GIZI
PUSKESMAS BAKUNASE
1508010001
FAKULTAS KEDOKTERAN
PUSKESMAS BAKUNASE
KUPANG
2019
LAPORAN KASUS
GIZI
Maria Yoseva Mandala Dede, S.Ked
1508010001
GIZI KURANG
I. PENDAHULUAN
Gizi kurang merupakan salah satu penyakit akibat gizi yang masih
merupakan salah satu masalah di Indonesia. Masalah gizi pada balita dapat
member dampak terhadap kualitas sumber daya manusia, sehingga jika
tidak diatasi dapat menyebabkan lost generation. Kekurangan gizi dapat
mengakibatkan gagal tumbuh kembang, meningkatkan angka kematian
dan kesakitan serta penyakit terutama pada sekelompokk usia rawan gizi.
Gizi kurang dan gizi buruk secara patofisologi pada anak balita
adalah mengalami kekurangan energi protein, anemia gizi besi, gangguan
akibat kekurangan iodium dan kurang vitamin A. Kekurangan sumber dari
energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan iodium dan
kurang vitamin A pada anak balita dapat menghambat pertumbuhan ,
mengurangi daya tahan tubuh, sehingga rentan terhadap penyakit infeksi,
mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan, penurunan kemampuan
fisik, gangguan pertumbuhan jasmani dan mental, stunting, kebutaan serta
kematian pada anak balita.
Gizi pada lima tahun pertama kehidupan sangat penting karena
pada masa ini perkembangan fisik dan perkembangan otak paling pesat.
Gizi pada masa ini akan mempengaruhi perkembangan anak untuk usianya
selanjutnya.
Masalah gizi kurang pada balita di Indonesia menurut hasil
Riskesdas 2007, 2010, dan 2013 belum menunjukkan perbaikkan, bahkan
ada sedikit peningkatan. Provinsi dengan presentase balita gizi buruk
terendah menurut hasil Riskesdas 2013 adalah Provinsi Bali dengan
presentase sebesar 13,2% dan tertinggi adalah Provinsi Nusa Tenggara
Timur dengan presentase sebesar 33%.
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi. Gizi yang baik akan menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
PRESENTASI KASUS
Identitas :
a. Nama : An.ABN
c. Umur : 14 bulan
e. Posyandu : Damai
Anamnesis :
anak menurun.
dicampur dengan sedikit sayur seperti merungga atau bayam dan wortel,
ibunya pasien nafsu makan pasien menurun karena pasien sedang demam
Pemeriksaan Fisik :
Berat badan : 8 kg
Status gizi :
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-), perdarahan gusi (-), plak
Psikis : Normal
III. DOKUMENTASI
1. Fauziah, Lilis. 2017. Jurnal Medika Tadulako: Faktor Resiko Kejadian Gizi
Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Kelurahan Taipa Kota Palu. Palu:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
2. Alamsyah, Dedi. 2015. Jurnal Vokasi Kesehatan volume 1: Beberapa Faktor
Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan. Pontianak:
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Infodatin: Situasi Gizi.
Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Infodatin: Situasi dan
Analisis Gizi, Bersama Membangun Gizi, Menuju Bangsa Sehat Berprestasi.
Jakarta Selatan: Pusat Data Informasi.