MANAGEMENT
Oleh :
dr. Totok Kristiyono, Sp.An. M.Kes, FIPM
2
Apa ke-khusus-an penanganan pasien gawat darurat ?
3
PASIEN TRAUMA/ NON TRAUMA
TERAPI DEFINITIF/
SPESIALISTIK
4
Life support
A ─B─ C─ D
Quick Diagnosis – Quick Treatment
Pasien obstruksi (A) atau apneu (B) akan mati dalam 3-5 menit
Pasien shock berat (C) akan mati dalam 1-2 jam
Pasien coma (D) akan mati dalam 1 minggu
5
Bagaimana mengamankan jalan nafas?
?
Bagaimana pendapat para ahli anestesiologi?
1.Intubasi oleh bukan ahli dapat timbulkan trauma
2.Resiko: hipoksia fatal/ secondary brain damage,
vagal reflex→ bradikardi berat, cardiac arrest
3.TIK naik hanya dapat dicegah dengan obat-obatan
4.Tidak semua fasilitas kesehatan dilengkapi peralatan untuk
intubasi trakea
6
Trauma wajah berat, dengan potensi obstruksi airway
Intubasi trakea ? Setuju
7
Obstruksi airway karena lidah terdorong ke
hipofaring, lebih sering terjadi.
Intubasi trakea ?
8
Pasien mati karena hipoksia, bukan karena tidak
terpasang endotrakeal tube (ETT)
9
Banyak Cara Mengamankan Jalan Nafas
1. Basic/ Manual
A. Chin Lift
B.Jaw Thrust 10
C. Head tilt – Chin lift
11
2. Airway (Alat Bantu Nafas) Dasar
14
Airway
Menilai jalan nafas
Look
•Agitasi (hipoksia)/ tampak bodoh (hiperkarbia)
•Sianosis
•Retraksi
•Accessory respiratory muscle
15
Listen
•Snoring
•Gurgling
•Stridor
•Hoarness
Feel
•Trachea location
16
17
18
19
C-spine protection during airway management
20
Airway Definitive
Pipa dalam trakea dengan balon (cuff) yang dikembangkan.
3 macam:
•Orotrakeal (Intubasi Oral)
•Nasotrakeal (Intubasi Nasal)
•Surgical airway (Krikotiroidotomi/ trakeostomi)
21
22
Airway
DEFINITIVE
SURGICAL : Krikotiroidotomy
: Trakeostomy
NON DEFINITIVE
OROPHARYNGEAL AIRWAY
NASOPHARNGEAL AIRWAY
23
OBJECTIVE
• Clear and protected airway
• Oxygenation
24
Basic Airway Manuever
1. Chin Lift
•Tidak boleh akibatkan hiperekstensi
leher.
•Aman untuk C-spine pada korban
trauma
25
2. Jaw Thrust
•Pegang pada angulus
mandibulae, dorong mandibula
ke depan (ventral ).
•Aman untuk C-spine pada
korban trauma
26
3. Head tilt – Chin lift
•Gabungan antara manuver Head tilt
dan Chin lift.
•Head tilt: meletakkan telapak tangan di
dahi, kepala diekstensikan.
•Pada pasien trauma: hati-hati cedera
pada C-spine.
28
Jangan Lakukan !!
29
Head Tilt and Chin Lift
30
Airway Dasar
1. Oropharyngeal Airway (OPA)
•Menahan lidah tidak jatuh ke
belakang .
•Fasilitas suction.
•Mencegah lidah/ ETT tergigit
31
Oropharyngeal Airway/Guedel
NO: 0 1 2 3 4 5 6
32
How to measure the right size of
Oropharyngeal Airway
Komplikasi
– Obstruksi total
– Laringospasme
– Muntah
33
Cara Pemasangan Oropharyngeal Airway
Dimasukkan mulut dg lengkungan menghadap palatum.
Setelah masuk separuh panjangnya, putar 180° hingga lengkungan
menempel pada lengkungan lidah.
1.
2.
3.
34
2. Nasopharyngeal Airway (NPA)
35
Nasopharyngeal Airway
Komplikasi
• Kerusakan mukosa nasal
• Laryngospasme
36
Cara Pemasangan Nasopharyngeal Airway
Cara pemasangan: beri jelly pelicin, didorong memasuki
lubang hidung hingga ujung pipa terletak di orofaring. Arah ujungnya
datar menyusur dasar rongga hidung, arah menuju anak telinga
(tragus).
1.
2.
3.
37
3. Advanced Airway
38
Endotrakeal Tube (ETT)
Komplikasi
• Hipoksia
• Trauma
• Muntah-aspirasi isi
lambung
• Hipertensi
• Disritmia jantung
• Intubasi satu paru
• Intubasi esofagus
• Cardiac arrest akibat
vagal reflex
39
Persiapan Intubasi Endotrakeal
1. Alat:
A. Laryngoscope
Terdiri dari : Blade (bilah) dan Handle (gagang).
Pilih ukuran blade yg sesuai.
Dewasa : no 3 atau 4
Anak : no 2
Bayi : no 1
Pasang blade dengan handle
Cek lampu harus menyala terang.
40
Laryngoscope
41
Menyiapkan Laryngoscope
1. 2.
3. 4.
42
Memegang Laryngoscope
Memegang laryngoscope
selalu dengan tangan kiri
43
Melepas Laryngoscope
Memasang dan melepas
laryngoscope selalu dengan
sudut 45°
44
B. Endotrakeal Tube (ET)
Pilih ukuran yang sesuai: (ID: Internal Diameter)
Dewasa : ID 6.5 , 7 atau 7.5 Atau ± sebesar
kelingking kiri pasien
Anak : ID = 4 + (Umur : 4)
45
ETT dissposible (Low
Pressure High Volume)
46
C. Spuit 20 cc.
D. Stylet (bila perlu).
E. Handsgloves steril.
F. KY jelly.
G. Forcep Magill (bila perlu).
H. AMBU Bag dg kantung reservoir dihubungkan dengan
sumber oksigen.
47
2. Obat Emergency
- Sulfas Atropin (SA) dalam spuit
- Adrenaline dalam spuit.
3. Pasien
Informed consent mengenai tujuan dan resiko tindakan.
48
Persiapan Intubasi Endotrakeal
49
Langkah – langkah Intubasi Endotrakeal
Ventilasi tekanan positif dan Oksigenasi
Harus dilakukan sebelum intubasi.
Dada harus mengembang selama ventilasi diberikan.
Oksigenasi dengan oksigen 100% (10 L/menit).
Bila intubasi gagal (waktu >30 detik), lakukan ventilasi dan
oksigenasi ulang, bahaya hipoksia !!!
50
Posisi Tangan Saat Ventilasi Tekanan Positif
Ibu jari dan jari telunjuk
menekan face mask ke bawah
sambil mempertahankan sekat
yg tidak bocor antara face
mask dan penderita.
51
INTUBASI TRAKEA
52
POSITION OF THE TIP OF LARYNGOSCOPE BLADE
LIDAH
VALEKULA
EPIGLOTIS
Trakea
Esofagus !!!
Sniffing Position
Mambantu Visualisasi laring
53
ELEVASI LARINGOSKOP
Gunakan kekuatan tangan untuk mengangkat. Jangan diungkit
dg menggunakan gigi seri atas sebagai titik tumpu (awas
patah!!).
54
INTUBASI TRAKEA
55
INTUBASI TRAKEA
Plica Vocalis Epiglotis Trakea
56
BURP MANUEVER
• Menekan kartilago krikoid ke bawah, atas, kanan (Back,
Up, Right Pressure= BURP)
• Membantu visualisasi plika vokalis
• Dilakukan oleh asisten yg membantu intubator
ADAM’S APPLE
BURP
THYROID
CRICOID
57
INTUBASI TRAKEA
G. H.Intubasi endobronkhial
58
TEKNIK INTUBASI TRAKEA
• Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan
mandibula, jari telunjuk menekan maksila)
• Pegang laringoskop dg tangan kiri, masukkan melalui sisi sebelah kanan mulut,
singkirkan lidah ke samping kiri
• Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula (pertemuan epiglotis
dan pangkal lidah)
• Angkat epiglotis dg elevasi laringoskop ke atas (jangan menggunakan gigi seri atas
sbg tumpuan !!!) untuk melihat plika vokalis
• Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up,
Right Pressure) pada kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis
• Masukkan ETT, bimbing ujungnya masuk trakea sampai cuff ETT melewati plika
vokalis
• Kembangkan cuff ETT secukupnya (sampai tidak ada kebocoran udara)
• Pasang OPA
• Sambungkan konektor ETT dg ambu bag. Beri ventilasi buatan. Cek suara paru
kanan = kiri, Awas intubasi endobronkial !!
• Fiksasi ETT dengan plester
59
Teknik Oral
2
60
3
4
61
5
62
Teknik Nasal
1 2
63
3
4
64
5
65
MENCEGAH KOMPLIKASI
INTUBASI TRAKEA
66
RJP DENGAN PASIEN TERPASANG
ETT
67
3. Advanced Airway
B. Laryngeal Mask Airway
Keuntungan :
•Teknik pemasangan lebih mudah
•Trauma lebih sedikit
•Tidak membutuhkan laringoskop
69