Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO

PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :

Wahyu Sekar Ardani (120110)

PROGRAM STUDI S1- KEPERAWATAN

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2022
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri (SDKI 2016-2017). Menurut Yusuf,
Fitryasari, & Endang (2015), defisit perawatan diri adalah suatu keadaan
seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Kurangnya
perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias
diri secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar (BAB)/ Buang Air Kecil
(BAK)} secara mandiri.

B. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang Pola perawatan


diri seimbang perawatan diri diri seimbang
tidak seimbang

Pola perawatan diri seimbang


a) Saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berperilaku adaptif,
maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b) Kadang perawatan diri kadang tidak Saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c) Tidak melakukan perawatan diri Klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor (Yusuf, Rizky, 2015).

C. Etiologi
Defisit perawatan diri disebabkan karena dua faktor yaitu:
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi meliputi faktor pertumbuhan yaitu keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif
pasien dalam merawat kebersihan diri terganggu. Faktor biologis yang
dimana penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri. Kemudian kemampuan realitas pasien
menurun yang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
sekitar, termasuk perawatan diri. Faktor sosial dimana dukungan dan
latihan kemampuan perawatan diri yang kurang, situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan keperawatan diri
b. Fakktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau preseptual, cemas, lelah atau yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Keterbatasan perawatan diri biasanya
diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh
klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga dirinya tidak
mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi,
berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakuan
intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah risiko tinggi isolasi sosial (Nasution, 2013).

D. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
1. Badan bau, pakaian kotor.
2. Rambut dan kulit kotor.
3. Kuku panjang dan kotor.
4. Gigi kotor disertai mulut bau.
5. Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1. Malas, tidak ada inisiatif.
2. Menarik diri, isolasi diri.
3. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
5) gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :


a. Data subyektif
1. Pasien merasa lemah.
2. Malas untuk beraktivitas.
3. Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
1. Rambut kotor, acak-acakan.
2. Bdan dan pakaian kotor dan bau.
3. Mulut dan gigi bau.
4. Kulit kusam dan kotor.
5. Kuku panjang dan tidak terawat
E. Pohon Masalah

Pemeliharaan Kesehatan Akibat


Tidak Efektif

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Isolasi Soasial
Penyebab

F. Manifestasi klinis
Menurut (Yusuf, Rizky, 2015) Untuk mengetahui apakah pasien mengalami
masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh
melalui observasi pada pasien yaitu sebagai berikut:
1. Gangguan kebersihan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias atau berdandan ditandai dengan rambut
acakacakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, serta pada pasien wanita tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandai dengan BAB
atau BAK tidak pada tempatnya, serta tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
Klien memiliki ketergantungan kepada orang tuanya terkait pemenuhan
kebutuhan diri seperti makan, mandi. Tingkat ketergantungan dari klien
adalah sebagian karena klien dapat melakukan kegiatan pemenuhan
kebutuhan tetapi kurang maksimal, seperti berantakan ketika makan, mandi
tetapi tidak menggunakan sabun dan kurangnya kemampuan untuk
berpakaian (Erlando, 2019)

G. Dampak Defisit Perawatan Diri


Menurut Damaiyanti (2012) dampak dari defisit perawatan diri yaitu:
a. Dampak fisik Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan
intregasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga.
b. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan aman nyaman, kebutuhan cinta
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.

H. Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri


Penatalaksanaan menurut Leni Indi (2019) sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin, alamat,
agama, pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medik,
keluarga yang dapat dihubungi.

b. Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang, atau dirawat
dirumah sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang
menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung,
penampilan acak-acakan, tidak peduli dengan diri sendiri dan mulai
mengganggu orang lain.

c. Faktor Predisposisi.
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya faktor
herediter mengalami gangguan jiwa, adanya penyakit fisik dan mental yang
diderita pasien sehingga menyebabkan pasien tidak mampu melakukan
perawatan diri. Ditemukan adanya faktor perkembangan dimana keluarga
terlalu melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu, menurunnya kemampuan realitas sehingga menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri serta
didapatkan kurangnya dukungan dan situasi lingkungan yang mempengaruhi
kemampuan dalam perawatan diri.

d. Pemeriksaan Fisik
Biasanya pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tandatanda vital
(TTV), pemeriksaan secara keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to toe
yang biasanya penampilan klien yang kotor dan acak-acakan.
e. Psikososial
1) Genogram
Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan
keputusan dan pola asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat,
kepuasan pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien sebagai
laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis
kelamin dan posisinnya.
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/ pekerjaan/
kelompok/ masyarakat, kemampuan pasien dalam melaksanakan fungsi
atau perannya, perubahan yang terjadi saat pasien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan pasien akibat perubahan tersebut.
d) Ideal diri
Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang ideal,
posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan
pasien terhadap lingkungan sekitar, serta harapan pasien terhadap
penyakitnya
e) Harga diri
Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan orang lain sesuai
dengan kondisi, dampak pada pasien berubungan dengan orang lain,
fungsi peran tidak sesuai harapan, penilaian pasien terhadap pandangan
atau penghargaan orang lain.
f) Hubungn sosial
Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangat terganggu karena
penampilan pasien yang kotor sehingga orang sekitar menghindari pasien.
Adanya hambatan dalam behubungan dengan orang lain, minat berinteraksi
dengan orang lain.

g) spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien terganggu karna tidak
menghirauan lagi dirinya.
2) Kegiatan ibadah
Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan ketika pasien menglami
gangguan jiwa.

h) Status mental
1) Penampilan Biasanya
Penampilan pasien sangat tidak rapi, tidak tahu cara berpakaian, dan
penggunaan pakaian tidak sesuai.
2) Cara bicara/ pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, sering terhenti/bloking,
apatisserta tidak mampu memulai pembicaraan.
3) Aktivitas motorik
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.
4) Alam perasaan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya,
rendah diri dan merasa dihina.
5) Afek
Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosi pasien berubah-ubah,
kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas.
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya respon pasien saat wawancara tidak kooperatif, mudah
tersinggung, kontak kurang serta curiga yang menunjukan sikap atau
peran tidak percaya kepada pewawancara atau orang lain.
7) Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan terhadap hal-hal
kebersihan diri baik halusinasi pendengaran, penglihatan serta halusinasi
perabaan yang membuat pasien tidak mau membersihkan diri dan pasien
mengalami depersonalisasi.
8) Proses pikir
Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik, sirkumtansial, kadang
tangensial, kehilangan asosiasi, pembicaraan meloncat dari topik satu ke
topik lainnya dan kadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.

i) Kebutuhan pasien pulang


1) Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien terganggu serta pasien
tidak memiliki kemampuan menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2) Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa menggunakan
pakaian yang sesuai dan tidak bisa berdandan.
3) Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, tidak
mencuci rambut, tidak menggunting kuku, tubuh pasien tampak kusam dan
bdan pasien mengeluarkan aroma bau.
4) BAB/BAK
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat tidur dan
pasien tidak bisa membersihkan WC setelah BAB/BAK.
5) Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan aktivitas apapun
setelah bangun tidur.
6) Penggunaan obat Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum obat
tidak teratur.
7) Aktivitas dalam rumah
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di dalam maupun
diluar rumah karena pasien selalu merasa malas.
j) Mekanisme koping
1) Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa
menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak mampu berolahraga karena
pasien selalu malas.
2) Maladaptif
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang berlebihan, pasien tidak
mau bekerja sama sekali, selalu menghindari orang lain.
3) Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan. Biasanya disebabkan oleh kurangnya dukungan
dari keluarga, pendidikan yang kurang, masalah dengan sosial ekonomi dan
pelayanan kesehatan.
4) Pengetahuan
Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami gangguan
kognitif sehingga tidak mampu mengambil keputusan

k) Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi
seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan
sumber koping yang ada di lingkungannya. Sumber koping tersebut dijadikan
sebagai modal untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu seorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stressdan mengadopsi strategi koping yang efektif.
2. Pohon Masalah

Pemeliharaan Kesehatan Akibat


Tidak Efektif

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Isolasi Soasial
Penyebab

3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan defisit
perawatan diri menurut Fitria (2012), adalah sebagai berikut:
1) Pemeliharaanan kesehatan tidak efektif
2) Defisit perawatan diri

3) Isolasi sosial

4. Intervensi Keperawatan

Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan (Pasien)
a. Tujuan Klien mampu
1) Mengidentifikasi perawatan kebersihan diri (mandi, berhias, makan
minum, toileting). Melatih cara melakukan perawatan diri: mandi
2) Melatih cara perawatan diri: berdandan/berhias
3) Melatih cara perawatan diri: makan/minum
4) Melatih cara perawatan diri: BAB/BAK
b. Tindakan keperawatan
1) SP 1 Pasien : Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat
defisit perawatan diri serta melatih klien merawat diri: mandi
a) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit
perawatan diri
b) Menjelaskan cara perawatan diri : mandi (tanyakan alasan tidak
mau mandi, berapa kali mandi dalam sehari, manfaat mandi,
peralatan mandi, cara mandi yang benar)
c) Melatih klien cara perawatan diri: mandi
d) Melatih klien memasukkan kegiatan berdandan dalam jadual
kegiatan harian
2) SP 2 Pasien: Menjelaskan dan melatih klien perawatan kebersihan
diri: berhias
a) Mendiskusikan tentang cara perawatan diri berdandan (alat yang
dibutuhkan, kegiatan berdandan, cara berdandan, waktu
berdandan, manfaat berdandan, kerugian jika tidak berdandan.
b) Melatih cara berdandan
c) Melatih klien memasukkan kegiatan berdandan dalam jadual
kegiatan harian
3) SP 3 Pasien : Melatih cara melakukan perawatan diri: makan/minum
a) Mendiskusikan cara perawatan diri; makan/minum (tanyakan alat-
alat yang dibutuhkan, cara makan minum, waktu makan minum,
manfaat makan minum dan kerugian jika tidak makan minum
b) Melatih cara perawatan diri: makan minum
c) Melatih klien memasukkan kegiatan makan/minum dalam jadwal
kegiatan harian
4) SP 4 : Melatih cara melakukan perawatan diri: BAK/BAK
a) Mendiskusikan cara perawatan diri BAB/BAK (alat yang
dibutuhkan, kegiatan BAB/BAK, cara melakukan BAB/BAK
yang benar, manfaat BAB/BAK yang benar, kerugian jika
BAB/BAK tidak benar).
b) Melatih cara perawatan diri: BAB/BAK
c) Melatih klien memasukkan kegiatan BAB/BAK dalam jadwal
kegiatan harian.
2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
a. Tujuan keluarga mampu:
1) Mengenal masalah klien defisit perawatan diri
2) Mengambil keputusan untuk merawat klien defisit perawat diri
3) Merawat klien defisit perawatan diri
4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien defisit perawatan
diri
5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien
defisit perawatan diri dan mencegah kekambuhan
b. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga:
1) SP 1 : Menjelaskan masalah keluarga dalam merawat klien defisit
perawatan diri
2) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin yang terjadi pada
klien defisit perawatan diri
a) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada
klien defisit perawatan diri
b) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien defisit
perawatan diri
3) SP 3 : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien defisit
perawatan diri
a) Menjelaskan cara merawat klien defisit perawatan diri
b) Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: mandi
c) Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: berdadan
d) Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: makan/minum
e) Menganjurkan, membimbing, dan memberi pujian kepada klien
latihan perawatan diri: Bab/Bak
4) SP 4 Menjelaskan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan
yang terapeutik bagi klien defisit perawatan diri
a) Mendiskusikan anggota keluarga yang terlibat dalam perawatan
klien
b) Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung
perawatan klien
c) Menganjurkan keluarga melibatkan anggota keluarga lainnya
merawat klien

E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP1 Pasien : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara
merawat diri dan melatih pasien tendang cara-cara
perawadan kebersihan diri
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, saya perawat ............., biasa di panggil ………..”. saya
mahasiswa dari STIKES TELOGOREJO semarang , yang akan merawat ibu
pada hari ini”. “kalau boleh tau nama ibu siapa, senang dipanggil siapa?“
Validasi
“Bagaimana kabarnya hari ini? Dari tadi saya lihat Bu S menggaruk-garuk
badannya, gatal ya?”
Kontra (waktu, tempat, topik)
”Bagaimana kalau kita bicara tendang kebersihan diri ? Berapa lama kita
berbicara? 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.”
KERJA
“Berapa kali Bu S mandi dalam sehari? Apakah Bu S sudah mandi hari ini?
Menurut Bu S apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Bu S sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Bu S apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira danda-danda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Bu S yang bisa muncul ?”
Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang Bu S lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Bu S
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”

“Berapa kali Bu S makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah makan?”
Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”

“Di mana biasanya Bu S berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”.


Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nah... itu WC di ruangan ini, lalu
jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut Bu S kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..Bu S perlu menyiapkan pakaian
ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing
Bu M melakukannya. Sekarang Bu S siram seluruh tubuh Bu S termasuk
rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala Bu S sampai berbusa lalu
bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di
seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan
lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah.
Gosok seluruh gigi Bu S mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu
kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Bu S sampai
bersih lalu keringkan dengan handuk. Bu S bagus sekali melakukannya.
Selanjutnya Bu S pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bu S setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Bu
S sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Bu S lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Bu S setelah kita mendiskusikan tendang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi danda-
danda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali Bu S mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan
sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya
Bu S..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan
Bu S ( tidak ) tidak melakukani?
RTL
Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan jam
10 ya bu? Mau dmana bu? Oh yaa d ruang tamu ya? Sampai jumpa”.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien berdandan: Berpakaian,


Menyisir rambut, Bercukur

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu S?masih ingat dengan saya. Iya betul saya ........yang
akan merawat ibu.
Validasi
“Bagaimana perasaan Bu S hari ini?
“Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah tidandai di jadual
hariannya?
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya.
Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang Bu S lakukan setelah selesai mandi ?”apa Bu S sudah ganti
baju? “Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering.
Berganti pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju..
Ya, bagus seperti itu”. “Apakah Bu S menyisir rambut ? Bagaimana cara
bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah berdandan”. “Coba bu, sebutkan
cara berdandan yang baik sekali lagi”..“Selanjutnya ibu setiap hari
setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita
masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam
berap ?
RTL
“Nanti siang kita latihan makan yang baik ya bu. Mau dimana?? Oh ya
baik diruang makan bersama dengan pasien yang lain.
SP 3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peraladan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat siang Bu S. masih ingat dengan saya? Iya betul saya ........perawat yang
akan merawat ibu”
Validasi
“Wah...masih rapi yaa Bu S”. “Siang ini kita akan latihan bagaimana cara
makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..!”
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Bu S
makan?“Sebelum makan kita harus cuci dangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan Bu S yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan
piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci dangan. Ya
bagus!” Itu Suster yulia sedang bagi obat, coba...Bu S minta sendiri obatnya.”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bu S setelah kita makan bersama-sama”. ”Apa saja yang
harus kita lakukan pada saat makan, (cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci dangan.)”
Nach... coba Bu S lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam
10.00. Mau dimana? disini saja ya...!”
SP 4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK
secara mandiri
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu S ? Bagaimana perasaan Bu S hari ini ?”
Validasi
Baik..! sudah dijalankan jadual kegiatannya..?”
Kontrak (waktu,tempat,topik)
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...Bu S. dan dimana kita duduk? Baik disana deh...!
KERJA
“Cara cebok yang bersih setelah Bu S berak yaitu dengan menyiramkan air dari
arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita.
Setelah Bu S selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di WC. Jika membersihkan tinja/air
kencing seperti ini, berarti Bu S ikut mencegah menyebarnya kuman yang
berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing. Jangan lupa merapikan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci dangan dengan menggunakan
sabun.”
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bu S setelah kita membicarakan tendang cara
berak/kencing yang baik?. Coba Bu S jelaskan ulang tendang cara BAB?BAK
yang baik.” Bagus.! Untuk selanjutnya BU S bisa melakukan cara-cara yang
telah dijelaskan tadi.

