Anda di halaman 1dari 13

Kandidiasis

Vulvovaginalis

SMF / BAGIAN KULIT & KELAMIN


RSUD PROF DR. W. Z. JOHANNES KUPANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
DEFINISI

Kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang


disebabkan oleh Candida. Kandidiasis vulvovaginalis rekuren (KVVR) adalah
infeksi yang mengalami kekambuhan 4 kali atau lebih dalam setahun.
EPIDEMIOLOGI
Kandidiasis vulvovaginitis sering terjadi, sepertiga kasus KVV terjadi
pada wanita usia reproduksi. Sekitar 70%-75% wanita melaporkan pernah
mengalami KVV dan sekitar 40%-50% terkena KVVR. Antara 85%-95% dari
strain jamur yang didapat adalah isolasi dari spesies Candida albicans
ETIOLOGI


• Penyebab terbanyak KVV adalah spesies Candida
albicans (80-90%) sedangkan penyebab terbanyak ke dua adalah
Candida glabrata (10%), 3% lainnya oleh spesies Candida lain
seperti Candida tropicalis, Candida pseudotropicalis, Candida
krusei dan Candida stellatoidea. Genus Candida merupakan sel ragi
uniseluler yang termasuk kedalam fungi imperfecti atau
Deuteromycota atau golongan khamir (yeast atau yeast like),
termasuk dalam famili crytococcaceae yang memperbanyak diri
dengan cara bertunas
Patogenesis
GEJALA KLINIS
- Keluhan gatal/iritasi pada vulva dan keluhan sangat gatal atau pedih
disertai keluar cairan yang putih mirip krim susu/keju, tetapi dapat cair
seperti air atau tebal homogen dan tampak pseudomembran abu-abu putih
pada mukosa vagina berupa duh tubuh vaginal.
- Nyeri dan panas, terutama selama dan sesudah senggama juga sering
terjadi.
- Terdapat disuri eksterna apabila urin terkena vulva yang mengalami
peradangan
- Pada pemeriksaan klinis vulva bisa dalam keadaan normal, tetapi bisa juga
kemerahan, edema dengan fisura, kadang-kadang erosi dan ulserasi.
Diagnosis Banding
• Kandidiasis Vulvovaginalis
• Bakterial Vaginosis
• Trichomonas Vaginalis
PEMERIKSAAN KLINIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan mikroskopis
- Pemeriksaan biakan
Penatalaksanaan
• Terapi KVV tanpa komplikasi:
- Klotrimazol 500 mg, intravagina dosis tunggal, atau
- Klotrimazol 200 mg, intravagina selama 3 hari, atau
- Nistatin 100.000 IU intravagina selama 7 hari
- Flukonazol 150 mg, per oral, dosis tunggal, atau
- Itrakonazol 2x200 mg per oral selama 1 hari, atau
- Itrakonazol 1x200 mg/hari per oral selama 3 hari, atau
- Ketokonazol kapsul 2x200 mg/hari per oral selama 5 hari
- Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun) : Agen
topikal atau flukonazol oral selama 10-14 hari dilanjutkan dengan
flukonazol 150 mg/minggu selama 6 bulan.
• Terapi KVV dengan komplikasi :
- KVV berat: ditandai dengan vulva eritem, edema, ekskoriasi dan fisura.
Terapi dapat diberikan flukonazol 150 mg dengan 2 dosis selang waktu
pemberian 72 jam atau obat topical golongan azole selama 7-14 hari.
- KVV dengan penyebab Candida non-albicans : pemberian obat golongan
azole tetap dianjurkan selama 7-14 hari, kecuali flukonazole karena
banyak Candida non-albicans yang resisten. Jika terjadi kekambuhan
dapat diberikan asam borat 600 mg dalam kapsul gelatin sekali sehari
selama 2 minggu. Jika masih terjadi kekambuhan dianjurkan pemberian
nistatin tablet vagina 100.000 U perhari sebagai pengobatan dosis
pemeliharaan.
- KVV pada penderita imunokompromis : pengobatan dengan obat
antijamur konvensionaldilakukan dengan 7-14 hari.
- KVV pada penderita HIV : pengobatan KVV simtomatis pada wanita
dengan HIV positif sama dengan pada HIV negatif. KVV tanpa komplikasi
dapat diterapi dengan flukonazole 150 mg dosis tunggal jangka pendek,
topikal azole jangka pendek.
PENCEGAHAN

Usaha pencegahan terhadap timbulnya KVV meliputi:


• penanggulangan faktor predisposisi dan
penanggulangan sumber infeksi yang ada.
• Penanggulangan sumber infeksi yaitu dengan
mencari atau mengatasi sumber infeksi yang ada,
baik dalam tubuhnya sendiri atau diluarnya.

Anda mungkin juga menyukai