Anda di halaman 1dari 42

CRSS

ORAL MEDICINE

FOCUS CASE : LESI


PIGMENTASI

DHONY MIFTAHUL HUDA

PRECEPTOR : drg. RATNA S, M.Si.Med.


IDENTITAS PASIEN
Jenis
Nama Umur Kelamin
Tuan Y 23 Tahun Laki- laki

Jl. Gemah
Mahasiswa 14XX
raya

Pekerjaan Alamat No. RM


KUNJUNGAN PERTAMA
Pasien datang ke RSGM atas
motivasi operator untuk periksa
kondisi gusi yang tampak coklat
kehitaman sejak SMA, dilihat ada
1
warna seperti itu setelah memiliki
kebiasaan merokok.
2

Merokok sehari 1-2 batang sampai


3sekarang. Warna semakin menghitam

ketika dalam waktu satu tahun rutin


4merokok. Tidak ada keluhan pada

gusi tersebut, hanya warna yang


menghitam.
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
Jaringan Parut
Tidajk ada
Keadaan Umum.
Baik Vital Sign

• TD : 120/80
• HR : 75 x/menit
• RR : 16 x/menit
• TB : 173 cm
Cacat Fisik • BB : 65 kg
Tidak Ada
Warna Kulit
Daerah Kulit Muka
yang Tampak Normal
Ada
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
Tonjolan -
Cacat -
Bercak di kulit +
Wajah simetris
Kelenjar tiroid Normal
Kelenjar sublingual Normal
Kelenjar submandibular Normal
Nodus limfatik Normal

Luas pergerakan Normal


Nyeri tekan pada TMJ Tidak ada
Suara Tidak ada
Locking Tidak ada
Dislokasi Tidak ada
ASSESTMENT
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif terdapat
lesi pigmentasi smokers melanosis
TREATMENT

KIE
 Komunikasikan bahwa kondisi yang dialami pasien terdapat
berupa lesi pigmentasi SMOKERS MELANOSIS

 Informasikan bahwa kondisi ini karena kebiasaan merokok,

 Edukasikan untuk menjaga OHI, program berhenti merokok


yang ditawarkan ke pasien.
MELANOPLAKIA
Pigmentasi gelap menyeluruh dan
konstan pada mukosa mulut,
umumnya pada orang berkulit gelap.
• Jumlah melanin yang meningkat

• Lokasi pada gingiva cekat,


berupa pita gelap lebar batas
jelas dan melengkung.
• Pada mukosa bukal, palatum
keras, bibir, lidah.
Lesi simetris dan tidak bergejala.
Kadang-kadang dapat asimetris dan
berupa bercak.
Pigmentasi dari warna coklat muda
sampai coklat tua dan kadang tampak
biru tua.
MELANOSIS PADA PEROKOK

Perubahan warna yang khas pada


01 permukaan
tembakau.
mukosa yang terpapar

02 Bukan fisiologis normal

03 Disebabkan deposisi melanin lapisan


sel basal mukosa

04 Deposit melanosit merupakan suatu


respons perlindungan terhadap
substansi toksik yang ada dalam asap
tembakau
Lesi berupa bercak luas warna coklat sampai abu-abu muda ukuran
beberapa cm.

Zona gelap terdistribusi asimetris diseluruh bercak.

Lokasi biasanya pada gingiva anterior rahang bawah dan mukosa bukal.
Daerah yang rentan : mukosa labial, palatum, lidah, dasar mulut, bibir.

Derajat pigmentasi : coklat muda sampai coklat tua


Semakin lama seseorang merokok semakin beresiko
timbulnya smoker’s melanosis. Rangsangan asap rokok
tersebut menyebabkan pigmentasi pada mukosa mulut.

Fenomena yang paling umum terjadi dan dikenali pada


perokok adalah tampaknya pigmentasi melanin yang disebut
smoker’s melanosis dalam rongga mulut.

