Anda di halaman 1dari 12

Nama : Annisa Syifa Maharani

NIM : 201611101045

Soal dan Jawaban Pretest IKGA

1. a. Apa yang dimaksud PRR?


Preventive Resin Restoration (PRR) merupakan suatu prosedur klinik yang digunakan
untuk mengisolasi pit dan fisur dan sekaligus mencegah terjadinya karies pada pit dan
fisur dengan memakai tehnik etsa asam. Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh
Simonsen pada tahun 1977, meliputi pelebaran daerah pit dan fisur kemudian
pembuangan email dan dentin yang telah terkena karies sepanjang pit dan fisur. Menurut
Simonsen, terdapat tiga tipe bahan restorasi pencegahan dengan resin (tipe A, tipe B dan
tipe C) yang diklasifikasikan berdasarkan pada perluasan dan kedalaman karies.
Klasifikasi ini untuk menentukan bahan restorasi yang akan dipakai.
b. Ada berapa macam PRR?

PRR ada tiga macam yaitu :

 PRR tipe A
 PRR tipe B
 PRR tipe C
c. Bagaimana tahapan dari masing-masing PRR?

PRR Tipe A Teknik aplikasi:

1. Bersihkan permukaan gigi dengan brush dan pumice

2. Gambar outline kavitas

3. Hilangkan karies yang kedalamannya sebatas enamel dari pit dan fissure menggunakan low
speed round bur

4. Menghaluskan seluruh permukaan bidang preparasi dengan fine finishing diamond bur

5. Isolasi gigi dengan cotton rolls


6. Etsa 15 detik,lepas cotton roll, bilas 20’ dan keringkan 15 detik

7. Isolasi gigi dengan cotton rolls

8. Aplikasi sealant, hindari gelembung

9. Polimerisasi sinar 20’atau sesuai aturan pabrik

10. Lepas cotton rolls

11. Cek oklusi dengan articulating paper

PRR Tipe B

Teknik Aplikasi:

1. Bersihkan permukaan gigi dengan brush dan pasta gigi

2. Gambar outline kavitas

3. Hilangkan karies yang kedalamannya sebatas dentin yang dangkal dari pit dan fissure
menggunakan low speed round bur.

4. Menghaluskan seluruh permukaan bidang preparasi dengan fine finishing diamond bur

5. Isolasi gigi dengan cotton rolls

6. Dentin yang terbuka di beri liner Ca(OH)2

7. Etsa 15 detik, lepas cotton roll, bilas 20’ dan keringkan 15’

8. Aplikasi bonding agent dengan menggunakan cotton pellet kemudian dikeringkan dengan chip
blower supaya merata dan disinar selama 10 detik

9. Aplikasi komposit ke dalam kavitas hingga bentuk sesuai dengan anatomi gigi. dan disinar
selama 40 detik.

10. Aplikasi sealant diatas bahan restorasi dan pada pit, fissure yang tidak terkena karies dengan
menggunakan aplikator (sonde bengkok) hindari gelembung udara

11. Polimerisasi sinar selama 20 detik


12. Lepas cotton roll

13. Cek oklusi dengan menggunakan articulating paper

Teknik aplikasi PRR tipe C1.


 
1. Isolasi gigi dengan rubber dam atau cotton roll disertai saliva ejektor. Dengancotton roll
menghasilkan isolasi jangka pendek walaupun kapas harus seringdiganti oleh karena cotton roll
akan dipenuhi oleh saliva.
2. Pembuangan karies pit dan fisur yang terdeteksi menggunakan round burdengan handpiece
kecepatan tinggi. Hanya pit dan fisur yang terdeteksiadanya karies yang dipreparasi.
 3. Profilaksis permukaan gigi dengan rubber cup atau brush dengan bahan pumisyang tidak
mengandung fluor. Cuci permukaan gigi untuk menghilangkanpasta profilaksis dan debris,
kemudian gigi dikeringkan dengan semprotanudara.
4.Aplikasi liner Ca(OH)2 pada dentin terbuka. Dan diberikan basis cement zincphosphate pada
kavitas.
 5.Aplikasi asam fosfat 37 % pada permukaan enamel gigi dengan tip applicatorse
lama 60”.
6.Permukaan gigi dicuci dengan semprotan air dan udara selama 10“,kemuduian keringkan
selam 5 “. Enamel yang telah dietsa akan terl
ihat putihburam.
7. Kemudian isolasi gigi dengan cotton roll. Mengulas kavitas dengan bahanbonding
menggunakan cotton pellet atau kuas, kemudian dikeringkan denganchip blower supaya merata
dan disinar selama 20 detik.
8.Selanjutnya memasukkan komposit filled ke dalam kavitas hingga bentuksesuai dengan
anatomi gigi, disinar selama 20-40 detik. mengulas aplikasibahan sealant komposit unfilled
diatas restorasi dan pada pit dan fissuredengan menggunakan aplikator (sonde bengkok) hindari
gelembung udara.Polimerisasi sinar visible 20-40 detik. Aplikasi komposit ke dalam
kavitashingga bentuk sesuai dengan anatomi gigi. dan disinar selama 20 detik.
9. Dengan menggunakan eksplorer daerah pit dan fisur ditelusuri, jika belumterisi bahan silen
dapat ditambahkan kembali

2. a. Apa yang dimaksud TAF?


Topikal Aplikasi Fluor (TAF) merupakan suatu bentuk upaya pencegahan primer selain
fissure sealant yang berguna untuk remineralisasi struktur gigi dengan
mengaplikasikan bahan seperti NaF, SnF2, atau APF pada permukaan gigi yang
diindikasikan untuk individu dengan resiko karies tinggi yang dilakukan oleh praktisi
gigi dan dapat diaplikasikan dengan mudah. Fluoridasi topikal ini sangat dianjurkan pada
gigi anak yang baru erupsi di dalam mulut untuk memperkuat lapisan email gigi.

b. Sebutkan macamnya!

Aplikasi fluor secara topikal dapat menggunakan beberapa jenis sediaan, antara lain :

 Varnish fluor yang mengandung 5% natrium fluorida (NaF)


 pasta fluor dengan konsentrasi tinggi Stannous Fluoride (SnF2)

 Gel fluor yang mengandung 1,23% acidulated phosphate fluoride (APF)


c. Bagaimana tahapan masing-masing TAF?
 Tehnik aplikasi topical fluor dengan larutan NaF yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1. Mahkota gigi dibersihkan dan dipoles dengan pasta propilaksis
2. Permukaan gigi yang telah dibersihkan, diisolasi dan dikeringkan dengan gulungan
kapas
3. Oleskan larutan NaF 2% pada permukaan gigi
4. Biarkan gigi basah 3-4 menit.
5. Pemberian diulangi pada kwadran yang lain
6. Diberikan dengan interval waktu 1 minggu
7. Pada akhir pengulasan fluor, pasien diperbolehkan berkumurkumur 1 kali
8. Perawatan dianjurkan pada usia 3,7, 11 dan 13 tahun, bersamaan dengan erupsi gigi
baru (Forrest, 1995)

 Tehnik aplikasi topikal fluor dengan Stannous Fluoride adalah sebagai berikut :
:1. Permukaan gigi dibersihkan dan dipoles dengan pasta propilaksis masing-masing
selama 5-10 detik
2. Separuh mulut disolasi dan dikeringkan
3. Larutan SnF2 dioleskan pada permukaan gigi dan dibiarkan basah selama 4 menit.

3. a. Apa yang dimaksud pulpektomi dan pulpotomi?


Pulpotomi adalah Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar
pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular. Pulpektomi adalah tindakan
pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi.
b. Bagaimana tahapan pulpektomi dan pulpotomi?
A. Teknik Perawatan Pulpektomi
Pertama :
 Anestesi (bila perlu) dan isolasi gigi
 Karies dibersihkan
 Outline form diperbaiki
 Atap pulpa dibuka sepenuhnya
 Preparasi biomekanis : pulpa yang mengering dibersihkan sampai sepanjang saluran
akar, dan kira-kira mencapai k-file nomor 35
 Irigasi sebanyak-banyaknya dengan air aquades agar serpihan-serpihan dentin keluar
dari saluran , lalu kemudian dikeringkan.
 Beri cotton pelet dengan bahan obar sterilisasi (rotation of medication) seperti CHKM,
CMCP, Creosote, Cresophene dll yang ditaruh di kamar pulpa lalu tutup dengan
tmpatan sementara.

Kedua :
 Setelah 3 hari cek apakah ada keluhan dari pasien atau tidak (kontrol gejala) meliputi
perkusi, druksasi, mobilitas, warna,dan perabaan. Serta dicek dengan K-file nomor
terakhir (pada waktu preparasi preparasi biomekanis) apakah ada ada pus yang keluar
dari saluran akar atau tidak
 Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication). Ditutup kembali dengan
tumpatan sementara.

Ketiga :
 Setelah 3 hari, kontrol gejala kembali. Jika tidak ada keluhan dari pasien maupun gigi
yang sedang dirawat, maka bisa memulai dengan pengisian saluran akar dengan
bahan ZnOE.
 Isolasi terlebih dahulu.
 Irigasi terlebih dahulu, kemudian keringkan.
 Siapkan bahan lalu aduk dengan konsistensi kental.
 Ambil bahan sedikit(dengan alat dycal), taruh di bagian orifice saluran akar. Dorong
bahan tersebut dengan cotton pelet (kecil saja) yang dijepit dengan pinset agar masuk.
Lakukan berulang-ulang sampai saluran akar tersebut penuh.
 Jika sudah penuh, maka bersihkan kamar pulpa dari ZnOE . Tutup bagian orifice
dengan Zinc Pospat setinggi kira-kira 1mm.

Keempat :
 Jika kontrol gejala juga tidak menunjukkan kelhan setelah pengisian, maka bisa
dilakukan tumpat tetap dengan GIC IX. Gigi tersebut dibangun selayaknya gigi
sehat.
 Cek oklusi.
 Restorasi bila perlu.

PULPOTOMI
teknik pulpotomi vital
Kunjungan pertama
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, kemudian gigi
diolesi dengan larutan yodium (Gambar A).
4) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril dengan kecepatan
tinggi dan semprotan air pendingin kemudian pemotongan atau amputasi jaringan
pulpa dalam kamar pulpa sampai batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur
kecepatan rendah (Gambar B, C dan D).
5) Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah masuknya sisa
– sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular. Hindarkan penggunaan
semprotan udara.
6) Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang dibasahi
larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau aquadest, letakkan kapas tadi
di atas pulp stump selama 3 – 5 menit.
7) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati – hati. Hindari pekerjaan kasar karena pulp
stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan kembali.
8) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis saluran akar
ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil yang dibasahi dengan
formokresol jangan terlalu basah, dengan meletakkan kapas tersebut pada kasa steril
agar formokresol yang berlebihan tadi dapat diserap (Gambar E).
9) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat warna coklat tua
atau kehitam – hitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol.
10)Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari ZnO, eugenol
dan formokresol dengan perbandingan 1:1 (Gambar F), di atasnya tempatkan tambalan
tetap (Gambar G).
Gambar
Prosedur perawatan pulpotomi vital dengan formokresol satu kali kunjungan

Kunjungan kedua
Apabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa berarti
peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan 2 kali
kunjungan.

Teknik pulpotomi dua kali kunjungan :


1) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril yang
dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.
2) Hindarkan pemakaian obat – obatan untuk penghentian perdarahan, seperti adrenalin
atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan
keradangan pulpa.

Kunjungan kedua (sesudah 7 hari)


1) Tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil
dari kamar pulpa.
2) Letakkan di atas orifis, pasta campuran dari formokresol, eugenol dengan
perbandingan 1:1 dan zink oksid powder.
3) Kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan tutup dengan tambalan tetap.

Pulpotomi devital
Teknik pulpotomi devital :
Kunjungan pertama
1) Ro-foto, isolasi daerah kerja.
2) Karies disingkirkan kemudian pasta devital para formaldehid dengan kapas kecil
diletakkan di atas pulpa.
3) Tutup dengan tambalan sementara, hindarkan tekanan pada pulpa.
4) Orang tua diberitahu untuk memberikan analagesik sewaktu – waktu jika timbul rasa
sakit pada malamnya.

Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari)


1) Diperiksa tidak ada keluhan rasa sakit atau pembengkakan.
2) Diperiksa apakah gigi goyang.
3) Gigi diisolasi.
4) Tambalan sementara dibuka, kapas dan pasta disingkirkan.
5) Buka atap pulpa kemudian singkirkan jaringan yang mati dalam kavum pulpa.
6) Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO / eugenol pasta atau ZnO
dengan eugenol / formokresol dengan perbandingan 1:1.
7) Tutup ruang pulpa dengan semen kemudian restorasi.

Pulpotomi non vital


Teknik non vital pulpotomi :
Kunjungan pertama
1) Ro-foto daerah kerja.
2) Buka atap pulpa / ruang pulpa
3) Singkirkan isi ruang pulpa dengan ekskavator atau bur bulat yang besar sejauh
mungkin dalam saluran akar.
4) Bersihkan dari debris dengan aquadest kemudian keringkan dengan kapas.
5) Formokresol yang telah diencerkan atau CHKM diletakkan dengan kapas kecil ke
dalam ruang pulpa kemudian ditambal sementara.

Kunjungan kedua (setelah 2 – 10 hari)


1) Periksa gigi tidak ada rasa sakit atau tanda – tanda infeksi.
2) Buka tumpatan sementara, bersihkan kavitas dan keringkan.
3) Letakkan pasta dari ZnO dengan formokresol dan eugenol (1:1) dalam kamar pulpa,
tekan agar pasta dapat sejauh mungkin masuk dalam saluran akar.

4. a. Apa yang dimaksud apeksifikasi dan apexogenesis?


Apeksifikasi adalah suatu perawatan endodontik pada gigi permanen non vital dimana
foramen apikalnya masih terbuka atau belum terbentuk sempurna yang bertujuan untuk
merangsang pembentukan apeks gigi. Apeksogenesis merupakan suatu prosedur yang
melibatkan pulpa yang terinflamasi pada gigi yang perkembangannya belum sempurna.
b. Bagaimana tahapan apeksifikasi dan apexogenesis?
 Tahapan apeksfikasi adalah sebagai berikut :
1. Ukur panjang kerja dan kurangi 2 mm dari panjang gigi untuk menghindari kerusakan
jaringan periapeks dan preparasi dinding saluran akar pada 1/3 apeks yang tipis
2. Lakukan anestesi
3. Isolasi gihi dan lakukan desinfeksi
4. Pembukaan kamar pulpa dan keluarkan isi saluran akar
5. Preparasi untuk membuang jaringan akar nekrotik dan menghaluskan dinding saluran
akar untuk persiapan peletakkan Ca(OH)2
6. Bila irigasi mulai bersih, saluran akar dikeringkan dengan kertas hisap
7. Pasta Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam saluran akar diusahakan kontak dengan jaringan
periapeks tetapi tidak boleh sampai overfilling
8. Kelebihan Ca(OH)2 di kamar pulpa dibuang, kemudian diberi basis dan tunpat dengan
GIC atau ZnO eugenol atau semen polikarboksilat
9. Lakukan restorasi tetap
10. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan
 Tahapan apeksogenesis adalah sebagai berikut
1. Lakukan anestesi
2. Isolasi gigi dan lakukan desinfeksi
3. Pembukaan kamar pulpa, pembuangan serabut pulpa dan debris dari korona sampai
daerah yang diamputasi. Amputasi pada korona di daerah servikal dilakukan dengan
menggunakan ekskavator bulat tajam atau bur besar bulat steril dengan putaran
rendah.
4. Penghentian perdarahan menggunakan butiran kapas mengandung anestesi lokal atau
salin
5. Pasta Ca(OH)2 diletakan diatas permukaan pulpa setebal 1-2mm
6. Basis dan tunpat dengan GIC atau ZnO eugenol atau semen polikarboksilat
7. Lakukan restorasi tetap
8. Evaluasi dilakukan 3,6,12,24 bulan
5. Beda perawatan pulpektomi pada gigi sulung dan gigi permanen.

Pulpektomi Gigi Sulung Pulektomi Gigi Permanen


Pulpektomi diindikasikan untuk gigi Pulpektomi di indikasikan pada gigi
dengan tanda dan gejala pulpitis sulung dengan diagnosa pulpitis
irreversible. irreversibel atau nekrosis pulpa
Pulpektomi pada gigi permanen hanya Dalam gambaran radiografi terdapat
dapat dilakukan pada gigi yang resorpsi akar kurang dari sepertiga apikal
perkembangan akarnya telah selesai. masih diindikasikan untuk perawatan
pulpektomi.
Gigi dengan pulpitis hiperplastik (pulpa Gigi sulung dengan adanya abses
polip) juga diindikasikan untuk dilakukan periapikal.
perawatan pulpektomi.
Pulpektomi dilakukan apabila sisa Mahkota gigi masih dapat direstorasi.
jaringan gigi masih bisa direstorasi.
Perawatan pulpektomi diindikasikan Perdarahan yang berlebihan pasca
apabila perawatan pulp capping direk dan perawatan pulpotomi atau pulpotomi yang
pulpotomi prognosisnya buruk. tidak berhasil.
6. a. Jelaskan apa yang dimaksud DHE.
DHE atau Dental Health Education atau dalam bahasa indonesianya KIE (Komunikasi,
Instruksi, dan Informasi). DHE merupakan pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang
diberikan kepada pasien dengan tujuan agar pasien dapat merubah kebiasaan buruk yang
dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulutnya serta meningkatkan derajat kesehatan
gigi mulut pasien.
b. Tahapan DHE.

Tahapan-tahapan pada DHE:

1. Motivasi
Menumbuhkan motivasi pada diri pasien dengan menjelaskan penyebab dan
bagaimana suatu penyakit terjadi.
2. Edukasi
Memberikan edukasi mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pasien.
3. Instruksi
Menginstruksikan dan mendemonstrasikan tentang cara kontrol plak dalam kehidupan
sehari-hari.
7. a. Macam ektraksi gigi sulung.
b. Tahapan masing2

Anda mungkin juga menyukai