Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA An. N DENGAN DIARE DI RUANG PEMERIKSAAN UMUM


UPTD PUSKESMAS PRANGGANG KABUPATEN KEDIRI

Disusun Oleh :

Anik Purnaningsih

NIM : 19.11.1.114.3

PROGRAM KHUSUS STUDI PROFESI NERS


STIKES GANESHA HUSADA
KEDIRI
2021/2022

1
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Diare adalah buang air besar (BAB/defekasi) lebih dari 3 x sehari dan dibagi menjadi

2 yaitu diare akut dan kronis (WHO, 2014).

Diare adalah kondisi yang didefinikan oleh peningkatan volume, keenceran serta

frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari, peningkatn jumlah feses lebih dari 200

gram/hari dan perubahan konsistensi (cair) (Brunner & Suddart, 2014).

Dapat disimpulkan bahwa diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang

disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi

cair). Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada

neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender dan darah.

B. Etiologi

Etiologi diare menurut Brunner & Suddart (2014) :

1. Faktor infeksi : Bakteri (Shigella, Shalmonella, Vibrio cholera), virus

(Enterovirus), parasite (cacing), Kandida (Candida Albicans).

2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pad anak-

anak).

3. Faktor malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein.

4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang

dimasak kurang matang.

5. Factor psikologis : rasa takut, cemas.

6. Modifikasi tertentu : formula untuk pemberian makanan melalui selang,

gangguan metabolism dan endokrin, defisit sfringter anal, sindrom Zollinger-

Elison, ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.

perkembangan antibody autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada

penghancuran sel-sel beta.

2
3
C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala diare menurut Brunner & Suddart (2014) ;

1. Penigkatan frekuensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses.

2. Kram abdomen, distensi, gemuruhdi usus, anoreksia dan rasa haus, kontraksi anus dan

nyeri serta mengejan yang tidak efektif setiap kali defekasi.

3. Fese cair yang mengindikasikan penyakit pada usus.

4. Feses padat, lunak yang disebabkan oleh gangguan pada usus besar.

5. Terdapat lendir, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukkan colitis atau

inflamasi.

6. Cipratan minyak pada toilet yang merupakan diagnosis insufisiensi pancreas dan diare

nocturnal, yang merupakan manifestasi neuropatik diabetic.

D. Patofisiologi

Fungsi utama dari saluran cerna adalah menyiapkan makanan untuk keperluan hidup
sel, pembatasan sekresi empedu dari hepar dan pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak
dicerna. Fungsi tadi memerlukan berbagai proses fisiologi pencernaan yang majemuk,
aktivitas pencernaan itu dapat berupa: (Sommers,1994; Noerasid, 1999 cit Sinthamurniwaty
2006)
1.  Proses masuknya makanan dari mulut kedalam usus.
2.  Proses pengunyahan (mastication) : menghaluskan makanan secara mengunyah
dan mencampur.dengan enzim-enzim di rongga mulut
3.  Proses penelanan makanan (diglution) : gerakan makanan dari mulut ke gaster
4.  Pencernaan (digestion) : penghancuran makanan secara mekanik, percampuran
dan hidrolisa bahan makanan dengan enzim-enzim
5.  Penyerapan makanan (absorption): perjalanan molekul makanan melalui selaput
lendir usus ke dalam. sirkulasi darah dan limfe.
6.  Peristaltik: gerakan dinding usus secara ritmik berupa gelombang kontraksi
sehingga makanan bergerak dari lambung ke distal.
7.  Berak (defecation) : pembuangan sisa makanan yang berupa tinja.

Faktor-faktor fisiologi yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu


dengan lainnya. Misalnya bertambahnya cairan pada intraluminal akan menyebabkan
terangsangnya usus secara mekanis, sehingga meningkatkan gerakan peristaltik usus dan
akan mempercepat waktu lintas khim dalam usus. Keadaan ini akan memperpendek waktu
sentuhan khim dengan selaput lendir usus, sehingga penyerapan air, elektrolit dan zat lain
akan mengalami gangguan.

4
E. Pathway

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor Faktor


karbohidrat, lemak, protein makanan psikologi

Masuk & berkembang Meningkatkan tekanan Toksin tak dapat cemas


di usus osmotik diserap

Hipersekresi air & Pergeseran air dan elektrolit Hiperperistaltik


elektrolit ke rongga usus

menurunnya
kesempatan usus
menyerap makanan

DIARE

Frekuensi BAB Risiko gangguan Distensi abdomen


meningkat integritas kulit/
jaringan perianal

Mual, muntah
Kehilangan
keseimbangan cairan
dan elektrolit

Nafsu makan
menurun
Risiko hipovolemia
Gangguan tumbuh
kembang BB menurun

5
F. Manifestasi Klinis

Menurut Suriadi (2001), Manifestasi klinis diare yaitu


1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Kram perut
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
10. Urin output menurun (oliguria, anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelek
12. Ubun-ubun / fontanela cekung
13. Kelopak mata cekung
14. Membran mukosa kering

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang :

1. Laboratorium :

a) Fese kultur : bakteri, virus, parasite, candida

b) Serum elektrolit : hiponatremi, hipernatremi

c) AGD : asidosis metabolic (Ph menurun, pO2 meningkat, HCO3 menurun)

2. Radiologi : mungkin ditemukan bronkhopeneumonia

H. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis menurut Brunner & Suddart (2014) :

1. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala, mencegah

komplikasi dan menyingkirkan atau mengatasi penyakit penyebab.

2. Medikasi tertentu (misalnya pemberian antibiotic, agens anti inflamasi) dan anti diare

(misalnya pemberian loperamid), defiknolisit (limotil) dapat mengurangi tingkat

keparahan diare.

3. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat diprogramkan.

4. Antimikroba diprogramkan ketika agens infeksius telah teridentifikasi atau diare

tergolong berat.
6
5. Terapi IV digunakan untuk tindakan hodrasi cepat pada pasien yang sangat muda atau

pasien lansia.

7
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek

keperawatan, yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi

dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang

mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan

status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifiasikan, kekuatan dan

kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.

a. Anamnesa

1) Identitas penderita

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status

perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk dan diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

BAB lebih 3 x sehari

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercampur lender, darah, frekuensi lebih dari 3

kali sehari, waktu pengeluaran 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare

berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotic atau kortikosteroid

jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasite),

alergi makanan, ISPA, OMA, campak.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami diare


8
6) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan.

7) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a) Pertumbuhan :

 Kenaikan BB karena umur 1-3 tahun berkisar antar 1,5-2,5 kg

(rata-rata 2kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

 Kenaikan lingkar kepala : 12 cm di tahun pertama dan 2 cm di

tahun kedua dan seterusnya.

 Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu, geraham pertama dan

gigi taring, seluruhnya berjumlah 14-16 buah.

 Erupsi gigi : geraham pertama menyusul gigi taring.

b) Perkembangan :

 Fase anal :

Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, mulai

menunjukkan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal

dengan tubuhnya, tugas utamanya adalah latihan kebersihan,

perkembangan bicara dan bahasa (meniru dan mengulang kata

sederhana, hubungan interpersonal, bermain).

 Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Perkembangan keterampilan motoric dan bahasa dipelajari anak

toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh dari

kemampuannya untuk mandiri (tak tergantung). Melalui

dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika

orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yang terlalu

tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga

halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri

anak.

 Gerakan kasar dan halus, bicara, bahasa dan kecerdasan, bergaul

dan mandiri : umur 2-3 tahun:

9
 Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2

hitungan (GK)

 Meniru garis lurus (GH)

 Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

 Melepaskan pakaian sendiri (BM)

b. Pemeriksaan Fisik

1. Status kesehatan umum

Pasien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.

2. Kepala dan leher

Ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun

lebih. Mata cekung, kering, sangat cekung.

3. Sistem integumen

Warna kulit pucat, turgor menurun > 2detik, suhu meningkat >37,5 °C, akaral

hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memanjang >2 detik,

kemerahan pada daerah perianal.

4. Sistem pernapasan

Dyspnea, pernapasan cepat >40 x/menit, karena asidosis metabolic (kontraksi

otot pernapasan).

5. Sistem Kardiovaskuler

Nadi cepat >120 x/ menit dan lemah, tensi menurun pada diare sedang.

6. Sistem Pencernaan

Mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic usus meningkat > 35 x

/menit, nafsu makan menurun, mual-muntah, minum normal atau tidak haus,

minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan tidak bisa

minum.

7. Sistem urinary

Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400ml/24 jam), frekuensi berkurang

dari sebelum sakit.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Diare (D.0020)
10
2. Risiko hipovolemia (D.0034)

3. Gangguan integritas kulit/ jaringan (D.0129).

4. Gangguan tumbuh kembang (D.0106)

11
C. Fokus Intervensi

DIAGNOSA GEJALA DAN TANDA INTERVENSI


KEPERAWATAN
Diare (D.0020) Gejala dan tanda Mayor : Intervensi utama:
S: Manajemen diare (I.03101)
- a. Observasi :
O: 1. Identifikasi penyebab diare
1. Defekasi lebih dari 2. Identifikasi riwayat
3 kali dalam 24 pemebrian makanan
jam 3. Identifikasi gejala
2. Feses lembek atau invaginasi (menangs keras,
cair kepucatan pada bayi)
4. Monitor warna, volume,
Gejala dan tanda minor : frekuensi dan konsistensi
S: tinja
1. Urgency 5. Monitor iritasi dan ulcerasi
2. Nyeri /kram kulit di daerah perianal
abdomen 6. Monitor jumlah pengeluaran
O: diare
1. Frekuensi 7. Monitor keamanan
peristaltic penyiapan makanan
meningkat b. Terapeutik :
2. Bising usus 1. Berikan asupan cairan
hiperaktif 2. Berikan cairan intra vena

c. Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
3. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
2. Kolaborasi pemberian
pengeras feses
3. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik

Risiko hipovolemia Gejala dan tanda mayor : Manajemen hipovolemia


S: (I.013116) :
(D.0034) - a. Observasi :
O: 1. Periksa tanda dan gejala
1. Frekuensi nadi hipovolemia
meningkat 2. Monitor intake output
2. Nadi teraba lemah cairan
3. Tekanan darah b. Terapeutik :
menurun 1. Hitung kebutuhan cairan
4. Tekanan nadi 2. Berikan asupan cairan oral
menyempit c. Edukasi :
5. Turgor kulit menurun  Anjurkan memperbanyak
6. Membrane mukosa asupan cairan oral
kering d. Kolaborasi :
7. Volume urine 1. pemberian cairan IV
12
menurun isotonis (NaCl,
8. Hematokrit RL)Kolaborasi emberian
meningkat 2. cairan IV hipotonis
(glukosa 2,5%,NaCl 0,4%)
Gejala dan tanda minor :
S:
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
O:
1. Pengisian vena
menurun
2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi urine
meningkat
5. Berat badan turun
tiba-tiba
Gangguan integritas kulit/ Gejala mayor : Perawatan integritas kulit
S: (I.11353):
jaringan (D.0129). - Observasi :
O: 1. Identifikasi penyebab
Kerusakan jaringan dan / gangguan integritas kulit
atau lapisan kulit

Gejala minor : Terapeutik :


S: 1. Bersihkan area perineal
- dengan air hangat selama
O: proses diare
1. nyeri 2. Gunakan produk berbahan
2. perdarahan petroleum atau minyak pada
3. kemerahan kulit kering
4. hematoma 3. Gunakan produk berbahan
rngan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitive
4. Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air putih
yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkanm
asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
6. Anjurkan mandi
menggunakan sabun
secukupnya

Gangguan tumbuh Gejala dan tanda mayor : Promosi perkembangan anak


S: (I.10340):
kembang (D.0106) -
O: Observasi :
1. Tidak mampu 1. Identifikasi kebutuhan
13
melakukan khusus anak dan
keterampilan atau kemampuan adaptasi anak
perilaku khas sesuai Terapeutik :
usia (fisik, bahasa, 1. Dukung anak
motoric, mengekspresikan
psikososial) perasaannya secara pasif
2. Pertumbuhan fisik 2. Berikan mainan sesuai
terganggu dengan usia anak

Gejala dan tanda minor : Edukasi :


S: 1. Ajarkan sikap koopratif
- 2. Ajarkan pengasuh
O: milestones perkembangan
1. Tidak mampu dan perilaku yang dibentuk
melakukam 3. Jelaskan nama-nama benda
perawatan diri obyek yang ada di
sesuai usia lingkunga sekitar
2. Afek datar 4. Demostrasikan kegiatan
3. Respon sosial yang meningkatkan
lambat perkembvangan pada
4. Kontak mata pengasuh
terbatas
5. Nafsu makan Kolaborasi :
menurun Rujuk untuk konseling, jika perlu
6. Lesu
7. Mudah marah
8. Regresi
9. Pola tidur terganggu

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi

keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah

direncanakan oleh perawat untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau

respoons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2016).

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh

keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali, 2016). Evaluasi merupakan

tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan

tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2016. Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Bunner & Suddart, 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC.Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

1. PENGKAJIAN
1.1 Biodata

Nama : An. N
Tanggal Lahir : 01 Juli 2020
Umur : 2 tahun
Nama Ayah / Ibu : Tn. A/ Ny. N
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : Ibu tangga
Alamat : Dsn Dermo Banjarjo RT 001/002 Desa Pranggang
Kultur : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan Ayah / Ibu : SLTA/SLTA
Tanggal MRS : 19 Mei 2022
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
No . Reg : 4372

1.2 Keluhan Utama :


BAB lebih dari 3 kali sehari , encer berampas.

1.3 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pada tanggal 17 Mei 2022 malam pasien BAB encer, dari malam sampai pagi BAB 3 x,
kemudian tanggal 18 Mei 2022 sore badan pasien mulai panas, ibu pasien mengatakan pasien
muntah sebanyak 1 kali, dan hanya mau makan sedikit.

1.4 Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran


Prenatal
UK 37 minggu, obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan hanya tablet tambah darah ,
kalk, dan vit C dari puskesmas.

16
Natal
Pasien merupakan anak kedua dengan tanggal lahir 1 Juli 2020, lahir dengan cukup bulan.
BB : 2800 gram. Penolong persalinan bidan desa, tidak ada obat-obatan yang digunakan
untuk memperlancar proses kelahiran, lahir spontan normal.

Postnatal
Bayi lahir menangis, kondisi sehat baik, tidak ada kelainan kongenital

1.5 Riwayat Penyakit Masa Lalu :


1. Penyakit – penyakit waktu kecil :
Waktu umur 1 tahun pernah diare dan berobat di puskesmas.

2. Pernah dirawat di RS :
Tidak pernah

3. Obat – obatan :
tidak ada riwayat alergi obat

4. Tindakan ( Misalnya : Operasi ) :


Tidak ada

5. Allergi :
Tidak ada riwayat alergi obat, tidak ada riwayat alergi makanan maupun alergi cuaca

6. Kecelakaan :
Tidak ada riwayat mengalami kecelakaan

7. Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar lengkap

1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ayah pasien menderita hipertensi terkontrol.

17
Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Sudah meninggal

: Tinggal dalam satu rumah

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Pasien

18
1.7 Pola Psikososial dan Spiritual
Tidak dikaji
1.8 Pola Aktifitas Sehari-hari
Pola Di Rumah Di Puskesmas
Nutrisi Sejak tanggal 18 Mei 2022 sore -
hanya mau makan sedikit, minum
air putih 2 gelas ( 2x 200 ml),
pasien sudah tidak minum ASI,
minum susu formula dalam botol
hanya setengah botol
Eliminasi Selama sakit BAB > 3 (4-5 x) kali -
sehari, encer berampas berwarna
kuning
BAK selama sakit sekitar 4 x sehari
tidak disertai nyeri

Istirahat Selama sakit tidur pasien berkurang, -


malam biasanya tidur 8-9 jam
selama sakit tidur sekitar 7 jam,
siang hari tidur kurang lebih 1 jam.

Aktivitas/Bermain Tingkat aktivitas pasien menurun, -


lebih banyak diam berbaring selam
sakit
Pesonal Hygiene pasien mandi 2 kali sehari masih -
dibantu ibu

Kebiasaan Pasien biasa makan makanan ringan


sambil bermain tanpa cuci tangan
dahulu

1.9 Keadaan / Penampilan / Kesan Umum Pasien


Pasien tampak lemah, agak rewel

1.10 Tanda-Tanda Vital


Suhu Tubuh : 38, 7° C
Denyut Nadi/HR : 120 x/ menit
Tensi/TD/BP : tidak dikaji

19
Pernapasan/RR : 36 x/menit
BB Lahir : 2800 gram
Panjang Badan Lahir :-
BB Sekarang : 9,5 kg
Panjang Badan Sekarang : 90 cm
Lingkar Dada :-
Lingkar Kepala :-
Lingkar Lengan : 11 cm

1.11 Pemeriksaan Fisik (diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya)
a. Pemeriksaan Kepala dan leher :
Kepala bersih, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, mata sayu,
kelopak mata agak cekung, hidung tidak ada secret, lubang hidung bersih, simetris, tidak ada
polip, mulut kering. Telinga bersih, tidak mengalami gangguan pendengaran.

b. Pemeriksaan Integumen / kulit dan kuku :


Kulit bersih, kuku agak panjang dengan ujung kuku hitam, akral hangat.

c. Pemeriksaan Payudara dan ketiak (bila diperlukan) :


Tidak dikaji

d. Pemeriksaan Thorax / Dada :


Tidak ada tarikan otot pernapasan dada, tidak terdengar ronkhi dan wheezing.

e. Jantung :
Tidak terdengar suara jantung tambahan, denyut jantung teratur

f. Pemeriksaan Abdomen :
Perut mengalami sedikit ketegangan, terdengar bisisng usus sebanyak 20 kali /menit, kulit
perut dicubit kembali selama > 1 detik

g. Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya (bila diperlukan) :


Terlihat kemerahan di area genital belakang tetapi tidak terjadi lecet

h. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Tidak dikaji, pasien digendong ibunya

i. Pemeriksaan Status Mental :


Tidak dikaji

20
1.12 Tingkat Perkembangan
Pada tingkat perkembangan yang dinilai adalah :
1. Reflek rotting :
-
2. Reflek sucking :
-
3. Reflek palmar graff :
-
4. Reflek plantar graff :
-
5. Reflek moro :
-
6. Reflek Recoil Lengan:
-
7. Reflek Babinski:
-
8. Reflek Merangkak:
-
9. Reflek Gallant:
-
10. Reflek Megnet:
-
1.13 Pemeriksaan Penunjang Medis :
-
1.14 Pelaksanaan Terapi :
Oralit 200 ml setiap kali buang air besar
Tablet Zinc 20 mg selama 10 hari
Paracetamol syrup 7,5 ml (180 mg) bila panas

1.15 Harapan Klien / keluarga sehubungan dengan penyakitnya :


Diare bisa segera sembuh dan pasien bisa ceria kembali

Kediri, 19 Mei 2022


Mahasiswa.

Anik Purnaningsih, S.Kep

21
2. ANALISA DATA

NAMA PASIEN : An. N


UMUR : 2 Tahun
NO. REGISTER : 4372
DATA GAYUT:
DATA OBYEKTIF KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
DATA SUBYEKTIF
DS : Fisiologis : Diare (D.0020)
Ibu pasien mengatakan pasien 1. Inflamasi gastrointestinal
BAB encer berampas selama 2 2. Iritasi gastrointestinal
hari lebih dari 3 kali sehari. 3. Proses infeksi
DO : 4. Malabsorbsi
 K/U lemah Situasional :
 Peristaltik usus 20 kali/ 1. Terpapar kontaminan
menit 2. Perubahan air dan
 Cubitan perut kembali > makanan
1 detik
 Suhu 38, 7° C
DS : 1. Dehidrasi Hipertermia ( D.0130)
Ibu pasien mengatakan pasien 2. Proses penyakit
panas sejak tanggal 18 Mei (infeksi )
2022 sore
DO :
 K/U lemah
 Suhu 38, 7° C
 Denyut Nadi/HR : 120
x/ menit
 Pernapasan/RR : 36
x/menit
 BB : 9,5 kg
DS : 1. Ketidakseimbangan cairan Risiko ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan pasien (dehidrasi) cairan (D.0036)
minum hanya 2 gelas ( 400 ml ), 2. Diare
setengah botol susu formula 3. Muntah
sejak tanggal 18 Mei 2022 sore,
muntah 1 kali, dan hanya mau
makan sedikit

22
DO :
 K/U lemah
 Suhu 38, 7° C
 Denyut Nadi/HR : 120
x/ menit
 Pernapasan/RR : 36
x/menit
 BB : 9,5 kg
 Cubitan perut kembali >
1 detik

3. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An. N


UMUR : 2 Tahun
NO. REGISTER : 4372

TANGGAL TENGGAL TANDA


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL/ JAM TERATASI TANGAN

1 19 Mei 2022/ jam Diare (D.0020)


08.30 WIB
2 19 Mei 2022/ jam Hipertermia ( D.0130)
08.30 WIB
3 19 Mei 2022/ 08.30 Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
WIB

23
1
4. INTERVENSI/RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
1 Diare (D.0020) b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare (I.03101) : 1. Untuk mengetahui penyebab diare
menurunnya keperawatan 2x 24 jam diare e. Observasi : 2. Untuk mengetahui penyebab diare
8. Identifikasi penyebab diare
kesempatan usus dapat teratasi, dengan kriteria 9. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Untuk mengetahui penyebab diare
menyerap makanan hasil : 10. Monitor warna, volume, frekuensi dan 4. Untuk mengetahui adanya iritasi
konsistensi tinja
(malabsorsi) 1. konsistensi feses membaik 11. Monitor iritasi dan ulcerasi kulit di daerah daerah sekitar perianal
2. frekuensi defekasi perianal 5. Untuk mengetahui status dehidrasi
12. Monitor jumlah pengeluaran diare
membaik f. Terapeutik : 6. Untuk memenuhi kebutuhan cairan
3. peristaltic usus membaik 3. Berikan asupan cairan 7. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Berikan cairan intra vena
4. distensi abdomen menurun 8. Untuk mencegah keparahan diar
5. control pengeleuaran feses g. Edukasi
4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
meningkat secara bertahap
5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa

2 Hipertermia ( D.0130) Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506) : 1. Mengetahui penyebab hipertermia
b.d dehidrasi keperawatan 2x 24 jam suhu 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Untuk mengetahui perkembangan
tubuh membaik, dengan 2. Monitor suhu tubuh suhu tubuh pasien
kriteria standar : 3. Monitor keluaran urine 3. Untuk monitor tanda-tanda dehidrasi

