Oleh :
b. Etiologi
1) Faktor predisposisi
a) Biologis: penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan perawatan diri dan faktor herediter.
b) Psikologis: faktor perkembangan dimana keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu. Kemampuan realitas turun, pasien gangguan
jiwa yang kemampuan realitas kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
c) Sosial: kurang dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi
kemampuan dalam perawatan diri
2) Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah,
yang di alami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Potter dan Perry (di dalam buku Sutejo
2017) menjelaskan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene yaitu:
1. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersiahan diri. Perubaha fisik akibat operasi bedah, misalnya,
dapat memicu individu untuk tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Status sosial ekonomi
Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi jenis dan
tingkat praktik keperawatan diri yang dilakukan. Perawat harus
menentukan apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan
keperawatan diri yang penting seperti, sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah
penggunaan perlengkapan tersebut sesuai dengan kebiasaan sosial
yang diperaktikan oleh kelompok sosial pasien.
3. Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya
bagi kesehatan dapat mempengaruhi praktik keperawatan diri.
4. Variabel kebudayaan
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri mempengaruhi
perawatan diri. Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik keperawatan yang berbeda pula.
5. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memperlukan bantuan. Biasanya Pasien dengan
keadaan fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak melakukan
perawatan diri.
c. Proses terjadinya masalah (respon adaptif dan maladaptif)
Dermawan (2013) menyatakan bahwa rentang respon defisit perawatan
diri sebagai berikut:
Adaptif Maladaptif
d. Klasifikasi
Menurut Herdman (2015) jenis perawatan diri terdiri dari:
1) Defisit perawatan diri: Mandi; Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan mandi/beraktifitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: Berpakaian; Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk
diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri: Makan; Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
4) Defisit perawatan diri: Eliminasi; Hambatan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan eliminasi sendiri.
f. Pohon masalah
Berikut ini pohon masalah pada pasien dengan perawatan diri rendah
(Ruswadi, 2021)
b. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
c. Rencana tindakan keperawatan (strategi pelaksanaan)
Diagnosa
No. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Defisit perawatan TUM : Setelah …x interaksi diharapkan Bina hubungan saling percaya Hubungan saling
diri Klien dapat berhubunganTUM dan TUK dapat tercapai dengan mengungkapkan prinsip percaya
dengan orang lain secaradengan kriteria hasil: komunikasi therapeutic : merupakan dasar
optimal. 1. Ekspresi wajah bersahabat 1. Sapa klien dengan ramah dan untuk kelancaran
2. Menunjukan rasasenang baik secara verbal dan hubungan
TUK 1 : 3. Ada kontak mata nonverbal. interaksi
Klien dapat membina 4. Mau berjabat tangan, mau 2. Perkenalkan diri dengan selanjutnya
hubungan saling percaya menyebut nama, mau sopan.
menjawab salam 3. Tanyakan nama lengkap
5. Mau duduk berdampingan klien dan nama panggilan
dengan perawat yang disukai klien.
6. Mau mengutarakan masalah 4. Jelaskan tujuan pertemuan
yang dihadapi. 5. Jujur dan menepati janji.
6. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
7. Beri perhatian pada klien
dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
TUK 2 : Setelah …x interaksi diharapkan 1. Melatih pasien cara- cara Dengan
Pasien mampu TUM dan TUK dapat tercapai perawatan kebersihan diri memperhatikan
melakukan kebersihan dengan kriteria hasil: 2. Menjelasan pentingnya kebutuhan dari
diri secara mandiri 1. Mampu melakukan aktivitas menjaga kebersihan diri. klien perawat
perawatan fisik dan pribadi 3. Menjelaskan alat-alat untuk mengetahui apa
secara mandiri atau dengan alat menjaga kebersihan diri saja yg akan
bantu 4. Menjelaskan cara-cara diberikan pada
2. Mampu mempertahankan melakukan kebersihan tindakan
kebersihan dan penampilan 5. Melatih pasien selanjutnya
yang rapi secara mandiri mempraktekkan cara menjaga
3. Mampu melakukan aktivitas kebersihan diri
eliminasi secara mandiri
4. Mengenali dan mengetahui
kebutuhan bantuan untuk
eliminasi
SP II SP II
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan pasien dengan defisit perawatan
yang baik diri
3. Membantu pasien 2. Melatih keluarga melakukan
mempraktekkan cara cara merawat langsung kepada
makan yang baik pasien defisit perawatan diri
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP III SP III
1. Mengevaluasi jadwal 1. Membantu keluarga membuat
kegiatan harian pasien jadwal aktivitas di rumah
2. Menjelaskan cara termasuk minum obat
eliminasi yang baik 2. Menjelaskan follow up pasien
3. Membantu pasien setelah pulang
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam
jadwal
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara
berdandan
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara
berdandan
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
d. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada klien dengan deficit perawatan diri adalah:
(Handayani, Wahyudi, Damayanti, 2021)
1) Klien mampu melakukan mandi/membersihkan diri.
2) Klien mampu makan dengan benar dan secara mandiri.
3) Klien mampu berpakaian/berhias dengan baik dan benar secara mandiri.
4) Klien mampu memasukan jadwal kegiatan harian secara teratur
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, E. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rahayu, S., Mustikasari, M., & Daulima, N. H. (2019). Perubahan Tanda Gejala Dan
Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis Setelah Latihan Terapi Kognitif
Dan Psikoedukasi Keluarga. Journal Educational Of Nursing (Jen), 2(1), 39-51.
Sulastri. 2015. Modul Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (Tuntunan Perencanaan Dan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan), Bandar Lampung.
Sutejo. 2017. Keperawatan Kesehatan Jiwa (Prinsip Dan Praktik Asuhan Keperawatan
Jiwa), Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Wuryaningsih, E.M., Windarwati, H.D,M Dewi, E., Hadi, E. (2020). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Jember: Upt Percetakan & Penerbitan
Universitas Jember