LAPORAN KASUS
1.3. Anamnesis
Pasien perempuan usia 22 tahun datang ke RSGM UNSYIAH dengan keluhan adanya
luka pada bagian dalam pipi belakang bawah. Luka tersebut timbul dua hari yang lalu
setelah tergigit pada saat makan. Pasien masih merasakan rasa yang sangat nyeri sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan pada saat makan dan menelan. Pasien mengaku sebelumnya
tidak pernah merasakan luka seperti ini. Namun, belum dilakukan perawatan apapun untuk
menghilangkan rasa sakitnya. Pasien tidak sedang dalam keaadaan stress atau menstruasi.
Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk.
Gambar 1.1. Foto Intra Oral, adanya ulser dalam pada mukosa bukal kiri
1.4. Riwayat Penyakit Sistemik
1.9. Diagnosis
Traumatik Ulser
DD : Stomatitis Aphtousa Recurrent Mayor (SAR Mayor)
1.12. Anamnesis
Pasien telah datang 7 hari yang lalu dengan keluhan adanya ulserasi yang dalam
pada bagian pipi belakang bawah dekat dengan area retromolar pad. Setelah diberikan
kenalog in orabase, ulser menghilang dan pasien tidak merasakn lagi keluhan yang lain.
Gambar 1.2. foto intra oral setelah perawatan ulserasi yang telah hilang pada mukosa bukal kiri.
1.13. Pemeriksaan Ekstra Oral
Kelenjar Limfe
Submandibula : kanan : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -
Kiri : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -
Submental : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -
Servikal : kanan : Teraba +/ - Lunak/Kenyal/Keras Sakit +/ -
Bibir : TAK
Wajah : Simetri / Asimetri
Sirkum Oral : TAK
Lain-lain : TAK
1.14. Pemeriksaan Intra Oral
Mukosa Bukal : Fordyce’s granule +/ -
Cheek Biting +/ -
Mukosa Labial : TAK
Palatum Durum : Torus Palatinus +/ -
Palatum Molle : TAK
Lidah : Warna coating : dorsum : TAK
ventral : TAK
Dasar mulut : TAK
Gingiva : TAK
Saliva : TAK
Lain-lain : TAK
Halitosis :+/ -
1.15. Diagnosis
Traumatik ulser (sembuh / hilang)
DD : SAR Mayor
1.16. Rencana Perawatan
Perawatan tidak dilanjutkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi dan Etiologi
Secara sederhana ulser dapat didefinisikan sebagai kehilangan epithelium. Ulser
didahului terlebih dahulu dengan blister yang dapat berupa vesicle atau bullae. Walaupun
banyak lesi ulserasi yang secara klinis terlihat sama, etiologi penyebab timbulnya dapat
berasal dari reactive, infeksi, immunologi, dan penyakit neoplastic.1
Traumatik ulser merupakan lesi jaringan lunak yang paling sering ditemukan dalam
rongga mulut. Penyebab utamanya dapat dikarenakan oleh trauma mekanik yang sederhana
dan dapat juga disebabkan karena hubungan sebab-akibat antara suatu lesi. Banyak lesi
ulserasi yang disebabkan karena trauma yang tidak sengaja dan secara umum terlihat pada
area yang berdekatan dengan gigi seperti bibir bawah, lidah dan mukosa bukal.1
Selain disebabkan karena trauma mekanik, traumatik ulser juga dapat disebabkan oleh
kebiasaan yang abnornmal seperti menggigit pada pasien dengan gangguan kejiwaan,
iatrogenik tekanan yang terlalu kuat dari saliva ejektor, terkena mata bur pada saat
melakukan preparasi.1,2 Selain itu traumatik ulser juga dapat disebabkan oleh bahan kimia
karena tingkat keasaaman dan kebasaannya atau karena kemampuan bahan tersebut untuk
bertindak sebagai iritan lokal atau alergen. Termal juga dapat menyebabkan terjadinya
ulserasi pada rongga mulut seperti pizza yang panas, atau karena terkena material
kedokteran gigi seperti wax atau dental coumpound.1
Gambar 2.1. Traumatik Ulser akut yang terdapat di bawah lidah karena tekanan saliva ejektor
2.4. Perawatan
Sebagian besar kasus traumatik ulser dapat sembuh dengan sendirinya sekitar 7-10 hari
jika penyebab timbulnya dihilangkan. Jika adanya rasa sakit dapat diberikan topical
corticosteroid. 1,3
Pada kunjungan pertama pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Unsyiah tanggal 12 Juni
2012 datang dengan keluhan adanya luka pada bagian dalam pipi belakang bawah. Luka tersebut
timbul dua hari yang lalu setelah tergigit pada saat makan. Pasien masih merasakan rasa yang
sangat nyeri sehingga menyebabkan ketidaknyamanan pada saat makan dan menelan. Pasien
mengaku sebelumnya tidak pernah merasakan luka seperti ini. Namun, belum dilakukan
perawatan apapun untuk menghilangkan rasa sakitnya. Pasien tidak sedang dalam keaadaan
stress atau menstruasi. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk. Tidak ada riwayat penyakit
sistemik.
Pemeriksaan ekstra oral tidak menunjukkan adanya kelainan, sedangkan pada pemeriksaan
intra oral ditemukan lesi ulserasi yang dalam pada mukosa bukal kiri bagian posterior hamper
mendekati area retromolar pad dengan diameter berukuran 6mm, berwarna putih kekuningan
disertai halo eritema pada tepinya. Berbentuk bulat memiliki batas yang jelas. Berdasarkan
anamnesa dan gambaran klinis yang diperoleh didiagnosa pasien mengalami traumatik ulser.
Traumatic ulser merupakan lesi rongga mulut yang paling sering terjadi yang disebabkan oleh
trauma fisik seperti pipi atau lidah yang tergigit, atau pada gingiva karena terkena tekanan sikat
gigi yang terlalu kuat, iritasi karena gigi tiruan yang terlalu panjang, kesalahan penggunaan alat
kedokteran gigi, trauma kimia atau trauma suhu seperti berkontak dengan makanan yang panas.
Pada saat anamnesa diketahui bahwa traumatic ulser yang terjadi pada pasien diakibatkan
oleh trauma gigitan pada saaat mengunyah makanan yaitu pada gigi 27 dan 37. Gigitan yang
tidak sengaja merupakan faktor penyebab terbesar yang paling sering ditemui pada pasien
dengan traumatic ulser.
Perawatan yang diberikan kepada pasien pada saat kunjungan pertama yaitu kenalog in
orabase 0,1% yang diaplikasikan secara tipis pada permukaan lesi ulser yang kering dipakai 2x
sehari sesudah makan dan sebelum tidur. Selanjutnya disarankan kepada pasien untuk berhati-
hati pada saat mengunyah makanan. Pada kunjugan kedua tanggal 19 juni 2012 lesi ulserasi telah
hilang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Regezi,J.A. dkk. 2003. Oral Pathology : Clinical Pathologic Correlation (4th ed).
Elseiver Science. St.Louise, Missouri. USA.
2. Nevile, W.B. dkk. 2002. Oral and Maxillofacial Pathology (2nd ed). Saunders Company.
USA.
3. Greenberg,M.S. dkk. 2008. Burket’s Oral Medicine (8th ed). BC Dekker Inc : Hamilton.
4. Field, E.A & Allan, R.B. 2003. Review article: oral ulceration–aetiopathogenesis, clinical
diagnosis and management in the gastrointestinal clinic. Aliment Pharmacol Ther.
Blackwell Publishing Ltd. 18: 949-962.