Anda di halaman 1dari 3

BAB III

ANALISIS KASUS

MASALAH OBESITAS PADA ANAK DAN REMAJA DI NTT

Prevalensi obesitas pada anak di dunia maupun di Indonesia semakin meningkat sehingga
menjadi masalah kesehatan yang harus dihadapi. Masalah obesitas yang terjadi pada anak
akan berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai
penyebab risiko utama untuk beberapa penyakit kronis yang terkait diet, diantaranya diabetes
melitus tipe 2, hipertensi, stroke, penyakit kardiovaskuler dan beberapa jenis penyakit kanker
tertentu.

Masalah obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks dengan penyebab
multifaktorial. Keadaan ini di antaranya disebabkan oleh pola makan tidak teratur, makanan
selingan dan konsumsi fast food di luar rumah yang semakin populer di kalangan anak-anak.
Perubahan gaya hidup, terutama pada anak-anak di Indonesia yang menjurus ke westernisasi
mengakibatkan pola makan yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan
kolesterol. Peran orang tua merupakan faktor penting dalam kejadian obesitas pada anak,
peran orang tua mencakup pengelolaan kebiasaan makan yang dimiliki anak dan aktivitas
fisik. Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, maka akan mengubah cara pandang dan
gaya hidup seseorang, terutama perilaku makan. Peran orang tua, terutama ibu dalam
mengasuh anak adalah sangat penting. Pengetahuan orang tua secara tidak langsung
berdampak pada pengetahuan dan perilaku anak. Perilaku obesogenis (memicu obesitas)
merupakan faktor utama untuk terjadinya obesitas pada anak. Selain itu, semakin tinggi
tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan cenderung semakin tinggi prevalensi
obesitas umum.

Saat ini, masalah gizi di NTT tidak hanya tentang gizi buruk tetapi juga gizi lebih atau
obesitas. Masalah obesitas timbul karena adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat di
NTT, sehingga terjadi perubahan gaya hidup masyarakat. Saat ini tingkat konsumsi fast food
semakin meningkat, dimana orang tua lebih memilih memberikan makanan cepat saji kepada
anaknya dengan alasan lebih praktis. Jenis makanan seperti junk food juga menjadi pilihan
masyarakat saat ini. Selain itu, kemudahan transportasi juga menjadi salah satu alasan
meningkatnya obesitas, sehingga mengurangi aktivitas fisik.
Persentase gemuk pada balita usia 0 – 59 bulan menurut status gizi dengan indeks
BB/TB pada provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2015 sebesar 6,5% dan
menurun pada tahun 2016 menjadi 4,2%.

Sumber : Hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2017 KEMENKES RI


Persentase gemuk pada balita usia 0 – 59 bulan menurut status gizi dengan indeks
BB/TB pada provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2017 sebesar 3,8%.

Berdasarkan data hasil pemantauan status gizi Kemenkes RI tahun 2015 – 2017,
terjadi penurunan persentase gemuk pada tahun 2015 – 2017 baik pada anak umur 0 –
23 bulan maupun 0 – 59 bulan. Penurunan persentase gemuk pada anak ini dapat
disebabkan karena saat ini masalah gizi lebih atau obesitas telah menjadi perhatian
pemerintah dan tenaga kesehatan sehingga seiring berjalannya waktu terjadi
persentase kegemukan pada anak menurun.

Sumber : Riskesdas 2013

Sumber : Riskesdas 2013

Sumber : Riskesdas 2013

Anda mungkin juga menyukai