Anda di halaman 1dari 4

RESUME OPERATIF

(Pra Opertif, Intra Operatif dan Pasca Operatif)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa
Dosen Pengajar : Yeni Yulianti, S.Kep,. Ners, M.Kep

Disusun oleh :
Nina Siti Wulansari
Nim : C1AB23033

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2023
A. Pengertian Operatif
Keperawatan operatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata
perioperatif adalah istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman
pembedahan yaitu : pra operatif, intra operatif dan pasca operatif. Di bawah ini akan
di bahas satu persatu fase dari keperawatan operatif.
1. Pra Operatif
Keperawatan pra operatif merupakan tahapan awal dari keperawatan perioperatif.
Pra operasi adalah tahap yang dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan
intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien dikirim ke meja operasi. Tahap ini
juga merupakan awalan yang menjadi kesuksesan tahap-tahap berikutnya.
Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini, akan berakibat fatal pada tahap
berikutnya (HIPKABI, 2014).
Berikut tahapan persiapan dalam fase pra operatif:
a. Persiapan psikologis atau persiapan mental
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi
karena mental pasien yang tidak siap atau kondisi pasien cemas atau takut apat
berpengaruh terhadap kondisi fisik pasien
b. Persiapan fisiologis
merupakan persiapan yang dilakukan mulai dari persiapan fisik
c. Persiapan penunjang (Pemeriksaan radiologi dan diagnostik, pemeriksaan
laboratorium, biopsi, pemeriksaan kadar gula darah)
d. Informed consent (persetujuan tindakan operasi dan tindakan anestesi)
e. Pendaftaran pasien ke IBS
f. Kelengkapan status RM (surat persetujuan tindakan operasi dan tindakan
anestesi, lembar hasil LAB, foto rontgen, USG, EKG dll sesuai advice dokter)
g. Persiapan untuk anastesi (riwayat alergi, riwayat operasi dan anestesi
sebelumnya, persiapan puasa, penggunaan IV Cath no 18 dan transfusi set,
pemasangan DC, riwayat penyakit sistemik, riwayat penyakit keluarga,
kebiasan-kebiasan pasien seperti : perokok berat, pemakai alkohol atau obat-
obatan).
h. Pelaporan indikasi OP, pasien dengan indikasi operasi hendaknya dilaporkan
oleh dokter jaga sesuai unit masing-masing.

Selain tahapan persiapan diatas, ada juga hal yang harus dilakukan dalam fase pra
operasi ini yaitu :
a) Koordinasi pra operatif yaitu mengkoordinasikan persiapan pasien sebelum
menjalani operasi yang seperti identifikasi rencana operasi, sifat operasi,
ketersediaan kamar operasi, ruang ICU, ruang rawat Dan juga periksa kondisi
pasien.
b) Perawatan kulit pra operasi yaitu mengindentifikasi dan merawat kulit sekitar
area operasi sebelum sebelum pelaksanaan operasi
2. Intra Operatif
Merupakan masa pembedahan dimulai sejak ditransfer ke meja dan berakhir saat
pasien di bawa ke ruang pemuliahan. Hal yang perlu dikaji dalam fase ini adalah
pengaturan posisi pasien.
Berikut adalah hal-hal yang ada dan berhubungan dengan fase intra operatif ;
1) Pendampingan pembedahan, yaitu pemfasilitasi pembedahan dan mengelola
paket alat bedah selama tindakan pembedahan.
2) Persiapan pasien yaitu pengosoangan dan pembersihan lambung (puasa
minimal 10 jam sebelum tindakan pembedahan), pelepasan kosmetik dan
perhiasan karena dapat mempengaruhi pemeriksaan saat anastesi,
mengosongkan vesika urinaria bisa dengan pemasangan DC, memberihkan
jalan nafas, untuk pasien yang membutuhkan bantuan jalan nafas biasa nya di
pasang oksigen sesuai kebutuhan, pengganti pakaian pasien dengan pakaian
khusus (steril) yang sudah disediakan di kamar bedah dan juga mengulangi
pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan tanda-tanda vital untuk memastikan
kondisi pasien siap dan bisa dilakukan tindakan atau harus ditunda karena ada
kondisi yang gawat darurat.
3) Rencana tindakan diantaranya meliputi : penggunaan baju seragam bedah,
mencuci tangan sebelum tindakan pembedahan, pengiriman dan pengaturan
posisi ke kamar bedah, pembersihan kulit, penutupan daerah steril pelaksaan
anastesi dan pelaksaan pembedahan.
4) Jenis-jenis Anestesi
a) General yaitu hilangnya kesadaran pasien yang bersifat reversibel karena
obat anestesi juga hilang sensasi nyeri pada seluruh tubuh yang termasuk
intravenous, inhalation, intramuscular)
b) Local/regional (topical, infiltration, block peripheral, spinal, epidural dan
caudal)
c) Combination (spinal+profopol)
5) Monitoring saat intra operatif, monitoring tanda-tamda vital 3/5 menit meliputi
: saturasi oksigen, EKG, tekanan darah, kadar Co2 dan suhu tubuh
3. Pasca Operatif
Merupakan fase akhir dari keperawatan perioperatif, selama periode ini proses
keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan
equlibrium fisiologis pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi.
Dibawah ini beberapa tahapan dalam perawatan pasca operatif
➢ Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anestesi
(recovery room) atau sering di sebut juga ruang PACU (post anasthesia
care unit)
➢ Perawatan post anastesi diruang pemulihan (recovry room)
Setelah selesai pembedahan pasien harus dirawat di ruang pulih sadar
(recovery room) sampai kondisi pasien stabil (tanda-tanda vital dalam
batas normal), tidak mengalami komplikasi operasi dan memenuhi syarat
untuk pindah ke ruang perawatan.
➢ Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anastesi diruang PACU adalah :
jenis pembedahan, Jenis anastesi, kondisi patologis klien, jumlah
pendarahan intra operatifoperatif, pemberian transfusi selama operasi,
jumlah dan jenis cairan selama operasi dan komplikasi selama
pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai