Anda di halaman 1dari 5

KANDIDIASIS

Faktor Prediposisi termasuk :


Pemakaian gigi tiruan
Penurunan salvias, misalnya karena penggunaan obat
Terapi antibiotik, terutama spectrum luas
Diabetes mellitus tidak terkontrol
Terapi kortikosteroid
Radioterapi daerah mulut dan kerusakan yang terjadi pada
kelenjar saliva sesudahnya
Defisiensi zat besi, vitamin B12 , dan asam folat
Kondisi imunosupresi, termasuk:
1) HIV
2) Leukimia
3) Agranulositosis
4) Obat sitotoksik
5) Malnutrisi dan malabsorpsi

Kandidiasis klinis tampil berupa :


1. Kandidiasis akut
a. Pseudomembranosa (thrush)
Gejala
Dapat tanpa gejala
Dapat menimbulkan rasa sakit dalam rongga mulut
Kurang nyaman saat menelan
Tanda
Kandidiasis pseudomembranosa tampil sebagai
bercak putih/kuning seperti krem di mukosa mulut,
dapat dilepaskan dari jaringan di bawahnya,
meninggalkan daerah yang merah dan mudah
berdarah.
b. Atrofik (eritematosa)
Ditemukan pada pasien yang sedang mendapatkan
pengobatan steroid dan antibiotic spectrum luas.
Gejala
Sering kali sakit
Tanda
Mukosa mulut terlihat merah menyala. Daerah
manapun dapat terlibat, termasuk palatum, lidah,
dan mukosa bukal
Kandidiasis eritematosa, yang terlihat pada pasien
HIV positif, adalah lesi bersifat kronis
Kandidiasis atrofik tampil sebagai daerah merah,
biasanya ditemukan di palatum dan dorsum lidah

2. Kandidiasis atrofik kronis (kandidiasis eritematosa kronis,


stomatitis karena gigi tiruan, denture sore mouth)
Faktor prediposisi yang berperan adalah tertutupnya
palatum dalam jangka waktu lama oleh pelat gigi tiruan
atau pelat ortodontik
Gejala
Biasanya tidak ditemukan gejala
Tanda
Mukosa berwarna merah menyala
Berhubungan dengan daerah palatum yang tertutup
oleh pelat terlihat sehat dengan warna normal
Istilah denture sore mouth sebenarnya kurang
tepat, karena pasien sering kali tidak mengetahui
keberadaan lesi tersebut
Merupakan infeksi candida yang paling umum
ditemukan dengan insidens 25-50% pada pemakai
gigi tiruan

3. Kandidiasis hiperplastik kronis (kandidal leukoplakia)


Kebiasaan merokok sangat erat hubungannya sebagai factor
penyerta dalam etiologi kelainan ini
Memiliki potensi untuk berubah kea rah keganasan
Gejala
Rasa sakit di komisura bibir
Tanda
Di komisura bibir ditemukan daerah berwarna putih
yang menempel cekat pada jaringan di bawahnya
Lesi bersifat unilateral atau bilateral
Tampilan lesi bisa halus atau berbintik-bintik
Dapat disertai ulserasi
Jarang senbuh sama sekali walaupun sudah
digunakan antijamur sistemik
Pasien harus dianjurkan untuk segera menghentikan
kebiasaan merokok
Biopsi diperlukan untuuk menentukan diagnosis
kandidal, leukoplakia, karena mikrorganisme
ditemukan intraepitel, tidak di atas permukaan
mukosa
Biopsi eksisi mungkin perlu dilakukan untuk
menghilangkan lesi bila terpi antijamur tidak
berhasil
Yang paling penting diperhatikan : lesi bersifat
praganas
Dalam waktu 10 tahun, 7% kasus akan berubah
menjadi ganas
Diperlukan pemeriksaan ulang jangka panjang

4. Kandidiasis mukokutaneus kronis


Infeksi candida rongga mulut juga dapat terjadi sebagai
bagian dari gangguan mukokutan yang jarang ditemukan
Tes diagnostik
Pada daerah yang terlibat dilakukan pemeriksaan
apus, kemudian diberi pewarnaan (pewarnaan Gram
atau reagen PAS (periodic acid-Schiff)) Kalium
hidroksida (KOH) juga dapat digunakan untuk
melihat hifa.
Sebaiknya dilakukan juga pemeriksaan swab dan
oral rinse untuk pemeriksaan kultur
Hitung candida kuantitatif dapat dilakukan untuk
memantau terapi yang diberikan. Pasien diminta
untuk memberikan sampel salivanya atau berkumur-
kumur dengan larutan phosphate-buffered saline
selama satu menit, sebelum dibuang ke dalam
wadah steril
Pemeriksaan biopsi dan histopatologi perlu
dilakukan untuk memastikan adanya kandidiasis
hiperplastik kronik
Birnbaum, Warren. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut : Petunjuk bagi
Klinisi/Penulis. Jakarta : EGC

Soeparman, dkk. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit
Universitas Indonesia.

Stawiski MA. Infeksi Kulit. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Jakarta:EGC, 1995;1291.

Siregar RS. Penyakit Virus. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Ke-
2. Jakarta: ECG,2005 ;84-7.

Hartadi, Sumaryo S. Infeksi Virus. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates,


2000; 92-4.

Anda mungkin juga menyukai

  • PS 2 Ortho
    PS 2 Ortho
    Dokumen2 halaman
    PS 2 Ortho
    Ameria Briliana Shoumi
    Belum ada peringkat
  • Fishbone 2
    Fishbone 2
    Dokumen1 halaman
    Fishbone 2
    Ameria Briliana Shoumi
    Belum ada peringkat
  • Epulis
    Epulis
    Dokumen10 halaman
    Epulis
    Ameria Briliana Shoumi
    Belum ada peringkat
  • Menggerakkan PEGAS T
    Menggerakkan PEGAS T
    Dokumen1 halaman
    Menggerakkan PEGAS T
    Ameria Briliana Shoumi
    Belum ada peringkat