Anda di halaman 1dari 2

WOC DIARE Infeksi Malabsorbsi KH,

 Enteral Protein, lemak Makanan Psikologis


 Parenteral basi, alergi takut, cemas

Aktivitas tonus me  Makanan tdk diserap


Definisi : ggn pada villi usus

Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer,
Absorbsi aktif Na dari lumen usus Tek. osmotik cairan
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah
me sekresi aktif NaCl & air dari usus meningkat
atau lendir saja dalam satu hari (24 jam).
mukosa ke lumen usus me 

Volume usus meningkat hiperperistaltik


Tanda dan gejala :
1. Tampak lemas dan pucat.
2. Mata cekung. Diare
3. Sangat kehausan.
4. Mulut dan bibir kering.
5. Tubuh terasa dingin.
6. Jumlah urine sedikit atau warnanya kuning pekat
kecokelatan. Kehilangan Pengeluaran Na+ me  Iritasi Anus
7. Saat menangis, air mata hanya sedikit atau tidak ada sama cairan dan
sekali. elektrolit
8. Mengantuk terus-menerus. di vaskuler Na HCO3 plasma me
Risiko Gangguan rasa nyaman
Pemeriksaan penunjang : hivopolemia
1. Laboratorium feses. Metabolisme anaerob
2. Laboratorium darah.
3. Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan tertentu dari
dalam saluran pencernaan. Asam laktat 
4. Endoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi saluran pencernaan
secara visual dengan alat khusus yang dinamakan Kulit di Sal cerna terakumulasi
perianal toksin Asidosis
endoskop.
5. Pemindaian, seperti foto rontgen, ct scan, atau mri.
Lama kontak
dg cairan Terjadi anoreksia, Asam lambung 
dan bakteri mual, muntah
Manifestasi klinis :
1. Diare tanpa dehidrasi infeksi otak
2. Diare dengan dehisrasi ringan
Kulit Lembab Nafsu makan me 
3. Diare dengan dehidrasi sedang
4. Diare dengan dehidrasi berat Pertumbuhan Suhu tubuh tinggi
bakteri
meningkat
Kejang Defisit nutrisi

Iritasi kulit
Risiko cedera
Gangguan
intergritas kulit
SDKI : Defisit Nutrisi berhubungan dengan SDKI : Risiko Hivopolemia SDKI : risiko cedera dengan faktor resiko kejang
ketidakmampuan menelan makanan SLKI : status cairan SLKI : kontrol kejang
SLKI : status nutrisi SIKI : manajemen hipovolemia SIKI : manajemen kejang
SIKI : manajemen nutrisi Observasi Observasi :
observasi : - periksa tanda dan gejala hipovolemia - Monitor terjadinya kejang berulang
- identifikasi status nutrisi - monitor intake dan output cairan - Monitor karakteristik kejang
- identifikasi alergi Terapeutik - Monitor tanda tanda vital
- identifikasi kebutuhan kalori dan nutrient - hitung kebutuhan cairan Terapeutik :
- monitor asupan makanan - berikan asupan cairan oral - Baringkan pasien agar tidak terjatuh
- monitor hasil laboratorium Edukasi - Longgarkan pakaian
terapeutik : - anjurkan memperbanyak asupan nutrisi dan cairan - Catat durasi kejang
- lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu Kolaborasi - Dokumentasikan periode terjadinya kejang
- fasilitasi menentukan pedoman diet ( piramida - Kolaborasi pemberian caiaran IV Edukasi :
- Anjurkan keluarga tidak menggunakan kekerasan
makanan)
untuk menahan gerakan pasien
- berikan makanan tinggi kalori dan protein
edukasi :
- anjurkan posisi duduk, jika perlu
- ajarkan diet yang diprogramkan SDKI : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
kolaborasi : SLKI : status kenyamanan SDKI : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan SIKI : perawatan kenyamanan SLKI : integritas kulit dan jaringan
jumlah kalori dan nutrient yang dibutuhkan, jika Observasi : SIKI : perawatan integritas kulit
perlu - Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan observasi :
Terapeutik : - identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
SDKI : Diare berhubungan dengan proses infeksi - Berikan posisi yang nyaman terapeutik :
SLKI : Eliminasi fekal - Berikan kompres dingin atau hangat - ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
SIKI : Manajemen diare - Berikan pemijatan - bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode
Observasi - Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi//pengobatan diare
- Identifikasi penyebab diare - Diskusikan mengenai situasi dan pilihan pengobatan yang edukasi :
- Warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja diinginkan - anjurkan minum air yang cukup
- Identifikasi gejala invaginasi Edukasi : - anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Monitor jumlah pengeluaran diare - Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan pengobatan/terapi - anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
Kolaborasi Referensi :
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
1. PPNI (2016). Standar diagnosa keperawatan indonesia: definisi dan indikator diagnostik, edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
2. PPNI (2018). Standar luaran keperawatan indonesia: definisi dan kriteria hasil keperawatan, edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
3. PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: definisi dan tindakan keperawatan, edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
4. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2240/3/BAB%20II.pdf
5. http://eprints.umm.ac.id/42562/3/jiptummpp-gdl-estilistia-50148-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai