Anda di halaman 1dari 3

WOC GEDS

DEFINISI
ETIOLOGI
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan berupa air saja dengan frekuensi lebih
sering dari biasanya (3x atau lebih) dalam satu hari
(Depkes RI, 2011)

Invasi Bakteri Invasi Virus Keracunan Zat Lain (Makanan)

Masuk melalui mulut


MANIFESTASI KLINIK
KOMPLIKASI
1. Tinja encer Masuk ke dalam lambung
2. Tinja berlendir atau terdapat darah Dehidrasi, gangguan keseimbangan
3. Muntah asam basa,hipoglikemia, gangguan
4. Demam Lolos dari asam lambung masuk ke usus nutrisi, gangguan sirkulasi,
5. Nafsu makan menurun gangguan motilitas usus
6. Mukosa bibir kering
7. Turgor kulit menurun Mengiritasi mukosa usus
8. Dehidrasi
9. Takikardi
Pengeluaran substansi
GASTROENTRITIS
nutrient bersama feses

Hipoglikemia Motilitas terganggu Defekasi sering


dan gangguan zat
gizi
Hipermotilitas Pengeluaran asam laktat berlebihan

DEFISIT NUTRISI
Sekresi elektrolit Iritasi kulit di daerah anal

GANGGUAN INTEGRITAS KULIT


Tubuh kehilangan cairan
KLASIFIKASI
dan elektrolit berlebih
Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
1. Lama waktu diare Defisit volume cairan Dehidrasi
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari
b. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari
2. Mekanisme patofisiologi Suhu tubuh meningkat
HIPOVOLEMIA
a. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi.
b. Malabsorbsi asam empedu.
c. Gangguan permeabilitas usus. HIPERTERMIA
d. Infeksi dinding usus, dll.

KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN
1. Riwayat Kesehatan
Laboratorium Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
2. Pengkajian Fisik
DIARE, yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
1. Faeces lengkap Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. 3. Pemeriksaan Eliminasi
2. Pemeriksaan asam basa 4. Pemeriksaan Nutrisi dan
3. Pemeriksaan kadar ureum kreatinin 1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah Cairan Elektrolit
4. Serum elektrolit (Na, K, Ca, dan Fosfor) 2. Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Pemberian ASI dan makanan
Pemeriksaan intubasi duodenum 4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak
Pemeriksaan radiologi

DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 2. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC
DEFISIT NUTRISI (D.0019) HIPOVOLEMIA (D.0023) HIPERTERMIA (D.0130) GANGGUAN INTEGRITAS
KULIT (D.0129)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk Definisi : Penurunan volume cairan Definisi : Suhu tubuh meningkat di atas
memenuhi kebutuhan metabolisme intravaskular, interstisial, dan/atau rentang normal
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau
Gejala dan tanda mayor intraselular Gejala dan tanda mayor
epidermis
Objektif : Berat badan menurun minimal Gejala dan tanda mayor Objektif : Suhu tubuh di atas nilai normal
Gejala dan tanda mayor
10 % di bawah rentang idea Objektif : Gejala dan tanda mayor
Objektif : Kerusakan jaringan dan/atau
Gejala dan tanda mayor 1. Turgor kulit menurun Objektif :
lapisan kulit
Subjektif : 2. Membran mukosa kering 1. Kulit merah
Gejala dan tanda mayor
1. Cepat kenyang setelah makan 3. Volume urin menurun 2. Kejang
Objektif :
2. Nafsu makan menurun 4. Hematokrit meningkat 3. Takikardi
1. Nyeri
Objektif : Gejala dan tanda mayor 4. Takipnea
2. Perdarahan
1. Bising usus hiperaktif Subjektif : 5. Kulit terasa hangat
3. Kemerahan
2. Membran mukosa pucat 1. Merasa lemah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
4. Hematoma
3. Rambut rontok berlebihan 2. Mengeluh haus keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
4. Diare Objektif : pengisian vena menurun termoregulasi membaik.
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Kriteria Hasil : Termoregulasi (L.14134)
integritas kulit meningkat.
keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan 1. Menggigil menurun
Kriteria Hasil : Integritas Kulit (L.14125)
status nutrisi membaik. status cairan membaik. 2. Kejang menurun
1. Kerusakan lapisan kulit menurun
Kriteria Hasil : Status Nutrisi (L.03030) Kriteria Hasil : Status Cairan (L.03028) 3. Kulit merah menurun
2. Nyeri menurun
1. Perasaan cepat kenyang menurun 1. Turgor kulit meningkat 4. Takikardi menurun
3. Perdarahan menurun
2. Rambut rontok menurun 2. Output urine meningkat 5. Takipnea menurun
4. Kemerahan menurun
3. Diare menurun 3. Pengisian vena meningkat 6. Suhu tubuh dan suhu kulit membaik
5. Hematoma menurun
4. Bb dan IMT membaik 4. Perasaan lemah menurun 7. Pengisian kapiler membaik
6. Tekstur membaik
5. Nafsu makan membaik 5. Keluhan haus menurun Intervensi Keperawatan : Manajemen
Intervensi Keperawatan : Perawatan
6. Bisisng usus membaik 6. Membran mukosa membaik Hipertermia (I.15506)
Integritas Kulit (I.11353)
7. Membran mukosa membaik 7. Kadar Ht membaik Observasi :
Observasi :
Intervensi Keperawatan : Manajemen 8. Intake cairan membaik - Identifikasi penyebab hipertermia
- Identifikasi penyebab gangguan
Nutrisi (I.03119) Intervensi Keperawatan : Manajemen - Monitor suhu tubuh
integritas kulit
Observasi : Hipovolemia (I.03116) - Monitor kadar elektrolit
Terapeutik :
- Identifikasi status nutrisi Observasi : Terapeutik :
- Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis - Periksa tanda dan gejala hypovolemia - Sediakan lingkungan yang dingin
- Bersihkan perineal dengan air hangat,
nutrien - Monitor intake dan output cairan - Longgarkan atau lepaskan pakaian
terutama selama periode diare
- Monitor asupan makanan, berat badan, Terapeutik : - Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Gunakan produk berbahan ringan/alami
dan hasil pemeriksaan laboratorium - Hitung kebutuhan cairan - Berikan cairan oral
dan hipoalergik pada kulit sensitif
Terapeutik : - Berikan asupan cairan oral Edukasi :
Edukasi :
- Sajikan makanan secara menarik dan Edukasi : - Anjurkan tirah baring
- Anjurkan minum air yang cukup
suhu yang sesuai - Anjurkan memperbanyak asupan cairan Kolaborasi :
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi oral - Kolaborasi pemberian cairan dan
- Anjurkan meningkatkan asupan buah
protein Kolaborasi : elektrolit intravena
dan sayur
Edukasi : - Kolaborasi pemberian IV isotonis
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu - Kolaborasi pemberian IV hipotonis
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai