Anda di halaman 1dari 11

Departemen Keperawatan Jiwa

LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus (Masalah Utama): Defisit perawatan diri


a. Defenisi
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi
(hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting).
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun, seperti merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting.
b. Etiologi
Penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik dan penurunan
kesadaran. Faktor prediposisi dari defisi perawatan diri adalah :
1. Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4. Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
c. Tanda Dan Gejala
Untuk mengetahui apakah klien mengalami masalah defisit perawatan
diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada
klien yaitu:

1
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi


kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak
berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK
d. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor meliputi status social ekonomi, keluarga, jaringan
interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang
lebih luas juga menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress
interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan.
II. Proses Terjadinya Masalah
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya deficit perawatan diri,
meliputi
a. Faktor prediposisi
1) Biologis : penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien
tidak mampu melakukan perawatan diri dan faktor herediter
2) Psikologis : factor perkembangan dimana keluarga terlalu
melindungi dan memanjakan pasien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu. Kemampuan realitas turun. Pasien gangguan
jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
3) Sosial : kurang dukungan dan situasi lingkungan mempengaruhi
kemampuan dalam perawatan diri.
2
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

b. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan deficit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah,
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
c. Rentang respon deficit perawatan diri
Respon adaptif Respon maladaptif

Pola perawatan diri Kadang Tidak melakukan

seimbang, saat klien perawatan diri perawatan diri, klien

mendapatkan stressor kadang tidak, menyatakan dia tidak

dan mampu saat klien peduli dan tidak bias

berperilaku adaptif, mendapatkan melakykan perawatan

maka pola perawatan stressor kadang saat stressor

yang dilakukan klien klien tidak

seimbang, klien masih memperhatikan

melakukan perawatan perawatan

diri. dirinya

d. Fase Defisit Perawatan Diri

Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga

merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal

dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan

dimana-mana, tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional, dan

hubungan positif dengan orang lain yang melibatkan diri dalam situasi

3
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

yang baru. Ia terus berusaha mendapatkan rasa aman. Begitu menyakitkan

sehingga rasa nyaman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia

membayangkan nasionalisasi dan mengaburkan realitas dari pada

kenyataan. Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko

mengalami suatu ketidakmampuan dalam mengalami stressor interval atau

lingkungan dengan adekuatnya.

e. Menurut Depkes (2006) factor- factor yang mempengaruhi personal

hygienea adalah:

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya: dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli kebersihan.

2. Praktik social

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene

3. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerluka alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

shampo dan alat mandi semuanya memerluka uang untuk

menyediakannya.

4. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita

diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya

5. Budaya

Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan

6. Kebiasaan seseorang

4
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti penggunaan sabun , shampo dan lain-lain

7. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk melakukannya.

f. Jenis-Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi atau kebersihan

Gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi maupun

kebersihan diri

2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian atau berhias

Gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdanadan

sendiri

3. Kurang perawatan diri : Makan

Gangguan kemampuan untuk menunjukan aktifitas makan

4. Kurang perawatan diri : Toileting

Gangguan kemampuanuntuk melakukan atau menyelesaikan toileting

sendiri.

g. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang biasa digunaka oleh klien adalah:

1. Regresi

2. Penyangkalan

3. Isolasi diri, menarik diri

4. Intelektualisasi

5
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

III. Pohon Masalah


Efek : Gangguan pemeliharaan kesehatan

CP : Defisit perawatan diri : mandi, berhias

Etiologi : Isolasi sosial : menarik diri


Data yang perlu dikaji
Tanda dan gejala defisit perawatan diri dapat dinilai dari pernyataan pasien
tentang kebersihan diri, berdandan dan berpakaian, makan dan minum,
BAB dan BAK dan didukung dengan data hasil observasi
a. Data subjektif
Pasien mengatakan tidak mau menyisir rambut, tidak mau menggosok
gigi, tidak mau memotong kuku, tidak mau berhias/ berdandan, tidak
bisa / tidak mau menggunakan alat mandi / kebersihan diri, tidak
menggunakan alat makan dan minum saat makan dan minum, bab
dan bak sembarangan, tidak membersihkan diri dan tempat bab dan
bak setelah bab dan bak, tidak mengetahui cara perawatan diri yang
benar
b. Data Objektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku
panjang, tidak menggunakan alat-alat mandi,tidak mandi dengan
benar
2) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,pakaian
tidak rapi, tidak mampu berdandan, memilih, mengambil, dan
memakai pakaian, memakai sandal, sepatu, memakai resleting,
memakai barang-barang yang perlu dalam berpakaian, melepas
barang-barang yang perlu dalam berpakaian.
3) Makan dan minum sembarangan, berceceran , tidak menggunakan
alat makan, tidak mampu ( menyiapkan makanan , memindahkan
makanan ke alat makan, memegang alat makan, membawa

6
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan


secara aman , menyelesaikan makan).
4) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri
setelah BAB dan BAK, tidak mampu ( menjaga kebersihan toilet,
menyiram toilet.)
IV. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pemeliharaan kesehatan
2. Defisit perawatan diri
3. Menarik diri

V. Intervensi
1. Defisit perawatan diri
TUM : Pasien dapat memelihara kebersihan diri secara mandiri
TUK :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien
b. Klien dapat menyebutkan kebersihan dirinya
 Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan diri dan tandanya
 Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan
 Berikan pujian terhadap kemampuan klien menjawab
pertanyaan
c. Klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri
 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
 Meminta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri
 Diskusikan dengan klien tentang kebersihan
 Beri penguatan positif atas jawabannya

7
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

d. Klien dapat menyebutkan dan dapat mendemonstrasikan dengan


alat kebersihan
 Menjelaskan alat yang dibutuhkan dan cara
membersihkan diri
 Memperagakan cara membersihkan diri dan
mempergunakan alat untuk membersihkan diri
 Meminta klien untuk memperagakan ulang alat dan cara
kebersihan diri
 Beri pujian positif terhadap klien
e. Klien dapat mengerti cara makan yang benar
 Menjelaskan cara makan yang benar
 Beri kesempatan klien untuk bertanya dan mendemonstrasikan
cara yang benar
 Memberi pujian positif terhadap klien
2. Menarik diri
TUM : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
TUK :
a. Klien dapat mengungkapkan perasaannya
 Beri kesempatan untuk mengukapkan perasaan nya
 Bantu klien dapat mengungkapkan penyebab isolasi social
b. Klien mampu meyebutkan Keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
 Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan social
dan Kerugian menarik diri
c. Klien dapat memperagakan cara berkenalan dengan 1 orang
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan dan usaha klien
dalam berkenalan dengan 1 orang
 Motivasi klien untuk lebih banyak lagi berkenalan dengan orang
d. Klien dapat mendemonstrasikan cara berkenalan dengan 2 orang
atau lebih

8
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

 Motivasi klien untuk berkenalan lebih banyak lagi dengan orang


 Anjurkan klien untuk mengikuti lalu mempraktekkan
berkenalan dengan lebih banyak orang
 Beri reinforcement positif atas tindakan benar yang dilakukan
klien
e. Klien mau mengikuti dan mempraktekan apa yang di ajakan
 Motivasi klien untuk mengikuti apa yang telah diajarkan
 Beri contoh cara berkenalan dengan kelompok
 Beri reinforcement positif atas tindakan klien yang benar
3. Gangguan pemeliharaan kesehatan
TUM : Klien dapat menjaga kesehatannya
TUK :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi
terapeutik
b. Klien mampu meyebutkan penyebab, keuntungan dan kerugian
gangguan pemeliharaan kesehatan
 Berikan pujian atas jawaban yang benar
 Jelaskan ulang bila ada materi yang belum dipahami
SP Keluarga :
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien
b. menjelaskan pengertian gangguan pemeliharaan kesehatan, dan
penyebabnya
c. Menjelaskan cara merawat klien gangguan pemeliharaan kesehatan
Tujuan : Keluarga dapat : Menjelaskan perasaanny dan
menjelaskan cara merawat klien mengenai gangguan pemeliharaan
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga

9
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

 Motivasi keluarga klien untuk menyetujui dan mengikuti


kontrak
 Diskusikan dengan keluarga klien tentang gangguan
pemeliharaan kesehatan, penyebab gangguan pemeliharaan
kesehatan, akibat yang akan terjadi jika gangguan pemeliharaan
kesehatan tidak ditangani
 Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara merawat klien
gangguan pemeliharaan kesehatan
 Beri reinforcement positif pada keluarga

10
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016
Departemen Keperawatan Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic


Course). Jakarta : EGC.
Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Riyadi, Sujono dan Teguh. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 2. Yogyakarta
: Graham Ilmu

11
Aulia Insani Latif (70900115107)
Program Studi Profesi Ners Angkatan X
UIN Alauddin Makassar 2016

Anda mungkin juga menyukai