Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


DI RUMAH SAKIT JIWA MAGELANG

Disusun oleh
Hendra Pratama Muslim
071182023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari kata Yunani yaitu personal yang berarti
perorangan dan hygiene berarti sehat atau bersih. Kebersihan perorangan dapat
diartikan sebagai suatu tindakan untuk memelihara kebrsihan dan kesehatan seseorang
sehingga kesejahteraan dan psikis terjamin.
Perawatan diri adalah salah satu kamampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kejejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatan.
Defisit perawatan diri adalah hambatan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri.

2. Tanda dan Gejala


a. Data Subjektif
 Klien mengatakan merasa lemah
 Klien mengatakan malas untuk beraktivitas
 Klien mengatakan merasa tidak berdaya.

b. Data Objektif
 Rambut kotor, acak – acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat

3. Penyebab (faktor predisposisi dan presipitasi)


1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
2. Faktor Presipitasi
Kurangnya penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/
lemah, sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fidsik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari,
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya penderita DM harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Setiap individu memiliki budaya masing-masing.Contohnya : sebagian
masyarakat pada saat sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang mengguanakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bnatuan untuk melakukannya.
4. Jenis- Jenis Perawatan Diri
Rentang respon
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat
stress

1. Defisit Perawatan Diri: Mandi


Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi
secara mandiri.
2. Defisit Perawatn Diri : Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
secara mandiri.
3. Defisit Perawatan Diri: Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
mandiri.
4. Defisit Perawat Diri: Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
mandiri.

5. Psikopatologi
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa
yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit
perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan
diri yang signifikan.Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi
terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-
ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari
neurotransmiternya.Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan
adalah pada perilaku maladaptif pasien.Secara biologi riset neurobiologikal
mempunyai fokus pada tiga area otak yang dipercaya dapat melibatkan perilaku agresi
yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan hypothalamus.Sistem Limbik merupakan cicin
kortek yang berlokasi dipermukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi
pusat kutup serebrum.Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan
emosi.Menyimpan dan menyatukan informasi berhubungan dengan emosi, tempat
penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi pada sistem ini akan
menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi dan perubahan
kebribadian
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam perilaku
dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik.Lobus frontal
terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorik gerakan voluntir
termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai ekspresi emosi. Kerusakan
pada daerah lobus frontal dapat meyebabkan gangguan berfikir, dan gagguan dalam
bicara/disorganisasi pembicaraan serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga
berperilaku maladaptif seperti tidak mau merawat diri : mandi, berpakaian/berhias,
makan, toileting. Kondisi ini menunjukkan gejala defisit perawatan diri.
Pohon masalah :
(Akibat)
Resiko tinggi isolasi sosial

(Care Problem) Defisit Perawatan Diri

(Penyebab)
Harga Diri Rendah Kronis

Akibat :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Oleh sebab itu berdampak
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa, infeksi pada mata dan
telingga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, dan gangguan interaksi social. Dampak yang terjadi, terasa tak nyaman
dengan orang lain dan lingkungan di sekitar, merasa terasing, merasa di jauhi oleh
teman-teman
6. Diagnosis Keperawatan Utama
Defisit Perawatan Diri
7. Intervensi Keperawatan
Strategi Pelaksanaan Klien
1. Membina hubungan saling percaya
2. Melatih pasien cara- cara perawatan kebersihan diri/ mandi
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara- cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
3. Melatih pasien berpakaian atau berhias
a. Pada pasien laki-laki : Berpakaian, menyisir rambut, bercukur
b. Pada pasien wanita : Berpakaian, menyisir rambut, berhias
4. Melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan makan yang baik
5. Mengajarkan pasien melakukan BAB atau BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/ BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/ BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
d. Mengajarkan klien melakukan BAB/ BAK secra mandiri

Strategi Pelaksanaan Keluarga


Tujuan : Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri
1. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan pasien.
2. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu
mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal).
3. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam merawat
diri

STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 Pasien : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (Mandi), cara-cara
merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersiahan diri.
FASE ORIENTASI
“ Selamat pagi, kenalkan saya perawat Ria “
Namanya siapa, senang di panggil siapa ?”
“Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat T ?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
“Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersiahn diri ?”
“Berapa lama kita bicara ?. 20 menit ya…?. Mau dimana…?.Di sini aja ya.”
FASE KERJA
Berapa kali T mandi dalam sehari ? Apakah T sudah mandi hari ini ? Menurut T apa
kegunaannya mandi ? Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri ? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri ? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya..?, badan gatal, mulut bau, apa lagi…? Kalau kita
tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?“ Betul
ada kudis, kutu…dsb.
“ Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka ? Kapan saja T menyisir rambut ?
Bagaiman dengan bedakan ? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdadan ?”
( Contoh untuk laki-laki )
“ Berapa kali T cukuran dalam seminggu ? Kapan T cukuran terakhir ? Apa gunanya
cukuran ? Apa alat-alat yang diperlukan ?. Iya…sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya ?”. Nanti bisa minta keperawat ya.
“ Berapa kali T makan sehari ?
“ Apa pula yang dilakaukan setelah makan ? “ Betul ,kita harus sakit gigi setelah makan.”
“ Dimana biasanya T berak/ kencing? Bagaimana membersihkannya? “. Iya..kita kencing
dan berak harus di WC, Nah… itu WC diruangan ini, lalu janagn lupa membersihkan
pakai ar dan sabun”.

“ Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan ? Benar sekali.. T perlu menyiapkan ganti, ganduk, sikat gigit, shampo dan
sabut serta sisir"
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampo
gosokan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus
sekali….Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..giginya disikat mulai dari
arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu
kumur-kumur sampai bersih.Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk.T bagus sekali melakukannya.Selanjutnya T pakai baju dan
sisir rambutnya dengan baik. “
FASE TERMINASI
“ Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakalinan ? Coba T sebutkan lagi
saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ? “ . “ Bagaimana perasaan T
setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba T
ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi “
“Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan siakt gigi..? dua kali pagi dan sore, Mari.. kita
masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nah..lakukan ya T.., dan beri tanda kalau sudah
dilakukan seperti M ( mandiri ) kalau dilakaukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau
diingatkan baru dilakuakn dan T ( tidak ) tidak melakukan? Baik besok lagi kita latihan
berdandan.Oke ?”Pagi-pagi sehabis makan.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien lagi-laki berpakaian


a.) Berpakaian
b.) Menyisir rambut
c.) Bercukur

FASE ORIENTASI
“ Selamat pagi pak Tono ?
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ? Bagaimana mandinya ?“ sudah dilakukan ? Sudah
dirtandai di jadwal hariannya ?
“ Hari ini kita akan melatih berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ?kurang lebih setengah jam”.
FASE KERJA
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ? “ apa T sudah ganti baju ?
“ Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang
bersih 2x/ hari. Sekarang coba bapak ganti baju.Y, bagus seperti itu.”
“Apakah T menyisir rambut. “ Bagaiamana cara bersisir ?“ Coba kita praktekkan. Lihat
ke cermin.bagus..sekali !
“ Apakah T suka bercukur ? Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu.
Tampaknya kumis dan jangkut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya
Bagus !”( catatan : janggut dirapikan bila pasien tidak memelihara janggut )
FASE TERMINASI
“ Bagaiamana perasaan bapak setelah berdandan.”
“ Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”.
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya !
Mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi jam berapa, sore jam berapa ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang
lain.

SP1 Keluarga : Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah


perawatan dini dan cara merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kurang perawatan diri.
FASE ORIENTASI
“ Selamat pagi Pak/Bu. Saya Ria, perawat yang merawat T “
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang
dapat diberikan.”
FASE KERJA
“ Apa saja masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat T?” Perawatan diri yang
utama adalah keberhasilan diri,berdandan, makan, dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yangmembuat
pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik…akan saya jelaskan
untuk kebersihan diri, kami telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran,
ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapt menyediakan alat-alatnya.T
juga telah mempunyai jadwal pelaksanaannya untuk berdandan, karena anak Bapak/Ibu
perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai
bedak, dan lipstik. Untuk makan,sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah
mengetahui langkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makan, berdoa, makan yang rapih,
cici piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat , agar
sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB/BAK, di rumah ada WC
Bapak/Ibu ?Iya…, T juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau T kurang motivasi
dalam merawat diri apa yang bapak lakukan ?Bapak juga perlu mendampinginnya pada
saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah bisa mandiri atau mengalami
hambatan dalam melakukannya.”
“Apa yang Bapak/Ibu tanyakan?”
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak
Bapak, T dalam merawat diri.”
“ Bik nanti kalau Bpak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat
membersikan diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya damping untuk memotivasi T
dalam merawat diri.”

SP 2 Keluraga : Melatih Keurga Cara Merawat Pasien


FASE ORIENTASI
”Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi.”
“Bagaiman Bapak/Ibu, ada pertannyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak ?”
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke T ya ?”
“ Berapa lama ada waktu Bpak/Ibu?”
FASE KERJA
“Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk
mandi, berdandan, buang air, dan makan.”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T.”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadwal ?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T”.
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T ?”( Ulangi lagi semua
cara diatas langsung kepada pasien )
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiapkali bapak dan
ibu membesuk T.”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat T sampai dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari ?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi ditempat ini ya pak, pak”
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017
edisi 10. Jakarta.EGC
Keliat, B.A, Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jakarta. EGC
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 5.
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai