Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun oleh :
Ida Lutfiyah (1905026)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang kelemahan kemampuan
dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi(hygine), berpakaian/ berhias, makan dan BAB/BAK (toileting). Yusuf, ah,
Fitryasari PK dan Hanik Endang.(2015).
Defisit perawatan diri ialah suatu keadaan seorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari hari secara
mandiri,Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur ,tidak menyisir rambut,
berpakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan penampilan tidak rapih devisit perawatan
diri merupakan salah satu yang timbul pada pasien gangguan jiwa.
Devisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhan nya dalam kelangsungan hidupnya, sesuai kondisi kehidupannya.

B. Jenis-jenis & Rentang respon


1. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari:

a. Defisit perawatan diri mandi t


Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri

b. Defisit perawatan diri: berpakaian


Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.

c. Defisit perawatan diri makan


Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri

d. Defisit perawatan diri: eliminasi Hambatn kemampuan untuk melakukan atau


menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
2. Rentang Respon

Respon Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri seimbang kadang melakukan tidak perawatan


diri perawatan diri kadang tidak
a. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu ntuk
berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klient seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri
b. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan stressor
kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresso (Ade. 2011).

C. Tanda dan gejala


1. Gangguan kebersihan diri,ditandai dengan rambut kotor,gigi kotor,kulit berdaki dan
bau,kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan,ditandai dengan rambut acak-acakan,pakaian
kotor dan tidak rapi,pakaian tidak sesuai,pada pasien laki-laki tidak bercukur,pada
pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan dam minumsecara mandiri,ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan dan minum sendiri,makan berceceran,dan
makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri,ditandai dengan BAB dan BAK
tidak pada tempatnya,tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB dan BAK.
(Ns.Fitriya Handayani dkk,2020).

D. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Penyebab defisit perawatan diri adalah sebagai berikut : ( Dermawan, 2013)
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang dapat
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mmepengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. (Dermawan, 2013)

E. Pohon Masalah

Effect
Isolasi Sosial

Defisit Perawatan Diri


Core Problem

Causa Harga Diri Rendah


Situasioal

F. Fokus pengkajian
1. Identitas klien meliputi: nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan.tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
2. Keluhan utama Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan
fisik, seksual. penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik biologis: Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi,Suhu,
Pernafasan, TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok,
yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental: Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara. persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WCserta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi d. Istirahat tidur kilien, aktivitas
didalam dan diluar rumah.
d. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik
dengan stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok,lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

10. Pengetahuan Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,
psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.
G. Diagnosa
1. Harga diri rendah situasional
2. Defisit perwatan diri
3. Isolasi sosial
H. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Harga diri rendah Setelah dilakukan Manajemen Perilaku
situasional tindakan keperawatan
Observasi
1x24 jam diharapkan :
 Identifikasi harapan untuk
1. Penilaian diri
mengendalikan perilaku
positif
teraupetik
meningkat
 Diskusikan tanggung jawab
2. Berjalan
terhadap perilaku
menampakkan
 Beri penguatan positif
wajah
terhadap keberhasilan
meningkat
3. Perasaan malu mengendalikan perilaku
menurun Edukasi
4. Perasaan tidak  Informasikan kepada
mampu keluarga bahwa keluarga
melakukan sebagai dasar pembentukan
apapun kognitif
menurun
2 Defisit perawatan Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri
diri perawatan selama
Observasi
1x24 jam diharapkan
 Identifikasi kebiasaan
masalah teratasi
aktivitas perawatan diri
dengan kriteria hasil :
sesuai usia
1. Verbalisasi
 Monitor tingkat
keinginan
kemandirian
melakukan
Teraupetik
perawatan diri
 Siapkan keperluan pribadi
meningkat
 Dampingi dalam
2. Minat
melakukan perawatan diri
melakukan
sampai mandiri
perawatan diri
 Fasilitasi
meningkat
kemandirian,bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
Edukasi
 anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

3 Isolasi sosial Setelah dilakukan Promosi sosialisasi


perawatan selama
Observasi
1x24 jam diharapkan
 identifikasi kemampuan
masalah teratasi melakukan interaksi
dengan kriteria hasil : dengan orang lain
1. Minat interaksi  Identifikasi hambatan
meningkat melakukan interaksi
2. Verbalisasi dengan orang lain
isolasi Teraupetik
menurun  Motivasi meningkatkan
3. Perilaku keterlibatan dalam suatu
menarik diri hubungan
menurun  Motivasi berpartisipasi
dalam aktivitas baru dan
kegiatan kelompok
 Motivasi berinteraksi di
luar ruangan
Edukasi
 Anjurkan berinteraksi
dengan orang lain secara
bertahap
 Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
 Anjurkan berbagi
pengalaman dengan orang
lain
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta : Trans Info
Media

http://scholar.unand.ac.id/21715/3/bab%20i.pdf

Damaiyanti Mukhripah,dkk.2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung:PT Refika Aditama

Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Dalami, Ernawati, dkk. 2014. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa, Jakarta:
Trans Info Media.

Dermawan, Deden, dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyan Publishing

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai