HERNIOTOMY
A. Pengertian
Herniotomi adalah operasi pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
hernia dibuka dan isi hernia dibebaskkan kalau ada perlengketan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit ikat setingggi mungkin lalu dipotong.
B. Indikasi
Herniotomi dilakukan pada pasien yang mengalami hernia dimana tidak dapat
kembali dengan terapi konservatif.
D. Komplikasi
Beberapa komplikasi dapat terjadi pasca bedah. Komplikasi yang paling umum
terjadi adalah:
1. Failure to awaken
2. Nausea-vomiting, kadang-kadang dipersulit oleh dehidrasi.
3. “chest” atau komplikasi pada paru
4. trombosis vena tungkai, kadang-kadang dipersulit oleh emboli
5. retensi karbon dioksida
6. Nyeri Pasca Bedah
7. Trauma mekanis
8. efek toksik lambat dari obat anasthesi
9. Hipertermi atau hipotermi
10. Agitation
E. Peran Perawat Di OK
Perawat kamar bedah secara histori diartikan sebagai perawat yang memberikan
asuhan klinis kepada pasien selama intraoperasi di kamar operasi, namun secara
tanggung jawab tugas perawat kamar bedah diperluas untuk merawat pasien bedah
pre operasi hingga periode pasca operasi.Perawat kamar bedah dalam tugasnya
dibagi menjadi ke dalam beberapa peran, diantaranya adalah peran manajer atau
perawat kepala ruang dan praktisi klinis yaitu perawat asistan operator, perawat
instrument, dan perawat sirkular
b. Perawat Sirkuler:
1) Mampu sebagai perawat scrub nurse.
2) Mampu menyiapkan pasien untuk memasuki area semi ketat / ruang induksi.
3) Mampu bekerja sama dengan tim bedah.
4) Mampu memantau kesadaran pasien dan hemodimik serta keseimbangan
cairan pasien.
5) Mampu menyiapkan dan mengantisipasi kekurangan peralatan serta bahan
habis pakai dalam waktu yang cepat.
6) Mampu melakukan persiapan pasien operasi.
7) Mampu melakukan supervise dan pembelajaran klinik, serta memberikan
saran dan bimbingan.
8) Mampu memfasilitasi komunikasi antara team bedah dan pasien.
9) Memiliki kemampuan kepemimpinan.
c. Perawat Asisten:
1) Mampu menjadi perawat sirkuler.
2) Mampu menjadi asisten operator dalam melakukan tindakan operasi.
3) Memiliki kemampuan teknik aseptik anti septik.
4) Mampu melakukan persiapan pasien operasi.
5) Memahami anatomi dasar tubuh serta fisiologi penyembuhan luka yang
berhubungan dengan prosedur pembedahan.
d. Perawat Kepala Ruangan:
1) Mampu mengelola pelayanan keperawatan di akamr bedah.
2) Mampu mengkoordinasikan antara pasien, tim bedah, dan tim anestesi.
3) Mampu menyususn rencana kebutuhan tenaga (SDM) dan sarana prasarana
kamar bedah
4) Mampu menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO).
5) Mampu melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian/ evaluasi.
6) Memiliki kemampuan kepemimpinan.
7) Mampu melakukan tindakan supervise, memberikan saran, serta bimbingan
F. Asuhan Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Pengkajian
Pengkajian pasien pada fase pre operasi secara umum dilakukan untuk
menggali permasalahan pada pasien, sehingga perawat dapat melakukan
intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. pengkajian pre operasi secara
umum meliputi pengkajian umum, riwayat kesehatan, riwayat
psikososialspiritual, pemeriksaan fisik dan pengkajian diagnostik.
1) Identitas Umum
Identitas umum meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa
yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asusransi,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumahsakit, dan diagnosa
medis.
2) Anamnesa
Keluhan utama yang muncul pada pasien Untuk memperoleh pengkajian
yang lengkap tentang nyeri pasien, perawat dapat menggunakan metode
PQRST:
a) Provoking incident: hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri
b) Quality of pain: rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan pasien
c) Region, radiation, relief: nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau
istirahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar
d) Severity (scale) of pain: nyeri yang dirasakan pasien secara subjektif
anatara 2-3 pada rentang skala pengukuran 0-4 Time: berapa lama
nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala
akut (misalnya: nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam)
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama
dengan sekarang, atau penyakit lain
c) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah keluarga pasien memiliki penyakit keturunan
4) Psikososial
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengfkaji perubahan-perubahan kehidupan
khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
5) Pemeriksaan Fisik
6) Fungsional
Persepsi dan manajemen kesehatan: Pasien biasanya mengerti bahwa
penyakit yang ia diderita adalah penyakit yang berbahaya. Perawat perlu
mengkaji bagaimana pasien memandang penyakit yang dideritanya,
apakah pasien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
a) Nutrisi–metabolik: Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu
makan
b) Eliminasi
c) Aktivitas–latihan: Biasaya mengalami penurunan aktivitas karena rasa
nyeri yang ia rasakan
d) Istirahat–tidur: Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur
karena rasa nyeri yang ia rasakan
e) Kognitif–persepsi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dengan
kognitif dan persepsinya.
f) Persepsi diri–konsep diri: Biasanya pasien memiliki perilaku menarik
diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh
mengelak, menangis, kontak mata kurang, gagal menepati janji atau
banyak janji.
g) Peran–hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan
penyakit yang dialaminya. Serta adanya tekanan yang datang dari
lingkungannya. Dan pasien juga tidak dapat melakukan perannya
dengan baik.
h) Seksual–reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami gangguan
dalam masalah seksual.
i) Koping–toleransi stress: Biasanya pasien mengalami stress ysng berat
karena kondisinya saat itu.
j) Nilai kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap
pasien agar kebutuhan spiritual pasien data dipenuhi selama proses
perawatan pasien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama dalam
proses pengobatan pasien. Pasien biasanya mengalami gangguan
dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.
2. Intra Operasi
a. Pengkajian
Pada saat pengkajian intra operasi secara ringkas mengkaji halhal yang
berhubungan dengan pembedahan. Diantaranya adalah validasi identitas dan
prosedur jenis pembedahan yang akan dilakukan, serta konfirmasi
kelengkapan data penunjang laboratorium dan radiologi
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase
ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian
medikasi intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. Contoh:
memberikan dukungan psikologis selama induksi anestesi, bertindak sebagai
perawat scrub, atau membantu mengatur posisi pasien di atas meja operasi
dengan menggunakan prinsip - prinsip dasar kesimetrisan tubuh. Prinsip
tindakan keperawatan selama pelaksanaan operasi yaitu: pengaturan posisi
karena posisi yang diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman
pasien dan keadaan psikologis pasien. Faktor yang penting untuk
diperhatikan dalam pengaturan posisi pasien adalah:
1) Letak bagian tubuh yang akan dioperasi
2) Umur dan ukuran tubuh pasien.
3) Tipe anaesthesia yang digunakan.
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan
3. Pasca Operasi
Fase pasca operasi dimulai dengan masuknya pasien ke ruang pemulihan
(recovery room) dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik
atau di rumah. Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anstesi dan
memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi.
a. Pengkajian Awal
Pengkajian awal pada fase post operasi adalah sebagai berikut:
1) Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan
2) Usia dan kondisi umum pasien, kepatenan jalan nafas, tanda-tanda vital
3) Anastesi dan medikasi lain yang digunakan
4) Segala masalah yang terjadi dalam ruang operasi yang mungkin
memengaruhi peraatan pasca operasi
5) Patologi yang dihadapi
6) Cairan yang diberikan, kehilangan darah dan penggantian
7) Segala selang, drain, kateter, atau alat pendukung lainnya
8) Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anastesi yang akan
diberitahu
9) Status Respirasi: kontrol pernafasan, kepatenan jalan nafas, status
sirkulasi, status neurologi dan muskuloskletal
Polk HC. Principles of preoperative preparation of the surgical patient. In: Textbook
of surgery Pocket Companion. USA : W.B Saunders Company. 2002. Page 39-47