KEPERAWATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Disusun oleh :
Ida Lutfiyah (1905026)
D. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Penyebab defisit perawatan diri adalah sebagai berikut : ( Dermawan, 2013)
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang dapat
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mmepengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. (Dermawan, 2013)
E. Pohon Masalah
Effect
Isolasi Sosial
F. Fokus pengkajian
1. Identitas klien meliputi: nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan.tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan
fisik, seksual. penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik biologis: Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi,Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok,
yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental: Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara. persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WCserta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi d. Istirahat tidur kilien, aktivitas
didalam dan diluar rumah.
d. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
G. Diagnosa
1. Harga diri rendah situasional
2. Defisit perwatan diri
3. Isolasi sosial
H. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Harga diri rendah Setelah dilakukan Manajemen Perilaku
situasional tindakan keperawatan
Observasi
1x24 jam diharapkan :
Identifikasi harapan untuk
1. Penilaian diri
mengendalikan perilaku
positif
teraupetik
meningkat
Diskusikan tanggung jawab
2. Berjalan
terhadap perilaku
menampakkan
Beri penguatan positif
wajah
terhadap keberhasilan
meningkat
3. Perasaan malu mengendalikan perilaku
menurun Edukasi
4. Perasaan tidak Informasikan kepada
mampu keluarga bahwa keluarga
melakukan sebagai dasar pembentukan
apapun kognitif
menurun
2 Defisit perawatan Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri
diri perawatan selama
Observasi
1x24 jam diharapkan
Identifikasi kebiasaan
masalah teratasi
aktivitas perawatan diri
dengan kriteria hasil :
sesuai usia
1. Verbalisasi
Monitor tingkat
keinginan
kemandirian
melakukan
Teraupetik
perawatan diri
Siapkan keperluan pribadi
meningkat
Dampingi dalam
2. Minat
melakukan perawatan diri
melakukan
sampai mandiri
perawatan diri
Fasilitasi
meningkat
kemandirian,bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
Edukasi
anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
http://scholar.unand.ac.id/21715/3/bab%20i.pdf
Dalami, Ernawati, dkk. 2014. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa, Jakarta:
Trans Info Media.
Dermawan, Deden, dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyan Publishing
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI