Disusun Oleh :
Anik Purnaningsih
NIM : 19.11.1.114.3
1
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Diare adalah buang air besar (BAB/defekasi) lebih dari 3 x sehari dan dibagi menjadi
Diare adalah kondisi yang didefinikan oleh peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari, peningkatn jumlah feses lebih dari 200
Dapat disimpulkan bahwa diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair). Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender dan darah.
B. Etiologi
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pad anak-
anak).
4. Faktor makanan : makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran yang
2
3
C. Tanda dan Gejala
2. Kram abdomen, distensi, gemuruhdi usus, anoreksia dan rasa haus, kontraksi anus dan
4. Feses padat, lunak yang disebabkan oleh gangguan pada usus besar.
5. Terdapat lendir, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukkan colitis atau
inflamasi.
6. Cipratan minyak pada toilet yang merupakan diagnosis insufisiensi pancreas dan diare
D. Patofisiologi
Fungsi utama dari saluran cerna adalah menyiapkan makanan untuk keperluan hidup
sel, pembatasan sekresi empedu dari hepar dan pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak
dicerna. Fungsi tadi memerlukan berbagai proses fisiologi pencernaan yang majemuk,
aktivitas pencernaan itu dapat berupa: (Sommers,1994; Noerasid, 1999 cit Sinthamurniwaty
2006)
1. Proses masuknya makanan dari mulut kedalam usus.
2. Proses pengunyahan (mastication) : menghaluskan makanan secara mengunyah
dan mencampur.dengan enzim-enzim di rongga mulut
3. Proses penelanan makanan (diglution) : gerakan makanan dari mulut ke gaster
4. Pencernaan (digestion) : penghancuran makanan secara mekanik, percampuran
dan hidrolisa bahan makanan dengan enzim-enzim
5. Penyerapan makanan (absorption): perjalanan molekul makanan melalui selaput
lendir usus ke dalam. sirkulasi darah dan limfe.
6. Peristaltik: gerakan dinding usus secara ritmik berupa gelombang kontraksi
sehingga makanan bergerak dari lambung ke distal.
7. Berak (defecation) : pembuangan sisa makanan yang berupa tinja.
4
E. Pathway
menurunnya
kesempatan usus
menyerap makanan
DIARE
Mual, muntah
Kehilangan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Nafsu makan
menurun
Risiko hipovolemia
Gangguan tumbuh
kembang BB menurun
5
F. Manifestasi Klinis
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang :
1. Laboratorium :
H. Penatalaksanaan
2. Medikasi tertentu (misalnya pemberian antibiotic, agens anti inflamasi) dan anti diare
keparahan diare.
3. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat diprogramkan.
tergolong berat.
6
5. Terapi IV digunakan untuk tindakan hodrasi cepat pada pasien yang sangat muda atau
pasien lansia.
7
BAB II
Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan
a. Anamnesa
1) Identitas penderita
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lender, darah, frekuensi lebih dari 3
kali sehari, waktu pengeluaran 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare
a) Pertumbuhan :
b) Perkembangan :
Fase anal :
tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga
anak.
9
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan sedikitpun 2
hitungan (GK)
b. Pemeriksaan Fisik
Ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun
3. Sistem integumen
Warna kulit pucat, turgor menurun > 2detik, suhu meningkat >37,5 °C, akaral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memanjang >2 detik,
4. Sistem pernapasan
otot pernapasan).
5. Sistem Kardiovaskuler
Nadi cepat >120 x/ menit dan lemah, tensi menurun pada diare sedang.
6. Sistem Pencernaan
/menit, nafsu makan menurun, mual-muntah, minum normal atau tidak haus,
minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan tidak bisa
minum.
7. Sistem urinary
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diare (D.0020)
10
2. Risiko hipovolemia (D.0034)
11
C. Fokus Intervensi
c. Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
2. Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
3. Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
2. Kolaborasi pemberian
pengeras feses
3. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan
pelembab
2. Anjurkan minum air putih
yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkanm
asupan buah dan sayur
5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrim
6. Anjurkan mandi
menggunakan sabun
secukupnya
D. Implementasi Keperawatan
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah
direncanakan oleh perawat untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau
respoons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2016).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses mulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali, 2016). Evaluasi merupakan
tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan
14
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
1.1 Biodata
Nama : An. N
Tanggal Lahir : 01 Juli 2020
Umur : 2 tahun
Nama Ayah / Ibu : Tn. A/ Ny. N
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : Ibu tangga
Alamat : Dsn Dermo Banjarjo RT 001/002 Desa Pranggang
Kultur : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan Ayah / Ibu : SLTA/SLTA
Tanggal MRS : 19 Mei 2022
Tanggal Pengkajian : 19 Mei 2022
No . Reg : 4372
16
Natal
Pasien merupakan anak kedua dengan tanggal lahir 1 Juli 2020, lahir dengan cukup bulan.
BB : 2800 gram. Penolong persalinan bidan desa, tidak ada obat-obatan yang digunakan
untuk memperlancar proses kelahiran, lahir spontan normal.
Postnatal
Bayi lahir menangis, kondisi sehat baik, tidak ada kelainan kongenital
2. Pernah dirawat di RS :
Tidak pernah
3. Obat – obatan :
tidak ada riwayat alergi obat
5. Allergi :
Tidak ada riwayat alergi obat, tidak ada riwayat alergi makanan maupun alergi cuaca
6. Kecelakaan :
Tidak ada riwayat mengalami kecelakaan
7. Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar lengkap
17
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sudah meninggal
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Pasien
18
1.7 Pola Psikososial dan Spiritual
Tidak dikaji
1.8 Pola Aktifitas Sehari-hari
Pola Di Rumah Di Puskesmas
Nutrisi Sejak tanggal 18 Mei 2022 sore -
hanya mau makan sedikit, minum
air putih 2 gelas ( 2x 200 ml),
pasien sudah tidak minum ASI,
minum susu formula dalam botol
hanya setengah botol
Eliminasi Selama sakit BAB > 3 (4-5 x) kali -
sehari, encer berampas berwarna
kuning
BAK selama sakit sekitar 4 x sehari
tidak disertai nyeri
19
Pernapasan/RR : 36 x/menit
BB Lahir : 2800 gram
Panjang Badan Lahir :-
BB Sekarang : 9,5 kg
Panjang Badan Sekarang : 90 cm
Lingkar Dada :-
Lingkar Kepala :-
Lingkar Lengan : 11 cm
1.11 Pemeriksaan Fisik (diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya)
a. Pemeriksaan Kepala dan leher :
Kepala bersih, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, mata sayu,
kelopak mata agak cekung, hidung tidak ada secret, lubang hidung bersih, simetris, tidak ada
polip, mulut kering. Telinga bersih, tidak mengalami gangguan pendengaran.
e. Jantung :
Tidak terdengar suara jantung tambahan, denyut jantung teratur
f. Pemeriksaan Abdomen :
Perut mengalami sedikit ketegangan, terdengar bisisng usus sebanyak 20 kali /menit, kulit
perut dicubit kembali selama > 1 detik
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Tidak dikaji, pasien digendong ibunya
20
1.12 Tingkat Perkembangan
Pada tingkat perkembangan yang dinilai adalah :
1. Reflek rotting :
-
2. Reflek sucking :
-
3. Reflek palmar graff :
-
4. Reflek plantar graff :
-
5. Reflek moro :
-
6. Reflek Recoil Lengan:
-
7. Reflek Babinski:
-
8. Reflek Merangkak:
-
9. Reflek Gallant:
-
10. Reflek Megnet:
-
1.13 Pemeriksaan Penunjang Medis :
-
1.14 Pelaksanaan Terapi :
Oralit 200 ml setiap kali buang air besar
Tablet Zinc 20 mg selama 10 hari
Paracetamol syrup 7,5 ml (180 mg) bila panas
21
2. ANALISA DATA
22
DO :
K/U lemah
Suhu 38, 7° C
Denyut Nadi/HR : 120
x/ menit
Pernapasan/RR : 36
x/menit
BB : 9,5 kg
Cubitan perut kembali >
1 detik
23
1
4. INTERVENSI/RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
1 Diare (D.0020) b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare (I.03101) : 1. Untuk mengetahui penyebab diare
menurunnya keperawatan 2x 24 jam diare e. Observasi : 2. Untuk mengetahui penyebab diare
8. Identifikasi penyebab diare
kesempatan usus dapat teratasi, dengan kriteria 9. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Untuk mengetahui penyebab diare
menyerap makanan hasil : 10. Monitor warna, volume, frekuensi dan 4. Untuk mengetahui adanya iritasi
konsistensi tinja
(malabsorsi) 1. konsistensi feses membaik 11. Monitor iritasi dan ulcerasi kulit di daerah daerah sekitar perianal
2. frekuensi defekasi perianal 5. Untuk mengetahui status dehidrasi
12. Monitor jumlah pengeluaran diare
membaik f. Terapeutik : 6. Untuk memenuhi kebutuhan cairan
3. peristaltic usus membaik 3. Berikan asupan cairan 7. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
4. Berikan cairan intra vena
4. distensi abdomen menurun 8. Untuk mencegah keparahan diar
5. control pengeleuaran feses g. Edukasi
4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
meningkat secara bertahap
5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
2 Hipertermia ( D.0130) Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506) : 1. Mengetahui penyebab hipertermia
b.d dehidrasi keperawatan 2x 24 jam suhu 1. Identifikasi penyebab hipertermia 2. Untuk mengetahui perkembangan
tubuh membaik, dengan 2. Monitor suhu tubuh suhu tubuh pasien
kriteria standar : 3. Monitor keluaran urine 3. Untuk monitor tanda-tanda dehidrasi
1
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
1. Suhu tubuh 36-37,5 ° C 4. Sediakan lingkungan yang dingin 4. Lingkungan dingin dan nyaman dapat
2. Suhu kulit membaik 5. Berikan cairan oral menurunkan suhu tubuh pasien
3. Kulit merah menurun 6. Longgarkan pakaian 5. Memenuhi kebutuhan cairan
7. Lakukan pendinginan eksternal dengan 6. Pakaian yang longgar dan menyerap
kompres pada dahi, leher, dada dan ketiak keringat membantu menurunkan suhu
tubuh pasien
7. Kompres basah dapat menurunkan
suhu tubuh pasien
3 Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan ( I.03098) : 1. Untuk memantau status dehidrasi
ketidakseimbangan keperawatan 3x 24 jam tidak 1. Monitor status hidrasi pasien
cairan (D.0036) b. d terjadi gangguan 2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan 2. Asupan cairan yang adekuat
diare keseimbangan elektrolit Manajemen elektrolit (D.03102): Memenuhi kebutuhan cairan
Kriteria standar : 1. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui 3. Mengetahui tanda-tanda kehilangan
1. Tidak terjadi dehidrasi cairan (diare) elektrolit
2. asupan cairan meningkat 2. Berikan diet yang tepat 4. Diet yang tepat misalnya tinggi kalium
3. keluaran urine meningkat 3. Berikan terapi zink dan oralit 5. Pemberian tablet zink dapat
4. membrane mukosa membaik 4. Ajarkan ibu cara pemberian zink dan oralit mengurangi diare dan mempercepat
proses penyembuhan
1
5. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
NO TANGGAL/ JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI TTD
IMPLEMENTASI
1 19 Mei 2022/ 09.15 Diare (D.0020) b.d menurunnya 1. Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan : sejak tanggal 18 Mei
kesempatan usus menyerap 2022 pasien hanya makan sedikit, minum 2 gelas
makanan (malabsorsi) 2. Mengkaji warna tinja dan konsistensi tinja : Selama sakit BAB > 3 (4-5
x) kali sehari, encer berampas berwarna kuning
3. Memonitor iritasi dan ulcerasi kulit di daerah perianal : Terlihat
kemerahan di area genital belakang tetapi tidak terjadi lecet
4. Mengkaji frekuensi BAB : 4-5 kali sehari
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan asupan cairan sedikit-sedikit tapi
sering atau lebih jika anak menginginkan
6. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
7. Mengajarkan ibu pemberian oralit pada pasien dengan mencampur 1
bungkus oralit dengan air matang kurang lebih 200 ml ( satu gelas ), aduk
sampai rata, dan minumkan setiap BAB
8. Mengajarkan pemberian tablet zink : larutkan tablet zink dengan sedikit
air dalam sendok the (tablet akan larut dalam 30 detik), segera berikan
kepada anak, apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian
zink, ulangi pemberian dengan cara memberikan potngan lebih kecil
dilakukan beberapa kali, ingatkan ibu untuk memberikan tablet zink
setiap hari selama 10 hari penuh meskipun diare sudah berhenti.
9. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya PHBS
2 19 Mei 2022/ 09.15 Hipertermia ( D.0130) b.d 1. Mengi dentifikasi penyebab hipertermia : dehidrasi sedang
dehidrasi 2. Mengajarkan ibu untuk monitor suhu tubuh : dengan menggunakan
thermometer bila ada di rumah, atau dengan menggunakan punggung
tangan.
3. Mengajarkan ibu untuk monitor keluaran urine : dengan memantau
jumlah, bau dan warna urine
4. Anjurkan ibu untuk menyediakan lingkungan yang dingin: dengan
memberikan ventilasi atau memberikan ruang yang mendapat sirkulasi
udara yang bagus di rumah
5. Anjurkan ibu untuk memberikan cairan oral sediki-sedikit tapi sering atau
lebih bila anak menginginkan
6. Melonggarkan pakaian pasien
7. Anjurkan ibu memberikan kompres dingin pada ketiak, dahi dan leher
8. Kolaborasi pemberian antipeuretik parasetamol syrup 180 mg bila masih
panas
3 19 Mei 2022/ 09.15 Risiko ketidakseimbangan cairan 1. Mengkaji status hidrasi dengan memantau tanda-tanda dehidrasi
(D.0036) b. d diare 2. Anjurkan ibu untuk memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
3. Anjurkan ibu untuk memberikan diet yang tepat
4. Ajarkan ibu dalam memberikan terapi zink dan oralit
6. EVALUASI
NAMA PASIEN : An. N
NO. REGISTER : 4372
TANGGAL / JAM
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI TTD
EVALUASI
19 Mei 2022/ 10.00 Diare (D.0020) b.d menurunnya kesempatan usus S : Ibu mengatakan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat dan akan menerapkannya di rumah
menyerap makanan (malabsorsi)
O:
Ibu mampu menjawab pertanyaan perawat tentang
perawatan diare pada anak
Peristaltic usus 20 x / menit
19 Mei 2022/ 10.00 Hipertermia ( D.0130) b.d dehidrasi S : Ibu mengatakan mengerti apa yang sudah dijelaskan oleh
perawat dan akan menerapkannya di rumah
O:
Ibu mampu menjawab pertanyaan perawat tentang
perawatan panas pada anak
Suhu tubuh : 38,3 °C
2
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Anjurkan ibu untuk memberikan kompres pada anak
Menekankan ibu untuk menerapkan apa yang sudah
dianjurkan
Anjurkan ibu untuk membawa kembali ke puskesmas 3
hari lagi
HE/PENYULUHAN KLIEN DENGAN KASUS MEDIS: DIARE PADA ANAK
HE untuk Diagnosa Keperawatan : DIARE PADA ANAK Sasaran Penyuluhan : Ibu pasien
Sub Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Hari/Tanggal : 19 Mei 2022
Tempat : Ruang Pemeriksaan Umum
TUJUAN INSTRUKSIONAL
NO RINCIAN MATERI ALAT & MEDIA EVALUASI
UMUM KHUSUS
Ibu pasien memahami Ibu pasien dapat Perilaku Hidup Bersih dan sehat Leaflet PHBS Ibu memperhatikan
pentingnya PHBS menerapkan PHBS untuk (PHBS) yang kurang diperhatikan penjelasan perawat, dan
mencegah terjadinya Diare dapat menyebabkan berbagai dapat menjawab
penyakit seperti DIARE. pertanyaan perawat seputar
Pad bayi dan anak-anak diare dapat PHBS dengan baik
menyebabkan kematian bila
penderitanya kehilangan banyak
cairan dan tidak segera mendapatkan
pertolongan.
Diare disebabkan oleh peradangan
usus, kekurangan gizi, keracunan
makanan, alergi terhadap bahan
tertentu, kurangnya PHBS
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Diare dapat ditularkan melalui tinja
yang mengandung kuman penyebab
NO RINCIAN MATERI ALAT & MEDIA EVALUASI
diare, tinja yang mencemari
lingkungan misalnya tanah, sungai,
sumur.
Cara mencegah diare : menrapkan
PHBS baik di rumah maupun di
lingkungan tempat tinggal. Salah
satunya buang air besar (BAB) di
toilet, tidak di sungai atau sembarang
tempat, biasakan mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah BAB.
Jaga kebersihan alat-alat makan dan
minum termasuk botol susu anak.
Mengetahui, Mahasiswa,
Pembimbing Klinik (CI)
…………………………………………………