Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DOSEN : Ns.ARI RAHMAT AZIZ, M.Kep

DISUSUN OLEH :

YENI MARLINA
NIM.190102237

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES AL INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hidayah – Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “ Posbindu”. Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kami

sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan

saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Rengat, November 2020

Yeni Marlina

ii
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Pengertian Posbindu ............................................................................................................. 4
B. Tujuan Pokok Posbindu ........................................................................................................ 4
C. Sasaran Pembinaan Posbindu ............................................................................................... 5
D. Manfaat Posbindu ................................................................................................................. 6
E. Pembentukan Posbindu ......................................................................................................... 6
F. Komponen Posbindu ............................................................................................................. 7
G. Pelayanan Kesehatan Posbindu ............................................................................................ 8
H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut ................................................................................................ 9
I. Sarana dan Prasarana Posbindu .............................................................................................. 9
J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Posbindu ....................................................................... 10
K. Rekrutmen dan Pelatihan Kader Posbindu ......................................................................... 10
L. Indikator Keberhasilan Posbindu ........................................................................................ 10
M. Kendala Pelaksanaan Posbindu ......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kedokteran,


termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu mengobati berbagai
penyakit infeksi berhasil mengurangi angka kematian bayi dan anak dan mampu
memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan
hidup meningkat. Akibatnya jumlah penduduk lanjut usia bertambah banyak dan cenderung
berlangsung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat , 2009).
Pada saat ini jumlah penduduk lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan lebih dari
629 juta jiwa dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Berdasarkan
sensus di Indonesia sejak tahun 1971 diketahui penduduk lanjut usia mencapai 5,3 juta jiwa
(4,5%), tahun 1980 meningkat menjadi 8 juta jiwa (5,5%), tahun 1990 meningkat menjadi
11,3 juta jiwa (6,4%), tahun 2005 meningkat menjadi 18,3 juta jiwa (8,5%) dan tahun
berikutnya lagi menjadi 19,3% juta jiwa (9%). Tahun 2020-2025 diperkirakan jumlah
penduduk lanjut usia Indonesia menempati peringkat ke empat setelah RRC, India dan
Amerika Serikat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat, 2009).
Proses penuaan yang terjadi secara alami pada kehidupan manusia tidak hanya
menyebabkan penurunan fungsi tubuh, tetapi juga berdampak pada aspek mental dan
sosialnya. Pada usia lanjut akan timbul masalah seperti meningkatnya prevalensi penyakit
degeneratif dan kardiovaskuler, gangguan mental serta masalah yang menyangkut sosial.
Berdasarkan pola penyakit rawat jalan di Puskesmas tahun 2006, penyakit pada sistem otot
dan jaringan pengikat (penyakit tulang, radang sendi termasuk reumatik) dan penyakit
tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pada kelompok usia lebih
dari 60 tahun (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009).
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pada pasal 19, bahwa
kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan
upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh
karena itu, berbagai upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut. Diantaranya dengan meningkatkan cakupan,
keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk usia lanjut.
Posbindu lansia merupakan bentuk peran serta masyarakat lansia dalam upaya dibidang
1
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat
dan mandiri. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat khususnya para usia lanjut
terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkelanjutan dan bermutu. Adapun
kegiatan para lansia untuk meningkatkan kesejahteraan usia lanjut melalui kelompok usila
yang mandiri (Badan Informasi Daerah, 2007 dalam Wijiat, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok kami akan menuliskan makalah dengan
judul “ Konsep Posbindu ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
“ Bagaimana Konsep Posbindu ?”.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Tujuan Umum :
Memberikan informasi tentang Konsep Posbindu.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengertian Posbindu
b. Mengetahui tujuan pokok Posbindu
c. Mengetahui sasaran pembinaan Posbindu
d. Mengetahui manfaat Posbindu
e. Memahami pembentukan Posbindu
f. Mengetahui komponen Posbindu
g. Mengetahui pelayanan kesehatan Posbindu
h. Mengetahui upaya kegiatan usia lanjut
i. Mengetahui sarana dan prasarana Posbindu
j. Mengetahui mekanisme pelaksanaan kegiatan Posbindu
k. Mengetahui rekrutmen dan pelatihan kader Posbindu
l. Mengetahu indikator keberhasilan Posbindu
m. Mengetahui kendala pelaksanaan Posbindu
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
2
2. Sebagai bahan tambahan informasi bagi mahasiswa.

BAB II PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Posbindu

Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan pelayanan
bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai
strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak dini (Effendy, 2001).
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan
yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis
dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera.
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan
masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos
Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan
untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang
sudah memasuki lansia (Depkes, 2007).
Posbindu adalah pos pembinaan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah yang digerakkan oleh masyarakat, dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan dan di selenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Posbindu juga merupakan wdah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersamasama
masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk
melaksanakan, memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan
dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Rahayu, 2012).

B. Tujuan Pokok Posbindu

Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan


dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi
dengan adanya Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina
kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia
supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif
dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan
(Depkes, 2007).
4
Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu adalah :
1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia
3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup
sehat.
4. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada kelompok masyarakat lansia
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan
letak geografis.
5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok masyarakat lansia
dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat
(Effendy, 1998).

Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti program kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengetahuan, sikap, persepsi, perilaku dalam
bentuk praktik yang sudah nyata berupa perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari
luar (kepercayaan) dan keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku
kesehatan seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program kesehatan. Faktor lain
yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada kesehatan adalah sebagai berikut :
kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga, faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin,
pendidikan, pendapatan, harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan,
dan kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003).

C. Sasaran Pembinaan Posbindu

Menurut Depkes, RI (2001) Sasaran Pembinaan posbindu


1. Sasaran langsung
Sasaran pembinaan langsung meliputi Kelompok usia 45-59 tahun, kelompok usia
lanjut 60-69 tahun, dan kelompok usia lanjut resiko tinggi usia lebih dari 70 tahun atau
usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
2. Sasaran tidak lansung
5
Sasaran pembinaan tidak langsung meliputi Keluarga di mana usia lanjut berada,
masyarakat di lingkungan usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam
pembinaan kesehatan usia lanjut, masyarakat luas dan petugas kesehatan yang melayani
kesehatan usia lanjut.

D. Manfaat Posbindu
Posbindu ini merupakan bentuk pendekatan pelayanan proaktif bagi usia lanjut untuk
mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut, yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif, di samping aspek kuratif dan rehabilitatif.
Posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan semangat hidup kepada usia lanjut,
2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada usia lanjut,
3. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dari keluarga
miskin atau tidak mampu,
4. Memberikan dukungan atau bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri (Depkes, 2007 dalam
Handayani, 2008).

E. Pembentukan Posbindu

Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas


kebutuhan masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan
dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-
masing daerah, misalnya mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti
kelompok pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain.
Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan
Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa

6
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan

F. Komponen Posbindu

Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan


dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu: adanya
proses kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota dan kader
serta tersedianya pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan
yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu
bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian tugas,
penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur organisasi
Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan
kader.
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu diperhatikan
juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan jumlah anggota,
sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari
50 orang atau lebih dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume
dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak
mengikat.

7
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).

G. Pelayanan Kesehatan

Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental


emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim
digunakan di Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan
dasar dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut
nadi selama 1 menit
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka kunjungan
rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut yang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public health
nursing).

8
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu makanan
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan
makanan yang berasal dari daerah tersebut
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran
(Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).

H. Upaya Kegiatan Usia Lanjut

1. Pemeriksaan fisik yang meliputi : pemeriksaaan urin, darah, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan nadi pemeriksaan status gizi, pengukuran barat badan dan tinggi badan,
pemberian makanan tambahan.
2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari seperti : makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil.
3. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
4. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ditemukan ada kelainan.
5. Penyuluhan kelompok, konseling kesehatan sesuai masalah yang dihadapi lansia
6. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok lansia
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public
health nursing)
7. Kegiatan olah raga antara lain senam lanjut usia, gerak jalan santai, dan sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.
8. Kegiatan non kesehatan berupa kegiatan kerohaniaan, arisan, forum diskusi kegiatan
ekonomi produktif, penyaluran hobi.

9. Kegiatan inovatif : kegiatan yang bertujuan untuk mencegah kepikunan, yang pada
dasarnya melatih fungsi syarat motorik seperti:bercerita, bernyanyi, pemainan kata,
permainanan kata, permainan angka, permainan huruf, menggambar, catur, rekreasi.

I. Sarana Dan Prasarana

Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan


prasarana penunjang antara lain:
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
2. Meja dan kursi

9
3. Alat tulis
4. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
5. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer
6. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut

J. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di


kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5
tahapan/5 meja sebagai berikut :
1. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
2. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan
3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan
status mental
4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes, 2007 dalam Handayani,
2008).

K. Rekrutmen Dan Pelatihan Kader Posbindu

Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sendiri atau dapat saja
diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun
persyaratan untuk menjadi kader Posbindu adalah:
1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat;
2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;
3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;
4. Sabar dan memahamil usia lanjut.

L. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan pelayanan


kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data pencatatan dan pelaporan,
pengamatan khusus dan penilitian, dengan menggunakan patokan yaitu :
10
1. Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang berperan
serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat.
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan oleh
50% puskesmas dan menjangkau 100% panti werda.
4. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan jangkauan
pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut (Depkes, 2007 dalam Handayani, 2008).

M. Kendala Pelaksanaan Posbindu

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posbindu


2. Jarak rumah dengan lokasi posbindu yang jauh dan sulit di jangkau
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang di posbindu
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posbindu.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian materi, maka kami dapat menyimpulkan bahwa Posbindu


merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang
dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri,
khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program
ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua

11
baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia. Dasar
pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia.
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya
Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta
meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia
lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas,
namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta
melakukanupaya rujukan bagi yang membutuhkan.

B. Saran

Berdasarkan uraian materi, hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang


kelak akan menjadi perawat harus memiliki pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos
Pembinaan Terpadu (POSBINDU) yang merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang
harus dimiliki oleh tenaga kesehatan khususnya perawat agar dapat mengaplikasikannya serta
berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Ini akan mendukung
profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab perawat sebagai bagian dari tenaga
medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan secara komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Notoadmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka


Cipta.

Sumiasih, Dkk. 2010. Pengetahuan Kader Tentang Proses Menua Dengan Keaktifan Kader
Pada Pelaksanaan Posbindu Di Kelurah Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Semarang.
Jurnal Kesehatan, Vol 6 no 1 Th 2010.: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang. Sumber : http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.

12
Wijiat, Siti. 2009. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Perilaku Mengikuti
Posbindu Lansia Di Karanganyar Gunung Candi Lama Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang. Sumber: http://digilib.unimus.ac.id.
Diakses Tanggal 26 Mei 2014.

Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber :


http://duniapintardancemerlang.blogspot.com. Diakses Tanggal 26 Mei 2014.

Itachi, Uciha. 2013.’ Posbindu’. Sumber : http://macrofag.blogspot.com. Diakses Tanggal 26


Mei 2014.

13

Anda mungkin juga menyukai