Anda di halaman 1dari 20

Perawatan Pra dan post Operasi

Kelompok 3 :
Desti Hanafiyanti
Ida Mahfudzoh
Indri Astuti
Lukatul Maghfiroh
Resti lutfi
JENIS-JENIS OPERASI (PEMBEDAHAN)
a. Jenis-Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi menjadi bedah toraks
kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala leher,
bedah digestif, dan lain-lain.
b. Jenis-Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi : Pembedahan diagnosis,
ditunjukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala penyakit seperti biopsy,
eksplorasi, dan laparotomi.
. Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit. Misalnya
pembendahan apendektomi.
. Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas, menyambung
daerah yang terpisah.
. Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa menyembuhkan
penyakit.
. Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh seperti
rhinoplasti.
ANASTESIA

Anestesia adalah penghilangan kesadaran sementara


sehingga menyebabkan hilang rasa pada tubuh
tersebut. Tujuannya untuk penghilang rasa sakit ketika
dilakukan tindakan pembedahan.  Hal yang perlu
diperhatikan yaitu dosis yang diberikan sesuai dengan
jenis pembedahan atau operasi kecil/besar sesuai
waktu yang dibutuhkan selama operasi dilakukan.
Jenis-jenis anestesia
 Anestesia umum, dilakukan umtuk memblok pusat kesadaran otak dengan
menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa.
 Anestesia regional, dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan
sadar untuk meniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut
saraf sensoris di bagian tubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan
adanya hilang rasa pada daerah tubuh tersebut.
 Anestesia lokal, dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada
daerah yang akan dilakukan anestesia dan pasien dalam keadaan sadar.
 Hipoanestesia, dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif
secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau
perintah serta untuk mengurangi  kesadaran sehingga perhatian menjadi
terbatas.
 Akupuntur, anestesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri
dengan merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran.
PERSIAPAN DAN
PERAWATAN PRE OPERASI

Pre operasi (pre bedah) merupakan masa sebelum


dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak
persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di
meja bedah.
Persiapan klien di unit perawatan
1. Konsultasi dengan dokter
obstetrik dan dokter anestesi
2. Pramedikasi

3. Perawatan kandung kemih


dan usus
4. MengidentifikPersiapan
Fisik
5. Persiapan dan melepas
prostesis
6. Persiapan Psikis (Mental)
Persiapan dan melepas prostesis
 Status kesehatan fisik secara umum

 Status Nutrisi

 Keseimbangan cairan dan elektrolit

 Kebersihan lambung dan kolon

 Pencukuran daerah operasi

 Personal Hygine

 Latihan Fisik

 Persiapan Penunjang

 Pemeriksaan Status Anastesi

 Inform Consent/Izin Persetujuan Operasi


Persiapan Psikis (Mental) Pre OP
Ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara
lain :

Takut nyeri setelah pembedahan.


Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi
normal ( body image ).
Takut keganasan ( bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti ).
Takut / cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama.
Takut / ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan
petugas.
Takut mati saat dibius / tidak sadar lagi.
Takut operasi gagal.
Peranan tenaga kesehatan dalam
memberikan dukungan mental
1. Membantu pasien mengetahui tentang tindakan-tindakan yang dialami pasien
sebelum operasi, memberikan informasi pada pasien tentang waktu operasi,
hal-hal yang akan dialami oleh pasien selama proses operasi, menunjukkan
tempat kamar operasi, dll.
2. Dengan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan
pasien mejadi lebih siap menghadapi ope2.meskipun demikian ada keluarga
yang tidak menghendaki pasien mengetahui tentang berbagai hal yang terkait
dengan operasi yang akan dialami pasien.
3. 3.Memberikan penjelasan terlebih dahulu sebelum setiap tindakan persiapan
operasi sesuai dengan tingkat perkembangan. Gunakan bahasa yang sederhana
dan jelas. Misalnya: jika pasien harus puasa, perawat akan menjelaskan kapan
mulai puasa dan samapai kapan, manfaatnya untuk apa, dan jika diambil
darahnya, pasien perlu diberikan penjelasan tujuan dari pemeriksaan darah
yang dilakukan, dll. Diharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap,
kecemasan yang dialami oleh pasien akan dapat diturunkan dan
mempersiapkan mental pasien dengan baik
4. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan
tentang segala prosedur yang ada. Dan memberi kesempatan pada pasien dan
keluarga untuk berdoa bersama-sama sebelum pasien di antar ke kamar
operasi.
5. Mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal-hal
lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien.
6. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat pre medikasi,
seperti valium dan diazepam tablet sebelum pasien tidur untuk menurunkan
kecemasan dan pasien dapat tidur sehingga kebutuhan istirahatnya terpenuhi.
7. Pada saat pasien telah berada di ruang serah terima pasien di kamar operasi,
petugas kesehatan di situ akan memperkenalkan diri sehingga membuat
pasien merasa lebih tenang. Untuk memberikan ketenangan pada pasien,
keluarga juga diberikan kesempatn untuk mengantar pasien samapi ke batas
kamar operasi dan diperkenankan untuk menunggu di ruang tunggu yang
terletak di depan kamar operasi.
Persiapan administrasi
Keluarga pasien yang akan dilakukan prosedur operasi
wajib bertanggung jawab membaca dan mendatangani
surat izin operasi. Dengan penjelasan sejak awal akan
membuat prosedur administrasi lebih efektif dan
meminimalisir kebingungan keluarga.
PERSIAPAN DAN
PERAWATAN POST OPERASI
Post operasi adalah masa yang dimulai ketika masuknya
pasien keruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah sakit.
Setelah pembedahan, perawatan klien dapat menjadi
kompleks akibatfisiologis yang mungkin terjadi
Faktor yang Berpengaruh Postoperasi

Mempertahankan jalan nafas


Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan
mayo/gudel.
Mempertahankan ventilasi/oksigenasi ventilasi dan oksigenasi
dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas melalui
ventilaot mekanik atau nasal kanul.
Mempertahakan sirkulasi darah
Mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan
pemberian caiaran plasma ekspander.
Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
oBalance cairan
oMempertahanakan kenyamanan dan mencegah resiko injury
Tindakan
Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dapat
dilakukan manajemen  luka
Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas
Mempertahankan sirkulasi
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output, serta
mencegah terjadinya retensi urine.
Mobilisasi dini,dilakukan meliputi ROM
Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara  terapeutik.
Rehabilitasi, diperlukan oleh pasien untuk memulihkan kondisi pasien ke
Discharge Planning. Merencanakan  kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondis/penyakitnya post operasi.
  Ada 2 macam discharge planning :
a. Untuk perawat/bidan : berisi point-point discahrge planing yang diberikan kepada
klien (sebagai dokumentasi)
b. Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa dimengerti pasien dan lebih detail.
Perawatan Pasien Di Ruang Pemulihan /
Recovery Room
 Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala
dimiringkan pada pasien dengan pembiusan umum,
sedang pada pasein dengan anaesthesi regional posisi
semi fowler.
 Pasang pengaman pada tempat tidur.
 Monitor tanda vital : TD, Nadi, respirasi / 15 menit.
 Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
 Beri O2 2,3 liter sesuai program.
 Observasi adanya muntah.
 Catat intake dan out put cairan.
Pengeluaran dari Ruang Pemulihan /
Recovery Room
 Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :
 Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.
 Tanda-tanda vital harus stabil.
 Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.
 Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.
 Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah sempurna.
 Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus dicatat dan
dilaporkan.
 Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.
 Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat untuk
kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang bertugas pada unit
dimana pasien akan dipindahkan.
 Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk
menyiapkan dan menerima pasien tersebut.
Pengangkutan Pasien keruangan

Hal - hal yang harus diperhatikan selama membawa


pasien ke ruangan antara lain :
 Keadaan penderita serta order dokter.
 Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.
 Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan
untuk menjaga bila muntah sewaktu - waktu, dan
muka pasien harus terlihat sehingga bila ada
perubahan sewaktu - waktu terlihat.
Pre Op
Saat op post op
THANK YOU

ANY QUESTIONS??????

Anda mungkin juga menyukai