Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastroenteritis akut (GEA) merupakan masalah yang sering terjadi baik di
Negara berkembang maupun negara maju (Sudoyo et al, 2014). Dikatakan
diare jika BAB cair lebih dari 3x dalam sehari dan berlangsung selama lebih
dari 1 hari (Juffrie, 2010). Menurut data penulis yang didapatkan di runag
Flamboyan RSK Mojowarno Jombang, pada ruang rawat inap dewasa penulis
menemukan beberapa kasus GEA.
Dari penemuan kasus diare di fasilitas kesehatan masyarakat pada tahun
2011 terdapat 35,5% kasus diare yang ditangani di Indonesia. Di jawa
ditemukan kasus diare sebanyak 1.337.427 dan yang ditangani 225.332 kasus
atau sekitar 16,8% (Kementrian kesehatan republic Indonesia, 2011).
Berdasarkan data-data yang didapat penulis saat praktik klinik selama 2
minggu di ruang Flamboyan RSK Mojowarno Jombang, terdapat 20 persen
yang di rawat, dan terdapat 3 kasus dengan GEA. Hal ini menunjukkan bahwa
kasus GEA di ruangan ini ada sebanyak 15% dan merupakan kasus yang
paling banyak, maka perlu adanya penanganan dan tindakan yang segera.
Penyebab dari GEA ada beberapa diantaranya faktor infeksi, faktor
parenteral, faktor malabsorbsi, faktor makanan, faktor psikologis, dan faktor-
faktor tertentu (Brunus&Studdart, 2014). Penyebab maraknya adalah karena
infeksi. Beberapa bakteri uang dapat menyebabkan diare ialah Escherichea
Coli, Salmonella, Shigella, Vibno, Clostriclia, dll (Sudoyo et al, 2014).
Dampak yang timbul dari diare adalah seperti dehidrasi dan gangguan
pertumbuhan (Widjaja, 2011). Hal ini jika tidak ditangani segera akan
mengancam keselamatan pasien.
Oleh karena itu peran perawat dalam menangani pasien dengan diare/GEA
adalah dengan memonitor intake dan output pasien, monitor tanda-tanda vital
pasien, monitor asupan makanan dan diit pasien, menyarankan pasien untuk
banyak minum air putih, menjaga personal hygiene, dan menjaga lingkungan
agar tetap nyaman dan tenang (NANDA,2015).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang muncul pada pasien
Gastroentritis akut (GEA) maka penulis dapat merumuskan :
 Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
gastroenteritis akut (GEA) di RSK Mojowarno Jombang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastroentritis Akut (GEA) / diare melalui pendekatan proses
keperawatan.
1.3.2 Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat mengidintifikasi karakteristik dari pasien yang
mengalami Gastroentritis Akut (GEA).
2) Mahasiswa dapat mengidintifikasi intervensi yang dapat dilakukan
dalam menangani pasien dengan Gastroentritis Akut (GEA).
3) Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat
dalam mengatasi pasien dengan Gastroentritis Akut (GEA).
4) Mahasiswa dapat mengetahui keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan masalah
Gastroentritis Akut (GEA).

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang konsep dasar gastrientritis akut
dan factor-faktor yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut serta patofisiologi
dan asuhan keperawatan secara teori.
1. Definisi
GEA atau diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba
akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan
meningkatnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan
berlangsung kurnag dari 14 hari (Tantu dan Liwang, 2014).
Diare (gastroenteritis akut) adalah kondisi yang didefinisikan oleh
peningkatan frekuensi defekasi (lebih dari 3 kali sehari) peningkatan jumlah
feses (lebih dari 2009/hari) dan perubahan berkonsistensi (cair)
(BrunnerSuddart,2014).
Menurut WHO 2014, diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x
sehari dan diare dibagi menjadi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare
akut dan kronis.

2. Etiologi
Menurut Brunner&suddart tahun 2014 etiologi diare adalah sebagai berikut:
a. Faktor infeksi: bakteri (shigella, shalmunella, vibrio cholera) virus
(entero virus) parasite (cacing, kandida albicons).
b. Faktor parentral: infeksi dibagian tubuh lain
c. Faktor malabsorbsi:karbohidrat, lemak. Protein
d. Faktor makanan: makanan basi, beracun, terlampui banyak lemak, syuran
yang dimasak kurang matang
e. Faktor psikologis:rasa takut, cemas
f. Prediksi tertentu: pemberian makanan melalui selang, gangguan
metabolism dan endokrin, deficit spingter anal, sindrom zollinger Ellison,
ileus paralitik, AIDS, dan obstruksi usus.

3
3. Patofisiologi
Menurut Muttaqin (2011), perudangan pada garment disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi entrerotoksin
dan memproduksi sitoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi
cairan dan menurunkan absorbs cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan
hilangnya nutrisi dengan elektrolit.
Menurut Diksin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar
yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Gangguan osmotic, dimana asupan makanan/zat yang sukar diserap oleh
mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
b. Respon inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat
produksi entoksin dari agen infeksi memeberikan respon peningkatan
aktivitas sekresi air dan elektrolit, selanjutnya akan timbul.
c. Gangguan mortalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare.

4
4. WOC

Faktor Faktor Faktor


Malabsorbsi Makanan Psikologis (rasa Faktor Infeksi
(karbohidrat, (basi, beracun, takut dan (bakteri)
lemak, protein) alergi) cemas)

Penyerapan sari – sari makanan (sel


pencernaan tidak adekuat

Isi rongga usus berlebih

DIARE

Terdapatnya zat Gangguan sekresi Motalitas usus


makanan yang tidak usus
dapat diserap

Aktivitas sekresi & Kemampuan usus


elektrolit menyerap makanan
Tekanan osmotik berkurang

Mengeluarkan isinya

Rearbsorbsi di dalam
usus terganggu

BAB sering MK: Nyeri akut Inflamasi saluran


konsistensi cair (perut) pencernaan

5
Kulit disekitar anus Sekresi cairan Tubuh bereaksi Mual
lecet (iritasi), & elektrolit terhdap invasi
kemerahan mikroorganisme
Anorexia

MK: Kerusakan Dehidrasi


Integritas Kulit Suhu tubuh
MK : Nutrisi
kurang dari
MK : Kekurangan
kebutuhan tubuh
Volume cairan
MK : Hipertermia

Sumber : Arif Muttaqin (2011) & Suriadi (2010)

5. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner& Suddart (2014), tanda dan gejala diare/gastroenteritis
akut (GEA) adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan frekuensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses
b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borbongmus), anorexia dan
rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif
(tenemus) setiap kali defekasi
c. Feses cair yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil
d. Feses semi padat, lunak disebabkan oleh gangguan pada usus besar
e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang mnunjukkan
kolins/inflasi
f. Ciptakan minyak pada cairan toilet, yang merupakan insufiensi pancreas
dan diare noktural, yang merupakan manifestasi neuonetik diabetik.

6
6. Penatalaksanaan
Petalaksanaan pada pasien GEA (Brunner& Suddart,2014) adalah sebagai
berikut:
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol gejala,
mencegah komplikasi dan menyingkirkan/mengatasi penyakit.
b. Medikasi tertentu (misalnya pemberian loperamida (Imodium)),
defiknosilit (limon) antidiare.
c. Menambah cairan oral, larutan elektrolit, dan glukosa oral dapat
diprogramkan
d. Antimikroba diprogramkan ketika agen infeksi telah terdefenisikan/diare
tergolong berat
e. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien yang sangat
muda/pasien lansia.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien GEA adalah:
a. Laboratorium
1) Fese kultus: bakteri, virus, parasit, candida
2) Serum elektrolit:hipohatremi, hipernatremi, hipokalemi
3) AGD: asidosis, metabolik ( ph menurun, pO2 , pCO2
HCO 3 )
4) Faal Ginjal: UC meningkat (GGA)
b. Radiologi: Mungkin ditemukan bronkopemonia

8. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


1) Pengkajian
Adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan verifikasi,
komunikasi dan dari data tentang pasien. Pengkajian ini didapat dari 2 tipe
yaitu data subjektif dan data obyektif.
a. Keluhan utama: keluahn seiring muncul pada pasien GEA adalah
lemas, mual muntah atau nyeri perut.

7
b. Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami diare sebelumnya,
pemakaian antibiotic/kostikosteroid jangka panjang, alergi makanan,
ISPA,ISK.
c. Riwayat kesehatan keluarga: adanya salah satu anggota keluarga yang
menderita diare.
2) Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran panjang bada, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala
b. Keadaan umum: klien tampak lemah, gelisah, rewel. Lesu
c. Pemeriksaan fisik(review of system)
- B1(Breath) : kaji apakah ada takipneu pada pasien
- B2(Blood) ;kaji apakah ditemukan takikardia, hipotensi, distrimia, nadi perifer
lemah, pengisisan perfifer lambat dan warna kulit pucat
- B3(Brain): ditemukan sakit di kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri episgastrum.
- B4(Bladder): ditenmukan oligium, gangguan keseimbangan cairan
- B5(Bowel): ditemukan anemia, chorexia, mual muntah, nyeri uluati, nyeri
abdomen.
- B6(Bone): Ditemukan kelemahan dan kelelahan
3) Diagnose Keperawatan
a) Nyeri akut pada abdomen berhubungan dengan gangguan reabsorbsi
usus
b) Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi
yang sering
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan cairan yang hilang
berlebih melalui feses
d) Hipertemia berhubungan dengan hilangnya banyak cairan dari tubuh
e) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake makan
4) Intervensi keperawatan
a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih melalui feses.

8
1. Monitor status hidrasi(kelembaban membrane mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah)
2. Monitor masukan makan/cairan
3. Monitor tanda vital
4. Kolaborasi pemberian cairan IV(infuse)
b) Nyeri akut abdomen berhubungan dengan gangguan malabsorbsi usus
1. Kaji tipe dan sumber nyeri
2. Kaji nyeri(lokasi, frekuensi, kualitas, durasi)
3. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
4. Ajarkan tentang teknik non farmakoogi
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi
yang sering
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakian yang longgar
2. Monitor keadaan kulit
5) Implementasi keperawatan
Merupakan tindakan yang diakukan sesuai dengan intervensi atau rencana
keperawatan yang telah ditentukan.
6) Evaluasi
Merupakan patokan/hasi; yang diharapakan sesuai dengan masalah
keperawatan
1. Tidak adanya kerusakan integritas kulit
2. Cairan tubuh dalam keadaan seimbang
3. Nutrisi pasien dalam keadaan seimbang(normal)
4. Tidak adanya penularan ke lingkungan sekitar
5. Nyeri berkurang atau hilang(skala 0)

9
BAB III
Tinjauan Kasus
Nama mahasiswa : Fenny Fransisca.F NIM : 2018.01.004
Pengkajian tanggal : 24-6-2019 Al/autoanamnesa
Tanggal MRS : 24-6-2019(12.00WIB) Jam :14.00 WIB
Ruangan/No.bed : Flamboyan/2.4 No.RM:0700XX
Dx Masuk :GEA No.RG:

IDENTITAS
Nama : Tn.U
Umur :56 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Pendidikan :SLTA
Pekerjaan :Wiraswasta
Suku/bangsa :Jawa, Indonesia
Alamat :Dsn Budu, Sumobito, Jombang
Golongan Darah :O
Genogram :

x x x
x

56

10
Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

x : Laki-laki (meninggal)

x : Perempuan (meninggal)

56 :Pasien

:Tinggal 1 rumah

Riwayat sakit& kesehatan

1. Keluhan utama : Mencret


2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD tanggal 24 juni 2019 pukul 11.00 WIB, dengan
keluahn mencret sudah 26 hari(kira-kira 10x/hari) mulai pagi-malam, bada
lemas tidak bias beraktivitas, ada nyeri perut(mules), nyerinya seperti
diperas-peras, nyeri timbul saat bab akan keluar. Sebelumnya pasien sudah
dirawat di RS karena Post OP Hemoroid pada 19 juni 2019, awalanya
pasien mengira babcair itu masalah normal karena efek post operasi, tapi
semakin lemas akihrnya istri pasien membawa pasien ke IGD RSK
Mojowarno. Di IGD pasien telah di lakukan tindakan pemeriksaan fisik
yaitu TD 148/100mmhg, N:90X/menit, S:37,8℃, RR:24x/menit. Saat di
IGD pasien terapi infuse RL 1000cc serta injeksi ondocentron 1 amp. Dari
hasil pemeriksaan akhirnya pasien dipindahkan ke ruang rawat inap ruang
flamboyant kamar 2.4, karena pasien butuh perawatan dan observasi lebih
lanjut.
3. Riwayat penyakit dahulu

11
a. Pernah dirawat : Ya, 19 juni, Dx:Hemoroid
b. Penyakit kronik/menular : tidak ada
c. Alergi :tidak ada
d. Operasi :Ya, 20 juni, Jenis: Hemorrhoidectory
4. Penyaki yang pernah di derita keluarga : tidak ada

Observasi & pemeriksaan fisik(review of system)

1. Keadaan umum : lemah


2. Tanda vital : TD:146/100mmhg, N:90X/menit, S:37,8℃,
RR:24x/menit
BB:70kg
3. Kesadaran : composmentis
4. B1(breath)
a. Bentuk dada :simetris
b. Ekspansi patu :teratur
c. Irama nafas :trakeal vesikuler/bronco-vesikuler
d. Suara nafas :tidak ada
e. Alat bantu nafas :tidak ada
f. Pernafasan cuping hidung:tidak ada
g. Obat bantu nafas :tidak ada
h. Perkusi dada :sonor
i. Vocal frekemit :simetris
j. Clubbing finger :tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. B2(Blood)
a. Keluhan nyeri dada : tidak ada
b. Irama jantung : reguler
c. S1/S2 tunggal :ya
d. Suara jantung :normal(lub-dug)
e. Edema :tidak ada
f. CRT :kembali ± 2 detik
g. Akral :hangat

12
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperwatan
6. B3(Brain)
a. GCS Eye : 4, Verbal:5, Motorik:6 Total:15
b. Keluahan pusing/vertigo : tidak ada
c. Pupil :isokor
d. Sclera/kongjungtiva :anemia
e. Mata :cowong
f. Gangguan pandangan :tidak ada
g. Gangguan pendengaran :tidak ada
h. Gangguan tidur :tidak ada
i. Gangguan syaraf cranial :tidak ada
j. Gangguan cerument :tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
7. B4(Bladder)
a. Kebersihan : bersih
b. Keluhan kencing :tidak ada
c. Produksi urin :1200 cc/24 jam, warna: kuning pekat
d. Alat bantu(kateter):tidak ada
e. Kandung kencing:tidak membesar dan tidak ada nyeri tekan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
8. B5(Bowel)
a. Mulut : bersih
b. Mukosa :kering
c. Gigi :lengkap
d. Tenggorokan :tidak ada nyeri tekan
e. Abdomen :nyeri tekan+
f. Luka operasi :tidak ada
g. Peristaltic usus : > 15x/menit
h. BAB :±10x/hari, cair, warna: kecoklatan, bau:khas feses
i. Diet :lunak rendah serat
j. Porsi :tidak habis, keterangan:mual
k. NGT :tidak ada

13
Masalah keperawatan:
 kekurangan volume cairan
 nyeri abdomen
9. B6(Bone)
a. Kemampuan pergerakan sendi : pasien hanya berbaring ditempat
tidur
b. Kelainan ektremitas :tidak ada
c. Fraktur :tidak ada
d. Kulit :kering
e. Turgor :jelek
f. Edema :tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
10. Endrokin
a. Tiroid membesar : tidak ada
b. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
c. Hiperglikemi :-
d. Luka gangrene :-
Masalah keperawatan : tidak ada
11. Personal hygiene
a. Mandi : 2x/hari
b. Sikat gigi :2x/hari
c. Keramas :2 hari sekali
d. Merokok :-
e. Alkohol :-
Masalah keperawatan: tidak ada
12. Psiko-sosio-spiritual
a. Persensi terhadap penyakit : cobaan tuhan
b. Reaksi saat interaksi :kooperatif
c. Kegiatan ibadah :
 Sebelum sakit : sering
 Saat sakit : jarang

14
13. Data penunjang

No Nama Obat Dosis Golongan Fungsi


1 Ringer laktat(infuse) 2000cc/24 Cairan Umumnya
jam kristaloid diberikan untuk
menggantikan
cairan tubuh
yang hilang
2 Ronitidine(injeksi) 2x1 mg H2-histamin Untuk
blocker menurunkan
sekresi asam
lambung
3 Ondacentron(injeksi) 2x4 mg Antiemetic Untuk
mengobati mual
dan muntah
4 Cefriaxone(injeksi) 2x1mg Antibiotic Mencegah
infeksi bakteri
5 Arcopec(oral) 3x2 tablet Antidiare Obat untuk
mengatasi diare

14. Daftar masalah


1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare
2) Nyeri akut(abdomen) berhubungan dengan gangguan reabsorbsi usus

Analisa Data

15
Data Etiologi Masalah
DS : pasien mengatakan Gangguan sekresi air Kekurangan volume
BAB cair ± 6 hari, mulai cairan
pagi-malam ±10x Aktivitas sekresi
DO: air&elektolit
- k/u lemah
- pasien hanya Mengeluarkan isinya(Bab
berbaring di tempa cair)
tidur
- peristaltic usus Dehidrasi
15x/menit
- turgor kulit kering
kembali± 2 detik
- mukosa bibir kering
- mata cowong
- produksi urin
400ml/3jam

DS: pasien megatakan Terdapat makanan yang Nyeri akut(abdomen)


nyeri pada perut dan tidak dapat diserap
mual
DO: Kearbsosi di dalam usus
- TD 148/100mmhg terganggu
N: 100x/menit
S :37,8℃ BAB sering(cair)
RR:24x/menit
- Terdapat nyeri tekan
pada enigustrium
- Skala nyeri : 5

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No.Dx Diagnosa
1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare yang ditandai

16
dengan BAB cair ± 10x/hari sudah sejak 6 hari, k/u pasien lemah,
peristaltic usus 15x/menit, turgor kulit kering, mukosa bibir kering,
mata cowong
2 Nyeri akut(abdomen) berhubungan dengan gangguan reabsorbsi usus
yang ditandai dengan nyeri akut, TD 148/100mmhg N: 100x/menit
S:37,8℃ RR:24x/menit, skala nyeri 5(di enigastrium)

INTERVENSI KEPERAWATAN

N Hari/tang Diagnosa Noc Nic Rasional

17
o gal
1 Selasa, Kekurangan Setelah 1. monitor 1. melihat
24/6 2019 volume dilakukan status peningkatan
cairan tindakan hidrasi(kele perkembana
berhubunga 1x24 mbaban n pasien
n dengan selama 2 membran 2. mengurangi
diare hari mukosa, tanda
pasien nadi dehidrasi
tidak adekuat) 3. mengatasi
mengalam 2. dorong kekurangan
i masukan cairan
dehidrasi, oral pasien
dengan 3. kolaborasi
kriteria dengan
hasil: dokter
1) k/u pemberian
2) pasein cairan IV
dapat antidiare
berakt
ivitas
3) mukos
a bibir
lemba
b
2 Selasa,24/ Nyeri Setelah 1. kaji tipe dan 1. menentukan
6 2019 akut(abdom dilakukan sumber letak nyeri
en) tindakan nyeri 2. mengurangi
berhubunga keperawat 2. ajarkan nyeri
n dengan an 1x24 teknik non 3. menghilang
gangguan jam farmakologi kan mual
reabsorbsi selama 2 3. kolarborasi pada pasien
usus hari nyeri dengan 4. mengetahui
perut dokter perkembang

18
pasien pemberian an
hilang , obat
dengan antimual
kriteria 4. monitor
hasil: vital sign
1) tidak
ada
nyeri
tekan
2) mual
hilang

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tangga No.Dx Jam Tindakan Ttd


l
Selasa 24/6 1 14.40 1. Monitor status

19
2019 B hidrasi(mukosa bibir)
R/ pasien kooperatif
2. Mengingatkan pasien
untuk minum air putih
sedikit tapi sering
R/pasien kooperatif
dan melakukan yang
dikatakan perawat
3. Memberikan obat
antidiare ariupec 2
tablet
R/ pasien
telahmendapatkan dan
pasien telah meminum
obatnya
Selasa 24/6 2 15.00WIB 1. Mengobservasi tipe
2019 dan sumber nyeri
R/pasien kooperatif
2. Mengajarkan pasien
teknik napas dalam
jika nyeri timbul
R/pasien kooperatif
dan mengikuti yang
dikatakan perawat
3. Memberikan injeksi
cefinaxori 1 mg,
ondocentire 4mg, dan
renindine 1 mg
R/pasien telah diinjeksi
dan saat dinya pasien
tidak merespon nyeri
pada saat diinjeksi
4. Mengukur TTV pasien

20
R/pasien kooperatif

EVALUASI KEPERAWATAN

Nama pasien :Tn.U Umur


:56tahum

21
No RM :07.00xx Ruang
:Flamboyan

No.Dx Tanggal Jam Evaluasi ttd


1 24-6- 14.55WIB S: pasien mengatakan mencret±
2019 10x/hari
O:- k/u lemah
- Membrane mukosa kering
- Pasien hanya berbaring di
tempat tidur
A: masalah belum teratasi
O: intervensi dilanjutkan no 2,
3

2 24-6- 15.25WIB S: pasien mengatakan nyeri di


2019 perut
O:- TD:130/80mmhg
- N:80x/menit
- RR:20x/menit
- S:36℃
A: masalah belum teratasi
O: intervensi dilanjutkan no 1,3
dan 4

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien :Tn.U Umur


:56tahum

22
No RM :07.00xx Ruang
:Flamboyan
No.Dx Tanggal Jam Catatan perkembangan 1 ttd
1 24-6- 14.55WIB S: pasien mengatakan BAB
2019 sudah berkurang karena sudah
diberi obat
14.55WIB
O:- k/u ?
- Membrane mukosa lembab
- Pasien sudah bias duduk
14.50WIB -
15.00WIB A: masalah teratasi sebagaian
15.10WIB O: intervensi dilanjutkan no 2
dan 3
I:
1. mengingatkan pasien untuk
minum air putih sedikit tapi
15.30WIB sering
R/ pasien kooperatif dan
mau mengikuti yang
dikatakan perawat
2. Memberikan obat arcapek 2
tablet dan cairan
RL(2000cc) untuk
15.35WIB menganti cairan tubuh yang
hilang.
R/pasien telah mendapatkan
obat oral arcapec 2 tablet
dan pasien telah
meminumnya.
E: pasien masih diare± 6x/hari
2 24-6- 16.00WIB S: pasien mengatakan nyeri
2019 Dan mual berkurang

23
16.05WIB O:- TD:130/70mmhg
- N:85x/menit
- RR:21x/menit
- S:36,5℃
- Skala nyeri 3 dan tidak ada
nyeri tekan
16.10WIB A: masalah teratasi sebagian
16.15WIB O: intervensi dilanjutkan no 1,3
16.25WIB dan 4
I:
1. Mengkaji tipe dan sumber
nyeri
R/ pasien kooperatif
2. Memberikan injeksi
ceftaxone 1 mg,
ondecentron 4 mg, dan
ranitidine 1 mg
R/pasien telah diinjeksi dan
16.40WIB tidak merasakan nyeri
3. Memonitor ttv pasien
R/pasien kooperatif
E:pasien masih nyeri dan mual
Catatan perkembangan 2
1 24-6- 08.30WIB S: pasien mengatakan sudah
2019 tidak diare
08.35WIB O:- k/u baik
- Membrane mukosa lembab
- Pasien sudah bias berjalan
08.40WIB A: masalah teratasi
08.45WIB O: intervensi dihentikan, pasien
pulang
- Perawat menganjurkan
pasien dan keluarga untuk

24
menjaga kebersihan dan
merawat luka bekas post op
sehingga tidak terjadi
infeksi

2 24-6- 09.00WIB S: pasien mengatakan sudah


2019 09.00WIB tidak nyeri dan mual
O:- TD:120/80mmhg
- N:80x/menit
- RR:20x/menit
09.00WIB - S:36,4℃
- Skla nyeri 1
- Tidak nyeri tekan
09.00WIB A: masalah teratasi
O: intervensi dihentikan, pasien
pulang

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perbedaan dan persamaan antara tinjaun
teori dan kasus nyata dalam asuhan keperawatan pada klien Gastroentritis
Akut(GEA).
4.1 Pegkajian

25
Data yang didapat dari hasil pengkajian. Tn.U dengan GEA(gastroenteritis
akut) yaitu pasin mengatakan BABnya cair sudah 6 hari, kira-kira 10x/hari
dari pagi hingga malam, pasien mengatakan badanya lemas dan tidak
dapaberaktivitas. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan TD:
148/100mmhg, N:90x/menit, RR:24x/menit, S:37,8℃ mukosa bibir kering
dan nyeri pada abdomen. Sedangkan pada teori 14 hari yaitu kira-kira 3x/hari,
sehingga pasien akan mengalami dehidrasi yang mengakibatkan lemas, dan
nyeri pada abdomen. Menurut sudikim(2011) hasil tanda-tanda vitalnya TD:
120-150mmhg/80-100mmhg, N:80-120x/menit, RR:18-24x/menit, S:37-38℃.
Jadi pada ksus nyata dengan tinjauan teori tidak terdapat perbedaan yaitu diare
lebih dari 3x/hari dan berlangsung selama kurang dari 14 hari, dan pasien
mengalami dehidrasi akibat dari cairan tubug yang banyak keluar sehingga
dampak yang didalami oleh pasien yaitu pasien mengalami lemas, nyeri, dan
mukosa bibir pasien kering.
4.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosayang muncul pada kasus nyata adalah kekurangan volume cairan
yang berhubungan dengan diare an nyeri akut(abdomen) berhubungan dengan
reabsorbsi usus. Sedangkan pada tinjauan teori diagnose yang muncul adalah
nyeri akut(abdomen) berhubungan dengan gangguan reabsorbsi usu,
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang
sering, kekurangan volume cairan berhubungan dengan cairan yang hilang
berlebih melaui tubuh, dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa antara
kasus nyata dan tinjauan teori terdapat kesenjangan karena ada pengurangan
diagnose yaitu kerusakan intergritas kulit karena pada pasien tidak terjadi atau
tidak adanya kerusakan pada kulitnya, lalu diagnose hipertemia tidak diambil
karena suhu tubuh pasien masih dalam batas normal, dan diagnose terakhit
yang tidak diambil adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh karena pasien
makan sesuai jadeal atau waktu dari rumah sakit, dengan porsi 1 piring habis.
4.3 Intervensi keperawatan
Intervensi yang diambil dalam kasus nyata yaitu pada diagnose pertama adalh
monitor status hidrasi, dorong masukan oral, dan kolaborasi dengan dokter

26
pemberian cairan IV dan antidiare dan pada diagnose kedua intervensi yang
diambil adalah kaji tipe dan sumber nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi,
kolaborasi dengan dokter pemberian obat antimuall/antiemetik, dan monitor
tanda vital. Sedangkan pada tinjauan teori intervensi yang diambil pada
diagosa pertama dan kedua sama dengan pada kasusu nyata karena sama-sama
diambill dari buku Nanda NIC NOC 2015. Jadi kesiimpulan bhawa tidak
terdapat kesenhangan antara kasus nyata dan tinjauan teori karena diamil dari
sumber yang sama.
4.4 Implementasi keperawatan
Implemetansi secara ksus nyata yairu memonitor status hidrasi pasien,
menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih, berkolabotasi dengan
dokter pemberian cairan IV, obat antidiare, antiemetic, dan memonitoy TTV
pasien. Seangkan pada tinjauan teori implementasinya sama dengan yang telah
dilakukan penulis. Jadi disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara kasus
nyata dengan tinjauan teori karena penulis telah melakukan semua
implementasi dari intervensi yang telah ditentukan.
4.5 Evaluasi
Evaluasi yang didapat dalam kasus nyata adalah maslah kekurangan volume
cairan dan nyeri akut dapat teratasi sedangkan pada kesenjangan teori evaluasi
yang diharapkan adalah maslaah kekurangan volume cairan dan nyeri akut
dapat teratasi. Jadi dapat disimpulkan bahawa tidak terdapat kesenjangan
antara kasus nyata dengan tinjaun teori, sehingga pasien dapat pulang dengan
masalah yang sudah teratasi.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian

27
Setelah melaksanakan pengkajian pada psien dengan gastroenteritis akut
penulis dapat mengidentifikasi karakteristik GEA yaitu pasien diare/BAB
cair sudh 6 hari(±10x/hari), keadaan umum pasien lemah, dan terapat nyeri
pada abdomen.
5.1.2 Diagnosa keperawatan
Diagnose yang muncul pada kasus ini yaitu kekurangan volume cairan
berhubunga dengan diare dan nyeri akut (abdomen) berhungan dengan
reabsorbsi usus.
5.1.3 Intervensi keperawtran
Intervensi yang diambil oleh penulis dalam kasus ini yaitu monitor status
hidrasi, dorong asupan oral, kolaborasi dengan dokter pemberian cairan
IV, pemberian obat antidiare, antiemetic, ajarkan teknik nonfarmakologi,
dan monitor TTV pasien.
5.1.4 Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan dan penulis dalam kasusu ini yaitu sama dengan
intervensi yang telah dintentukan dan penulis telah melakukan semua
tindakan.
5.1.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang didapat dari kasus ini yairu masalah kekurangan cairan
berhubungan dengan diare dan nyeri akut(abdomen) berhubungan dengan
reabsorbsi usus dapat teratasi semua.

5.2 Saran
Diharapakan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan
keluarga yaitu mampu menggunakan komunikasi terapeutik dengan baik. Karena
dengan komunikasi terapeutik perawat dapat membina hubungan saling percaya
dengan pasien dan keluarga dan dapat mempercepat penyembuhan pada pasien.

28

Anda mungkin juga menyukai