Anda di halaman 1dari 9

Resume

AIRWAY AND BREATHING MANAGEMENT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIK

Disusun oleh :
VIRKY ARDIA SUPRATMAN
NIM. C1AB23047

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2023
AIRWAY AND BREATHING
MANAGEMENT
I. Pendahuluan
Gangguan oksigenasi pada otak
dan jaringan sangta
membahayakan pasien, serta
dapat
menyebabkan kematian. Proses
kematian dapat dimulai dari
hipoksia. Hipoksia dapat dicegah
dengan mempertahankan airway
dan oksigenasi yang cukup pada
waktu yang tepat.
Kematian yang ssering terjadi
karena masalah airway :
1. kurangnya pengetahuan
2. tidak mampu membebaskan
gangguan jalan nafas
3. ketidakmampuan mengenali
pemasangan alat bantu jalan nafas
4. aspirasi isi lambung
Gangguan sumbatan jalan nafas
hanya 1 yaitu sumbatan atau
obstruksi
Potensi terjadi sumbatan yaitu :
1. penurunan kesadaran
2. trauma mid face
3. fraktur ramus mandibular
4. trauma leher
5. trauma maksilofacial
Sifat sumbatan terdiri dari:
• Parsial : tersumbat sebagian
( ada suara nafas tambahan)
• Total : tersumbat total ( tidak
ada nya suara nafas tambahan)
Teknik membuka jalan nafas
Heimlich maneuver ( pada
pasien sadar dengan posisi
berdiri, pada pasien tidak
sadar,yang
dilakukan sendiri)
Penatalaksanaan obstruksi jalan
nafas sebagian
• Teknik head tilt chin
lift :Untuk membuka sumbatan
jalan nafas karena pangkal lidah
• Teknik jaw thrust: Pasien
cidera servikal
AIRWAY AND BREATHING
MANAGEMENT
I. Pendahuluan
Gangguan oksigenasi pada otak
dan jaringan sangta
membahayakan pasien, serta
dapat
menyebabkan kematian. Proses
kematian dapat dimulai dari
hipoksia. Hipoksia dapat dicegah
dengan mempertahankan airway
dan oksigenasi yang cukup pada
waktu yang tepat.
Kematian yang ssering terjadi
karena masalah airway :
1. kurangnya pengetahuan
2. tidak mampu membebaskan
gangguan jalan nafas
3. ketidakmampuan mengenali
pemasangan alat bantu jalan nafas
4. aspirasi isi lambung
Gangguan sumbatan jalan nafas
hanya 1 yaitu sumbatan atau
obstruksi
Potensi terjadi sumbatan yaitu :
1. penurunan kesadaran
2. trauma mid face
3. fraktur ramus mandibular
4. trauma leher
5. trauma maksilofacial
Sifat sumbatan terdiri dari:
• Parsial : tersumbat sebagian
( ada suara nafas tambahan)
• Total : tersumbat total ( tidak
ada nya suara nafas tambahan)
Teknik membuka jalan nafas
Heimlich maneuver ( pada
pasien sadar dengan posisi
berdiri, pada pasien tidak
sadar,yang
dilakukan sendiri)
Penatalaksanaan obstruksi jalan
nafas sebagian
• Teknik head tilt chin
lift :Untuk membuka sumbatan
jalan nafas karena pangkal lidah
• Teknik jaw thrust: Pasien
cidera servikal
AIRWAY AND BREATHING MANAGEMENT

Gangguan oksigenasi pada otak dan jaringan sangta membahayakan pasien, serta dapat
menyebabkan kematian. Proses kematian dapat dimulai dari hipoksia. Hipoksia dapat dicegah dengan
mempertahankan airway dan oksigenasi yang cukup pada waktu yang tepat.
Kematian yang ssering terjadi karena masalah airway:
1. kurangnya pengetahuan
2. tidak mampu membebaskan gangguan jalan nafas
3. ketidakmampuan mengenali pemasangan alat bantu jalan nafas
4. aspirasi isi lambung
Gangguan sumbatan jalan nafas hanya 1 yaitu sumbatan atau obstruksi
Potensi terjadi sumbatan yaitu:
1. penurunan kesadaran
2. trauma mid face
3. fraktur ramus mandibular
4. trauma leher
5. trauma maksilofacial
Sifat sumbatan terdiri dari:
 Parsial : tersumbat sebagian ( ada suara nafas tambahan)
 Total : tersumbat total ( tidak ada nya suara nafas tambahan)
Teknik membuka jalan nafas dengan Heimlich maneuver (pada pasien sadar dengan posisi berdiri,
pada pasien tidak sadar,yang dilakukan sendiri) Penatalaksanaan obstruksi jalan nafas sebagian
 Teknik head tilt chin lift :Untuk membuka sumbatan jalan nafas karena pangkal lidah
 Teknik jaw thrust: Pasien cidera servikal

Pengkajian:
 Mengenali adanya sumbatan jalan nafas
a. Pangkal lidah jatuh kebelakang pada pasien tidak sadar
b. Ada darah/cairan di rongga mulut atau hidung
c. Oedama laring
 Inspeksi : gelisah, agitasi, sianosis, pernafasan retraksi
 Dengarkan : suara abnormal : Snoring, Gurgling, Stridor
 TandaSubyektif: Pasien mengeluh sesak (jika sadar)
 Obyektif: Takhipnoe
Harus hati hati:
 Saat membuka jalan nafas karena akan
 menggerakkan leher
 Pada pasien multiple truma,
 Trauma dengan penurunan kesadaran,
 Truama maksilofacial – Immobilisasi servikal
Penyulit dalam penatalaksanaan Airway:
 Pasien Gelisah,
 Tidak sadar,
 Sulit membuka mulut
 Trauma maksilofacial berat

Penatalaksanaan jalan nafas dengan alat:


 Pemasangan OPA (Oropharingeal Airway)
Untuk menahan pangkal lidah dari dinding belakang faring.
Cara pemasangan OPA yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau apabila
ukuran terlampau panjang, epiglottis akan tertekan menutup rimaglotis sehingga jalan
nafas tersumbat.
 Pemasangan NPA (Nasopharyngeal Airway) Digunakan pada pasien yang menolak
menggunakan alat abntu nafas OPA. Atau bila kondisi psien tidak mungkin dipasang OPA.
 Pemasangan Endotrakheal Tube (ETT) Untuk menjamin terpeliharanya jalan nafas yang paten
dan sebaliknya dilakukan sesegera mungkin oleh penolong yang terlatih.
Indikasi pemasangan ETT:
 Henti jantung
 Pasien sadar tidak mampu bernafas
 Perlindungan jalan nafas tidak memadai
 Pasien tidak mampu memberikan bantuan nafas dgn maksimal
Komplikasi ETT:
 ETT masuk ke dalam esophagus
 Luka pada bibir dan lidah
 Gigi patah
 Kerusakan pita suara
Penatalaksanaan jalan nafas pada pasien trauma
1. Laryngeal Mask Airway
2. Esophageal Tracheal Combitube
3. Needle krikotiroidotomi
Penatalaksanaan pernafasan:
Oksigen yang adekuat memelukan jalan nafas yang paten dan pertukaran udara yang adekuat.
 Pemberian oksigen Tujuan :
1. Meningkatkan kadar oksigen dalam pernafasan
2. Kadar oksigen di paru paru tinggi
3. Tekanan parsial oksigen alveolus meningkat

 Metode yang digunakan untuk ventilasi tekanan positif diantaranya


1. Pernafasan mulut ke sungkup muka
2. Bantuan nafas menggunakan bag valve mask
 Pilihan pemberian oksigen
1. Nasal kanul
2. Simple face mask
3. Rebreathing mask
4. Non rebreathing mask
Pengenalan masalah ventilasi:
 Jalan nafas paten tidak menjamin pernafasan adekuat
 Pernasafan dapat dipengaruhi oleh ventilatory mechanics
 Perawat perlu mengkaji lebih lanjut masalah pernafasan
 Truma toraks dapat mempengaruhi pola pernafasan
Pernafasan normal: Bayi 25-50 x/i, anak 15-30 x/I, dan dewasa 12-20 x/i
Pemberian Oksigen:
 Kadar yang dihasilkan tergantung pada besarnya aliran dan volume tidal
 Kadar oksigen bertambah 4% untuk setiap tambahan 1 liter/menit oksigen
Pemeriksaan:
 Inspeksi : Jejas/luka, Pergerakan dada simateris/asimetris, pola pernfasan, frekuensi nafas
 Auskultasi : Bising nafas
 Palpasi : adanya krepitasi
 Perkusi : Sonor, hipersonor, dullness
 Saturasi O2

Sumber:
https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kementerian-kesehatan-padang/s1-
terapan-keperawatan/reren-yora-yutari-30-airway-breathing-management-kloter-1/38100214

Anda mungkin juga menyukai