RTL
Besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana Bu S bisa melakukan
jadwal kegiatannya”.
2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
SP 1 Keluarga : Menjelaskan masalah klien defisit perawatan diri
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan nama saya .............,biasa dipanggil ………,
Perawat yang merawat Bu S.
Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi
Bapak/ibu dalam merawat Bu S? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit?
Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA
“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat Bu S?ohh baiklah ternyata
ibu tidak mengetahuhi penyakit yang diderita Bu S?iya bu Bu S memiliki
masalah deficit perawatan diri. Oleh karena itu Bu S membutuhkan
perawatan untuk mengatasi penyakitnya, jadi ibu harus tau bagaimana cara
merawat Bu S”
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin
mengetahui bagaimana cara merawat Bu S.”
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk meberitahu bagaimana penyakit
DPD dan cara merawat Bu S. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu.
Sampai jumpa.”
SP 2 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehadan pada keluarga tendang
masalah perawadan diri dan cara merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kurang perawadan diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, saya ........, perawat yang merawat Bu S”.
Validasi
“Apa pendapat Ibu tendang anak Ibu, Bu S?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang dialami Bu S dan
bantuan apa yang dapat diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?,
mari kita duduk di kantor perawat!”
KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat Bu S ?”
Perawadan diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan
BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh Bu S itu dikarenakan gangguan jiwanya
yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri.
Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah melatih Bu S
untuk mandi, keramas, gosok gigi, ganti baju, dan potong kuku. Kami
harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. Bu S juga telah
mempunyai jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak Bapak/ Ibu
perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang
rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama
keluarga dirumah, Bu S telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci
dangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas,
lalu cuci dangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan
langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?
Iya..., Bu S juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau Bu S kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
Ibu juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat
diketahui apakah Bu S sudah bisa mandiri atau mengalami hambadan dalam
melakukannya.”
TERMINASI
Evaluasi
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Bu S sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam
membantu anak Ibu, dalam merawat diri.”
” Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa didanyakan pada Bu S.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/IBu Sendampingi dan membantu Bu S
saat membersihkan diri.”
RTL“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi
untuk memotivasi Bu S dalam merawat diri.”

SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Assalamualaikum Bapak/Ibu masih ingat dengan saya? Iya saya
perawat ......... Sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi”
Validasi
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada perdanyaan tendang cara merawat yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya Bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke Bu S
ya? Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?”
KERJA
“Sekarang anggap saya adalah Bu S, coba bapak praktekkan cara
memotivasi Bu S untuk mandi, berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada Bu S”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi Bu S minum obat dan
melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat Bu
S”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada Bu S?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat
Bu S?” “Setelah ini coba bapak Dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih
tadi setiap kali Bapak dan Ibu membesuk Bu S”.
RTL
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi Bapak dan Ibu dadang kembali
kesini dan kita akan mencoba lagi cara merawat Bu S sampai bapak dan
ibu lancar melakukannya. “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?“Baik
saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan kepada keluarga

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak/Ibu. Masih ingat dengan saya. Iya betul saya
perawat .........
Validasi
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah
terus dilatih cara merawat Bu S?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?”.
KERJA
“Pak,Bu...,ini jadual kegiatan Bu S, coba perhatikan apakah dapat
dilaksanakan?
“ Pak / Bu..jadual yang telah dibuat tolong dilanjutkan di rumah, baik
jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya.“Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ........mpilkan oleh anak ibu
dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bu S menolak terus menerus
untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka segera
hubungi puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak,.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian Bu S
untuk dibawa pulang.”
RTL
“Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-
gejala yang tampak.”
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Dino (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Defisit

Perawatan Diri Di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin

Padang. Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Khasyanah, Santi Nur (2020). Manajemen Defisit Perawatan Diri Pada Skizofrenia.

Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Magelang

Astuti, Leni Indi (2019). Gambaran Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Dengan

Skizofrenia Di Wisma Sadewarsj Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yayasan Keperawatan Yogyakarta Akademi Keperawatan “YKY”

Wulam, Y., Veronika A., Refortinus Z., Saleha, Sri Lestari, Jek A.P

(2022). Peningkatan Kemampuan dan Penurunan GejalaPasien Skizofrenia

Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri: Studi Kasus. OSFPREPRINTS

Anda mungkin juga menyukai