Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN DASAR KEPROFESIAN

PASIEN DIARE
DI UPTD PUSKESMAS PANGKALAN KASAI
TAHUN 2021

MAKALAH

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

MIMI ERI : 200403279


NINA SABRINA : 200403283
NOPRIZAL : 200403272
NOVRIYANTI SYAM : 200403262
REDIA : 200403284
RIBUDIYATI HARAHAP : 200403278

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
TA : 2021 / 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

1. Latar Belakang

1.1 Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat,
dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang
air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya ,
yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

1.2 Klasifikasi
Pedoman dari Laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, UniersitasAirlangga dalam
Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkanmenjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsungpaling lama 3-5
hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kornik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronikbukan suatu
kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yangpenyebab dan patogenesisnya
multikompleks. Mengingatbanyaknya kemungkinan penyakit yang dapat
mengakibatkan diarekronik dan banyaknya pemeriksaan yang harus dikerjakan
makadibuat tinjauan pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.

Sedangkan menurut Wong (2008), diare dapat diklasifikasikan, sebagaiberikut:


a. Diare akut Merupakan penyebab utama keadaan sakit pada balita. Diare
akutdidefenisikan sebagai peningkatan atau perubahan frekuensidefekasi yang
sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktusGastroenteritis Infeksiosa
(GI). Keadaan ini dapat menyertaiinfeksi saluran napas atau (ISPA) atau infeksi
saluran kemih (ISK).Diare akut biasanya sembuh sendiri (lamanya sakit kurang
dari 14hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasitidak terjadi.
b. Diare kronis Didefenisikan sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasidan
kandungan air dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebihdari 14 hari. Kerap
kali diare kronis terjadi karena keadaan kronisseperti sindrom malabsorpsi,
penyakit inflamasi usus, defisiensikekebalan, alergi makanan, intoleransi latosa
atau diare nonspesifikyang kronis, atau sebagai akibat dari penatalaksanaan diare
akutyang tidak memadai.
c. Diare intraktabel Yaitu diare membandel pada bayi yang merupakan sindrom
padabayi dalam usia minggu pertama dan lebih lama dari 2 minggutanpa
ditemukannya mikroorganisme patogen sebagai penyebabnyadan bersifat resisten
atau membandel terhadap terapi. Penyebabnya yang paling sering adalah diare
infeksius akut yang tidak ditanganisecara memadai.
d. Diare kronis nonspesifikDiare ini juga dikenal dengan istilah kolon iritabel pada
anak ataudiare todler, merupakan penyebab diare kronis yang seringdijumpai
pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu. Fesespada anak lembek dan
sering disertai dengan partikel makananyang tidak tercerna, dan lamanya diare
lebih dari 2 minggu. Anak-anak yang menderita diare kronis nonspesifik ini akan

1
tumbuh secara normal dan tidak terdapat gejala malnutrisi, tidak ada darah dalam
fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.

1.3 Etiologi
1.Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2.Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.
4.Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kutang matang.
5.Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

2
1.4 PATOFISIOLOGI

faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat cemas
kembang dlm tik diserap
usus

Hipersekresi air pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

DIARE

Frek. BAB meningkat distensi abdomen

Kehilangan cairan & elekt integritas kulit


berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak nafsu makan

Gang. Oksigensi BB menurun

Gangg. Tumbang

3
1.5 PATHWAY
(WOC)

Infeksi (Virus, Bakteri, Parasit) Molabsorbsi KH, Makanan Beracun Faktor


Psikologis
Protein, Lemak

Berkembang disusus Tek Osmotik makanan tidak diserap ansietas

Peningkatan sekresi cairan Pergeseran cairan &


Dan elektrolit elektrolit kerongga usus Penyerapan makanan diusus menurun

Isi usus meningkat

HIPERTEMIA
…………….. .. DIARE .................. Defisit pengetahuan

Frek BAB Distensi abdomen

Hilangnya cairan dan Gangguan integritas kulit Mual


elektrolit berlebih perianal

Gangguan keseimbangan Asidosis metabolic Muntah


Cairan & elektrolit

Sesak Nafsu makan

Dehidrasi Gangguan pertukaran gas

Kurang volume cairan Resiko syok (hipovolemik) ketidakseimbangan kurang dari kebutuhan
tubuh

4
1.6 Manifestasi Klinis

Diare Akut pada AnakSesuai dengan definisi diare akut, diare ini ditandai dengan
pengeluaran tinja cair atau lembek yang berlangsung dalam 24 jam selama kurang dari
14hari. Selain itu terdapat berbagai macam manifestasi klinis dari diare tergantung dari
penyebabnya. Gejala panas biasanya dialami akibat adanya patogen yang invasif
misalnya disebabkan oleh enterohemorrhagic E.coli(ECEC). Namun, pada anak-anak
biasanya panas mengawali terjadinya diare akibat dari rotavirus. Diare bercampur darah
disebabkan oleh adanya patogen yang bersifat invasif dan sitotoksik tetapi tidak
disebabkan oleh enterotoksin dan virus. Biasanya diare berdarah dikaitkan dengan
kecurigaan diare akibat Enterohemorrhagic E. Coli(EHEC)tanpa adanya leukosit di dalam
feses. Diare yang disertai dengan muntah paling sering dijumpai pada penderita kolera.
Muntah juga sering terjadi pada diare akibat virus dan akibat keracunan makanan
contohnya akibat racun bakteri Staphylococcus aureus(Farthing et al, 2012).
Dehidrasi dapat timbul pada anak-anak ketika terjadi diare berat dan asupan oral
terbatas akibat mual dan muntah. Dehidrasi pada anak-anak bermanifestasi sebagai
menurunnya aktivitas anak, sensitif, rasa haus, mata cekung, bibir kering, nadi menurun
atau hilang, penurunan turgor kulit, tidak mampu berkeringat, dan penurunan jumlah
buang air kecil dengan warna gelap.

1.7 Komplikasi

Menurut Nelwan (2014),“Bila tidak teratasi bisa menjadi diare kronis (terjadi sekitar 1%
pada diare akut pada wisatawan). Bisa timbul pertumbuhan bakteri diusus secara
berlebihan, sindrom malabsorbsi.Merupakan tanda awal pada inflammatory bowel
disease.Menjadi predisposisi sindroma raiter’s atau sindrom hemolitik- uremikum” .

Sedangkan Menurut Suraatmaja (2007), kebanyakan penderita sembuh tanpa adanya


komplikasi, tetapi sebagian kasus mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan
elektrolit atau pengobatan yang diberikan. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu
Hipernatremia, Hiponatremia, demam, edema, asidosis, hipokalemia, illeus paralitikus,
kejang, intoleransi laktosa, muntah dan gagal ginjal.

1.7 Pemeriksaan Klinis dan Penunjang

1) Laboratorium :
 feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
 Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
 AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3
menurun )
 Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

5
1.8 Penatalaksanaan
Rehidrasi
1. jenis cairan
1) Cara rehidrasi oral
o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit
setiap kali diare.
o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
2) Cara parenteral
o Cairan I : RL dan NS
o Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
o HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3
bulan.
2. Jalan pemberian
1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :


1) Defisit ( derajat dehidrasi)
2) Kehilangan sesaat (concurrent less)
3) Rumatan (maintenance).
4. Jadwal / kecepatan cairan
1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang
lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :
o BB (kg) x 50 cc
o BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt
Terapi
1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2. obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

6
Dietetik
a. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susu
b. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi
elemental formula.
Supportif
Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

7
II. Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Riwayat Kesehatan Pasien
c. Pemeriksaan fisik

2.2 Diagnosa Keperawatan

a. Defisit Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif


b. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare

2.3 Tujuan (NOC)


a. Defisit Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
Tujuan :
1. Fluid intake ( asupan cairan)
2. Fluid balance (keseimbangan cairan)
b. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
Tujuan :
1. Weigh control ( control berat badan)
2. Fluid intake
c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap diare
Tujuan :
1. Mempertahankan tubuh dalam suhu tubuh normal

2.4 Intervensi (NIC)


- Defisit Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
NIC
1. Fluid Management (management cairan)
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Monitor masukan makanan/cairan dan hitunh intake kalori harian

8
- Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
NIC
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
- Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder terhadap
diare
NIC
1. Monitoring suhu sesering mungkin
2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor IWL

9
DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.


Jakarta.
Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

10
FORMULIR PENGKAJIAN

Nama Puskemas : UPTD Puskesmas Pangkalan Kasai Tanggal Pengkajian : 10-05-2021


Alamat : Pangkalan Kasai
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. A ...............................................................(L )
Tanggal masuk : 10 MEI 2021..........................................................
Umur : 6 Tahun..................................................................
No. Pendaftaran : ................................................................................
Alamat Rumah : Pangkalan Kasai.....................................................
Agama : Islam.......................................................................
Status Perkawinan : Belum Kawin.........................................................
Pendidikan Terakhir : Belum sekolah........................................................
Pekerjaan : tidak ada.................................................................

II. ALASAN KUNJUNGAN KE / PUSKESMAS


Klien datang ke puskesmas dengan keluhan BAB Lebih dari 3 kali dalam sehari konsistensi cair
...............................................................................................................................

III. RIWAYAT KESEHATAN


Masalah kesehatan :
- Yang pernah dialami : -......................................................................
- Yang dirasakan saat ini : BAB cair sejak 1 hari yang lalu.....................

IV. KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Biologis
1. Pola makan : makan 3 kali sehari..............................................................
2. Pola minum : 3 liter/sehari........................................................................
3. Pola tidur : 8 jam/hari................................................................................
4. Pola eliminasi (BAB/BAK) : 1x/hari/5-6 x/hari........................................
5. Aktivitas sehari-hari : Tidak terganggu......................................................
6. Rekreasi : -................................................................................................
B. Psikologis
1. Keadaan emosi : stabil...............................................................................
C. Sosial
1. Dukungan keluarga :keluarga mendukung pasien sembuh........................
2. Hubungan antar keluarga :baik..................................................................
3. Hubungan dengan orang lain :baik............................................................
D. Spiritual
1. Pelaksanaan ibadah : baik..........................................................................
2. Keyakinan tentang kesehatan :optimis.......................................................

11
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda vital
 Keadaan umum : sedang...........................................................................
 Kesadaran : kesadaran penuh.....................................................................
 Nadi : 100x/i TD: 90/80 mmhg.................P:..................................
 S : 37.2.... TB: 132 cm..........................BB :21 kg..................................

B. Kebersihan perorangan
1. Kepala
 Rambut : bersih.............................................................................
 Mata : normal.............................................................................
 Hidung : bersih..............................................................................
 Mulut : Mukosa Mulut Tampak Kering .....................................
 Telinga : tidak ada serumen...........................................................
2. Leher : ........................................................................................
C. Dada / Thorak
 Dada :
Inspeksi : normal.............................................................................
Palpasi : normal.............................................................................
Perkusi : normal.............................................................................
Auskultasi : normal.............................................................................
 Paru-paru : normal.............................................................................
 Jantung : normal.............................................................................
Inspeksi : normal.............................................................................
Palpasi : normal.............................................................................
Auskultasi : normal.............................................................................
D. Abdomen : asimetris........................................................................................
Inspeksi : simetris............................................................................................
Palpasi: tugor kulit bagus.................................................................................
Perkusi : perut kembung..................................................................................
Auskultasi :peristaltic meningkat....................................................................
E. Muskuloskeletal : lemah................................................................................

VI. INFORMASI PENUNJANG


1. Diagnosa medis : diare....................................................................................
2. Laboratorium : ...............................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
Terapi medis : IVFD RL 24 tts/ oralit 1x1, newdiatab 3x1, cotrimoxazole 2x1

12
VII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Defisit Volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap

Rengat…………………………., 2021
Kelompok 3

………………………

13
ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah Etiologi


1. - Defisit Volume
DS : Ibu Klien Mengatakan cairan
Anaknya BAB cair kira kira 3 Hilangnya cairan dan elektrolit
x sehari dan ibu klien berlebihan
mengatakan anaknya lemas

DO : - BAB tampak encer


- Klien tampak lemah dan
Dan lemas

2. DS : Ibu Klien mengatakan Ketidakseimbangan intake makanan yang tidak


anaknya tidak ada nafsu nutrisi adekuat
makan, mual, muntah
DO : Klien tampak lemas, pucat

Peningkatan suhu Infeksi sekunder


3. DS : Ibu klien mengatakan badan
anaknya panas, dan ibu pasien tubuh
mengatakan mengompres
anaknya

DO : Klien tampak lemas, kulit


pucat

14
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Dx. Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan


(NOC) (NIC)

1. Defisit Volume cairan Fluid management


Setelah dilakukan tindakan
b/d kehilangan cairan
aktif keperawatan selama 1x24 jam - Monitor TTV
- Pertahankan
diharapkan kebutuhan cairan catatan intake dan
elektrolit dalam tubuh pasien output yang akurat
- Monitor status
teratasi dengan kriteria hasil :
nutrisi
- Input dan output - Kolaborasi dengan
cairan elektrolit dokter dan ahli
gizi
seimbang

Nutrition management
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan - Kaji adanya
nutrisi dari kebutuhan keperawatan selama 1x24 jam alergi makanan
2. - Kolaborasi
tubuh b/d intake diharapkan kebutuhan nutrisi
dengan ahli gizi
makanan pasien teratasi dengan kriteria untuk
hasil : menentukan
jumlah kalori
- Berat Badan ideal
dan nutrisi yang
sesuai tinggi badan dibutuhkan
- Tidak ada tanda tanda pasien
malnutrisi - Berikan
Informaasi
- Tidak terjadi tentang
penurunan berat kebutuhan nutrisi
badan yang berarti

Fever Treatment
Resiko peningkatan - Monitor suhu
suhu tubuh Setelah dilakukan tindakan sesering
3. berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam mungkin
proses infeksi - Monitor IWL
diharapkan
sekunder terhadap - Monitor tekanan
diare -suhu tubuh pasien dalam
darah, nadi dan
batas normal RR
- Nadi dan RR dalam batas - Selimuti pasien
- Berikan
normal
pengobatan
- tidak ada perubahan warna untuk mengatasi
kulit demam

15
16

Anda mungkin juga menyukai