposive Sampling di Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Banyumas. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu hamil dengan umur kehamilan >20 minggu di
Puskesmas wilayah kerja Kabupate Banyumas berjumlah 32 orang dengan kriteria
inklusi umur kehamilan diatas 20 minggu, hipertensi gestasional ringan (sistolik 140-
149mmHg, diastolik 90-99 mmHg) dengan protein urine negatif melalui pemeriksaan
ANC di puskesmas serta bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat
persetujuan responden.
D. Analisa Jurnal
1. Kelebihan
2. Kekurangan
Hipertensi
Pada
Kehamilan
Disusun Oleh :
Rahmat Nurmansyah
Adi Krisnawan
Arlin Fajria Rahmi
Sopiyan Hardiyansah
Latar Belakang
Trias penyebab kematian ibu dan janin salah satunya adalah hipertensi. Kejadian
hipertensi dalam kehamilan erat kaitannya dengan frekuensi makan seseorang dan
jenis makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang mengandung bahan
pengawet, natrium, lemak, konsumsi alkohol dan kopi berlebihan dapat
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab komplikasi dalam kehamilan.Hipertensi
biasanya terjadi pada kehamilan di atas 20 minggu.Kejadian hipertensi
menyebabkan 5-10% komplikasi dalam kehamilan dan berhubungan dengan
kejadian kematian ibu (AKI). Menurut Data Survey antar sensus (SUPAS) tahun
2015, angka kematian ibu tercatat sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, yang
disebabkan oleh hipertensi sebesar 13%(Indonesia KKR, 2017).
Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah mengalami penyempitan sehingga
berkurangnya suplai darah ke jaringan tubuh yang mengakibatkan organ tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Akibat yang dapat muncul pada ibu yaitu
gangguan pernafasan, HELLP sindrom (hemolysis, elevated liver enzymes, low
platelet count), gangguan kardiovaskuler, gangguan hati, yang akhirnya dapat
berakibat kematian ibu. Pada janin bisa menyebabkan mengalami Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), janin premature, berat bayi lahir rendah dan kematian
(Laura, 2014).
Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi di mana aliran darah dari jantung yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri) terjadi sangat kuat. Seseorang didiagnosa memiliki
hipertensi bila tekanan darahnya terukur tinggi, yang mencapai 140/90 mmHg atau
lebih. Sementara tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg.
Klasifikasi hipertensi pada
kehamilan
– Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi saat hamil.
Hipertensi gestasional biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan
hipertensi ini bisa hilang setelah melahirkan.
Pada kondisi ini, tidak ada kelebihan protein di dalam urine atau tanda-tanda lain
dari kerusakan organ penderitanya.
– Hipertensi Kronis
Hipertensi kronis adalah kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi sejak sebelum
kehamilan dan berlanjut dalam masa kehamilan.
Terkadang, seorang wanita tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami hipertensi
kronis karena tekanan darah tinggi memang tidak menunjukkan gejala.
Oleh karena itu, dokter menganggap ibu hamil yang mengalami tekanan darah
tinggi sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu disebut dengan hipertensi
kronis.
Berbeda dengan hipertensi gestasional, biasanya hipertensi kronis tidak akan
hilang walaupun ibu sudah melahirkan bayinya.
– Hipertensi kronis dengan superimposed preeklampsia
Kondisi ini terjadi pada wanita dengan hipertensi kronis yang mengalami tekanan
darah tinggi saat hamil disertai dengan tingginya kadar protein di dalam urine atau
komplikasi terkait tekanan darah lainnya.
Bila Anda menunjukkan tanda-tanda tersebut pada usia kehamilan di bawah 20
minggu, Anda mungkin memiliki hipertensi kronis dengan superimposed
preeklampsia.
– Preeklampsia
Preeklampsia atau keracunan kehamilan adalah gangguan tekanan darah serius yang dapat mengganggu kerja organ.
Biasanya hal ini terjadi pada usia kehamilan ke-20 minggu dan akan menghilang setelah Anda melahirkan bayi Anda.
Selain ditandai dengan tekanan darah yang tinggi dan adanya protein dalam urine, Preeklampsia juga ditandail
dengan:
– Pembengkakan pada wajah atau tangan
– Sakit kepala yang sulit hilang
– Nyeri pada perut bagian atas atau bahu
– Mual dan muntah
– Kesulitan bernapas
– Kenaikan berat badan tiba-tiba
– Terganggunya penglihatan
– Eklampsia
Preeklampsia yang tidak cepat terdeteksi dapat berkembang menjadi eklampsia.
Kondisi ini memang jarang terjadi, diperkirakan hanya 1 dari 200 kasus
preeklampsia yang berkembang menjadi eklampsia.
eklampsia merupakan kondisi kesehatan yang serius. Pada kondisi ini, hipertensi
atau tekanan darah tinggi yang terjadi dapat memengaruhi otak dan
menyebabkan kejang atau koma dalam kehamilan.
Preeklampsia dan eklampsia dapat menyebabkan terganggunya fungsi plasenta,
yang kemudian dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah,
masalah kesehatan pada bayi, bahkan bayi lahir mati (dalam kasus yang jarang).
Faktor Risiko
– Usia
– Kehamilan pertama
– Jarak antar kehamilan
– Riwayat Preeklampsia sebelumnya
– Riwayat keluarga preeklampsia/eklampsia
– Kehamilan kembar
– Obesitas sebelum hamil
– Diabetes melitus tergantung insulin
– Penyakit ginjal
– Sindrom antifosfolipid (antibodi antikardiolipin, antikoagulan lupus atau keduanya)
– Hipertensi kronik
Gejala
– Sakit kepala
– Nyeri ulu hati
– Mual dan/atau muntah
– Bengkak
– Gangguan penglihatan
– Penurunan volume berkemih
– Mudah marah dan mudah lelah
– Sulit tidur
Diagnosis
– Perdarahan
– Demam atau panas tinggi
– Keluar air ketuban sebelum waktunya
– Bengkak di kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang
– Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak
– Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Komplikasi
– Skrining risiko preeklampsia untuk setiap wanita hamil sejak awal kehamilan
– Pola makan seimbang dengan nutrisi terpenuhi
– Aktivitas fisik rutin
– Manajemen stres
– Kontrol kehamilan rutin
Pencegahan dengan obat dan
suplemen
– Aspirin 75mg/hari untuk mecegah preeklampsia pada wanita dengan risiko
tinggi dan sebaiknya diberikan sebelum usia kehamilan 20 minggu
– Kalsium 1.000 -2.000 mg/hari
– Zinc 200 mg/hari
– Magnesium 365 mg/hari
Penanganan
– Pengobatan antihipertensi.
– Pengobatan magnesium sulfat untuk mencegah kejang pada preeklampsia dan
mengontrol kejang pada eklampsia.
– Pemantauan tekanan darah.
– Pemantauan detak jantung janin.
– Pertimbangan persalinan
– Tetap terhidrasi
PENGKAJIAN
– B1 (Breathing)
– Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis
– B2 (Blood)
– Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya
afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan
volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia
– B3 (Brain)
– Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis
otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik
dan hipoperfusi.
– B4 (Bladder)
– Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu
dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap
sebagian besar protein dengan berat molekul tingg
– B5 (Bowel)
– Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi
garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya
edema.
– B6 (Bone)
– Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub
oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara
berjalan, parestesia, hipotensi postura
DIAGNOSA,INTERVENSI,
IMPLEMENTASI
Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d
Hipertensi,Vasopasme silik,Edema selebral,Perdarahan
– 1. Memantau asupan oral dan ifus IV MGSO4
– 2. Memantau urin yang kluar
– 3. Memantau edema yang
– terlihat
– 4. Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring
Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
- Monitor DJJ sesuai indikasi
- Kaji tentang pertumbuhan janin
- Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
– Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
– Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
– Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasenta
EVALUASI
Kata kunci : Latar Belakang : Trias penyebab kematian ibu dan janin salah satunya adalah
hipertensi. Kejadian hipertensi dalam kehamilan erat kaitannya dengan frekuensi
Pola makan; makan seseorang dan jenis makanan yang dikonsumsi. Konsumsi makanan yang
Tekanan darah; mengandung bahan pengawet, natrium, lemak, konsumsi alkohol dan kopi
Ibu hamil dengan berlebihan dapat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Tujuan : Penelitian
hipertensi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil. Metode : Penelitian ini menggunakan metode Survey
Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan pola
makan terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil. Peneliti menggunakan
instrumen formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ).
Hasil : Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 32 ibu hamil dengan
hipertensi diperoleh responden dengan pola makan baik ada 9 orang (28,2%)
sedangkan ada 23 orang (71,8%) dengan pola makan kurang baik.. Hasil uji statistik
Chi Square diperoleh nilai p= 0,000 (>0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan
yang signifikan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.
Kesimpulan : Pola makan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil
Keywords: Background : One of the causes of maternal and fetal death is hypertension. The
incidence of hypertension in pregnancy is closely related to the frequency of eating
Dietary habit; a person and the type of food consumed. Consumption of foods containing
Blood pressure; preservatives, sodium, fat, excessive alcohol consumption and coffee can affect the
Pregnant women incidence. hypertension. Purpose : This study was conducted to determine
with hypertension whether there is a relationship between diet and the incidence of hypertension in
pregnant women. Methods : This study used an analytical survey method with a
cross sectional approach to determine the relationship between diet and
hypertension in pregnant women. Researchers use instrument Semi Quantitative
Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) form. Results : The results of the
univariate analysis showed that out of 32 pregnant women with hypertension, 9
respondents with a good diet were found (28.2%) while 23 people (71.8%) had a
poor diet. The results of the Chi Square statistical test obtained p value = 0.000 (>
0.05), it can be concluded that there is a significant relationship between diet and
the incidence of hypertension in pregnant women. Conclusion : Diet affects the
incidence of hypertension in pregnant women.
METODE PENELITIAN
Natrium jika dikonsumsi lebih banyak
Penelitian ini dilakukan dengan metode akan merentensi lebih banyak air sehingga
Survei Analitik dengan pendekatan Cross volume plasma meningkat. Peningkatan volume
Sectional yang digunakan untuk mengetahui plasma dapat menyebabkan peningkatan tekanan
hubungan pola makan terhadap kejadian darah, terutama bila fleksibilitas pembuluh darah
hipertensi pada ibu hamil. Pada penelitian ini, menurun oleh arterosklerosis. American Heart
peneliti menggunakan instrument formulir Semi Association (AHA) merekomendasikan asupan
Quantitative Food Frequency Questionnaire natrium bagi 15 orang dewasa tidak boleh lebih
(SQFFQ). Penelitian ini dilakukan di Wilayah dari 2400 mg/hari, yaitu setara dengan satu
Kerja Puskesmas Kabupaten Banyumas pada sendok teh garam dapur sehari (Nocce, 2015)
Januari sampai Maret 2019. Teknik pengambilan Kenaikan tekanan darah juga dapat
sampel menggunakan metode Purposive disebabkan karena konsumsi alkohol dan kopi
Sampling di Puskesmas wilayah kerja Kabupaten berlebihan sehingga merangsang saraf otonom
Banyumas. Sampel yang digunakan dalam simpatis dan mempengaruhihormon kortisol
penelitian ini yaitu ibu hamil dengan umur (Katsiki N, Godosis G, 2010). Penelitian
kehamilan >20 minggu di Puskesmas wilayah menunjukan bahwa pola makan yang tidak baik
kerja Kabupaten Banyumas berjumlah 32 orang seperti makanan berlemak, gorengan, daging, dan
dengan kriteria inklusi umur kehamilan diatas 20 yang mengandung garam akan mengakibatkan
minggu, hipertensi gestasional ringan (sistolik kenaikan tekanan darah sebesar 70% (Schonaker,
140-149 mmHg, diastolik 90-99 mmHg) dengan 2015).
protein urine negatif melalui pemeriksaan ANC di Pada penderita hipertensi menurut diet
puskesmas serta bersedia menjadi responden DASH mengkonsumsi kolesterol, sodium dan
dengan menandatangani surat persetujuan lemak berlebih. Kolesterol yang berlebihan dalam
responden. darah akan menimbulkan masalah terutama pada
pembuluh darah jantung dan otak. Rekomendasi
asupan kolesterol dianjurkan <300 mg dalam
HASIL sehari (Almasier, 2009)
Untuk menurunkan faktor resiko tersebut
Tabel 1. Hasil Analisis Univariat dan Bivariat ibu hamil dapat mngkonsumsi antioksidan,
Pola Makan kalium, protein, dan magnesium secara rutin
selama masa kehamilan.Makanan mengandung
Kategori Pola Jumlah P-Value kalium contohnya yaitu tomat, pisang, apel, jeruk
Makan (%) dan kentang. Sedangkan banyak mengandung
Baik 9 antioksidan yaitu kacang kedelai dan tempe.
(28,2%) 0,000 Makanan mengandung kalsium dan magnesium
Kurang Baik 23 yaitu susu dan kacang kacangan serta sayuran
(71,8%) hijau (Hyun, 2016)
Total 32 Metode pengumpulan data yang digunakan
(100% adalah Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire (SQFFQ) dan dietary history.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa Tujuan metode ini yaitu memperoleh data
dari 32 ibu hamil dengan hipertensi diperoleh mengenai asupan zat gizi dengan menentukan
responden yang pola makan baik ada 9 orang jumlah penggunaan sejumlah bahan makanan atau
(28,2%) sedangkan ada 23 orang (71,8%) dengan makanan jadi, sebagai sumber utama dari zat gizi
pola makan kurang baik . Hasil uji statistik Chi tertentu.Semi Quantitative Food Frequency
Square diperoleh nilai p= 0,000 (>0,05) maka Questionnairedilakukan dengan tambahan
dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan perkiraan ukuran porsi, sepertiukuran kecil,
antara pola makan dengan kejadian hipertensi sedang dan besar dan sebagainya (Supariasa,
pada ibu hamil. 2014)
Prosedur pengisian dilakukan dengan
PEMBAHASAN cara responden diminta untuk memberi tanda
Pola makanan yang mengandung bahan pada daftar makanan yang ada pada kuesioner,
pengawet seperti makanan kaleng, garam, bumbu rekapitulasi jumlah pengunaan jenis makanan
penyedap yang berlebihan berpengaruh terhadap tersebut menggunakan 3 ukuran porsi yaitu kecil,
kejadian tekanan darah tinggi. Contoh makanan sedang, besar. Kemudian hitung asupan zat gizi
yang mengandung natrium yaitu makanan ringan sehari menggunakan berat bahan makanan per
yang di asinkan sepertibiskuit dan keripik hari (Kurtz, Theodore W, DiCarlo SE, Pravence
(Schonaker, 2015). M, 2018)
JURNAL KEBIDANAN KHATULISTIWA 49
Volume 7 Nomor 1, Januari 2021, hlm 46-49
P-ISSN 2460-1853, E-ISSN 2715-727X