PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
8. Keluarga tidak tahu
9. Obat tidak diberikan dan Tersesat ataupun karena Urbanisasi (Sakman, 2016).
2.3 Manifestasi Klinis
1. Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2. Rambutnya seperti sapu ijuk
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang
berisi macam-macam barang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5. Sukar diajak berkomunikasi
6. Pribadi tidak stabil
7. Tidak memiliki kelompok (Herlina, 2014).
2.4 Layanan yang dibutuhkan oleh anak jalanan dan gelandangan psikotik
1. Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan kesehatan
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan dan
psikologis
3. Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olah raga
4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan
penempatan dalam masyarakat.
5. Kebutuhan rohani (Herlina, 2014).
3
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Sekitar 2 hari yang lalu sebelum masuk RSJ, Sapul PP Sering memperhatikan
anak jalanan yang sering menyendiri dibawah jembatan, dia juga sering dibuli oleh anak
jalanan lainnya. Tetapi dia hanya diam saja. Sapul PP yang melihat kejadian itu merasa
kasian dan membawa anak itu ke RSJ. Ketika ditanya dia hanya diam dan seperti orang
ketakutkan, Perawat melakukan wawancara kepada sapul PP dan pada anak jalanan itu.
Hasil pengkajian : klien merasa malu karna kaki kirinya sudah diamputasi, dan
orang tuanya sudah meninggal, rumah mareka juga disita oleh pihak bank sehingga
pasien tidak tau harus tinggal dimana, dia merasa tidak berguna lagi. Dia juga tidak mau
melakukan aktifitas apapun.
Hasil pemeriksaan : muka kusam, raut wajah sedih dan lesu, Rambut acak acakan
dan berkutu, penampilan berantakan dan tercium aroma tidak sedap, sering menunduk
ketika berbicara, suara lemas dan kecil. Lebih banyak diam, sering melirik seperti orang
curiga.
4
3.1 Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds: Koping diri tidak Defisit Perawatan Diri
Dia juga tidak mau efektif
melakukan aktifitas
apapun.
DO:
muka kusam,
raut wajah sedih dan
lesu,
Rambut acak acakan
dan berkutu,
penampilan
berantakan dan
tercium aroma tidak
sedap,
2. DS: Koping diri tidak Harga Diri Rendah
sering menyendiri efektif
sering dibuli
klien merasa malu
karna kaki kirinya
sudah diamputasi.
Merasa tidak
berguna lagi
DO:
Sering diam Sedih
lesu
Sering menunduk
ketika bicara
5
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Harga Diri Rendah
Edukasi:
Anjukan melakukan
perawatan dini secara
konsisten sesuai
6
kemampuan.
2. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan 3x Sp 1 :
24 jam diharapkan Mengindentifikasi
pasien mampu kemampuan dan
mendpatkan kriteria aspek positif yang
hasil : dimiliki pasien.
1. mampu Sp 2 :
mengatasi harga Menilai
diri rendah (-) kemampuan yang
2. mampu dapat di gunakan.
bersosialisasi lagi Menetapkan/
3. merasa dirinya memilih kegiatan
berguna sesuai
4. fokus kemampuan.
5. mampu Melatih kegiatan
kosentrasi sesuai
kemampuan yang
dipilih 1.
Sp 3 :
Melatih kegiatan
sesuai
kemampuan yang
dipilih 2
Sp 4 :
Melatih kegiatan
sesuai
kemampuan 3
7
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
No Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan
1. Observasi: S:
mengidentifikasi kebiasaan pasien mengatakan sudah lebih
aktivitas perawatan diri sesuai segar dari biasanya
usia O:
Memonitor tingkat kemandirian Sudah mampu mandi sendiri
Terapeutik: Sudah mampu merawat diri
memnyediakan lingkungan Sudah tidak bau lagi
yang teraupetik Sudah bisa menjadwalkan
menyiapkan keperluan pribadi mandi dan perawatan sendiri
memdampingi dalam A: Masalah teratasi
melakukan perawatan diri P: Intervensi dihentikan.
sampai mandiri
menjadwalkan rutinitas
perawatan diri.
Edukasi:
menganjukan melakukan
perawatan dini secara konsisten
sesuai kemampuan.
2. Sp 1 : S:
Mengindentifikasi pasien lebih membaik dari
kemampuan dan aspek sebelumnya
positif yang dimiliki pasien. pasien mengatakan senang dan
Sp 2 : antusias
Menilai kemampuan yang O:
dapat di gunakan. sudah mau bersosialisasi
Menetapkan/ memilih dengan orang lain
8
kegiatan sesuai HDR (-)
kemampuan. Tampak lebih ceria
Melatih kegiatan sesuai Mulai fokus
kemampuan yang dipilih 1. Mampu mengerjakan sesuatu
Sp 3 : sesuai arahan dengan terarah
Melatih kegiatan sesuai A: Masalah teratasi
kemampuan yang dipilih 2 P: Intervensi dihentikan.
Sp 4 :
Melatih kegiatan sesuai
kemampuan 3.
9
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anak jalanan adalah anak yang dalam keschariannya hidup
dijalanan. Mereka bermain, bergaul dan mencari nafkah dijalanan. Anak
jalanan adalah anak bangsa juga, kehadiranya tidak perlu dikucilkan, dijauhi,
ataupun ditelantarkan. Pada hakikatya mereka tidak ingin menjadi anak
jalanan, namun kondisi sosial dan ekonomi yang membuat mereka menjadi
seperti itu. Mereka harus dibina, dididik, dirangkul, dirawat dan dipelihara
oleh negara. Anak jalanan memiliki potensi-potensi seperti layaknya anak-
anak lain. Mereka bisa berprestasi seperti anak-anak yang lain namun karena
keterbatasan ekonomi mereka menjadi terlantar. Potensi yang ada pada diri
mereka harus diberdayakan. Dalam memberdayakan anak jalanan yang
tersebar di seluruh penjuru negeri ini tidaklah mudah. Dengan bertumpu
pada peran pemerintah untuk memberdayakan potensi anak jalanan tidaklah
cukup Untuk memberdayakan potensi anak jalanan diperlukan sinergitas
(penyatuan kekuatan berbagai pihak). Pemerintah, masyarakat, LSM dan
pihak-pihak lain harus bersatu untuk membantu memberdayakan anak
jalanan (Sakman, 2016)
4.2 Saran
semoga pembaca makalah ini bias mengambil ilmu yang bermanfaat atas apa
yang tersedia di malakah ini dan memberi kritik saran yang membangun
untuk kedepan yang lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, A. (2014). Kehidupan Anak Jalanan Di Indonesia: Faktor Penyebab, Tatanan
Hidup Dan Kerentanan Berperilaku Menyimpang. Pusat Pengkajian, Pengolahan
Data Dan Informasi (P3DI) Sekretariat, 5(2), 145–155.
Sakman. (2016). Studi Tentang Anak Jalanan (Tinjauan Implementasi Perda Kota
Makassar Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan , Gelandangan ,
Pengemis , dan Pengamen di Kota Makassar ). Supremasi, XI(3), 1–21.
11