1
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
1. Suhu tubuh 36-37,5 ° C 4. Sediakan lingkungan yang dingin 4. Lingkungan dingin dan nyaman dapat
2. Suhu kulit membaik 5. Berikan cairan oral menurunkan suhu tubuh pasien
3. Kulit merah menurun 6. Longgarkan pakaian 5. Memenuhi kebutuhan cairan
7. Lakukan pendinginan eksternal dengan 6. Pakaian yang longgar dan menyerap
kompres pada dahi, leher, dada dan ketiak keringat membantu menurunkan suhu
tubuh pasien
7. Kompres basah dapat menurunkan
suhu tubuh pasien
3 Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan ( I.03098) : 1. Untuk memantau status dehidrasi
ketidakseimbangan keperawatan 3x 24 jam tidak 1. Monitor status hidrasi pasien
cairan (D.0036) b. d terjadi gangguan 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan 2. Asupan cairan yang adekuat
diare keseimbangan elektrolit Manajemen elektrolit (D.03102): Memenuhi kebutuhan cairan
Kriteria standar : 1. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui 3. Mengetahui tanda-tanda kehilangan
1. Tidak terjadi dehidrasi cairan (diare) elektrolit
2. asupan cairan meningkat 2. Berikan diet yang tepat 4. Diet yang tepat misalnya tinggi kalium
3. keluaran urine meningkat 3. Berikan terapi zink dan oralit 5. Pemberian tablet zink dapat
4. membrane mukosa membaik 4. Ajarkan ibu cara pemberian zink dan oralit mengurangi diare dan mempercepat
proses penyembuhan

1
5. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
NO TANGGAL/ JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI TTD
IMPLEMENTASI
1 19 Mei 2022/ 09.15 Diare (D.0020) b.d menurunnya 1. Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan : sejak tanggal 18 Mei
kesempatan usus menyerap 2022 pasien hanya makan sedikit, minum 2 gelas
makanan (malabsorsi) 2. Mengkaji warna tinja dan konsistensi tinja : Selama sakit BAB > 3 (4-5
x) kali sehari, encer berampas berwarna kuning
3. Memonitor iritasi dan ulcerasi kulit di daerah perianal : Terlihat
kemerahan di area genital belakang tetapi tidak terjadi lecet
4. Mengkaji frekuensi BAB : 4-5 kali sehari
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan asupan cairan sedikit-sedikit tapi
sering atau lebih jika anak menginginkan
6. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
7. Mengajarkan ibu pemberian oralit pada pasien dengan mencampur 1
bungkus oralit dengan air matang kurang lebih 200 ml ( satu gelas ), aduk
sampai rata, dan minumkan setiap BAB
8. Mengajarkan pemberian tablet zink : larutkan tablet zink dengan sedikit
air dalam sendok the (tablet akan larut dalam 30 detik), segera berikan
kepada anak, apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian
zink, ulangi pemberian dengan cara memberikan potngan lebih kecil
dilakukan beberapa kali, ingatkan ibu untuk memberikan tablet zink
setiap hari selama 10 hari penuh meskipun diare sudah berhenti.
9. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya PHBS

2 19 Mei 2022/ 09.15 Hipertermia ( D.0130) b.d 1. Mengi dentifikasi penyebab hipertermia : dehidrasi sedang
dehidrasi 2. Mengajarkan ibu untuk monitor suhu tubuh : dengan menggunakan
thermometer bila ada di rumah, atau dengan menggunakan punggung
tangan.
3. Mengajarkan ibu untuk monitor keluaran urine : dengan memantau
jumlah, bau dan warna urine
4. Anjurkan ibu untuk menyediakan lingkungan yang dingin: dengan
memberikan ventilasi atau memberikan ruang yang mendapat sirkulasi
udara yang bagus di rumah
5. Anjurkan ibu untuk memberikan cairan oral sediki-sedikit tapi sering atau
lebih bila anak menginginkan
6. Melonggarkan pakaian pasien
7. Anjurkan ibu memberikan kompres dingin pada ketiak, dahi dan leher
8. Kolaborasi pemberian antipeuretik parasetamol syrup 180 mg bila masih
panas
3 19 Mei 2022/ 09.15 Risiko ketidakseimbangan cairan 1. Mengkaji status hidrasi dengan memantau tanda-tanda dehidrasi
(D.0036) b. d diare 2. Anjurkan ibu untuk memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Anjurkan ibu untuk memberikan diet yang tepat
4. Ajarkan ibu dalam memberikan terapi zink dan oralit
6. EVALUASI
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
TANGGAL / JAM
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI TTD
EVALUASI
19 Mei 2022/ 10.00 Diare (D.0020) b.d menurunnya kesempatan usus S : Ibu mengatakan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat dan akan menerapkannya di rumah
menyerap makanan (malabsorsi)
O:
 Ibu mampu menjawab pertanyaan perawat tentang
perawatan diare pada anak
 Peristaltic usus 20 x / menit

1 A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
 Anjurkan ibu untuk memonitor feses yang keluar, warna,
konsistensi dan frekuensi BAB
 Menekankan ibu untuk menerapkan apa yang sudah
dianjurkan
 Anjurkan ibu untuk membawa kembali ke puskesmas 3
hari lagi

19 Mei 2022/ 10.00 Hipertermia ( D.0130) b.d dehidrasi S : Ibu mengatakan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat dan akan menerapkannya di rumah

O:
 Ibu mampu menjawab pertanyaan perawat tentang
perawatan panas pada anak
 Suhu tubuh : 38,3 °C
2
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Anjurkan ibu untuk memberikan kompres pada anak
 Menekankan ibu untuk menerapkan apa yang sudah
dianjurkan
 Anjurkan ibu untuk membawa kembali ke puskesmas 3
hari lagi
HE/PENYULUHAN KLIEN DENGAN KASUS MEDIS: DIARE PADA ANAK

HE untuk Diagnosa Keperawatan : DIARE PADA ANAK Sasaran Penyuluhan : Ibu pasien
Sub Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Hari/Tanggal : 19 Mei 2022
Tempat : Ruang Pemeriksaan Umum

TUJUAN INSTRUKSIONAL
NO RINCIAN MATERI ALAT & MEDIA EVALUASI
UMUM KHUSUS
Ibu pasien memahami Ibu pasien dapat  Perilaku Hidup Bersih dan sehat Leaflet PHBS Ibu memperhatikan
pentingnya PHBS menerapkan PHBS untuk (PHBS) yang kurang diperhatikan penjelasan perawat, dan
mencegah terjadinya Diare dapat menyebabkan berbagai dapat menjawab
penyakit seperti DIARE. pertanyaan perawat seputar
 Pad bayi dan anak-anak diare dapat PHBS dengan baik
menyebabkan kematian bila
penderitanya kehilangan banyak
cairan dan tidak segera mendapatkan
pertolongan.
 Diare disebabkan oleh peradangan
usus, kekurangan gizi, keracunan
makanan, alergi terhadap bahan
tertentu, kurangnya PHBS
TUJUAN INSTRUKSIONAL
 Diare dapat ditularkan melalui tinja
yang mengandung kuman penyebab
NO RINCIAN MATERI ALAT & MEDIA EVALUASI
diare, tinja yang mencemari
lingkungan misalnya tanah, sungai,
sumur.
 Cara mencegah diare : menrapkan
PHBS baik di rumah maupun di
lingkungan tempat tinggal. Salah
satunya buang air besar (BAB) di
toilet, tidak di sungai atau sembarang
tempat, biasakan mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah BAB.
Jaga kebersihan alat-alat makan dan
minum termasuk botol susu anak.

Mengetahui, Mahasiswa,
Pembimbing Klinik (CI)

Anik Purnaningsih, S.Kep

…………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai