Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

TES SEROLOGI SIFILIS


SAMUEL YAN TOUW (1408010009)
ANDREW DJACK PRASETYO LUDJI (1308012028)

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
SIFILIS

Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan


oleh Treponema pallidum, sangat kronik
dan bersifat sistemik.
KLASIFIKASI

 Sifilis kongenital dan Sifilis yang didapat / acquired.


 Sifilis kongenital dibagi menjadi : dini (< 2 tahun), lanjut (> 2
tahun) dan stigmata.
 Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara yaitu klinis dan
epidemiologis.
 Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium yaitu sifilis stadium
primer (SI), sekunder (SII) dan tersier (SIII)
 Secara epidemiologik menurut WHO dibagi menjadi:
 Stadium dini menular
 Stadium lanjut tak menular
 Bentuk lain ialah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis.
PRODUKSI IMMUNOGLOBULIN
TES SEROLOGI SIFILIS

• TES NON TREPONEMAL


• Tes Fiksasi Komplemen: Wasserman (WR), Kolmer
• Tes Flokulasi: VDRL Kahn, RPR, ART, dan RST

• TES TREPONEMAL
• Tes Imobilisasi: TPI
• Tes Fiksasi Komplemen: RPCF
• Tes Imunofluoresen: FTS-Abs, FTA-Abs DS
• Tes hemoglutisasi: TPHA, 19S IgM SPHA, HATTS, MHA-TP
TES NONTREPONEMAL

 digunakan Kardiolipin yang dikombinasikan lesitin

dan kolesterol.

 Antibodinya disebut Reagin.

 Tes yang dianjurkan adalah VDRL dan RPR secara

kuantitatif.
VDRL

 Uji VDRL dilakukan untuk mengukur antibodi IgM


dan IgG terhadap materi lipoidal.
 Uji VDRL merupakan pemeriksaan slide
microflocculation untuk sifilis yang menggunakan
antigen yang terdiri dari kardiolipin, lesitin, dan
kolesterol.
Interpretasi Hasil VDRL

 Untuk mendiagnosis sifilis, hasil pemeriksaan


VDRL reaktif harus digabung dengan pemeriksaan
treponema reaktif lainya seperti FTA-Abs dan
MHA-TP.
Interpretasi Hasil VDRL

 Hasil VDRL reaktif dapat bermakna infeksi baru atau lama

dengan treponema patogen.

 Hasil VDRL nonreaktif tanpa gejala klinik sifilis dapat

berarti tidak terinfeksi sifilis dan pengobatan yang efektif.


RPR

 Uji rapid plasma reagin (RPR) 18-mm circle card

merupakan pemeriksaan makroskopis, menggunakan


kartu flocculation nontreponemal.

 Antigen dibuat dari modifikasi suspensi antigen VDRL

yang terdiri dari choline chloride, EDTA dan partikel


charcoal.
 Pemeriksaan RPR mengukur antibodi IgM dan IgG

terhadap materi lipoidal, dihasilkan dari kerusakan


sel host sama seperti lipoprotein, dan mungkin
kardiolipin dihasilkan dari treponema.
Interpretasi Hasil RPR
Interpretasi Hasil RPR

 Mendiagnosis sifilis, hasil pemeriksaan RPR harus


ditunjang dengan gejala klinis, pemeriksaan serologi yang
lain, mikroskop lapangan gelap dan faktor risiko.

 Hasil RPR reaktif dapat bermakna infeksi baru atau lama

dengan treponema patogen, meskipun hasil reaksi positif


palsu dapat juga terjadi.
Interpretasi Hasil RPR

 Hasil RPR nonreaktif tanpa gejala klinik sifilis dapat

berarti tidak terinfeksi sifilis atau pengobatan yang


tidak efektif.
Tes Treponemal

Menggunakan fragmen • Tes imobilisasi : TPI


atau seluruh bagian • Tes fiksasi
T. pallidum sebagai komplemen : RPCF
bahan antigen untuk
• Tes imunofluoresen :
menunjukkan antibodi
anti treponemal, dan
FTA-Abs
memiliki spesifisitas • Tes hemoglutisasi :
yang lebih tinggi. TPHA & TPPA
Tes Serologi Sifilis Pada Kehamilan dan Neurosifilis

Kehamilan Neurosifilis

 Penting pada awal  Sampel cerebrospinal


trimester 3 nonreaktif pada 30 –
 Bila positif  beri 57% kasus
pengobatan
 Dapat memberikan
positif palsu  Tes yang disarankan 
 Bayi yang lahir harus FTA-Abs IgM
dilakukan uji serologi
Interpretasi Tes Serologi Sifilis

Tes Nontreponemal Tes Treponemal


 Positif bila menunjukan • Sebagai konfirmasi tes
knaikkan titer 4x, dan nontreponemal/pasien
pengobatan adekuat
sifilis lanjut
apabila penurunan titer
4x • Positif dapat
 Disarankan menunjukan
menggunakan 1 jenis tes pernah/sedang
nontreponemal terinfeksi treponema
Interpretasi Tes Serologi Sifilis

Positif Semu Biologik • PSB Akut 


Keadaan dimana pasien notreponemal positif
tidak menderita sifilis atau rendah, hilang dalam
trepanomatosis lain hari/minggu
namun memberi reaksi • PSB Kronis  reaksi
postif  biasa titernya positif berulang dalam
rendah (1/4) beberapa bulan/tahun

Positif Sejati
Follow Up Tes Serologi Sifilis
 Titer ↓ : tidak diberikan
pengobatan lagi Penurunan titer yang
dimaksud : >4x pada
 Titer ↑ : pengobatan ulang tes nontreponemal
 Titer menetap : tunggu
satu bulan, kemudian Sembuh : Lesi
dilakukan uji kembali.
Apabila titer ↓  tidak menghilang, KGB tidak
dilakukan pengobatan
kembali, apabila titer ↑  teraba, dan VDRL (-)
dilakukan pengobatan
ulang.
Follow Up Tes Serologi Sifilis
 Follow up dilakukan pada 3, Terapi ulangan
6, dan 12 bulan setelah apabila
pengobatan selesai • kasus kambuh
 Periksa LCS pada 1 tahun serologik/ klinis 
setelah pengobatan dosis pengobatan 2x
 Sifilis laten  hingga 2 lebih banyak
tahun setelah pengobatan • tidak menunjukan
 Neurosifilis atau sifilis penurunan titer
kardiovaskular  serologik setelah 6 –
beberapa tahun setelah 12 bulan setelah terapi
pengobatan
Kesimpulan

 Tes Serologi Sifilis penting untuk menegakkan diagnosis


sifilis

 Terdapat 2 jenis tes serologi sifilis, yaitu tes


nontreponemal (sensitivitas tinggi) dan tes treponemal
(spesivisitas tinggi)

 Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan positif


palsu  frambusia, varisela, hepatitis, malaria,
rheumatic heart disease serta kehamilan
Kesimpulan

 Selain sebagai penunjang diagnosis, juga berguna


sebagai penilaian keberhasilan pengobatan 
dengan melihat penurunan/peningkatan titer
antibodi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai