Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

(PERIOPERATIF)

ANGGOTA KELOMPOK:
1. Annisa Safitri
2. Endang sulastri
3. Lilis yuli Setiyawati
4. Moh Rafi Zakaria
5. Rizky M Gumelar
6. Sri Anggraeni
7. Wildan pramudya
8. Windi puspitasari
9. Wintia
A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
PERIORATIF
1. Definisi
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi
keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah
gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan yaitu preoperative phase (fase pra operasi),
intraoperative phase (fase intraoperasi) dan post operative phase (fase pasca operasi). Masing-masing fase ini
dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk
pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yang
dilakukan oleh perawat menggunakan proses keperawatan dan standar praktik keperawatan (Majid, Judha &
Istianah, 2011).
2. Etiologi
pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan ( buku ajar keperawatan medical bedah brunner dan
suddarth) seperti :
a) Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplirasi
b) Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor atau mengangkat apendiks yang inflamasi
c) Refaratif, seperti memperbaiki luka multiplek
3. Tahap dalam keperawatan perioperatif
a) Fase perieoperatif
Fase pre operatif merupakan tahap pertama dari perawat perieoperatif yang
dimulai Ketika pasien di terima masuk di ruang terima dan berakhir Ketika pasien
di pindahkan ke meja operasi untuk dilakukan Tindakan pembedahan. Persiapan
pembedahan dapat di bagi menjadi 2 bagian :
 Persiapan psikologis
Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak
stabil, hal ini disebabkan karena takut akan perasaan sakit, narcosa atau hasilnya
dan keadaan social ekonomi dari keluarga, maka hal ini dapat di tangani dengan
penyuluhan untuk mengurangi kecemasan pasien.
 Persiapan fisiologi
 Diet (puasa)
 Persiapan perut
 Persiapan kulit
 Hasil pemeriksaan
 Persetujuan operasi / informed consent izin tertulis dari pasien/ keluarga harus bersedia.

 Fase intra operatif


Fase intra operatif dimulai Ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi
bedah dan berakhir saat dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Pada fase ini lingkup keperawatan meliputi pemberian medikasi intravena,
melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyelurun sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
Prinsip Tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu pengaturan
posisi karena posisi yang di berikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman
pasien dan keadaan psikologis pasien, faktor yang penting untuk di perhatikan
dalam pengaturan posisi pasien adalah:
a) Letak bagian tubuh yang akan di operasi
b) Umur dan ukuran tubuh pasien
c) Tipe anasthesia yang digunakan
d) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan.
 Fase post operatif
Fase post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan
intra operatif yang dimulai Ketika klien di terima di ruang pemulihan (recovery
room) pasca anastesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik
atau dirumah.
 Fase post operatif meliputi beberapa tahapan, diantaranya adalah :
 Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca anastesi
(recovery room)
 Perawatan post anastesi pemulihan atau unit perawatan pasca anastesi.
4. Klasifikasi perawatan perioperative
Menurut urgensi dilakukan tindakan pembedahan, maka tindakan pembedahan
dapat di klasifikasikan menjadi 5 tingkatan, yaitu :
a) kedaruratan / emergency : pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan
mungkin mengancam jiwa, indikasi pembedahan tanpa di tunda, controh :
perdarahan hebat
b) Urgen : pasien membutuhkan perhatian segera, pembedahan dapat dilakukan
24-30 jam, contoh : infeksi kandung kemih akut.
c) Diperlikan : pasien harus menjalani pembedahan, pembedahan dapat
direncanakan dalam beberapa minggu atau bulan, contoh : hoperplasia prostat
tanpa obstruksi kandung kemih, gangguan tyroid, katarak
d) Elektif : pasien perlu di operasi Ketika diperlukan, indikasi pembedahan, bila
tidak dilakukan pembedahan maka tidak perlu membahayakan contoh : hernia
sederhana
5. Komplikasi post operatif dan penatalaksanaan
a) Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik, tanda
tanda syok adalah pucat, kulit dingin, basah, pernafasan cepat, sianosis pada
bibir, gusi dan lidah, nadi cepat, lemah dan bergetar, penurunan tekanan darah,
urine pekat.
b) Perdarahan penatalaksanaanya pasien diberikan posisi telentang dengan posisi
tungkai kaki membentuk sudut 20 derajat dari tempat tidur sementara lutut
harus dijaga tetap lurus, kaji penyebab perdarahan, luka bedah harus selalu di
insfeksi terhadap perdarahan.
c) Trombosis vena profunda adalah trombosis pada pembulu darah vena bagian
dalam, komplikasi serius bisa di timbulkan adalah embolisme pulmonari dan
sindrom pasca flebitis.
B. KONSEP DASAR ASUHAN
1.
KEPERAWATAN
Pengkajian
a) Pengkajian fase pre operatif
1) Pengkajian psikologis : meliputi perasaan takut / cemas dan keadaan emosi pasien
2) Pengkajian fisik : pengkajian ttv : td, nadi, rr, suhu
3) Sistem integument : apakah pasien pucat, sianosis dan adakah penyakit kulit di area badan
4) Sistem kardiovaskuler : apakah ada gangguan pasa sistem cardio, validasi apakah pasien
menderita penyakit jantung?, kebiasaan minum obat jantung sebelum operasi, kebiasaan meroko,
minum alcohol, edema, irama dan frekuensi jantung
5) sistem pernafasan : apakah pasien bernafas teratur dan batuk secara tiba-tiba di kamar operasi
6) Sistem gastriontestial : apakah pasien diare?
7) Sistem reproduksi : apakah pasien Wanita : mengalami menstruasi?
8) Sistem syaraf : bagaimana kesadaran?
9) Validasi persiapan fisik pasien : apakah pasien puasa, lavement, kapter, perhiasan, make up,
scheren, pakaian pasien / perlengkapan operasi, dan validasi apakah pasien alergi terhadap obat,
 Pengkajian intra operatif
1) Pengkajian mental : bila pasien di beri anastesi lokal dan pasien masih sadar /
terjaga maka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan
terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas / takut
menghadapi prosedur tersebut.
2) Pengkajian fisik : ttv (bila terjadi ketidak normalan maka perawat harus maka
perawat harus memberi tahu ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
3) Transfusi dan infus : monitor flabot sudah habis atau belum.
4) Pengeluaran urine : normalnya pasien akan mengeluarkan urine sebanyak 1 cc /
kg BB/jam
 Pengkajian fase post operatif

1) Status repirasi : kebersihan jalan nafas, kedalaman pernafasan, kecepatan dan sifat pernafasan
dan bunyi nafas.
2) Status sirkulastori : nadi, td, suhu dan warna kulit.
3) Status neurologis : tingkat kesadaran
4) Balutan : keadaan drain dan terdapat pipa yang harus di sambung dengan system drainage
5) Kenyamanan : terdapat nyeri, mual dan muntah
6) Keselamatan : diperlukan penghalang samping tempat tidur, kabel panggil yang mudah di
jangkau dan alat pemantau di pasang dan dapat berfungsi.
7) Perawatan : cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan, sistem drainage : bentuk
kelancaran pipa, hubungan dengan alat penampung, sifat dan jumlah drainage
8) Nyeri : waktu, tempat, frekuensi, kualitas dan faktor yang memperberat / memperingan.
TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai