Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN KAMAR

OPERASI

RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Stase
Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH
Nama : RIMA WULANDARI
NIM : P2003028

PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KAMAR OPERASI
1. Pengertian
Kamar operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di Rumah
Sakit yang diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan elektif atau
akut yang membutuhkan keadaan steril. Operasi merupakan tindakan
pembedahan pada suatu bagian tubuh (Hancock, 1999). Operasi (elektif
atau kedaruratan) pada umumnya merupakan peristiwa kompleks yang
menegangkan (Brunner & Suddarth, 2002). Perioperatif adalah suatu
istilah gabungan yang mencakup tiga fase proses pembedahan, yaitu:
Praoperatif, Intraoperatif, dan Pascaoperatif. Kesimpulannya, Operasi
(perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
yang terdiri dari fase Praoperatif, Intraoperatif dan pascaoperatif
(postoperatif) yang merupakan peristiwa yang menegangkan.

2. Fase Perioperatif
a) Fase Praoperatif: Fase ini dimulai saat intervensi bedah dibuat dan
berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktifitas
keperawatan: penetapan pengkajian dasar pasien, menjalani
wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi
pada pembedahan. Macam anestesi yang diberikan : Anestesi
umum yaitu anestesi yang menghambat sensasi di seluruh tubuh;
Anestesi lokal yaitu anestesi yangb menghambat sensasi di
sebagian tubuh atau di bagian tubuh tertentu.
b) Fase Intraoperatif: Fase ini dimulai ketika pasien masuk ke bagian
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
Lingkup aktifitas keperawatan: memasang infus, memberikan
medikasi intravena, melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh
sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan
pasien.
c) Fase Pascaoperatif: Fase Pascaoperatif dimulai pada saat pasien
masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak
lanjut. Lingkup aktifitas keperawatan: Mengkaji efek anestesi,
membantu fungsi vital tubuh, serta mencegah komplikasi.
Peningkatan penyembuhan pasien dan penyuluhan, perawatan
tindak lanjut.

3. Jenis-Jenis Perawat Kamar Operasi


a. Scrub nurse. Scrub nurse adalah perawat yang berhubungan
langsung dengan tindakan operasi. Scrub nurse bertugas
menyiapkan, menyediakan, menghitung instrumen atau alat yang
akan digunakan oleh operator selama operasi berlangsung.
Seorang scrub nurse harus mengetahui setiap set instrumen yang
akan digunakan, selain itu scrub nurse juga dituntut untuk
memahami setiap langkah-langkah operasi.
b. Circulating nurse. Circulating nurse bertugas memantau jalannya
operasi, menjaga agar area steril tidak terkontaminasi, mencatat
penggunaan bahan medis seperti jumlah kassa, jarum, atau mata
pisau. Selain itu circulating nurse juga bertugas untuk melengkapi
catatan keperawatan pasien selama operasi berlangsung.

4. Peran Perawat Perioperatif


a. Fase Pre-Operatif
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Kesuksesan tindakan pembedahan
secara keseluruhan sangat tergantung pada fase ini. Hal ini
disebabkan fase ini merupakan fase awal yang menjadi landasan
untuk kesuksesan tahapan berikutnya. Kesalahan yang dilakukan
pada tahap ini akan berakibat fatal pada tahap berikutnya. Tugas
perawat:
 Persiapan fisik klien meliputi: status kesehatan fisik secara
umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit,
pengosongan kandung kemih, latihan pra-operasi (latihan
tarik napas dalam, latihan ROM),
 Persiapan penunjang (EKG, pemeriksaan radiologi dan
pemeriksaan laboratorium)
 Persiapan jenis anestesi yang diberikan
 Informed consent
 Persiapan mental dan psikis klien

b. Fase Intraoperatif
 Mengatur posisi klien saat akan dioperasi untuk
keselamatan klien itu sendiri
 Melakukan pematauan Fisiologis, memperhitungkan efek
dari hilangnya atau masuknya cairan secara berlebihan
pada pasien, membedakan data kardiopumonal yang
normal dengan yang abnormal, melaporkan perubahan-
perubahan pada nadi, pernafasan, suhu tubuh dan tekanan
darah pasien.
 Memberikan dukungan emosional pada pasien dan
mengkaji status emosional pasien

c. Fase Pascaoperatif
 Mengkaji efek dari anesthesia
 Memantau tanda-tanda vital klien
 mencegah adanya komplikasi dari operasi
 Memberikan penyuluhan agar mempercepat proses
penyembuhan klien
 Perawatan tindak lanjut setelah operasi (rehabilitasi)
 Pemulangan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Perioperatif
Pengkajian pada fase perioperatif dilakukan untuk menggali
permasalahan pada pasien sehingga perawat dapat melakukan intervensi
yang sesuai dengan kondisi pasien
a. Pengkajian umum
1) Identifikasi pasien : Pengkajian ini diperlukan agar tidak terjadi
duplikasi nama, umur pasien sangat penting untuk diketahui agar
guna melihat kondisi pada berbagai jenis pembedahan
2) Jenis pekerjaan dan asuransi kesehatan : Diperlukan sebagai
penetapan finansial yang sangat bergantung pada kemampuan
pasien dan kebijakan rumah sakit tempat pasien dan akan
menjalani pembedahan
3) Persiapan umum : Informed consent dilakukan sebelum
dilaksanakan tindakan
b. Pengkajian Riwayat
1) Riwayat alergi : Perawat harus mewaspadai adanya alergi terhadap
berbagai obat yang mungkin diberikan selama fase intraoperatif
2) Kebiasaan merokok, alcohol, narkoba : Pasien perokok memiliki
resiko yang lebih besar mengalami komplikasi paru-paru pasca
operasi. Kebiasan mengkonsumsi alcohol mengakibatkan reaksi
yang merugikan terhadap obat anastesi. Pasien yang mempunyai
riwayat narkoba perlu diwaspadai kemungkinan terjadi HIV dan
hepatitis
3) Penkajian nyeri : Pengkajian nyeri yang benar memungkinkan
perawat perioperatif uantuk menentukan status nyeri pasien.
c. Pengkajian psikososial/spiritual
1) Kecemasan praoperatif : Untuk menggali peran orang terdekat,
baik keluarga atau sahabat. Adanya sumber dukungan orang
terdekat akan menurunkan kecemasan.
2) Perasaan pasien yang merasa takut biasanya akan sering bertanya,
tampak tidak nyaman jika ada yang memasuki ruangan/secara
aktif mencari dukungan dari teman dan keluarga.
3) Konsep diri : pasien yang lebih positif lebih mampu menerima
operasi yang di dalamnya dengan tepat
4) Citra diri : perawat mengkaji perubahan citra tubuh pasien yang
akan terjadi akibat operasi.
5) Sumber koping : Perawat perioperatif mengkaji adanya dukungan
yang tepat diberikan oleh orang terdekat.
6) Kepercayaan spiritual memainkan peran yang paling dalam
menghadapi cemas.
7) Pengetahuan, persepsi, pemahaman dapat membantu perawat
merencanakan tindakan, mempersiapkan kondisi emosional pasien.
8) Inform consent : Suatu izin tertulis yang dibuat secara sadar,
sbelum melakukan pembedahan.
d. Pemeriksaan fisik
Dimulai dari pendekatan head to toe hingga pendekatan persistem.
Fokus pemeriksaan yang dilakukan adalah melakukan klarifikasi dari
hasil temuan saat melakukan anamnesis riwayat kesehatan pasien
dengan system tubuh yang akan mempengaruhi atau dipengaruhi
respon pembedahan.
e. Pemeriksaan diagnostik
Dokter bedah akan meminta pasien untuk menjalankan pemeriksaan
diagnostic guna melihat kondisi yang tidak normal.
2. Intraoperatif
a. Pengkajian mental bisa pasien diberi anastesi local dan pasien masih
sadar/terjaga sebaiknya perawat menjelaskan procedure yang sedang
dilakukan terhadapnya dan memberi dukungan agar tidak cemas.
b. Pengkajian fisik (tanda-tanda vitas) bila terjadi ketidak normalan maka
perawat harus memberi tahukan ketidak normalan tersebut kepada
ahli bedah.
c. Transfusi dan infuse, monitor flabot apakah masih tersedia/belum.
d. Pengeluaran urine

3. Post operatif
a. Status respirasi : Bersihan jalan napas, kedalaman pernapasan,
kecepatan dan sifat pernapasan serta bunyi napas.
b. Status sirkulasi : Nadi, tekanan darah, suhu, warna kulit.
c. Status neurologis : Tingkat kesadaran.
d. Balutan : Keadaan drein, keadaan luka
e. Kenyamanan : Terdapat nyeri, mual, muntah.
f. Keselamatan diperlukan penghalang samping tempat tidur kabel
panggil yang dijangkau dan alat pemantau dipasang.
g. Perawatan : Cairan infuse, jumlah cairan, kecepatan, kelancaran cairan.
h. Nyeri : Waktu, tempat, frekuensi, kualitas, dan factor yang
memperberat/memperingan nyeri.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
a. Ansietas b/d kehawatiran mengalami kegagalan d.d rencana operasi
b. Resiko hipotermi perioperative b/d procedure pembedahan
2. Post Operasi
a. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik d.d kondisi pembedahan
b. Resiko infeksi d.d tindakan invasive
C. Intervensi Keperawatan
1. Pre operasi

No. SDKI SLKI SIKI

1 Ansietas Tingkat ansietas Reduksi Ansietas


Defisini: Kondisi emosi Setelah Obesevasi
dan pengalaman dilakukan 1. Idemtifikasi saat
subyektif individu tindakan tingkat ansietas
terhadap objek yang keperawatan berubah
tidak jelas dan spesifik dalam waktu …x 2. Monitor tanda-
akibat antisipasi bahaya 24 jam tanda ansietas
yang memungkinkan ekspektasi Teraupetik
individu melakukan tingkat ansietas 1. Ciptakan
tindakan untuk klien membaik. suasana
menghadapi ancaman. Kriteria hasil: teraupetik
Ditandai dengan : a. Verbalisasi 2. Temani pasien
Gejala dan Tanda Mayor kebingunga untuk
- Data Subjektif : n mengurangi
1. Merasa bingung b. Verbalisasi kecemasan
2. Merasa khawatir khawatir 3. Dengarkan
dengan akibat akibat dengan penuh
dari kondisi yang kondisi yang perhatian
dihadapi di hadapi 4. Gunakan
3. Sulit c. Prilaku pendekatan
berkonsentrasi gelisah tenang
- Data Objektif : d. Prilaku Edukasi
1. Tampak gelisah tegang 1. Jelaskan
2. Tampak tegang e. Tremor prosedur dan
3. Sulit tidur f. Pucat sensasi
Gejala dan Tanda Minor g. Palpitasi 2. Anjurkan
- Data subjektif keluarga untuk
1. Mengeluh pusing saling bersama
2. Anoreksia pasien
3. Palpitasi 3. Anjurkan
4. Merasa tidak mengungkapka
berdaya n perasaan
- Data Objektif 4. Latih Teknik
1. Frekuensi napas relaksasi
meningkat
2. Frekuensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak
pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata
buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada
masa lalu

2 Resiko hipotermi Termoregulasi Manajemen


perioperatif Setelah Hiportermia
Definisi : Beresiko dilakukan Observasi
mengalami penurunan tindakan 1. Monitor suhu
suhu tubuh di bawah 36 keperawatan tubuh
C secara tiba-tiba yang diharapkan 2. Monitor tanda
terjadi satu jam sebelum 2×24 jam gejala
pembedahan hingga 24 ekspektasi hipotermia
jam setelah pembedahan. termoregulasi Teraupetik
membaik. 1. Sediakan
Kriteria Hasil : lingkungan yang
a. Menggigil hangat
b. Suhu tubuh 2. Lakukan
c. Suhu kulit penghangatan
d. Takipnea pasif
Edukasi
1. Anjurkan
makan/minum
hangat

2. Post Operasi

No. SDKI SLKI SIKI

1 Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri


Defisini: Pengalaman Setelah Observasi
sensorik atau emosional dilakukan 1. Idemtifikasi
yang berkaitan dengan tindakan lokasi,
kerusakan jaringan keperawatan karakteristik,
actual atau fungsional, dalam waktu …x durasi, frekuensi,
dengan onset 24 jam kualitas, dan
mendadak atau lambat ekspektasi intesitas nyeri
dan berintensitas ringan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala
hingga berat yang klien membaik. nyeri
berlangsung kurang Kriteria hasil: Teraupetik
dari 3 bulan. a. Keluhan 1. Ajarkan Teknik
Ditandai dengan : nyeri nonfarmakologi
Gejala dan Tanda Mayor b. Meringis Kolaborasi
- Data Subjektif : c. Gelisah 1. Kolaborasi
1. Mengeluh nyeri d. Kesulitan pemberian
- Data Objektif : tidur analgetik
1. Tampak meringis e. Frekuensi
2. Bersikap protektif nadi
3. Gelisah f. Pola napas
4. Frekuensi nadi g. Tekanan
meningkat darah
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
- Data subjektif
(tidak tersedia)
- Data Objektif
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola napas
berubah
3. Proses berfikir
terganggu
4. Menarik diri
5. Berfokus pada
diri sendiri
6. Diaforesis

2 Resiko infeksi Tingkan infeksi Pencegahan infeksi


Definisi : Beresiko Setelah Obeservasi
mengalami peningkatan dilakukan 1. Monitor tanda
terserang organisme tindakan gejala infeksi
patogenik. keperawatan lokaldan
diharapkan sistemik
2×24 jam Teraupetik
ekspektasi 1. Cuci tangan
tingkat infeksi sebelum dan
membaik. sesudah kontak
Kriteria Hasil : dengan pasien
a. Demam dan lingkungan
b. Kemerahan 2. Pertahankan
c. Nyeri Teknik aseptic
d. Bengkak pada pasien
e. Drainase resiko tinggi
purulen Edukasi
1. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
2. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Dwi M. A. (2010). Laporan Pendahuluan Praktek Keperawatan. Jakarta

Long, B. C. & Phipps, W. J. (1985). Essential of Medical Surgical Nursing : A


Nursing Process Approach, St. Louis : Cv. Mosby Company.

Tim Prokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik, Jakarta.

Tim Prokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Jakarta.

Tim Prokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai