Anda di halaman 1dari 10

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN DAN ANEMIA DENGAN SEVEN JUMP

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Kelompok : 5
Disusun oleh:
Devita
Huda apipi
Liana
Nina

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Hipertensi pada kehamilan dan
Anemia dengan seven jump"
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas. Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Makalah ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan saran dan
kritik untuk perbaikan makalah ini. Demikian dari kami, atas perhatian kritik dan
saran kami ucapkan terima kasih.

Sukabumi, Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang
membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga
kematian.
Hipertensi pada kehamilan adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolic diatas 90 mmHg. Dan
Terdapat beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan.
Penyakit anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah
merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya, sering
dikenal dengan penyakit kekurangan sel darah merah. Tak hanya itu, anemia juga
bisa terjadi saat hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah tidak mampu
mencukupi kebutuhan tubuh, seperti halnya protein kaya zat besi yang memberi
warna merah pada darah.
Berdasarkan WHO, anemia pada kehamilan ditegakkan apabila kadar
hemoglobin (Hb) <11 g/dL. Sedangkan center of disease control and prevention
mendefinisikan anemia sebagai kondisi dengan kadar Hb <11 g/dL para trimester
pertama dan ketiga, Hb <10,5 g/dL pada trimester kedua, serta <10 g/dL pada pasca
persalinan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Hipertensi dan Anemia


2.1.1 Definisi Hipertensi Dan Anemia
Sebagai salah satu penyakit yang cukup berbahaya hingga
mendapatkan julukan The Silent Killer, Hipertensi atau yang biasa
dikenal dengan darah tinggi sangat perlu mendapatkan perhatian
dari setiap individu. Hal ini dikarenakan hipertensi dapat
menyerang setiap orang tanpa adanya tanda yang muncul pada
tubuh.

Secara pengertian, Hipertensi adalah suatu keadaan dimana


tekanan darah sistolik pada tubuh seseorang lebih dari atau sama
dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari atau
sama dengan 90 mmHg.

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar


hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO,
2011). Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah
merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan
menghantarkannya keseluruh jaringan tubuh.

4
Beberapa jenis hipertensi dalam kehamilan
1. Yang pertama adalah hipertensi gestasional
Hipertensi ini adalah tipe yang paling ringan, biasanya muncul setelah
usia kehamilan 20 minggu, tanpa ditemukan adanya protein pada urin.
2. Preeklampsia.
Preeklampsia adalah bentuk hipertensi kehamilan yang lebih berat
daripada hipertensi gestasional. Preeklampsia ditandai dengan tekanan
darah yang tinggi disertai adanya protein pada pemeriksaan urin.
Preeklampsia dikelompokkan menjadi preeklampsia ringan dan berat,
tergantung pada tekanan darah sistolik dan diastoliknya.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil untuk
mengalami preeklamsia, di antaranya:

a. Kehamilan pertama
b. Usia di atas 40 tahun
c. Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
d. Riwayat keluarga dengan preeklamsia
f. Hamil lebih dari satu janin atau hamil kembar, baik kembar 2 atau
lebih
g. Obesitas
h. Penyakit autoimun

3. Eclampsia.
Eklampsia adalah tipe hipertensi dalam kehamilan yang paling berat.
Eklampsia ditandai dengan adanya hipertensi, protein pada
pemeriksaan urin, dan disertai adanya kejang.
4. hipertensi kronis
yang diperberat dengan kehamilan. Tipe ini biasanya ditemukan pada ibu
hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
Insiden hipertensi pada kehamilan cukup sering terjadi. Lima sampai
sepuluh dari seratus ibu hamil mengalami komplikasi hipertensi. Salah
satu bentuk hipertensi kehamilan yang dianggap paling ringan adalah
hipertensi gestasional. Hipertensi ini muncul pada usia kehamilan diatas
20 minggu, dan biasanya akan menghilang setelah persalinan. Beberapa
faktor yang meningkatkan risiko ibu hamil terkena hipertensi adalah
overweight, obesitas, dan diabetes melitus.
Bila ditemukan kondisi hipertensi pada ibu hamil, maka diperlukan
pemeriksaan urin untuk mencari apakah terdapat kebocoran protein. Bila
tidak ditemukan protein pada urin, maka ibu hamil disarankan
mengkonsumsi obat antihipertensi selama kehamilan, dan lebih sering
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Namun bila ditemukan protein
pada urin, maka terapi antihipertensi yang diberikan harus lebih maksimal.
Ibu hamil juga harus mewaspadai tanda awal dari kondisi eclampsia, yaitu
nyeri kepala, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati.

5
Berbagai dampak hipertensi dalam kehamilan

1. Pertumbuhan janin terhambat


Saat aliran darah ke plasenta berkurang, janin tidak mendapat cukup
oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat dan berat badan lahir rendah.

2. Kelahiran prematur
Jika kondisi hipertensi dalam kehamilan semakin memburuk, dokter akan
menyarankan kelahiran bayi secara prematur dengan jalan induksi atau
operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan
komplikasi lainnya.

3. Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding rahim
sebelum proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan plasenta
dan perdarahan hebat.

4. Penyakit kardiovaskular
Preeklamsia dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular
setelah melahirkan, seperti hipertensi postpartum, penyakit jantung, dan
stroke. Risiko ini akan lebih tinggi jika ibu melahirkan secara prematur.
Namun, risiko ini dapat dikurangi dengan pengobatan dan gaya hidup
sehat.
Selain itu, hipertensi dalam kehamilan yang tidak terkontrol juga dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh, seperti otak, jantung, paru-
paru, ginjal, dan hati. Dalam kasus yang parah, kondisi ini juga dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Cara Menangani Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi yang harus selalu


mendapat pemantauan dari dokter. Oleh karena itu, penting bagi
setiap ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke
dokter kandungan sesuai jadwal.

Hindari mengonsumsi obat-obatan atau suplemen herba yang


dipercaya bisa menurunkan tekanan darah, terlebih jika tidak ada
bukti ilmiah yang jelas.

Bumil juga dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, mengonsumsi


makanan bergizi, mencukupi waktu istirahat, dan mengelola stres
dengan baik. Selain itu, hindari pula merokok dan mengonsumsi
minuman beralkohol.

Agar berbagai dampak hipertensi dalam kehamilan dapat dicegah,


penting bagi Bumil untuk rutin menjalani pemeriksaan ke dokter
kandungan. Dengan begitu, kondisi kesehatan Bumil dan janin bisa
terus terpantau.

6
ANEMIA PADA KEHAMILAN

Anemia pada kehamilan sudah menjadi trand nasional yang memberikan dampak
bagi penerus bangsa. Menurut data riset kesehatan dasar, 37% ibu hamil di
Indonesia mengalami anemia. Ketika seorang wanita hamil, akan terjadi
perubahan dalam tubuh yang akan berpengaruh pada kondisi kesehatan. Secara
alami, tubuh ibu hamil akan membentuk lebih banyak sel darah merah untuk
mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi janin. Produksi sel darah merah dan
hemoglobin membutuhkan berbagai komponen, seperti zat besi, asam folat, dan
vitamin B12. Jika tubuh kekurangan salah satu zat ini, maka dapat terjadi anemia
(kekurangan sel darah merah). Anemia pada ibu hamil tidak boleh diabaikan
karena bisa membahayakan diri sendiri dan juga janin dalam kandungan.

Penyebab Anemia dalam Kehamilan


Penyebab anemia pada ibu hamil bermacam-macam, salah satunya adalah
kekurangan zat besi dan vitamin b12. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang
tidak sehat. Selain itu kondisi medis lain seperti perdarahan, pernyakit ginjal, dan
gangguan sistem imun tubuh juga menyebabkan anemia.

Tanda gejala Anemia


ibu hamil yang mengalami anemia
antara lain : ibu mengeluh lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih
dalam batas normal, perlu dicurigai anemiadefisiensi (Sarwono, 2009).Anemia
dapat menyebabkan tanda dan gejala (Varney, 2006) yaitu :

1. Letih, sering mengantuk, malaise.

2. Pusing, lemah.

3. Nyeri kepala

4. Luka pada lidah.

5. Kulit pucat.

6. Membran mukosa pucat (misal konjungtiva).

7. Bantalan kuku pucat.

8. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah

Klasifikasi anemia

Menurut Depkes

1. Normal > 10,5 gr%. b.

2. Anemia Ringan 9

10,4 gr%.c.
7
3. Anemia Sedang 7,6

8,9 gr%.d.

4. Anemia Berat < 7,5 gr%.2)

Dampak anemia dalam kehamilan

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa resiko. Menurut penelitian tingginya
angkakematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat
pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
meningkat. Perdarahan antepartum dan post partum lebih sering di jumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis
tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan
bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan
kelangsungan kehamilan (abortus, partus immatur atau prematur) ,gangguan
proses persalinan (atonia, partus lama, perdarahan), gangguan pada masa
nifas(sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi, stress, dan produksi ASI
rendah), dangangguan pada janin (dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian
periinatal, dll) (Yeyeh,2010).

Bahaya Anemia dalam Kehamilan

1. Perdarahan saat persalinan


2. Depresi setelah melahirkan
3. Bayi lahir dengan berat badan rendah
4. Bayi lahir prematur
5. Bayi lahir dengan anemia
6. Kematian Janin

Penata Laksanaan Anemia Pada Ibu Hamil

Penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian
tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya
tidak hanyamendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian
asam folat sebanyak500µg dan zat besi sebanyak 120mg. Pemberian zat besi
sebanyak 30gram per hari akanmeningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3
dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Berikutupaya pencegahan dan
penaggulangan anemia (Sulistyoningsih,2011) :

a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.Perhatikan komposisi hidangan


setiap kali makan dan makan makanan yang banyakmengandung besi dari
bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahanmakanan
nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). perlu juga
makansayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin
C(daun katuk, daunsingkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang
berasal dari nabati meskipun kaya akanzat besi, namun hanya sedikit yang bisa
diserap dengan baik oleh usus.

b. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah
darah (tablet besi/tablet tambah darah).Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu :
8
1) .Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu
dan kopi karenadapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya menjadi berkurang.2)

2). Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan


seperti perutterasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja
berwarna hitam.3)

3). Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan
malam,menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi
disertai makan buah- buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.4)

4). Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar
matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus
ditutup kembali dengan rapat.tablet besi yang telah berubah warna
sebaiknya tidak diminum.
5). Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kelebihan
darah

9
DAFTAR PUSTAKA

https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-penyakit-
hipertensi#:~:text=Secara%20pengertian%2C%20Hipertensi%20adalah
%20suatu,atau%20sama%20dengan%2090%20mmHg.

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1541/efek-jangka-panjang-
hipertensi-selama-kehamilan#:~:text=Hipertensi%20pada%20kehamilan
%20adalah%20kondisi,Yang%20pertama%20adalah%20hipertensi
%20gestasional.

https://www.alodokter.com/waspadai-hipertensi-kehamilan-dari-
sekarang

https://id.scribd.com/doc/245489654/SEVEN-JUMP-docx

https://herminahospitals.com/id/articles/anemia-pada-kehamilan-
a82abc10-ba16-4876-a895-8ce02ab57bab

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3092/3/BAB%20II.pdf

1
0

Anda mungkin juga menyukai