Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENUGASAN MASALAH ETIK

KEDOKTERAN GIGI
Dalam memenuhi tugas mata kuliah
Penelusuran Berita Mengenai Masalah Etik dan Hukum Praktik Kedokteran
Gigi dan Layanan Kesehatan Gigi
Dosen pengampu : dr. Sigid Kirana L.B., Sp F (K)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:


1. MUTIARA ARININGTYAS (22010219120003)
2. KHANSA FAIRUZ TAMARI (22010219130007)
3. SEKAR DIAH KUMALASARI (22010119130009)
4. ANGELI MEILINDA M N (22010219140013)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN AJARAN 2019/2020
PENDAHULUAN

Pada bulan Januari 2016, ada seorang anak bernama Nevaeh Hall dibawa ibunya,
Courissa Clark, pergi ke dokter gigi di klinik gigi Diamond Dentistry, Houston, AS. Saat itu,
Nevaeh masih berumur empat tahun. Ibunya membawa Nevaeh ke dokter gigi Bethaniel
Jefferson karena ia mengalami kerusakan pada giginya. Oleh karena itu, ibunya membawanya
pergi ke dokter gigi untuk melihat apakah Nevaeh perlu memakai kawat gigi atau dicabut.
Namun tak disangka, pemeriksaan gigi ini telah mengubah hidup Nevaeh secara permanen. Ia
menjadi tidak bisa berbicara dan berjalan sebagaimana mestinya akibat dari kesalahan tindakan
yang dilakukan oleh dokter gigi tersebut.
Kasus ini berawal ketika Nevaeh yang hanya memiliki berat badan 30 pound itu
disuntik dengan lima tusuk jarum suntik anestesi. Akibat hal tersebut, Nevaeh tidak sadarkan
diri selama lebih dari tujuh jam. Pada empat jam pertama, Nevaeh ditempatkan di dalam satu
instalasi. Kemudian ia mendapatkan tindakan operasi gigi oleh dokter tersebut. Orang tua
Nevaeh yang menunggu dari balik ruang klinik sempat melihat denyut jantung putrinya naik
196 kali permenit, sementara oksigen menurun hingga 49%. Selama dalam keadaan koma itu,
dokter gigi Bethaniel sama sekali tidak menghubungi ambulan sampai akhirnya keadaan gadis
malang itu mulai memburuk setelah empat jam kemudian.
Keluarga Nevaeh dan pengacaranya mengatakan bahwa itu adalah salah satu sebab
yang memicu kerusakan otak Nevaeh Hall. Dalam konferensi pers, ibu Nevaeh, Courissa Clark,
mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk menuntut dokter gigi Bethaniel atas
dugaan malpraktik yang telah menyebabkan putrinya kehilangan fungsi normal pada organ
kaki sehingga tidak bisa berjalan, menjadi bisu, dan kehilangan fungsi visual serta organ vital
terkait. Bahkan sampai berita ini dipublikasikan, Nevaeh masih dalam perawatan di rumah
sakit dan telah didiagnosis mengalami kontraksi otot tak sadar[2].
PENJELASAN MASALAH

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dokter gigi Bethaniel Jefferson telah
melanggar KODEKGI[1] :
❏ Lafal Sumpah Dokter Gigi pada bait ke tujuh yang berbunyi, ‘Saya akan senantiasa
mengutamakan kesehatan penderita.
❏ Bab 1 Kewajiban Umum Pasal 1
Dokter Gigi di Indonesia wajib menghayati, mentaati dan mengamalkan Sumpah
/ Janji Dokter gigi Indonesia dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia.
❏ Bab 1 Kewajiban Umum Pasal 1 Ayat 1
Dalam mengamalkan sumpah/Janji Dokter Gigi dan Etika Kedokteran Gigi Indonesia,
Dokter Gigi wajib menghargai hak pasien dalam menentukan nasib dan menjaga
rahasianya, mengutamakan kepentingan pasien, melindungi pasien dari kerugian,
memperlakukan orang lain dengan adil, selalu jujur baik terhadap pasien, masyarakat,
teman sejawat maupun profesi lainnya, sesuai dengan martabat luhur profesi Dokter
Gigi.
❏ Bab II Pasal 10
Dokter gigi Indonesia wajib menghormati hak pasien untuk menentukan pilihan perawatan
dan rahasianya
Ayat 1
Dokter Gigi wajib menyampaikan informasi mengenai rencana perawatan dan pengobatan
beserta alternatif yang sesuai dan memperoleh persetujuan dalam mengambil keputusan

Bentuk pelanggaran:
Dalam kasus ini, dokter gigi Bethaniel Jefferson telah melanggar kode etik
kedokteran dengan tidak memberikan pemberitahuan kepada orang tua Nevaeh
mengenai rencana perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan kepadanya. Dokter
gigi Bethaniel Jefferson langsung menyuntikkan anestesi tanpa mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari orang tua Nevaeh.

❏ Pasal 11
Dokter Gigi di Indonesia wajib melindungi pasien dari kerugian
Ayat 1
Dalam memberikan pelayanan Dokter Gigi wajib bertindak efisien, efektif, dan berkualitas
sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan pasien
Ayat 2
Dalam hal ketidakmampuan melakukan pemeriksaan atau pengobatan, dokter gigi wajib
merujuk pasien kepada dokter gigi atau profesional lainnya dengan kompetensi yang sesuai.

Bentuk pelanggaran:
Dalam melakukan pengobatan kepada Nevaeh, dokter gigi Bethaniel Jefferson tidak
menjunjung tinggi prinsip respect for person yang mana apabila seorang dokter dalam
menjalankan pemeriksaan dan/atau pengobatan mengetahui pasien dalam keadaan tidak
stabil atau justru semakin memburuk, maka dokter harus menghentikan proses
pemeriksaan dan/atau pengobatan tersebut guna kebaikan dari pasien. Selain itu, dokter
gigi Bethaniel Jefferson juga tidak berusaha menelpon ambulan untuk merujuk Nevaeh
ke rumah sakit atau dokter gigi yang lebih mampu daripadanya. Hingga pada akhirnya
berakibat fatal pada kondisi kesehatan nevaeh.

❏ Pasal 20
Dokter Gigi wajib mempertahankan dan meningkatkan martabat dirinya
Ayat 3
Dokter Gigi harus menghindari perilaku yang tidak profesional

Bentuk pelanggaran:
Akibat dari kasus ini, dokter gigi Bethaniel Jefferson telah dianggap tidak
profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter hingga menyebabkan kerugian
atau keadaan yang semakin buruk bagi pasien.

Selain telah melanggar KODEKGI, dokter gigi Bethaniel Jefferson juga telah
melanggar beberapa prinsip moral, yaitu[3] :

1. Non-Maleficence

Prinsip moral non-maleficence adalah prinsip yang melarang adanya tindakan


yang membahayakan atau memperburuk keadaan pasien. Dalam kasus ini, dokter gigi
Bethaniel Jefferson melakukan anestesi yang berlebihan sehingga menyebabkan pasien
mengalami kerusakan otak hingga berakibat lumpuh dan juga bisu.

2. Beneficence

Prinsip moral beneficence adalah suatu kewajiban moral untuk melakukan


suatu tindakan demi kebaikan atau kemanfaatan orang lain (pasien). Dalam kasus ini,
dokter gigi Bethaniel Jefferson tidak memperhatikan keadaan pasien selama proses
operasi.

3. Autonomy

Prinsip moral autonomy adalah prinsip moral yang menghormati hak-hak


pasien, terutama hak otonomi pasien. Dalam kasus ini, dokter gigi Bethaniel Jefferson
tetap melakukan operasi tanpa persetujuan dan pemberitahuan kepada orang tua
Nevaeh.

PENUTUP

Berdasarkan kasus yang dialami Nevaeh, seorang anak berumur empat tahun yang
diduga mengalami kecacatan berupa bisu dan lumpuh setelah mendapatkan prosedur klinis dari
dokter gigi Bethaniel Jefferson. Dalam kasus ini dokter gigi Bethaniel Jefferson telah
melakukan kesalahan berupa pelanggaran kode etik berupa dokter yang tidak menghormati hak
pasien untuk menentukan pilihan perawatan dan rahasianya menyampaikan informasi
mengenai rencana perawatan. Selain itu, dokter tersebut juga melanggar pasal 11 ayat 2
KODEKGI karena dokter tersebut tidak mempunyai wewenang untuk melakukan anestesi dan
seharusnya tindakan dilakukan oleh dokter spesialis anestesi. Dokter gigi Jefferson sebelumnya
juga pernah dikritik oleh Komisi Dewan setempat pada tahun 2005 lalu, karena kurang
memperhatikan tekanan darah dan denyut nadi (abnormal) pasien, dan pada tahun 2012 lalu,
ia kembali membuat kesalahan atas penyalahgunaan obat penenang. Kasus terakhirnya pada
tahun 2016 yang membuat seorang anak lumpuh dan juga bisu mengakibatkan surat izin
praktek dokter gigi tersebut untuk sementara dicabut oleh komite terkait. Atas kelalaian
seorang dokter yang berdampak kerugian pada pasien dapat membuat lisensi praktik dokter
tersebut dicabut secara permanen.

DAFTAR PUSTAKA

[1] 2008. LAFAL SUMPAH DOKTER GIGI INDONESIA DAN KODE ETIK
KEDOKTERAN GIGI INDONESIA. pdgi.or.id [Last cited 09 September 2019].
[2] 2016. Nevaeh Hall Gadis 4 Tahun Menjadi Bisu dan Lumpuh Usai ke Dokter Gigi.
erabaru.net. [Last cited 09 September 2019]
[3] Suryadi, T. 2009. PRINSIP-PRINSIP ETIKA DAN HUKUM DALAM PROFESI
KEDOKTERAN. academia.edu. [Last cited 09 September 2019]

Anda mungkin juga menyukai