Anda di halaman 1dari 3

Tugas buk bancin

Tahap-Tahap Keperawatan Perioperatif

1. Perawatan pre operatif

Tahap sebelum pembedahan diruang operasi dikenal dengan tahap preoperatif.


Preoperatif adalah waktu sejak keputusan untuk dilakukan operasi hingga sampai ke
meja pembedahan. Asuhan keperawatan preoperative pada praktiknya dilakukan
dengan berkesinambungan, baik asuhan keperawatan preoperative di bagian rawat inap,
poliklinik, bagian bedah sehari (one day care) atau unit gawat darurat (Muttaqin & Sari,
2020).

Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat bedah diantaranya informed consent yang telah
ditanda tangani oleh pasien setelah diberikan penjelasan mengenai prosedur
pembedahan, kondisi psikologis pasien yang akan menjalani proses pembedahan,
diagnosis dan tindakan operasi yang akan dilakukan, pemeriksaan penunjang, status
hemodinamik pasien sebelum operasi, dan hasil pengkajian lainnya terhadap pasien
atau keluarga (Nurhayati & Raya, 2021).

a. Pengkajian pre operasi

1. Riwayat keperawatan.
Alasan anak dilkaukan tindakan bedah, berapa lama anak sakit
2. Pemeriksaan dan persiapan fisik
TTV
Status kesehatan fisik
Status nutrisi
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Kebersihan lambung
Pencukuran daerah operasi
Personal hygiene
Pengosongan kandung kemih
Latihan praoperasi
Edukasi sesuai pemahaman anak, bersama orang tua, bisa mengajarkan tarik napas dalam

b. Informed concent

Penting karena terkait dengan aspek hukum tanggung jawab dan tanggung gugat, sehingga harus mengerti dan menyadari
bahwa tindakan medis mempunyai risiko, maka semua pihak harus menerima, baik keluarga mapun pihak rumah sakit. Anak 18
tahun IC mash tanggung jawab orang tua. Jika 17 tahun sudah menikah maka 1C bisa diri sendiri atau keluarganya.

c. Persiapan mental anak

1. Memberikan pejelasan tindakan operasi, tujuan operasi, dan membantu pasien untuk mengetahui tindakan yang akan
dialami sesuai perkembangan kognitif anak
2. Memberikan kesempatan pada anak dan keluarga untuk menanyakan segala prosedur
3. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan pemberian obat-obatan premedikasi, medikasi, dan untuk tindakan pasca bedah

2 perawatan intraoperatif

Tahap intraoperatif merupakan tahap proses pembedahan. Tahap ini dimulai sejak pasien dipindahkan ke meja
operasi. Perawat bedah pada tahap ini sudah mempersiapkan instrumen bedah yang akan digunakan untuk proses
pembedahan. Pada tahap intraoperatif, perawat melakukan monitor terhadap kondisi pasien yang bertujuan
memastikan keselamatan pasien, mencegah terjadinya infeksi, dan memonitor terhadap kondisi fisiologi selama
tindakan anastesi dan intervensi pembedahan yang dilakukan (Nurhayati & Raya, 2021).

Pengkajian yang dilakukan oleh perawat intraopertif lebih kompleks dan harus dilakukan secara cepat dan ringkas agar dapat
segera dilakukan tindakan keprawatan yang sesuai sehingga kejadian pada pasien baik yang bersifat resiko maupun aktual
dapat teratasi (Muttaqin & Sari, 2020). Pengkajian yang dilakukan intraoperatif meliputi:

1. Melakukan pemeriksaan kembali nama pasien, data diagnosa dan rencana operasi.
2. Mengenalkan pasien kepada dokter spesialis anestesiologi, dokter ahli bedah, dokter asisten dan perawat instrumen.
3. Memberikan dukungan moril, menjelaskan tindakan induksi yang akan dilakukan dan menjelaskan fasilitas yang ada di
sekitar meja operasi.
4. Memasang alat-alat pemantau (antara lain tensimeter, ECG dan alat lainnya sesuai dengan kebutuhan).
5. Mengatur posisi pasien bersama-sama perawat bedah sesuai dengan posisi yang dibutuhkan untuk tindakan
pembedahan.
6. Mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan.

Selama tindakan anestesi perawat anestesi wajib:

Mencatat semua tindakan anestesia.


mendokumentasikan semua perubahan fungsi vital tubuh pasien selama anestesia/pembedahan.
Pemantauan meliputi sistem pernapasan, sirkulasi, suhu, keseimbangan cairan, perdarahan, produksi urine dan lain-lain.

3 perawatan pasca operasi


Tahap pascaoperatif dimulai sejak pasien selesai menjalani pembedahan dan dipindahkan ke ruang recovery room atau post
anesthesia care unit. Perawat bedah memiliki peranan dalam hal mengevaluasi efek dari anastesi yang diberikan terhadap
pasien, monitor fungsi organ vital pasien, dan mencegah komplikasi yang terjadi pasca pembedahan (HIPKABI, 2019). Tahap
pascaoperasi akan berakhir ketika pasien dipindahkan ke ruang perawatan atau pasien dinyatakan pulang.

Tujuan perawatan pasca operasi:

Mengawasi kemajuan pasien sewaktu masa pulih.


Mencegah dan segera mengatasi komplikasi yang terjadi.
Menilai kesadaran dan fungsi vital tubuh pasien untuk menentukan saat pemindahan/pemulangan pasien (sesuai dengan
“penilaian aldrette”)

Aktivitas perawat anestesi :

1. Setelah pengakhiran anestesia, pasien dikirim ke kamar pulih


2. sadar untuk pemantauan fungsi vital tubuh oleh perawat terlatih.
3. Bila dianggap perlu pasien dapat langsung dikirim ke ruang rawat khusus (misalnya ICU).
4. Bantuan oksigenasi, ventilasi dan sirkulasi tetap diberikan.
5. Pemberian analgesia dan sedatif disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Keputusan untuk memindahkan pasien dari kamar pulih sadar dibuat oleh dokter yang bertugas.

Pengkajian pascaoperasi dilakukan sejak pasien mulai dipindahkan dari kamar operasi ke ruang pemulihan pengkajian meliputi:

1) Pengkajian respirasi

2) Pengkajian sirkulasi

3) suhu tubuh

4) kondisi luka

5) nyeri
6) gastrointestinal

7) genitourinar

8) cairan dan elektrolit

9) dan keamanan peralatan (Muttaqin & Sari, 2020).

Anda mungkin juga menyukai