Anda di halaman 1dari 79

Airway

Management
OLEH : Ns.Efrin Sinaga,S.Kep
Outline
01 Pengantar

02 Anatomi dan Fisiologi

03 Sumbatan Jalan Nafas

04 Penatalaksanaan
Let’s start
Pengantar
Berkurangnya pasokan darah yang
mengandung oksigen ke otak dan struktur
vital merupakan penyebab kematian
pada pasien trauma.

Saat suplai oksigen terhenti, sel-sel otak


akan mengalami kematian
dalam 4-6 menit pertama (mati klinis)

Waktu tersebut merupakan golden time


untuk melakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP)

Jika sel tubuh tidak menerima oksigen


dalam waktu 6-10 menit sejak suplai
oksigen terhenti  Terjadi kerusakan
Irreversibel (mati biologis)
Anatomi dan Fisiologi
Sistem pernapasan terdiri dari ruang-ruang
dan pipa saluran udara  21% O2 yang
dihirup dalam system pernapasan masuk
ke Alveoli dan menghasilkan Karbondioksida

Sistem Pernapasan terbagi dua yaitu


 Jalan napas atas
 Jalan napas bawah

Sistem pernapasan berawal dari ujung hidung


dan mulut dan berakhir di membran
Alveolocappillary
ANATOMI JALAN NAPAS
Hidung  mulut  nasofaring  orofaring  laringofaring
Jalan Napas
Atas
 Terdiri dari
1. Nasopharynx  Membran mucus yang
Lembab, tipis dan memiliki daya vascular yang
tinggi
 Perlu kehati-hatian saat memasukkan tube
ke dalam saluran ini
 Berikan lubricant pada tube untuk mencegah
Terjadinya lesi dan minimalkan sentuhan
pada area ini
Jalan Napas
Atas
2. Oropharynx  Gigi dan lidah dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas.
 Gigi yang terkunci menyebabkan tube sulit
untuk dimasukan
 Lidah menempel pada rahang anterior
menjulur hingga tulang hyoid. Tulang hyoid
Terhubung dengan epiglotis  Jika tulang
Hyoid diangkat maka epiglotis akan
terangkat sehingga jalan napas terbuka.
 Pada kondisi pasien tidak sadarkan diri 
Lidah dapat jatuh menutupi jalan napas.
 Teknik mengangkat mandibula (Jaw thrust/
Chin lift/had tilt chin lift  menyebabkan
tulang hyoid dan epiglotis terangkat,
sehingga jalan nafas dapat terbuka.
Jalan Napas
Atas
2. Hypopharinx/ Laryngopharinx
 Pada area ini terdapat epiglotis yang
menempel pada hyoid dan area sekitar
Mandibular yang terdiri dari ligamen dan
otot.
 Pada kondisi pasien tidak sadarkan diri 
Lidah yang jatuh ke arah dinding faring
posterior dapat menyebabkan obstruksi
Jalan nafas.
 Pasien tidak sadar dengan posisi supine 
Epiglotis jatuh menutupi glottic opening
Sehingga menutupi jalan nafas.
Jalan Napas Bawah
Larynx  terdapat pita suara yang
dilindungi oleh kartilago tiroid, dengan
Struktur berbentuk huruf “C”.

Pada kondisi Laryngospase akan menye


babkan sumbatan jalan napas total.

Penekanan pada Kartilago tiroid dapat


menyebabkan pita suara lebih mudah
terlihat saat intubasi endotracheal
(Teknik External Laryngeal Manipulation
-ELM)
.
Jalan Napas Bawah
Trakea dan Bronkus

 Trakea bercabang menjadi 2  Bronkus


utama kanan dan Bronkus utama Kiri
 Titik Trakea bercabang  Karina
 Posisi sudut bronkus kanan in line
dengan trakea, sehingga bila ada
obstruksi benda asing biasanya berakhir
di bronkus kanan.
 Pada pemasangan intubasi endotracheal
hal yang harus dihindari adalah
masuknya tube ke bronkus utama kanan
dan bronkus utama Kiri
Fisiologi Respirasi
External
Respiration

Ventilation
~ CO2

Oxygenati
on
~ O2
• Fisiologi Respirasi

Tekanan intra
pulmonal
Tekanan intra
pleura
Volume tidal

Perubahan tekanan selama inspirasi dan ekspirasi


Patofisiologi
 Gangguan pernapasan terjadi karena kegagalan
dalam mengenal airway yang tersumbat ataupun
ketidakmampuan pasien dalam melakukan ventil
asi yang cukup.
 Gangguan Respirasi dapat terjadi melalui :
1. Hipoventilasi akibat hilangnya penggerak
usaha bernapas (ventilator drive)
2. Hipoventilasi akibat adanya obstruksi aliran
udara pada jalan napas atas dan bawah
3. Hipoventilasi akibat penurunan kemampuan
paru untuk mengembang
4. Hipoksia akibat penurunan obsorbsi
oksigen melalui membrane aveolar kapiler
Patofisiologi
5. Hipoksia akibat penurunan aliran darah ke
alveoli
6. Hipoksia akibat ketidakmampuan udara
untuk mencapai alveolus, karena terisi air
atau debu.
7. Hipoksia pada tingkat seluler akibat
penurunan aliran darah ke sel jaringan
Airway
 Gangguan yang terjadi pada airway 
Sumbatan yang menutup saluran napas
secara total maupun parsial
 Penanganan airway berhasil  apabila
sumbatan pada airway dapat ditangani
secara cepat dan tepat.
 Penanganan airway harus selalu memper
hatikan untuk melakukan imobilisasi pada
tulang leher (cervical-spinal/
C-spine control)
Masalah dan Tatalaksana Airway

 Sumbatan jalan napas total Terjadi karena


benda asing yang menutupi airway secara
tiba-tiba  tersedak (chocking)
 Tata laksana Tersedak (Pasien Sadar)
 Dewasa dan anak-anak 
Abdominal Thrust/ Heimlich manuver
 Wanita hamil atau korban dengan obesi
tas  chest thrust
 Bayi  Back Slap dan Chest Thrust
 Tata laksana Tersedak (Pasien tidak Sadar)
 Dewasa dan anak-anak  RJP
 Bayi  RJP Bayi
PUKUL PUNGGUNG 5x Jika gagal, lakukan
atau sampai sumbatan lepas manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH pada anak
Back Slap dan Chest Thrust
Jika korban tidak sadar = kondisi
gawat !!

lakukan langkah-langkah
BANTUAN HIDUP DASAR
Masalah dan Tatalaksana Airway

 Sumbatan jalan napas Parsial


 Sumbatan karena cairan (gurgling)
 Sumbatan karena lidah (Snoring)
 Sumbatan anatomis (crowing)
Sumbatan Jalan Nafas Karena Lidah
Airway Management
Airway Airway Remove
Obstruction Manuver Debris/ Suction

 Adakah  Bebaskan  Cairan


sumbatan Jalan nafas /benda asing
jalan nafas? disingkirkan.
 Kesulitan
 Chin lift
bernafas  Jaw thrust
 Keadaan  Nasal airway
pasien (Primary)
(gelisah,  Oral airway
meronta)
 Suara nafas
tidak normal
 Teknik Membuka Jalan Napas
1. Basic Airway Management  Membuka
jalan napas tanpa alat atau menggunakan
alat sederhana
a. Chin lift atau Jaw thrust (Trauma)
b. Head tilt chin lift (non-Trauma)
c. Suctioning
d. Oropharingeal Airway (OPA)
e. Nasopharingeall Airway (NPA)
2. Advanced Airway Management
a. Laryngeal Mask Airway (LMA)
b. Laryngeal Tube Airway (LTA)
c. Multilumen Esophangeal Airway
(Combitube)
d. Definitive Airway
Penatalaksanaan

Tanp  Head Tilt Chin Lift


a Alat  Jaw trust

Dengan  Oropharyngeal airway (OPA)


Alat  Nasopharyngeal airway (NPA)

 Orotracheal airway
Airway  Nasotracheala airway
Definitif  Surgical Airway: tracheostomy
TINDAKAN PENGUASAAN JALAN
NAPAS DARURAT
Head Tilt and Chin Lift

 Merupakan tindakan
sementara / darurat
 Pasien yang mengalami
penurunan kesadaran.
 Pasien tidak sadar atau
kondisi tertidur
 Pasien masih berespon
terhadap tindakan
Posisi Tangan
Oropharingeal Airway
 Ukuran sangat
menentukan
 Hindari mendorong
lidah lebih kebelakang
 Pasang secara
terbalik kemudian
putar 180 derajat
 Bukan pada pasien
sadar
OP
A
Naso-pharyngeal
Airway

Tidak merangsang muntah


Hati-hati pada pasien dengan fraktura basis cranii
Ukuran u/ dewasa 7 mm atau jari kelingking kanan
Breathing
THERAPI OKSIGEN
 Suatu cara pemberian gas Indikasi pemberian oksigen
dengan alat alat yang
1. Hypoksia
berb eda konsentrasinya.
2. Oksigen yang kurang cukup seda
ng paru paru normal
Faktor-faktor yang mempengaruhi
3. Oksigen yang kurang cukup pada
FiO2 paru yang abnormal
1. Pola Ventilasi 4. Transport O2 sirkulasi yang
2. Aliran Oksigen kurang
3. Reservoar 5. Oksigen jaringan yang kurang
mencukupi
Tujuan Pemberian Therapi
O2

1. Meningkatkan jumlah O2
2. Mengurangi kerja nafas
3. Mengurangi kerja jantung
Metode System Pemberian O2

A. Low Flow System (system Aliran Rendah)


1. Nasal cateter
2. Nasal Canul
3. Simple Mask (Sungkup muka)
4. Sungkup muka Rebreathing dengan kantong O2
5. Non Rebreathing dengan kantong O2.

B. High Flow System


1. Ventury Mask
2. ABN ( Alat Bantu Nafas )
Flow rate liter /menit FiO2
I Nasal canul /kateter

1 liter/menit 24%
2 liter/menit 28%
3 liter/menit 32%
4 liter/menit 36%
5 liter/menit 40%
6 liter/menit 44%
II oksigen Mask

5 - 6 liter/menit 40%

System low flow


6 - 7 liter/menit 50%
7 - 8 liter/menit 60%
III Mask Dengan Reservoir bag

6 liter/menit 60%
7 liter/menit 70%
8 liter/menit 80%
Ventury Mask
Warna Konsentrasi Warna Konsentrasi
Hijau 24 % 3 Putih 35 % 9
26 % 3 40 % 12
28 % 6 50 % 15
30 % 6
1. Tehnik
 Hubungkan slang oksigen ke flow meter untuk konsentrasi tinggi
 Atur flow meter oksigen sesuai dengan yang tertera pada
sungkup
Ventury Mask

2. Keuntungan
 Dapat memberikan konsentrasi oksigen yang tepat
 Jet dapat diubah sesuai dengan konsentrasi
 Mukosa tidak kering
 Dapat dipakai untuk memberikan kelembaban atau terapi
inhalasi
 Tidak pernah memberikan lebih dari yang ditentukan walau flow meter
rusak

3. Kerugian
 Pasien merasa panas dan iritasi
 FiO2 dapat berubah kalau masker tidak tepat, slang tertekuk
 Menyulitkan untuk bicara atau makan
 Bila dipakai humidifier embun dapat tertumpuk dan masuk trakhea
Hal–hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian therapi oksigen
1. Bebaskan jalan nafas sebelum pemberian therapi
2. Jumlah yang diberikan harus sesuai dengan alat yang
digunakan
3. Harus selalu melalui humidifier untuk mecegah iritasi
4. Pemeriksaan AGD secara periodik
5. Pemantauan tanda-tanda klinis
6. Cuci tangan
7. Informasikan setiap melakukan tindakan
Bahaya Therapi Oksigen

a. Atelektasis
b. Retrolental Fibroplasia
c. Toxicitas
PENGELOLAAN JALAN NAFAS
TEKNIK LANJUT

1. Laryngeal Mask Airway


2. Intubasi Trachea dengan
laringoskopi
3. Cricothyroidotomy
needle / surgical
Laryngeal Mask Airway

 LMA terdiri dari Tubular orofaringeal airway sama


seperti ETT dan memiliki masker laringeal yang
terbuat dari silikon yang dapat dikembangkan.
 Tidak seperti pemasangan ETT, pemasangan LMA
tidak pernah gagal.
 LMA hampir seefektif ETT oleh karena itu merupa
kan pilihan sekunder jika pemasangan ETT gagal
dilakukan.
Laryngeal Mask Airway
Laryngeal Mask Airway
dipasang tanpa laringoskopi
Laryngeal Mask
ABN

ABN adalah alat yang


digunakan untuk membantu
pernafasan secara
mekanik ( Ventilator)
• Endotracheal Tube
Pemasangan Endotracheal Tube
Endotracheal Tube
INTUBASI

 Tindakan memasukan • Intubasi berguna dalam situasi


darurat untuk melakukan koreksi
tube
gawat(pipa khusus) ke
dalam trakhea terhadap hipoksemia, hiperkarbia,
 Tujuan : mencegah terjadinya hipoventilasi.
Memepertahankan  Selain itu dapat pula digunakan
jalan nafas tetap sebagai akses untuk memberikan obat
bebas sehingga nafas (life saving drug), seperti Lidokain,
mudah dibantu Ephineprine, Nalokson dan Atropin
Sulfas (LENA) pada saat resusitasi
sebelum akses vena diperoleh.
Teknik pemasagan
INDIKASI intubasi

 Menjamin Jalan Nafas – Bebas  Intubasi Orotrakheal


 Intubasi Nasotrakheal
 Mencegah Aspirasi
 Intubasi Trakheal Retrograd
• Memudahkan
Pengisapan Sekret Trachea
• Penggunaan Ventilasi Mekanik
• Memberikan O2 Konsentrasi
Tinggi
Parameter Objektif
Indikasi Intubasi
Peralatan utama INTUBASI
PERSIAPAN ALAT : Metode ‘ S T A T I C S ’

S = SCOPE : Laringoscope, stetoscope


T = TUBE : ETT, NTT, LMA
: Bagging/Ambu Bag, Guedel, Mouth
A = AIR WAY Gag/
T = TAPE Jaw spreader.
I = INDRODUCER : Plester
C = CONNECTOR : Mandrin, Margill Forceps.
: Penghubung ETT ke Ambu Bag /
oksigen
S = SUCTION Resusitator
: Suction.
Scope Tub
e

Magill Macintosh

TUBE ; ETT, NTT


Dewasa ukuran 7,0; 7,5 atau 8,0
Anak > 2 thn :
Ukuran Tube = 4 + umur/4
Laringoscope
AIRWAY
OROFARINGEAL AIRWAY, SUNGKUP
MUKA, KANTUNG TEKANAN POSITIF,
RESERVOIR
STATICS
AIRWAY
(OROFARINGEAL AIRWAY, NASOFARINGEAL AIRWAY)
Ukuran antara 0 – 7
STATICS T : TAPE / Plester

I : INTRODUCER
C =
CONNECTOR
S : SUCTION
Unit penghisap (suction), yaitu satu pharyngeal
rigid suction-tip (Yankauer) dan satu lagi trakheal
suction catheter.
LAIN-LAIN
 Xylocain Jelly
 Spuit cuff
 Anestetik lokal (xylocain spray)
 Handscoen
 Gunting
Tehnik intubasi

• PROSEDUR
 Siapkan alat-alat yang diperlukan, dan periksa kelayak
annya. Agar tidak menjadi kendala saat pemasangan
ETT.
 Tempatkan orang yang akan di intubasi dalam posisi
supine dan sniffing position.
 Bersihkan mulut dan orofaring dengan suction.
 Monitor laju jantung dan saturasi O2. Lepaskan gigi
palsu, jika ada.
TEKHNIK PEMASANGAN
INTUBASI
Cara Pemasangan ET
Cara Pemasangan ET
Tehnik Penghisapan Lendir
( Suctioning
Endotracheal )
 Merupakan tindakan
membersihkan jalan nafas
melalui jalan nafas
buatan dengan
mempergunakan kateter
suction dan alat
penghisap
Indikasi Pemasangan Airway Definitive
Kebutuhan untuk Perlindungan Kebutuhan untuk Ventilasi atau
Airway Oksigenasi

Tidak sadar atau penilaian GCS < 8 Apnea


 Paralisis neuromuscular
 Tidak sadar

Fraktur Maksilofasial Berat Usaha napas yang tidak adekuat


 Resiko aspirasi karena perdarahan atau muntah  Takhipnea
 Hipoksia
 Hiperkarbia
 Sianosis

Cedera Leher  Perubahan pola napas yang signifikan


 Hematom leher  Penggunaan otot bantu pernapasan
 Cedera laryngeal atau tracheal  Paralisis otot pernapasan
 Cedera inhalasi karena luka bakar atau luka bakar di wajah  Napas perut
 Stridor

Cedera kepala  Perburukan neurologi akut atau herniasi


 Tidak sadar  Apnea karena penurunan kesadaran atau paralisis neur
 gelisah omuskular
Algoritma Intubasi
PENYULIT
 INTUBASI
Leher pendek terutama pada orang gemuk
 Dagu Kecil
 Jarak dagu-jakun < 4 cm
 Mulut Trismus / Susah Dibuka
 Tumor di Laryngs / Faryngs
 Trauma Leher
 Jika ada fraktur servikal
 Trauma maksilofasial berat
 Ankylosis servikal atau mandibula
 Ada masa pada saluran napas atas
 Perdarahan masif di mulut, dll
KOMPLIKASI INTUBASI

• TRAUMA : Bibir, Gigi, Lidah,


Laryngs/Faring, Trachea
• SALAH MASUK : Esophagus,
Bronchus
• SPASME : Laryngs, Bronchus
• STIMULASI : Henti jantung
FAGUS
• HIPOKSIA : Henti
Jantung
Risiko tindakan intubasi

 Hipoksia, spasme pita suara


 Tek darah naik, bradikardia / asistole
 Tekanan Intra Kranial naik
 Gerak leher memperberat cedera cervical
 Idealnya, intubasi dibantu obat anestesia dan
obat pelumpuh otot (harus tenaga ahli)
INGA
T
Tulang leher mungkin cedera.
Pasien meninggal karena
kurang oksigen bukan karena
tidak intubasi trachea.
Pertimbangkan
cricothyroidotomy
 Intubasi gagal padahal masih di
butuhkan

• Pasien tidak dapat diberi nafas


buatan
BASIS CRANII
atap nasopharynx
tulang tipis mudah patah

ARAH TUBE
naso-pharyngeal

Plica vocalis

CRICOTHYROIDO
TOMY
conclusi
on
Recognize airway problem
early & treatment
Adequat ventilation
oxygenations Suctioning &
Infection control
PANTUN……………………….
Buah nanas buah ceri Dicampur gula
enak sekali
Cukup sekian pertemuan kali ini
Semoga bisa bertemu lagi kemudian
hari
Thank you

Anda mungkin juga menyukai