1 Definisi Epulis
Epulis merupakan istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada
gingiva (gusi). Definisi epulis adalah tumor jinak yang tumbuh dari gingiva, berasal dari
jaringan periodonsium atau jaringan periosteum.
Secara mikroskopis terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang
mengalami proliferasi dengan ditandai oleh adanya rate peg tidak beraturan. Stroma terdiri
dari jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen yang tersusun dalam berkas yang tidak beraturan.
Juga ada sel radang kronis dalam stroma.
Gambar 4. Mikroskopis epulis fibromatosa
Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya
vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah
keunguan.
Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm
namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi
massa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada
beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada
gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi.
Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila tersenggol.
Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi
dengan rete peg (papil epitel yang masuk ke dalam stroma jaringan ikat dibawah epitel) yang
tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi yang disusun oleh jaringan ikat,
pembuluh darah, sebukan sel radang akut dan kronis. Bila ada ulserasi, biasnya sel radang
yang banyak dijumpai adalah PMN sehingga dambarannya menyerupai granuloma
piogenikum.
Gambar 7. Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang pertama kali
dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah
dilaporkan.
Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang
rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah
lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga
2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan
terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat
mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.
Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi
pada orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan
tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat
sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti
belum dapat ditegakkan.
Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan
menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran
kecil tidak membutuhkan perawatan.
Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu
dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan laser
karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus yang ada,
kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.
Gambar 8. Epulis Fissuratum pada anterior mandibula, pada tempat gigi palsu biasa dipasang.
Terlihat fambaran eritema. Pada permukaan lesi biasanya halus seperti pada gambar.
Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat pemasangan
gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang alveolar, supaya gigi palsu
dapat bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang
berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.
Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi
timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak
memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi. Meski
lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan
preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang
tersebut.
Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum. Pasien yang menggunakan
gigi palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu memeriksakan kesehatan mulut mereka ke
dokter gigi, sehingga meningkatkan resiko terjadinya epulis fissuratum.
Dengan penatalaksanaan segera, prognosis dari epulis fissuratum ini adalah baik.
Masalah yang mungkin terjadi adalah, massa pada daerah mukosa vestibuler dan
berhubungan dengan gigi palsu sering lolos dari diagnosis sebagai epulis fissuratum.
Sayangnya, pada kasus yang jarang, massa ini dapat menjadi skuamos sel karsinoma atau
sudah bermetastase. Karena itu, jaringan ini, setelah diesktirpasi harus diperiksa secara
histologis. Perlu disarankan kepada pasien untuk memeriksakan gigi mereka secara rutin jika
dibutuhkan dan jika ada gangguan pada jaringan mulut.
Gambar 9. massa pada mukosa vestibuler posterior ini, berhubungan dengan penggunaan gigi
palsu total. Pada pasien ini, massa sudah berubah menjadi skuamous sel karsinoma.