Anda di halaman 1dari 14

DESENSITIS

ASI
Devy Suherawati J530215003
DEFINISI HIPERSENSITIFITAS
DENTIN
Hipersensitivitas dentin (DH) adalah kondisi nyeri yang berhubungan dengan pulpa ketika dentin
terekspose berbagai rangsangan yang menyebabkan aktivasi serabut saraf. Menurut American
Association of Endodontists (AAE) DH didefinisikan sebagai “Respons menyakitkan yang
terjadisecara singkat, berlebihan, dan tajam yang ditimbulkan saat dentin yang terpapar stimulus
panas, mekanis atau kimiawi.

2
Etiologi
Tereksposnya tubulus dentinalis bisa disebabkan oleh multipel faktor, termasuk:
 Anatomi Cemento-enamel junction yang memiliki celah antara enamel dan sementum
Dapat menyalurkan suhu dan menimbulkan sensasi pada dentin.
 Keausan gigi, abrasi, erosi, gesekan, atau penyebab mekanis lainnya menyebabkan
hilangnya struktur email atau sementum dan eksposurnya dentin
 Hilangnya perlekatan periodontal akibat resesi gingiva atau penyakit periodontal dapat
mengakibatkan paparan permukaan akar
 Selain itu, korteks alveolar yang tipis, fenestrasi tulang alveolar, trauma, terapi ortodontik
atau bedah periodontal dapat berkontribusi pada kehilangan perlekatan periodontal
 Bahkan pada gigi utuh, serabut saraf dapat menjadi peka terhadap rangsangan dengan
adanya mediator inflamasi
3
desensitisasi
o Merupakan perawatan hipersensitif dentin dengan melapisi area dentin yang terbuka
dengan bahan desensitisasi seperti potassium nitirat, kalsium fosfat, dan flouride.
o Bahan densensitisasi ini bertujuan untuk melakukan blok terhadap tubulus dentinalis dan
melindungi dentin yang terbuka dari asam intrinsik dan ekstrinsik
o Terdapat dua cara desensitisasi yakni dengan pasta gigi mengandung bahan
desensitisasi yang dapat diaplikasikan mandiri oleh pasien dirumah dan desensitisasi
oleh dokter gigi

4
Bahan desensitisasi
1. Bahan Desensitisasi di klinik
Fluorida : bahan desensitisasi berbentuk pasta dengan campuran natrium fluorida,
kaolin, dan gliserin. Cara kerjanya dengan menyumbat tubulus dentin
Duraphat : bahan desensitisasi berbentuk ppernis yang mengandung 50mg natrium
flluoride
Fluocal : bahan desensitisasi berbentuk cairan yang mengandung 1 gr sodium fluorida
Kalsium Hidroksida : bahan desensitisasi yang mempunyai efek mengurangi
eksitabilitas saraf

5
Bahan desensitisasi
2. Bahan Desensitisasi untuk dipakai pasien di rumah
Pasta gigi dengan aksi kerja menyumbat tubulus dentin
Bahan desensitisasi yang terkandung dalam pasta tersebut ada yang berupa stronsium
klorida (Sensodyne), natrium monofluoroposfat (Colgate) dan formaldehid
(Thermodent)
Pasta gigi dengan aksi kerja mengurangi ekstabilitas saraf
Pasta gigi khusus dengan aksi kerja mengurangi eksitabilitas saraf mengandung kalium
nitrat (Denguel)
6
Cara pemakaian bahan
desensitisasi
Cara pemakaian bahan desensitisasi di klinik:

• Alat : Kaca mulut, pinset, sonde, ekscavator, probe WHO, dan nierbekken, brush atau burnisher
• Bahan : Cotton pellet, dan desentization agent.

Prosedur perawatan:

1. Persiapan alat dan bahan


2. Tentukan elemen gigi yang mengalami hipersensitivitas dentin
3. Sebelum pemakaian bahan desensitisasi maka gigi terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan
dari debris, plak, dan kalkulus
4. Isolasi gigi dan keringkan gigi

7
5. Aplikasikan bahan desensitisasi. Aplikasi bahan desensitisasi berbeda untuk setiap
bahannya :
- Bahan Pasta : Pasta digosokkan ke permukaan akar gigi yang sensitif dengan brush
atau burnisher, selama 1-2 menit kemudian dibilas dengan air hangat atau larutan
salin
- Fluokal atau cairan : Pengaplikasian menggunakan cotton pelet, fluokal dioleskan ke
bagian gigi selama 1-3 menit
- Kalsium hidroksida : kalsium hidroksida diaplikasikan ke permukaan akar gigi yang
hipersensitif, kemudian ditutup dengan pembalut periodontal selama satu minggu
6. Aplikasi bahan bisa diulangi 2-3 kali
7. Pemberian edukasi atau instruksi pasca desensitisasi kepada pasien
8. Kontrol satu minggu kemudian

8
Instruksi Pasca Desensitasi :
• Penggunaan pasta gigi yang mengandung
bahan desensitisasi seperti : potassium nitrat,
stronsium nitrat
• Penggunaan sikat gigi yang lembut dan
menyikat gigi dengan teknik yang tepat dan
kekuatan ringan
• Menjaga kebersihan mulut
• Tidak berkumur 30 menit pasca perawatan, Fase Kontrol :
tidak makan minum selama 1 jam • Lakukan pemeriksaan subjektif, apakah masih
terdapat keluhan gigi sensitif, apakah rasa
ngilu telah berkurang atau menghilang
• Lakukan pemeriksaan objektif, berupa
pemeriksaan air syringe, CE, sondasi, perkusi,
serta kontrol plak
• Menginstruksikan kembali cara penyikatan gigi
yang tepat dan sarankan pasien agar tetap 9
1
Identitas: pria,
Usia :usia 11 tahun
• CC: sensitivitas ekstrim pada gigi posterior terutama saat minum dan makan yang dingin.
• PI : keluhan dirasakan pasien pada gigi posterior, pasien melaporkan rasa nyeri saat menelan
makanan dingin atau panas dan tingkat sensitivitas 8 pada skala analog visual untuk
mengklasifikasikan sensitivitas gigi sebagai ringan, sedang atau ber
• PMH:-
• PDH:-
• FH;-
• SH:-

11
Pemeriksaan Intraoral :  menunjukkan adanya plak bakteri umum di permukaan gigi
Pemeriksaan Ekstraoral :-
TAHAPAN
1. Profilaksis gigi
2. pengangkatan kalkulus gigi,
3. aplikasi topikal fluoride,
4. instruksi menjaga OH
5. sealing gigi posterior
Desensitisasi menggunakan sistem perekat self-etch Single Bond Universal (3M ESPE, St. Paul,
MN, USA).

12
Adhesive system diaplikasikan dalam dua lapisan lingual atau palatal dan oklusal dari semua
gigi posterior,
Lapisan yang pertama  secara aktif diterapkan dengan sikat mikro selama 20 detik,
tanpa  curing.
Lapisan yang kedua diterapkan secara pasif, menunggu  selama 20 detik dan polimerisasi
ringan dilakukan selama 40 detik di setiap sisi wajah oleh unit pengawetan cahaya LED (Radii-
Cal, SDI, Bayswater, VIC, Australia).
Aplikasi adhesive system dengan benang gigi Pada bagian proksimal, setelah langkah yang
sama dijelaskan untuk wajah lainnya. Namun, sebelum pengeringan, matriks poliester
ditempatkan untuk mencegah adhesi pada gigi yang berdekatan
Evaluasi setiap 7 hari, 1 bulan, 2 bulan dan 1 tahun

13
TERIMA KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai