Kelompok : 5
Disusun oleh:
Devita
Huda apipi
Liana
Nina
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Hipertensi pada kehamilan dan
Anemia dengan seven jump"
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makalah ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan saran dan
kritik untuk perbaikan makalah ini. Demikian dari kami, atas perhatian kritik dan
saran kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan
1. Yang pertama adalah hipertensi gestasional
Hipertensi ini adalah tipe yang paling ringan, biasanya muncul setelah
usia kehamilan 20 minggu, tanpa ditemukan adanya protein pada urin.
2. Preeklampsia.
Preeklampsia adalah bentuk hipertensi kehamilan yang lebih berat
daripada hipertensi gestasional. Preeklampsia ditandai dengan tekanan
darah yang tinggi disertai adanya protein pada pemeriksaan urin.
Preeklampsia dikelompokkan menjadi preeklampsia ringan dan berat,
tergantung pada tekanan darah sistolik dan diastoliknya.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk
mengalami preeklamsia, di antaranya:
a. Kehamilan pertama
b. Usia di atas 40 tahun
c. Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
d. Riwayat keluarga dengan preeklamsia
f. Hamil lebih dari satu janin atau hamil kembar, baik kembar 2 atau
lebih
g. Obesitas
h. Penyakit autoimun
3. Eclampsia.
Eklampsia adalah tipe hipertensi dalam kehamilan yang paling berat.
Eklampsia ditandai dengan adanya hipertensi, protein pada
pemeriksaan urin, dan disertai adanya kejang.
4. hipertensi kronis
yang diperberat dengan kehamilan. Tipe ini biasanya ditemukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
Insiden hipertensi pada kehamilan cukup sering terjadi. Lima sampai
sepuluh dari seratus ibu hamil mengalami komplikasi hipertensi. Salah
satu bentuk hipertensi kehamilan yang dianggap paling ringan adalah
hipertensi gestasional. Hipertensi ini muncul pada usia kehamilan diatas
20 minggu, dan biasanya akan menghilang setelah persalinan. Beberapa
faktor yang meningkatkan risiko ibu hamil terkena hipertensi adalah
overweight, obesitas, dan diabetes melitus.
Bila ditemukan kondisi hipertensi pada ibu hamil, maka diperlukan
pemeriksaan urin untuk mencari apakah terdapat kebocoran protein. Bila
tidak ditemukan protein pada urin, maka ibu hamil disarankan
mengkonsumsi obat antihipertensi selama kehamilan, dan lebih sering
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Namun bila ditemukan protein
pada urin, maka terapi antihipertensi yang diberikan harus lebih maksimal.
Ibu hamil juga harus mewaspadai tanda awal dari kondisi eclampsia, yaitu
nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati.
5
Berbagai dampak hipertensi dalam kehamilan
2. Kelahiran prematur
Jika kondisi hipertensi dalam kehamilan semakin memburuk, dokter akan
menyarankan kelahiran bayi secara prematur dengan jalan induksi atau
operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan
komplikasi lainnya.
3. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim
sebelum proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan plasenta
dan perdarahan hebat.
4. Penyakit kardiovaskular
Preeklamsia dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
setelah melahirkan, seperti hipertensi postpartum, penyakit jantung, dan
stroke. Risiko ini akan lebih tinggi jika ibu melahirkan secara prematur.
Namun, risiko ini dapat dikurangi dengan pengobatan dan gaya hidup
sehat.
Selain itu, hipertensi dalam kehamilan yang tidak terkontrol juga dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-
paru, ginjal, dan hati. Dalam kasus yang parah, kondisi ini juga dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi.
6
ANEMIA PADA KEHAMILAN
Anemia pada kehamilan sudah menjadi trand nasional yang memberikan dampak
bagi penerus bangsa. Menurut data riset kesehatan dasar, 37% ibu hamil di
Indonesia mengalami anemia. Ketika seorang wanita hamil, akan terjadi
perubahan dalam tubuh yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatan. Secara
alami, tubuh ibu hamil akan membentuk lebih banyak sel darah merah untuk
mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi janin. Produksi sel darah merah dan
hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan
vitamin B12. Jika tubuh kekurangan salah satu zat ini, maka dapat terjadi anemia
(kekurangan sel darah merah). Anemia pada ibu hamil tidak boleh diabaikan
karena bisa membahayakan diri sendiri dan juga janin dalam kandungan.
2. Pusing, lemah.
3. Nyeri kepala
5. Kulit pucat.
Klasifikasi anemia
Menurut Depkes
2. Anemia Ringan 9
–
10,4 gr%.c.
7
3. Anemia Sedang 7,6
–
8,9 gr%.d.
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian tingginya
angkakematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat
pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering di jumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis
tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau prematur) ,gangguan
proses persalinan (atonia, partus lama, perdarahan), gangguan pada masa
nifas(sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, stress, dan produksi ASI
rendah), dangangguan pada janin (dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
periinatal, dll) (Yeyeh,2010).
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian
tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya
tidak hanyamendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian
asam folat sebanyak500µg dan zat besi sebanyak 120mg. Pemberian zat besi
sebanyak 30gram per hari akanmeningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3
dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Berikutupaya pencegahan dan
penaggulangan anemia (Sulistyoningsih,2011) :
b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah
darah (tablet besi/tablet tambah darah).Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
8
1) .Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu
dan kopi karenadapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya menjadi berkurang.2)
3). Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan
malam,menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi
disertai makan buah- buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.4)
4). Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus
ditutup kembali dengan rapat.tablet besi yang telah berubah warna
sebaiknya tidak diminum.
5). Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kelebihan
darah
9
DAFTAR PUSTAKA
https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-penyakit-
hipertensi#:~:text=Secara%20pengertian%2C%20Hipertensi%20adalah
%20suatu,atau%20sama%20dengan%2090%20mmHg.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1541/efek-jangka-panjang-
hipertensi-selama-kehamilan#:~:text=Hipertensi%20pada%20kehamilan
%20adalah%20kondisi,Yang%20pertama%20adalah%20hipertensi
%20gestasional.
https://www.alodokter.com/waspadai-hipertensi-kehamilan-dari-
sekarang
https://id.scribd.com/doc/245489654/SEVEN-JUMP-docx
https://herminahospitals.com/id/articles/anemia-pada-kehamilan-
a82abc10-ba16-4876-a895-8ce02ab57bab
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3092/3/BAB%20II.pdf
1
0