PENDAHULUAN
Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien
data menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke
empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit. Di negara maju
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta
diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.
WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta
episode diare pada orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu
sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mencoba
Akut (GEA) di kamar 3LF Ruang Aster BLUD RSU BANJAR Kota Banjar”
1.3 Tujuan
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
2
5. Menganalisis implementasi asuhan keperawatan dalam pemenuhan
dasar pada klien dengan gangguan Gastroentritis Akut (GEA) di kamar 3LF
1.4 Manfaat
3
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Definisi
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering
buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan
bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Suratun,
2010.Hal 136).
besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu
2.2 Etiologi
4
b. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan
mineral).
c. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir.
lain :
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas
3. Kram abdominal.
4. Demam.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
5
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
yaitu:
3. Foto polos abdomen, pada foto polos abdomen bisa terlhat kalsifikasi
6
2.5 Patofisiologi
Kurang pengetahuan
tentang kondisi
prognosis dari
kebutuhan pengobatan
7
2.6 Diagnosa Keperawatan yang Muncul
Kriteria hasil :
Intervensi :
8
Rasional : dapat mengurangi rasa nyeri pasien
nyeri pasien
keterbatasan fisik.
Kriteria hasil :
kemampuasn berpindah
Intervensi
secara mandiri
9
3. Konstipasi b.d penurunan peristaltic usus ditandai dengan tinja sulit
dikeluarkan
Kriteria hasil :
2) Feses lunak
4) Aktivitas adekuat
5) Hidrasi adekuat
Intervensi :
Kriteria hasil :
10
Intervensi :
1) Monitor TTV
Rasional : Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena
TIK
neurologis
Kriteria hasil :
dan benar
Intervensi :
11
2) Demonstrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
3) Atur posisi tidur atau tempat duduk dengan selang waktu 2-3 jam
12
BAB III
KAJIAN KASUS
1. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
No. Medrek : 317086
Tanggal Masuk : 16 Desember 2019
Tanggal Pengkajian : 17 Desember 2019
Diagosa Medis : Gastroenteritis Akut (GEA)
13
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama: Nyeri Perut
2. Riwayat penyakit Sekarang: klient datang ke IGD RSUD Kota Banjar
pukul 20.50 pada saat pengkajian tanggal 18 Desember 2019 klien berada
di ruang Aster. Klien mengeluh nyeri pada bagian perut, nyeri seperti
diperas, nyeri muncul jika mau BAB, nyeri bertambah jika mau BAB dan
nyeri berkurang setelah BAB, Skala nyeri klien 4, klien BAB cair
sebanyak ≥ 5 kali/hari bercampur lendir berwarna merah muda, disertai
rasa lemas, mual, nafsu makan berkurang.
3. Riwayat Penyakit dahulu: Klien mengatakan sebelumnya belum pernah
mengalami diare seperti sekarang
14
2. Cairan
a. Intake
- Oral
Jenis Air mineral Air mineral
Jml../hari 6-7 gelas 6-8 gelas
3. Elininasi
a. BAB
5x/hari.
- Frekuensi 2 kali
- Konsistensi Lunak Cair
- Warna Coklat Kuning berlendir merah
b. BAK
- Frekuensi 6 x sehari 5x sehari
- Konsistensi ∓ 800 cc/hari ∓600 cc/hari
- Warna Kuning jernih Kuning jernih
- Keluhan Tidak ada Tidak ada keluhan
keluhan
15
- Bantuan/total Mandiri Bantuan sebagian
4. Istirahat tidur
a. Lama tidur 8 jam 8 jam
b. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
memulai tidur
c. Gangguan tidur Tidak ada Ada
d. Kebiasaan Memainkan HP Tidak ada
sebelum tidur
5. Personal hygiene
a. Mandi
- Frekuensi 2x/hari Diseka 2x/hari
- Bantuan/total/ Mandiri Bantuan sebagian
sebagian Sabun Pasien lemas
- Kebiasaan - -
mandi
b. Gosok gigi 3x/hari 2x/hari
c. Cuci rambut 2x/minggu Belum cuci rambut
d. Gunting kuku 1x/minggu 1x
e. Ganti pakaian 2x/hari 2xhari
6. Aktivitas
a. Mobilisasai fisik Baik Baik
b. Olah raga Cukup Tidak
c. Rekreasi 6 bulan sekali Tidak
D. Data Psikolgis
Saaat dilakukan pengkajian klien merasa terganggu dan tidak nyaman
dengan keadaan sekarang dan berharap supaya penyakitnya bisa cepat
sembuh/ cepat teratasi agar bisa beraktivitas seperti sebelumnya.
16
E. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik, sosialisasi dengan tetangga
terjalin baik dan mudah berinteraksi dengan pasien yang 1 ruangan..
F. Data Spiritual
Klien beragama islam, ketika masih dalam keadaan sehat klien rajin
melalukan ibadah.
G. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: Klien mengeluh nyeri pada perut, klien tampak
meringis menahan nyeri. nyeri skala 4, Klien mengeluh BAB ≥ 5X/hari
bercampur lendir berwarna merah, klien tampak lemas dan mual.
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Suhu : 37,6ºc
Pernafasan : 20 x/menit
GCS : 15 ( E: 4, M: 6, V:5)
Kesadaran : Komposmetis
Pemeriksaan Head To Toe :
1. Kepala
- Inspeksi : Bentuk kepala simetris, kulit bersih, tidak ada ketombe
ataupun kutu, penyebaran rambut merata, keadaan rambut tidak
rontok, warna rambut beruban, rambut kurang terawat
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, dan tidak ada
lesi
- Nervus XI (Asesorius) : Klien dapat mengangkat bahu kiri dan
kanan, klien dapat menggerakan kepala keatas, kebawah, kekanan
dan kiri
2. Mata
- Inspeksi : Bentuk mata simetris, bola mata bisa digerakan
kesemua arah, tidak ada edema kelopak mata, konjungtiva merah
muda, sklera tidak ikterik
17
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Nervus II (Optikus) : Klien dapat melihat obyek dalam jarak 1
meter dalam dengan mata ditutup secara bergantian
3. Wajah
- Inspeksi : Tidak terdapat edema, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Nervus VII (Facialis) : Klien dapat mengernyitkan wajahnya,
ekspresi klien sesuai dengan stimulus yang ada. Terbukti ketika
klien merasakan nyeri dan tampak meringis.
4. Hidung
- Inspeksi : Letak hidung simetris, lubang hidung tidak ada
pembengkakan, tidak ada sekret, tidak terdapat polip. klien tidak
menggunakan cuping hidung saat bernafas.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada area sinus maksilaris,
frontalis, dan etmodialis.
- Nervus I (Olfactorius) :Tidak ada kelainan fungsi penciuman
dibuktikan dengan klien dapat membedakan parfum dengan
minyak kayu putih
5. Telinga
- Inspeksi : Bentuk telinga simetris, ukuran telinga sedang, tidak
ada perdarahan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Nervus VII (Acusticus) : Klien dapat mendengar suara dibuktikan
dengan perawat mendekatkan bunyi detikan jam tangan.
6. Mulut
- Inspeksi : Mukosa bibir kering, lidah putih, gigi putih, tidak ada
pembesaran tonsil, tidak terpasang alat bantu makan, dapat
menelan
- Bicara : Kemampuan bicara klien masih terlihat baik
- Nervus V (Trigeminus) : Klien dapat membuka dan menutup
rahangnya, klien dapat mengedipkan mata.
18
- Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus) : Reflek menelan
baik, dibuktikan pada saat ditekan di posterior pharing, terdapat
refleks menelan
- Nervus XII (Hypoglosus) : Klien dapat menjalurkan lidahnya,
gerakan lidah bebas kesegala arah.
7. Dada
Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada sianosis, tidak ada lesi
atau massa
- Palpasi : Pergerakan dada simetris, tidak ada krepitasi
- Perkusi : Suara paru resonan
- Auskultasi : suara nafas vwesikuler
Jantung
- Perkusi : Batas jantung terdengar normal
- Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 lup dup
8. Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada lesi/massa
- Palpasi : Perut elastis, terdapat nyeri tekan pada abdomen
- Perkusi : Suara abdomen redup
- Auskultasi : Bising usus 8x/menit
9. Genetaliaurinaria
- Inspeksi : Tidak terpasang DC, tidak ada perdarahan di urin
10. Ekstremitas atas :
- Inspeksi :
- Palpasi :
11. Ekstremitas bawah :
- Inspeksi
- Palpasi
19
H. Data Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal & Satuan hasil
Hematologi :
-
Hematologi CBC
Hemoglobin 12,9 14-17,5 gr/dl
Leukosit 27,9 4,4-11.3 ribu/mm3
Trombosit 44,3 150-450 ribu/mm3
Hematokrit 37 40-52%
Eritrosit 4,2 4.5-5.9 juta/ul
MCV 87 80-96 fl
MCH 31 26-33 pq
McHc 35 32-36%
20
2. Ds : Hiperperistaltik Resiko tinggi
Klien mengatkan BAB kekurangan volume
Peningkatan percepatan
≥5/hari, konsistensinya cairan
kontak makanan dan air
cair bercampur dengan dengan mukosa usus
lendir warna merah
Penyerapan makanan air
eletrolit terganggu
Do :
GEA
Klien tampak lemas
Klien tampak cemas Output cairan dan
Mukosa bibir kering elektrolit berlebihan
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
21
III. Diagnosa Keperawatan
cairan aktif
22
IV. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. NNyeri berhubungan Setelah dilakukan 1) Kaji nyeri, karakteristik, 1) Untuk mengetahui tingkat nyeri
dengan agen injuri tindaan keperwatan 1x24 lokasi, durasi, frekuensi, 2) Pemberian analgetik untuk
(biologi, kimia, jam diharapkan nyeri kualitas, dan factor mengendalikan nyeri
fisik. Psikologis) teratasi dengan kriteria presipitasinya 3) Memberikan pengetahuan mengenai
kerusakan jaringan hasil : 2) Beri analgetik sesuai penyebab nyeri
1) Skala nyeri anjuran dokter 4) Meringankan atau mengurangi nyeri
berkurang 3) Berikan informasi pada
2) Klien tampak tenang klien dan keluarga tentang
nyeri, seperti penyebab
nyeri dan berapa lama
berlangsung
4) Ajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi)
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1) Pantau status hidrasi 1) Untuk mengetahui tanda-tanda
kekurangan tindakan 2x24 jam 2) Monitor intek dan output dehidrasi dan mencegah syok dan
23
volume cairan b.d diharapkan kebutuhan cairan hipopolemik
kehilangan cairan cairan dapat dipenuhi 3) Berikan terapi IV sesuai 2) Untuk megumpulkan dan
aktif dengan kriteria hasil : anjuran dokter menganalisir data klien untuk
1) mukosa bibir 4) Anjurkan klien untuk mengatur keseimbangan cairan
lembab meningkatkan asupan oral 3) Untuk memberikan hidrasi cairan
3) Tidak ada tanda- tubuh secara parenteral
tanda dehidrasi 4) Untuk mempertahankan cairan
4) Intek dan output
seimbang
3. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1) Identifikasi faktor pencetus 1) Untuk memberikan tindakan
kurang dari tindakan 2x24 jam mual keperawatan mangatasi mual
kebutuhan tubuh b.d diharapkan kebutuhan 2) Berikan antibiotic dan 2) Mengatasi atau menghilangkan rasa
ketidakmampuan nutrisi terpenuhi analgesic sebelum makan mual
untuk memasukan dengan kriteria hasil : atau sesuai anjuran dokter 3) Makanan kesukaan yang tersaji dalam
atau mencerna 1) Memperlihatkan 3) Tanyakan makanan keadaan hangat akan meningkatkan
nutrisi oleh karena asupan makanan dan kesukaan klien dan sajikan nafsu makan
factor biologis, cairan yang adekuat dalam keadaan hangat 4) Menjaga nutrisi agar tetap terpenuhi
psikologis, mual, 2) Pasien mampu 4) Berikn makan sedikit
muntah menghabiskan diit 1 sedikit tapi sering
porsi
3) Tidak ada mual
24
V. Implementasi Keperawatan
25
S : 37,6oC Hasil : Penyuluhan
N : 68 x/menit Cuci tangan
- Mengajarkan tehnik
Skala nyeri : 4 relaksasi
26
makanan buah sesuai
anjuran
3 Perubahan nutrisi Rabu 13.00 - Mengidentifikasi faktor ¥ S : Klien mengatakan mual setelah
kurang dari 18-12-19 pencetus mual makan
kebutuhan tubuh - Penyerapan air, O : Porsi makan klien habis setengah
berhubungan dengan makanan, elektrolit porsi
ketidakmampuan terganggu A : Masalah mual belum teratasi
untuk memasukan - Memberikan obat sesuai P : Lanjutkan Intervensi
atau mencerna nutrisi anjuran dokter - Menganjurkan klien makan sedikit-
oleh karena factor - Menganjurkan klien sedikit tapi sering
biologis, psikologis, makan makanan dalam - Anjurkan klien makan dalam kondisi
mual, muntah. keadaan hangat makananya hangat
- Menganjurkan klien ¥
Ds : makan sedikit sedikit
Klien mengeluh tapi sering
mual
Do : Hasil: Porsi makan habis
Porsi makan klien setengah porsi
tampak habis
setengah porsi
27
VI. Catatan Perkembangan
28
Mengajarkan teknik relaksasi
Hasil : Teknik nafas dalam
Memberikan obat
Hasil : Memberikan obat analgetik sesuai indikasi
dari dokter
R : lanjutkan Intervensi
2 Resiko tinggi kekurangan Rabu 10.45 S:
volume cairan berhubungan 18-12-19 - Klien mengatakan badan masih lemas
dengan kehilangan cairan - Klien mengatakan haus terus
aktif
Ds : O:
Klien mengatkan BAB - Klien tampak lemas
≥5/hari, konsistensinya cair 11.00 - Mukosa bibir kering
bercampur dengan lendir A:
warna merah - Masalah kekurangan volume cairan belum
Do : teratasi
Klien tampak lemas
Klien tampak cemas P : Lanjutkan intervensi
Mukosa bibir kering - Pantau status hidrasi
29
11.25 - anjurkan klien meningkatkan asupan oral
I:
- Memantau status hidrasi
R : lanjutkan intervensi
30
3 Perubahan nutrisikurang Rabu 13.00 S : Klien mengatakan mual setelah makan
dari kebutuhan tubuh b.d 18-12-19 O : Porsi makan klien habis setengah porsi
ketidakmampuan untuk A : Masalah mual belum teratasi
memasukan atau mencerna P : Lanjutkan Intervensi
nutrisi oleh karena factor - Menganjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi
biologis, psikologis, mual, sering
- Anjurkan klien makan dalam kondisi
muntah
makananya hangat
I:
- Menganjurkan klien makan sedikit sedikit tapi
sering
R : lanjutkan intervensi
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
teknik lainnya adalah lebih mudah dilakukan dan tidak ada efek samping
apapun. (Solehati & Kosasih, 2015). Relaksasi Benson ini bahwa dengan
meditasi dan relaksasi terjadi frekuensi nafas teratur, penurunan tingkat stres
dan dapat mengurangi rasa nyeri.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam presentasi kasus dan
pembahasan dalam manajemen keperawatan pada Nn. R usia 23 tahun dengan
penyakit Enchepalitis di Ruang 5 RSUD dr. Soekarjdo Tasikmalaya Tahun
2019, maka penulis mampu mengambil kesimpulan:
1. Penulis melakukan pengkajian Nn. R dengan melalui anamnesa,
pemrikasaan fisik , permeriksaan dalam serta dilakukan pemeriksaan
panjang. Setelah dilakukan anamnesa di peroleh data bahwa pasien
bernama Nn. R berumur 23 tahun tidak dapat tidur diakibatkan nyeri
kepala. Pada Moskuloskeletal terdapat ekstremitas atas bagian kanan ada
gerakan tetapi tidak dapat melawan gravitasi (hanya menggeser), refleks
bisep dan refleks trisep ada dan Pada ekstremitas bawah bagian kanan ada
gerakan tetapi tidak dapat melawan gravitasi (hanya menggeser), refleks
babinski dan refleks patella ada.
2. Berdasarkan data perkembangan pada kasus ini, dapat ditegakan dengan
diagnosa keperawatan Nn. R usia 23 tahun dengan terjadi ketidakefektifan
perfusi jaringan otak b.d penurunan kesadaran. Nyeri akut b.d nyeri
kepala. Gangguan mobilitas fisik b.d penrunan kekuatan otot. Konstifasi
b.d ketidakterbatasan gerak.
3. Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu kolaborasi dengan dr.
syaraf.
4. Rencana yang diberikan pada kasus Nn. R adalah mengkaji tingkat
kesadaran, memantau neurologis secara teratur, batasi gerak pada kepala,
leher dan punggung
5. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
6. Evaluasi dari asuhan keperawatan kepada Nn. R adalah masalah belum
teratasi dan adapun masalah sebagian teratasi.
34
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan saran antara
lain:
1. Perlu adanya peningkatan dan memahaman dalam deteksi dini yang
potensial mengalami enchepalitis sehingga pada waktu pemeriksaan hal-hal
yang fatal dapat dihindari.
2. Perlu adanya peningkatan dan pengetahuan tentang factor resiko pada
sistem imun untuk mencegah terjadinya infeksi peradangan
3. Perlu dipertahankan dalam melakukan pertolongan ketika kejang sesuai
dengan SOP yang ada di rumah sakit .
35