Derajat pigmentasi dipengaruhi oleh berbagai faktor


beberapa di antaranya yang paling berpengaruh adalah
durasi merokok dan jumlah rokok yang diisap seseorang
dalam sehari
(Gondak, 2012 dalam Vieta et.al., 2017)
Warna gingiva tergantung dari jumlah pigmen
melanin pada epithelium, derajat keratinisasi
epithelium dan vaskularisasinya serta sifat fibrosa
dari jaringan ikat di bawahnya.

Pada Kaukasia pigmentasi umumnya minimal,


pada bangsa Afrika atau Asia daerah pigmentasi
kecoklatan atau hitam kebiruan terlihat menutupi
sebagian besar gingival.
Hiperpigmentasi gingiva secara klinis ditandai dengan adanya
pewarnaan coklat gelap hingga hitam pada gingiva. Gingiva
merupakan jaringan intraoral yang paling sering terjadi pigmentasi.

Penelitian Cicek (2003) menyampaikan bahwa pigmentasi


umumnya disebabkan oleh 5 pigmen utama yaitu: melanin,
melanoid, oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain itu
pigmen lainnya bilirubin dan besi.

Penelitian oleh Miller (1998) menyatakan bahwa merokok dapat


merangsang melanosit mukosa oral untuk memproduksi melanin
secara eksesif, sehingga menciptakan patch pigmentasi coklat di
atas mukosa gingival atau bukal diantara 5-22% perokok
Jumlah dan intensitas melanosis pada rongga
mulut bergantung kepada dosis, dan penghentian
merokok tampaknya menghilangkan kondisi ini
sepenuhnya.
Melanosis Pada Pasien Perokok
Perubahan warna yang khas pada permukaan mukosa yang terpapar tembakau.

Bukan fisiologis normal

Disebabkan deposisi melanin lapisan sel basal mukosa.

Deposit melanosit merupakan suatu respons perlindungan terhadap substansi toksik yang ada dalam asap
tembakau.

Pigmen berwarna coklat, multiple,

Derajat pigmentasi dipengaruhi oleh berbagai faktor beberapa di antaranya yang paling berpengaruh adalah
durasi merokok dan jumlah rokok yang diisap seseorang dalam sehari

Lesi berupa bercak luas warna coklat sampai abu-abu muda ukuran beberapa cm.

Zona gelap terdistribusi asimetris diseluruh bercak.

Lokasi biasanya pada gingiva anterior rahang bawah dan mukosa bukal. Daerah yang rentan : mukosa labial,
palatum, lidah, dasar mulut, bibir.
Derajat pigmentasi : coklat muda sampai coklat tua
  Smoker’s melanosis Physiologic Pigmentation

Persamaan Perubahan pigmentasi berwarna Pigmentasi pada bagian


coklat pada permukaan mukosa, gingival cekat permukaan
mukosa

Perbedaan 1. Dapat hilang apabila kebiasaan 1. Pigmentasi tidak dapat


merokok dihentikan hilang.
2. Biasanya tidak simetris 2. Pigmentasi biasanya
3. Bersifat eksogen simetris
  3. Bersifat endogen
Reference

Langlais, R., Miller, C., 2015Atlas Berwarna Lesi Mulut


Yang Sering Ditemukan Edisi 4. Wolters Kluwer.

Lewis., A., Jordan, C.K. 2018. Penyakit Mulut Diagnosis


dan Terapi. Jakarta : EGC.
D
D
D
JOURNAL READING
PREVALENSI DAN DISTRIBUSI SMOKER’S MELANOSIS PADA
BURUH BANGUNAN YANG PEROKOK DI PT.TRIKENCANA SAKTI
UTAMA KETAPING

Windy Okta Pratiwi *, Citra Lestari*, Abu Bakar** *Bagian Periodonsia,


FKG Universitas Baiturrahmah **Bagian Ilmu Penyakit Mulut, FKG
Universitas Baiturrahmah Jl. Raya By. Pass KM. 14 Sei Sapih, Padang
Email : ceetradent@gmail.com

Jurnal B-Dent, Vol 4, No.1, Juni 2017


Problem
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prevalensi dan
distribusi smoker’s melanosis ts pada buruh bangunan yang
n
perokok di PT. Trikencana Sakti
Co
nte
Utama Ketaping.
nts
e
o nt
C
Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yang terjadi di
rongga mulut adalah smoker’sont melanosis yang mana ciri-
e nt
s

C
cirinya mukosa berwarna kecoklatane n ts yang disebabkan karena
nt
meningkatnya produksi melanin Co
oleh sel melanosit, hal ini
disebabkan oleh kandungan bahan kimia dalam rokok sangat
banyak yaitu sekitar 300 bahan kimia.
Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga
dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut.
Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang pertama kali terpapar
asap rokok sehingga sangat mudah terpapar efek rokok karena
merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok
yang utama.

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa


kelainan pada rongga mulut seperti penyakit periodontal, oral
candidiasis, leukoplakia, nikotin Palatinis (stomatitis), Smoker’s
melanosis, Submukus Fibrosis dan Hairy Tongue
Pigmentasi bersifat reversible, dapat hilang apabila menghentikan
kebiasaan merokok. Smoker’s melanosis dapat mempengaruhi
permukaan mukosa manapun namun pada umumnya terjadi pada
gingiva anterior labial mandibular

Nikotin dapat menyebabkan efek melanosis pada gusi, dimana


melanosis pada perokok terjadi kerena efek dari nikotin (senyawa
polisiklik) terhadap sel melanosit yang terletak disepanjang sel-sel
basal epitel lapisan mukosa mulut. Nikotin langsung merangsang
melanosit memproduksi melanosom berlebih yang menghasilkan
deposisi peningkatan pigmen melanin
Dari hasil studi terhadap 31.000 kulit putih, sebanyak
21.5% perokok memperlihatkan smoker's melanosis,
sementara hanya 3% yang tidak menderita lesi
melanosis atau smoker’s melanosis

D
D
D
Intervention
3. Populasi total subjek dalam penelitian ini
adalah seluruh perokok pada buruh
bangunan di PT. Trikencana Sakti Utama
Ketaping yang berjumlah 30 orang

2. pemeriksaan intra oral di 4. Pengambilan sampel pada dalam


PT. Trikencana Sakti penelitian ini adalah dengan
Utama Ketaping menggunakan metode total
sampling yang artinya seluruh dari
anggota populasi dijadikan sebagai
sampel
1. Jenis penelitian ini
adalah penelitan survei 5. kriteria terhadap sampel
deskriptif melalui penelitian, yaitu : a. Buruh
pengambilan data primer bangunan di PT. Trikencana Sakti
Utama Ketaping yang perokok. b.
Mengkonsumsi rokok c. Bersedia
menjadi sampel
Melakukan pemeriksaan dengan cara:

Pasien disuruh berkumur-kumur


dengan aquades selama kurang Skor 0 = Tidak ada pigmentasi Skor
lebih 15 detik 1 = Satu atau dua unit pigmentasi
pada papilla interdental tanpa
pembentukan pita kontinu Skor 2 =
Melakukan pemeriksaan smoker’s lebih dari tiga unit pigmentasi pada
melanosis dengan memasangkan papilla interdental tanpa
mouth retractor dan dilihat secara pembebntukan pita kontinu Skor 3 =
intra oral pada gingiva anterior satu atau lebih pembentukan pita
labial mandibula yaitu dari gigi 33
sampai 43 kontinu pendek dari pigmentasi
gingiva Skor 4 = satu pita kontinu
meliputi seluruh daerah antara gigi
Melakukan pengamatan dengan kaninus.
perhitungan pigmentasi gingiva
dengan menggunakan indeks
melanin
Comparation

penelitian tentang
prevalensi dan distribusi
smoker’s melanosis lama
merokok, jenis rokok,
jumlah rokok dan
pigmentasi
outcome
Prevalensi dan
Distribusi Smoker’s
Melanosis
berdasarkan
Indeks Melanin
Prevalensi dan Distribusi Smoker’s Melanosis berdasarkan
Lama Merokok
Prevalensi dan Distribusi Smoker’s Melanosis
berdasarkan Jenis Rokok
Prevalensi dan Distribusi Smoker’s Melanosis berdasarkan
Jumlah Rokok
responden memilih jenis
rokok filter karena harga
rokok filter lebih murah dari
rokok non filter dan juga
Silverman dan Eversole dipengaruhi faktor dari
(2001) juga menyatakan warung yang menyediakan
bahwa semakin lama rokok dilingkungan tersebut
merokok, semakin tinggi pada umumnya
hasil lama merokok paling kandungan melanin dalam
banyak >10 tahun yaitu 22 menyediakan rokok jenis
jaringan, semakin besar filter
orang (73,3%). Hasil ini kemungkinan terjadinya
berbanding lurus dengan melanosis dalam rongga
penelitian yang dilakukan mulut.
oleh Djokja (2013) yang
menunjukan jumlah
perokok yang paling
banyak dengan lama
merokok lebih dari 10
tahun sebanyak 61 orang
atau 81.25%
dampak yang buruk pada penggunanya karena
kandungan zat kimia pada rokok filter juga tetap sama
dengan rokok non filter.

Berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi paling


banyak >20 batang/hari yaitu 12 orang (40%) pada
buruh bangunan yang perokok di PT. Trikencana
Sakti Utama Ketaping. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Melda (2014)
tentang prevalensi smoker’s melanosis pada
kalangan petani perokok di Kecamatan Rijang
Kab.Sidrap diperoleh hasil sebanyak 68,2% petani
merokok >15 batang/hari.
Penelitian ini didukung dengan penelitian Nadeem dkk di
Pakistan, (2011) menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara lama merokok dengan distribusi pigmentasi
melanin intra oral.

Kondisi ini disebabkan oleh efek panas dari asap


tembakau pada jaringan mulut atau efek langsung
dari nikotin yang merangsang sel melanosit yang
terletak disepanjang sel-sel basal epitel untuk
menghasilkan melanosom sehingga
mengakibatkan deposisi peningkatan melanin
Critical Appraisal
Yes Can’t No
Tell

1. Were the following clearly


stated √
• Patients √
• Intervention √
• Comparasion √
intervention
• Outcome(s)
ARE THE RESULTS OF THIS SINGLE TRIAL VALID?
A. The main questions to answer:

Yes Can’t Tell No


1. Was the assignment of patients to √
treatment randomized?
2. Was the randomization list √
concealed? Can you tell?
3. Were all subjects who entered the √
trial accounted for at its
conclusion?
4. Were they analysed in the groups √
to which they were randomized, i.e.
intention-to-treat analysis
B. Some finer points to address :
Yes Can’t Tell No
5. Were subjects and clinicians √
‘blind’ to which treatment was being
received, i.e. could they tell?
6. Aside from the experimental √
treatment, were the groups
treated equally? √
7. Were the groups similar at the
start of the trial?
9. How large was the treatment Relative risk (RR) = =
effect?
Consider Relative risk (RRR) =
• How were the results expressed = -1,7
(RRR, NNT, etc)
Absolute risk (ARR) = CER - EER

Reduction
Pain one day post-surgery = - 0,46
Number needed To threat (NNT)
= = -2,17
Penelitian ini melihat prevalensi
10.How precise were the results?
dan distribusi smoker’s
• Were the results presented melanosis pada buruh bangunan
yang perokok
with confidence intervals?
CAN I APPLY THESE VALID, IMPORTANT RESULTS TO MY PATIENT?

Yes Can’t Tell No

11.Do these results apply to my patient?


• Is my patient so different from those in the trial √
that the results don’t apply?
• How great would the benefit of therapy be for my √
particular patient

12.Are my patient’s values and preferences satisfied



by the intervention offered?
• Do I have a clear assessment of my patient’s

values and preferences?
• Are they met by this regimen and its potential

consequences
Thank You

Anda mungkin juga menyukai