SKUAMOSA RONGGA
MULUT
ILUSTRASI KASUS
Ilustrasi Kasus
Nama : Tn. NS
Usia : 39 thn
Alamat : Bogor
Pekerjaan : karyawan
Pendidikan : SLTA
Ras/Suku : Sunda
Anamnesis
Pasien dengan keluhan udah ada luka dan terasa
ada pembengkakan. Bila menelan terasa sakit
kira-kira 2 bln. Di bawah lidah ada bengkak,
bag leher ada bengkak. Kalau minum air sakit
di daerah leher. Lidah juga merasa gatal.
Benjolan leher sudah kira2 1 bln terakhir. Baru
minum obat antibiotik. Saat ini antibiotik
sudah tidak diminum slm 1 mggu. Awalnya spt
sariawan di lidah sblh kanan, sdh pakai obat
kumur betadine + abothyl. Sariawan pernah
sembuh, muncul lagi, kmdn tjd pbengkakan di
lidah kanan. Sariawan awal sembuhnya 1 bln.
Riwayat Sosial
Menikah thn 2001
2 anak ( 6 thn dan 4 thn)
Riw penyakit Sistemik disangkal
Diagnosis
Susp KSS
Rencana perawatan
KIE : utk kontrol ke OM bila perlu
selama masa perawatan konsul ke
bedah onkologi
PEMBAHASAN UMUM
EPIDEMIOLOGI
Kanker rongga mulut merupakan salah
satu kanker yang paling banyak
prevalensinya di berbagai belahan dunia,
dan merupakan satu dari sepuluh
penyebab kematian yang paling sering.
Di Amerika Serikat, tiap tahun terdiagnosis
lebih dari 1 juta penderita baru kanker,
penderita baru kanker mulut dan orofaring
terdiagnosis mendekati 3% dari
keseluruhan penderita baru.
Tembakau
(rokok ataupun dikunyah)
Karsinogen :
a. Nitrosamin (nikotin)
b.Hidrokarbon aromatik polisiklik
c. Nitrosodicthanolamine
d.Nitrosoproline
e.Polonium
Alkohol
Alkohol + tembakau EFEK SINERGISTIK
Patogenesis
Sel normal displasia lesi maligna
Lesi displasia (kriteria histomorfologi)
Ringan:
Leukoplakia
Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang
dengan digosok dan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai lesi lain.
Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel
Leukoplakia halus penggunaan tembakau.
Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral
lidah pada pasien dengan imunosupresi kronik,
infeksi virus Epstein- Barr.
Eritroplakia
Analog leukoplakia, beda warna
Risiko lebih besar untuk menjadi
displasia/ keganasan (4-7 kali)
Karsinoma sel
skuamosa
akantoliltik
Karsinoma
adenoskuamosa
Karsinoma
kunikulatum
2.Karsinoma
Limfoepitelial
Karsinoma epithelialmyoepitelial
Karsinoma clear sel
Kistadenokarsinoma
Adenokarsinoma
musinus
Karsinoma onkositik
Karsinoma duktus
kelenjar ludah
Sarkoma Kaposi
Limfangioma
Tumor kondromiksoid ektomesenkimal
Musinosis oral fokal
Epulis sel granular congenital
Tumor hematolimfoid
1. Limfoma sel B
besar difus
2. Limfoma sel mantle
3. Limfoma folikular
4. Tipe MALT dari
limfoma sel
ekstranodal zona
marginal sel B
5. Limfoma Burkitt
6. Limfoma sel T
7. Plasmasitoma
ekstramedular
8. Histiositosis sel
Langerhans
9. Sarcoma
ekstrameduler
myeloid
10. Tumor/sarcoma
sel dendritik
folikular
STAGING
KLASIFIKASI STAGING
DIAGNOSIS
Prinsip utamanya adalah dengan
menegakkan diagnosis kanker secara
histopatologi dan menentukan apakah
ada keganasan juga di tempat lain
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan terpenting
dan diagnostiknya adalah dengan
biopsi.
BIOPSI
Pada awal dapat dilakukan toluidin blue,
pemeriksaan ini juga dipakai untuk
membantu menentukan lokasi biopsi.
Pengambilan jaringan harus adekuat Jaringan
yang adekuat untuk pemeriksaan harus
sampai ke jaringan di bawah membran basal
dan mengikutsertakan jaringan normal.
Displasia atau atipia menggambarkan
sejumlah kelainan seluler yang termasuk
perubahan morfologi dan ukuran sel,
peningkatan gambaran mitosis,
hiperkromatisme, perubahan dari orientasi
dan maturasi sel normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah
Perifer Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit, Serum
kalsium, Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfaantiglikoprotein
Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat
keterlibatan tulang di sekitar tumor.
Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis
dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe
regional (perluasan lokal dari penyakit dan
mengidentifikasi metastasis ke kelenjar limfe)
CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang
kortikal, sedangkan MRI untuk mengevaluasi perluasan ke
jaringan lunak dan keterlibatan neurovascular bundle.
Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena
merupakan tempat metastasis yang sering
DIAGNOSIS BANDING
Keratosis Aktinik
Kandidiasis Oral
Leukoplakia Oral
Lichen Planus
Dan lain-lain sesuai gambaran
klinisnya (plak/ulkus/massa)
Tatalaksana
Modalitas terapi :
Terapi pembedahan tunggal
Terapi radiasi tunggal
Terapi kemoterapi tunggal
Kombinasi diantara modalitas tersebut
Indikasi :
Kanker stadium I & II 1 modalitas
(pembedahan/radioterapi)
Kanker stadium III & IV kombinasi modalitas
(pembedahan&radioterapi/pembedahan&kemoterapi/kombi
nasi 3 modalitas)
Pembedahan
Terapi utama
Indikasi :
Tumor yang menginvasi jaringan tulang
Jika ES pembedahan < radioterapi
Tumor yang tidak sensitif terhadap radioterapi
Tumor rekuren pada daerah yang telah menerima
radioterapi dengan dosis maksimal
Terapi paliatif
Diseksi leher radikal dapat merupakan bagian dari reseksi
pada tumor yang mengalami metastasis ke kGB dan dapat
dikombinasi radioterapi ketika tumor primer diobati
dengan radioterapi
Kemoterapi
Cara kerja obat :
memisahkan sel kanker tersebut secara
cepat,
menghambat pertumbuhan sel kanker,
menghancurkan sel kanker tersebut.
Macam kemoterapi :
Agen alkylating (contohnya : cisplatin)
Antimetabolite (contohnya : 5-Fluorouasil/5FU)
Antibiotik sitotoksik (contohnya : bleomisin)
Alkaloid vinca (contohnya : vinblastin)
Hormon steroid (contohnya : tamoxifen)
Kemoterapi yang biasa digunakan cisplatin & 5FU
Kemoterapi
Efek samping
Lemah, mual, muntah,
Diare atau konstipasi,
Hilangnya rambut,
Mukositis, dan
Kemungkinan terjadinya infeksi
Radioterapi
Radiasi yang digunakan :
Sinar eksternal photon megavoltase. Sinar yang ideal
digunakan yaitu cobalt 60 (60Co) 4- hingga 6akselerator linear.
Sinar x-ray memberikan dosis yang relatif rendah
pada permukaan kulit dan memberikan dosis
pengeluaran yang tinggi.
Sinar electron memberikan dosis yang realtif tinggi
pada kulit dan jaringan subkutan dan memberikan
dosis pengeluaran yang rendah.
Sinar x-ray orthovoltase memberikan dosis yang
maksimal pada permukaan kulit.
Radioterapi
Brakiterapi
Terapi primer untuk tumor yang terlokalisir
pada dua pertiga anterior rongga mulut,
Tambahan dosis dari radiasi pada letak
spesifik, atau
Pengobatan pada tumor yang rekurensi.
Isotop yang digunakan meliputi cesium,
iridium, dan emas
Keuntungan dosis yang tinggi dapat
dibatasi pada volume jaringan yang kecil
dan pengobatan diberikan pada waktu yang
singkat
Penelitian
Terapi gen
EFGR inhibitor :
EGFR spesifik untuk antibodi monoklonal
(contohnya cetuximab),
small molecule tyrosine kinase inhibitors
(TKIs) yang spesifik untuk EGFR
(contohnya iressa), imunotoksin (toksin
yang berikatan dengan antibodi atau
growth factor) dan strategi antisense
Komplikasi
Reaksi akut :
mukositis ulserasi,
Kandidiasis,
Karies
Reaksi kronik :
Perubahan suplai vaskular,
Fibrosis jaringan ikat dan jaringan otot,
Perubahan selularitas dari jaringan
Prognosis
DEFINISI
Kanker mulut adalah kanker yang
berlokasi di mulut. Bisa merupakan
lesi primer ataupun lesi sekunder
dari ekstensi kanker dari daerah
(seperti kavum nasal atau sinus
maksilaris) sekitar atau metastasis
dari lokasi kanker yang jauh.
PEMBAHASAN KHUSUS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Susp. KSS
Ditegakkan atas dasar :
Anamnesis :
keluhan luka dan pembengkakan disertai sakit
bila menelan sejak 2 bulan yll, dirasakan
bengkak di bawah lidah dan di leher. Benjolan
muncul sejak 1 bulan yll. Luka awalnya seperti
sariawan di lidah kanan, tidak sembuh.
Sebelumnya tidak ada riwayat sariawan.
Riwayat merokok 2 bgks/hr selama 18 tahun,
obat kumur listerine 1 hr 3x selama 1 thn.
Pemeriksaan fisik :
KGB servikal kanan teraba, kenyal, tidak nyeri
Wajah asimetri kanan > kiri
Kel. Parotid pembesaran, difus, tdk nyeri
Pergerakan lidah terhambat, sakit, tdk bisa
gerak ke kanan
Ventral lidah : ulserasi 3 cm x 1 cm x 1cm,
nekrotik area (-), daerah ulserasi sampai dasar
mulut, indurasi (+), nyeri tekan (+)
Dasar mulut kanan terdapat keterlibatan
ulserasi
TATALAKSANA
Rencana diagnosis :
Biopsi lesi : untuk memastikan jenis lesi
secara histopatologis.
Biopsi KGB servikal : untuk memastikan
apakah ada infiltrasi ke KGB atau adakah
penyebab lain pembesaran.
Biopsi kelenjar parotis : untuk
memastikan apakah ada infiltrasi ke
kelenjar parotis atau adakah penyebab
lain pembesaran.
Rencana terapi :
Selagi menunggu biopsi dan hasil
pemeriksaan, pasien dapat diberikan obat
kumur minosep untuk mencegah infeksi
sekunder di mulut.
Untuk nyeri pada pasien dapat diberikan
analgesik lokal.
Dianjurkan pada pasien untuk makan makanan
dengan gizi seimbang yang lunak/ di-blender
Hentikan pemakaian albothyl.
Daftar Pustaka