Disusun oleh:
Nama: Meiditawati Ginting
Nim: 18016
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan Defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, yang di alami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Sedangkan menurut Potter dan Perry (di dalam buku Sutejo 2016), terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu:
1) Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersiahan diri. Perubaha fisik akibat operasi bedah, misalnya, dapat memicu
individu untuk tidak peduli terhadap kebersihannya.
2) Status sosial ekonomi Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi
jenis dan tingkat praktik keperawatan diri yang dilakukan. Perawat harus
menentukan apakah pasien dapat mencukupi perlengkapan keperawatan diri yang
penting seperti, sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo. Selain itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah apakah penggunaan perlengkapan tersebut sesuai dengan
kebiasaan sosial yang diperaktikan oleh kelompok sosial pasien.
3) Pengetahuan Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi kesehatan dapat
mempengaruhi praktik keperawatan diri.
4) Variabel kebudayaan Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri
mempengaruhi perawatan diri. Orang dari latar belakang kebudayaan yang
berbeda mengikuti praktik keperawatan yang berbeda pula.
5) Kondisi fisik Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan memperlukan bantuan. Biasanya Pasien dengan keadaan fisik yang
tidak sehat lebih memilih untuk tidak melakukan perawatan diri.
Macam-macam respon Defisit perawatan diri:
1) Pola perawatan diri seimbang : saat Pasien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan Pasien seimbang,
Pasien masih melakukan perawatan diri
2) Kadang perawatan diri kadang tidak: saat Pasien mendapatkan stresor kadang-
kadang Pasien tidak memperhatikan perawatan diri nya
3) Tidak melakukan perawatan diri: Pasien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
C. Jenis
Menurut Herdman (2015) jenis perawatan diri terdiri dari:
1) Defisit perawatan diri : Mandi; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktifitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: Berpakaian; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
3) Defisit perawatan diri: Makan; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri.
4) Defisit perawatan diri: Eliminasi; Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan eliminasi sendiri.
D. Fase
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak
aman berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan
yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana-mana, tidak
mungkin mengembangkan kehangatan emosional, tidak mungkin
mengembangkan kehangatan emosional, dan hubungan positif dengan orang
lain yang melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia terus berusaha
mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan sehingga rasa nyaman itu tidak
tercapai. Hal ini menyebabkan ia membayangkan nasionalisasi dan
mengaburkan realitas dari pada kenyataan, keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami
stressor interval atau lingkungan dengan adekuat.
E. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stressor.
F. Mekanisme Koping
1) Regresi : berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya untuk mengelola ansietas, menyisakan sedikit
tenaga untuk aktivitas sehar-hari.
2) Proyeksi : upaya untuk menjelaskan persepsi yang membingungkan dengan
menetapkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu.
3) Menarik diri : berkaitan dengan masalah membangun kepercayaan dan keasyikan
dengan pengalaman internal
4) Pengingkaran : sering digunakan oleh klien dan keluarga. Mekanisme koping ini
adalah sama dengan penolakan yang terjadi setiap kali seorang menerima
informasi yang menyebabkan rasa takut dan ansietas (Stuart, 2016).
Isolasi Sosial
Bimbingan
perawat
akan
mempermu
dah pasien
melakukan
perawatan
diri secara
mandiri.
TUK 3: Kriteria 3.1 Melatih pasien berdandan, Membiasa
Pasien mampu melakukan Evaluasi: dengan rincian kan diri
tindakan perawatan, berupa Pasien dengan a. Untuk pasien laki-laki, untuk
berhias atau berdandan aman melakukan latihan meliputi: melakukan
secara baik. (kemampuan Berpakakaian perawatan
maksimum) atau Menyikat rambut diri sendiri
mempertahanka Bercukur
n aktivitas b. Untuk pasien wanita, Bimbingan
perawatan diri latihan meliputi: perawat
berupa berhias Berpakaian akan
dan berdandan. Menyisir rambut mempermu
Pasien berusaha dah pasien
Berhias
untuk melakukan
memelihara perawatan
3.2 Memantau kemampuan pasien
kebersihan diri, diri secara
dalam berpakaian dan berhias.
seperti mandi mandiri.
3.3 Memonitor atau
pakai sabun dan mengidentifikasi adanya
disiran dengan kemunduran sensori, Penguatan
air sampai kognitif,dan psikomotor yang (reinforce
bersih, menyebabkan pasien ment)
mengganti mempunyai kesulitan dalam dapat
pakaian bersih berpakaian dan berhias. meningkat
sehari-hari , dan 3.4 Diskusikan dengan pasien kan
merapikan kemungkinan adanya hambatan motivasi
penampilan dalam berpakaian dan berhias. pasien.
3.5 Menggunakan komunikasi /
istruksi yang mudah dimengerti
pasien untuk mengakomodasi
keterbatasan kognitif pasien.
3.6 Sediakan baju bersih dan sisir,
jika mungkin
bedak,parfum,dsb.
3.7 Dorong pasien untuk
mengenakan baju sendiri dan
memasang kancing dengan
benar.
3.8 Memberikan bantuan kepada
pasien jika perlu
3.9 Evaluasi perasaan pasien
setelah mampu berpakaian dan
berhias.
1.0 Berikan reinforcement atau
pujian atas keberhasilan
pasienpberpakaian atau berhias.
Penguatan
(reinforce
ment)
dapat
meningkat
kan
motivasi
pasien.
TUK 5 : Kriteria 5.1 Mengkaji budaya pasien ketika Mengetahu
Mampu melakukan Evaluasi: mempromosikan aktivitas i kebiasaan
BAB/BAK secara mandiri. Pasien data perawatan diri. pasien
melakukan 5.2 Bantu pasien ke toilet dalam
perawatan diri 5.3 Berikan pengetahuan tentang toileting
secara mandiri personal hygiene dalam dapat
dalam hal kaitannya dengan toileting. membantu
BAB/BAK, 5.4 Menjelaskan tempat perawat
seperti: BAB/BAK yang sesuai . melakukan
a. mampu 5.5 Menjelaskan cara intervensi
duduk dan membersihkan diri setelah selanjutnya
turun dari BAB/BAK. .
toilet 5.6 Menjelaskan cara
b. mampu membersihkan tempat BAB Hambatan
membersihk dan BAK. mobilitas
an diri menyebab
setelah kan pasien
eliminasi tidak
secara mampu
mandiri/dib melakukan
antu perawatan
diri secara
mandiri.
Mengetahu
i
pentingnya
personal
hygiene
bai pasien.
TUK 6: Kriteria Evaluasi 6.1 Diskusikan dengan keluarga Memberik
Keluarga mampu merawat : tentang fasilitas kebersihan diri an
anggota keluarganya yang Keluarga dapat yang dibutuhkan oleh pasien kesempata
mengalami masalah kurang mengetahui untuk menjaga perawatan diri n kepada
perawatan diri. deficit pasien. keluarga
perawatan diri 6.2 Anjurkan keluarga untuk untuk
pasien dan cara terlibat dalam merawat diri membantu
member kan pasien dan membantu pasien dan
dukungan dalam mengingatkan pasien dalam member
memberikan merawat diri (sesuai dengan motivasi
dukungan pada yang telah disepakati)
pasien dalam 6.3 Anjurkan keluarga untuk Keluarga
melakukan memberikan pujian atas sebagai
perawatan diri. keberhasilan pasien dalam sistem
merawat diri. pendukung
berperan
penting
dalam
membantu
pasien.