BAB I
LAPORAN KASUS
Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan adanya warna kecoklatan pada gusi bagian
depan terutama di rahang bawah. Warna kecoklatan tersebut muncul sekitar 4 tahun
ynag lalu hingga sekarang dengan tidak adanya perubahan bentuk dan ukuran. Pasien
mengaku mempunyai kebiasaan merokok sejak 5 tahun yang lalu hingga sekarang.
Menurut pasien, dia dapat menghabiskan sekitar 16 batang rokok per hari dengan
jenis rokok filter. Pasien tidak mengeluhkan adanya rasa sakit.
Kebiasaan Buruk
Kebiasaan Diakui Disangkal Keterangan
Menyirih
Minuman Alkohol
Merokok Jenis rokok filter, 16
batang perhari, sejak 5
tahun lalu sampai
sekarang
Masalah Klinis
Terdapat lesi makula berwarna coklat kehitaman yang diffuse pada gingiva di
bagian labial, lesi tersebut sudah ada sejak empat tahun yang lalu tanpa perubahan
bentuk dan ukuran. Makula datar dan menyebar di permukaan gingiva anterior
rahang atas dan rahang bawah.
Diagnosis
Smoker’s melanosis (melanosis yang disebabkan karena kebiasaan merokok)
pada gingiva anterior rahang atas dan rahang bawah.
Diagnosis Banding
Pigmentasi Fisiologis
Melanoma Oral
Rencana Terapi
KIE :
- Instruksi pada pasien untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa lesi ini tidak berbahaya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.4 Perawatan
Berhenti merokok biasanya menunjukkan hilangnya melanosis selama
beberapa periode sampai beberapa tahun. Program berhenti merokok dengan
konsultasi dan dibantu oleh lingkungan keluarga akan memberikan keuntungan bagi
pasien. Menghentikan kebiasaan merokok yang diamati secara berangsur-angsur lesi
pigmentasi tersebut hilang lebih dari 3 tahun. Apabila lesi juga tidak menghilang dan
terjadi peningkatan densitas melanin serta peninggian permukaan sebaiknya
dilakukan biopsi untuk dapat mendeteksi perubahan ke arah malignan.1,2
Selain menghentikan kebiasaan merokok, berbagai macam perawatan estetis
untuk pigmentasi pada gingiva telah banyak dipaparkan diantaranya dengan
menggunakan bahan kimia dengan menggabungkan 90% phenol dan 95% alcohol
yang telah banyak digunakan untuk menghancurkan jaringan pada lapisan sel basal
yang mengalami pigmentasi, namun cara ini tidak digunakan lagi karena dapat
7
dengan menggunakan air dan udara 11% dan 0,5 watt power. Ujung alatnya berjarak
1 cm menjauhi permukaan. Pada area luka yang besar dilapisi dengan protein
coagulum.6
Pigmentasi Fisiologis
Melanoma Oral
Melanoma adalah suatu neoplasma berasal dari sel melanosit yang
mengandung pigmen melanin. Melanosit secara embriologi dibentuk oleh sel-sel
neural crest dan bermigrasi seperti pada kulit, mata, sistem saraf pusat, genital
dan biasanya di tempat manapun selama perkembangan.4 Melanoma merupakan
9
suatu cutaneous pigmented cancer yang sangat agresif dan dapat dideteksi pada
regio kulit dan merupakan lesi primer intra oral. Perkembangan melanoma yang
agresif membuat melanoma menjadi maligna.4 Lesi ini memiliki prognosis yang
baik apabila terdeteksi dengan cepat sebelum terlihat menjadi lesi nodular yang
mengindikasikan invasi ke jaringan ikat yang dalam.1
Karena melanoma maligna sering tidak terdeteksi maka penemuan
klinisnya sering dihubungkan dengan lesi berpigmen jinak. Melanoma oral
sebagian besar makula, namun lesi nodular dan bahkan pedunkulata dapat terjadi.
Menimbulkan nyeri, ulserasi, dan perdarahan. Pigmentasi bervariasi dari coklat
gelap menjadi biru-hitam, namun, lesi mukosa berwarna putih terkadang terlihat,
dan eritema jika lesi mengalami inflamasi. Palatum dan gingiva maksila
merupakan area paling sering ditemukannya oral melanoma, tetapi mukosa bukal,
gingiva rahang bawah, dan lesi lidah juga dapat terdiidentifikasi. Melanoma
metastatik paling sering mempengaruhi lidah, rahang, dan mukosa bukal. Suatu
massa pada leher mungkin ditemukan, hal tersebut menunjukkan area metastasis,
jarang terjadi keculai pada tumor.4
Pada pemeriksaan klinis ditemukan adanya pigmen berwarna kehitam-
hitaman pada mukosa oral pasien. Daerah mukosa yang terlibat biasanya pada
linggir alveolar, lidah, dasar mulut dan dapat terjadi pada rahang atas maupun
rahang bawah. Lesi biasanya tampak sebagai daerah pigmentasi yang dalam.
Sering disertai ulser dan perdarahan dan ukurannya cenderung untuk meningkat
secara progresif.7
Gejala dan juga tanda yang patut dicurigai sebagai tanda dari keganasan
suatu lesi berpigmen adalah perubahan warna seperti lebih terang atau lebih
gelap, gatal, perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas
dan tebal, pertumbuhan lesi dapat horizontal maupun vertikal, permukaan tidak
rata dan pada akhirnya terjadi ulser serta perdarahan.7
10
BAB III
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA